Anda di halaman 1dari 33

MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA

(Topik : Perkembangan Anak)


Semester Genap TA. 2019/2020

KELAS : S2C

 NAMA LENGKAP : WURYANINGRUM


 NPM : 201901500597

Jurusan Bimbingan dan Konseling


Universitas Indraprasta PGRI
Jakarta
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja
dengan judul “Perkembangan Anak”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing dalam
menulis makalah ini.Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jakarta , April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I
A. Latar Belakang Psikologi Perkembangan .................................................................... 1
1. Pengertian Psikologi Perkembangan ..................................................................... 1
2. Kedudukan Psikologi Perkembangan dalam sistematika Psikologi ........................ 1
3. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan. ............................................................ 2
4. Tugas Perkembangan ............................................................................................ 3
BAB II
A. Definisi Masa Pranatal ............................................................................................... 4
1. Konsepsi Awal Kehidupan Manusia ..................................................................... 4
2. Karakteristik Tahap Perkembangan masa Pranatal ................................................ 4
3. Faktor yang Mempengaruhi Periode Pranatal ........................................................ 6
4. Bahaya fisik dan psikologis masa pranatal ............................................................ 7
B. Ciri-ciri masa bayi; ..................................................................................................... 8
1. Tugas perkembangan masa Bayi; .......................................................................... 8
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik Bayi ......................................................... 8
3. Perkembangan Sensori dan Bahasa Pada Bayi ...................................................... 10
C. Masa Awal Kanak-kanak;........................................................................................... 11
1. Tugas perkembangan awal masa kanak-kanak; ..................................................... 11
2. Perkembangan Fisik Anak Awal ........................................................................... 11
3. Perkembangan Bahasa Anak Awal .......................................................................12
D. Akhir Masa Anak-anak;.............................................................................................. 12
1. Tugas pekembangan akhir masa anak-anak; .......................................................... 12
2. Perkembangan Emosi Akhir Masa Anak-anak ...................................................... 13
E. Perkembangan Motorik Anak ..................................................................................... 14
1. Perkembangan motorik halus dan motorik kasar; .................................................. 14
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Motorik Anak ............................ 15
3. Peran Orang-Tua dan Guru dalam Perkembangan Motorik Anak .......................... 15
F. Perkembangan Kognitif Anak..................................................................................... 16
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif ..................................16
2. Tahapan Perkembangan Kognitif Anak. ................................................................ 17
3. Implikasi Perkembangan Kognitif dalam Proses Pembelajaran. ............................ 18
G. Perkembangan Bahasa; ............................................................................................... 18
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa; .................................... 18
2. Gangguan Keterlambatan Perkembangan Bahasa Anak ........................................ 19
H. Perkembangan Sosial Anak ........................................................................................ 20
1. Konteks Sosial dalam Perkembangan Anak .......................................................... 20
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak .............................. 22
3. Usaha Guru dan Orang-tua dalam Menunjang Perkembangan Sosial Anak ........... 22
I. Pengertian Emosi Anak .............................................................................................. 24
1. Fase Perkembangan emosi anak ............................................................................ 24
2. Macam Ekspresi Emosi Anak ............................................................................... 25
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Anak ............................ 26
BAB III
KESIMPULAN .............................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 29

ii
BAB I

A. Latar Belakang Psikologi Perkembangan


1. Pengertian Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku individu
dalam perkembangannya dan latar belakang yang mempengaruhinya. Dalam ruang
lingkup psikologi, ilmu ini termasuk psikologi khusus, karena psikologi
perkembangan mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu. Psikologi
perkembangan berarti memahami gejala-gejala psikis yang berkaitan dengan
perubahan individual. Perubahan-perubahan ini sifatnya tidaklah kuantitatif melainkan
lebih mengarah pada perubahan kualitatif. Perubahan kualitatif ini dipelajari dari
sebelum maupun setelah kelahiran berikut kematangan perilaku..
2. Kedudukan Psikologi Perkembangan dalam sistematika Psikologi
Kedudukan psikologi perkembangan dalam sistematika psikologi termasuk ke dalam
psikologi khusus. Pengertian dari psikologi khusus itu sendiri adalah psikologi yang
menyelidiki dan mempelajari segi - segi kekhususan dan aktivitas psikis manusia.
Hal-hal khusus yang menyimpang dari hal-hal umum dibicarakan pada psikologi
khusus. Psikologi khusus ini ada bermacam-macam. Antara lain :
Psikologi perkembangan, yaitu psikologi yang membicarakan perkembangan psikis
manusia dari masa bayi, yang mencangkup.
a. Psikologi Anak (mencakup masa bayi)
Dimulai dari umur 2 minggu sampai umur 2 tahun disebut dengan masa bayi.
Masa bayi ini dianggap sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian
karena merupakan periode di mana dasar-dasar untuk kepribadian dewasa pada
masa ini diletakkan.
Setelah itu berlanjut dengan masa kanak-kanak. Awal masa kanak-kanak
berlangsung dari 2 sampai 6 tahun. Masa ini dikatakan usia pra kelompok karena
pada masa ini anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan
bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri
pada waktu masuk kelas 1 Sekolah Dasar.
Kemudian akhir masa kanak-kanak atau masa anak sekolah berlangsung dari
umur 6 tahun sampai umur 12 tahun. Pada masa ini anak merasa siap untuk
menerima tuntutan yang timbul dari orang lain dan melaksanakan/menyelesaikan
tuntutan itu. Kondisi inilah kiranya yang menjadikan anak-anak masa ini
memasuki masa keserasian untuk bersekolah.
b. Psikologi puber dan adolesensi ( psikologi pemuda )
Masa Puber merupakan periode yang tumpang tindih Karena mencakup
tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Yaitu
umur 11 atau 12 sampai umur 15 atau 16 tahun.
Kriteria yang sering digunakan untuk menentukan permulaan masa puber
adalah haid yang pertama kali pada anak perempuan dan mimpi basah pada anak
laki-laki. Ada empat perubahan tubuh yang utama pada masa puber, yaitu:
1) Perubahan besarnya tubuh.
2) Perubahan proporsi tubuh.
3) Pertumbuhan ciri-ciri seks primer.
4) Perubahan pada ciri-ciri seks sekunder.
c. Psikologi orang dewasa
Masa dewasa adalah periode yang paling penting dalam masa kehidupan,
masa ini dibagi dalam 3 periode yaitu: Masa dewasa awal dari umur 21 sampai

1
umur 40. Masa dewasa pertengahan (dewasa madya), dari umur 40 sampai umur
60. dan masa akhir atau usia lanjut, dari umur 60 sampai mati.
Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa
reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan
emosional, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai,
kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Kemudian dilanjutkan
dengan masa dewasa madya.
Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur 40 sampai umur 60 tahun.
Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini antara lain:
1) Masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita
meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki
suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru.
2) Masa dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia
madya ini orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti
(stagnasi).
3) Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar
dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan
perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
d. Psikologi orang tua
Usia lanjut atau usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup
seseorang. Masa ini dimulai dri umur enam puluh tahun sampai mati, yang di
tandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin
menurun.
3. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan.
Perkembangan memiliki definisi proses menuju kedewasaan yang dialami
makhluk hidup. Namun lebih bersifat kualitatif. Artinya, perkembangan tidak bisa
dijelaskan dengan memakai angka sehingga tidak bisa diukur maupun ditimbang.
Berkebalikan dengan pertumbuhan yang diartikan sebagai proses menuju kedewasaan
yang sifatnya kuantitatif. Sehingga pertumbuhan ini bisa dijelaskan dengan angka
yang tentunya membuatnya bisa diukur dan ditimbang.Secara lebih detail perbedaan
pertumbuhan dan perkembangan ada pada sifat pengukurannya. Apakah bisa
dijelaskan dengan angka dan bisa dilihat fisiknya atau tidak. Jika perubahan suatu
makhluk hidup bisa dilihat secara fisik. Maka termasuk pada pertumbuhan, misalnya
tanaman bertambah tinggi ataupun seseorang yang lambat laun semakin tinggi.
Pertumbuhan memiliki batasan yang disebut usia, sehingga ketika mencapai usia
tertentu maka pertumbuhan akan terhenti secara alami. Berlaku sebaliknya pada
perkembangan yang tidak bisa dibatasi oleh usia. Misalnya saja seorang bayi yang usia
berapapun bisa belajar berjalan, seseorang menjadi semakin pintar dan kaya
pengalaman meski masih muda.perbedaan antara keduanya sudah tentu menjadi
penting untuk diketahui supaya tidak lagi keliru. Sebab beberapa aspek bisa masuk ke
pertumbuhan bisa pula malah ke perkembangan.
Perbedaan Perkembangan dan Pertumbuhan/Kematangan
a. Pertumbuhan
 Pertumbuhan merupakan proses perubahan ukuran fisik yang bersifat
kuantitatif
 Perubahan fisik/biologis ke arah kemasakan fisiologis (fungsi optimal dari
organ-organ tubuh)
 Yang dicapai adalah kematangan / maturasi

2
b. Kematangan
 Kematangan adalah kemampuan yang berfungsi dalam tingkat yang lebih
tinggi
 Kematangan melibatkan aspek kuantitas yang terjadi pada individu
 sehingga menjadi lebih sempurna
 Terdapat beberapa hukum perkembangan yang hampir serupa, yaitu :
1) Law of Readiness (Thorndike), yang artinya kesiapan pertumbuhan fisik
menunjang perkembangan, contoh: organ verbal, seperti mulut, lidah, gigi
dan pita suara, telah matang semua, maka individu siap untuk berbicara atau
mencapai perkembangan bicara.
2) Developmental Readiness (Masa Peka), yaitu suatu masa ketika psikis dan
fisik sudah siap untuk berkembang, contoh: anak yang sudah matang secara
fisik yaitu organ-organ berjalannya, dan secara psikologis yaitu
perkembangan kognitifnya pada sensory motorik, maka rasa ingin tahunya
membuat anak usia 12 bulan bereksplorasi dan akhirnya berjalan.
3) Teachable Moment (Havighurst), yaitu kesiapan fisik dan psikis individu
untuk menerima stimulasi, contoh: anak yang sudah siap motoriknya, dan
secara psikologis bisa menerima informasi dan stimulasi, maka siap untuk
belajar bersepeda roda dua, misalnya di usia 3 tahun.
 Kemasakan sering disebut dengan kematangan juga
 Kemasakan itu sendiri adalah berfungsinya organ-organ tubuh secara optimal
(sebagaimana mestinya)
 Perbedaannya adalah kemasakan dapat terjadi tanpa proses belajar,
kematangan harus dengan proses belajar.
4. Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada
fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka
akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela
orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami
kesulitan.
Robert J. Havighurst (1961) mengartikan tugas-tugas perkembangan itu
merupakan suatu hal yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan
individu yang apabila berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan
kesuksesan ke tugas perkembangan selanjutnya tapi jika gagal akan menyebabkan
ketidakbahagiaan pada individu yang bersangkutan dan kesulitan-kesulitan dalam
menuntaskan tugas berikutnya.
Hurlock (1981) menyebut tugas-tugas perkembangan ini sebagai social
expectations yang artinya setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya
menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang
disetujui oleh berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.
Faktor sumber munculnya tugas-tugas perkembangan
a. Kematangan fisik, misalnya (1) belajar berjalan karena kematangan otot-otot
kaki; (2) belajar bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin yang bebeda
pada masa remaja karena kematangan organ-organ seksual .
b. Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya (1) belajar membaca ; (2)
belajar menulis ; (3) belajar berhitung ; (4) belajar berorganisasi.
c. Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya (1) memilih
pekerjaan; (2) memilih teman hidup.
d. Tuntutan norma-norma agama, misalnya (1) taat beribadah kepada Allah SWT;
(2) barbuat baik kepada sesama manusia.
3
BAB II

A. Definisi Masa Pranatal


Periode pranatal merupakan periode pertama dalam rentang kehidupan manusia.
Periode ini merupakan periode yang terpenting dari semua periode perkembangan, karena
memberi dasar untuk perkembangan selanjutnnya. Masa Pranatal adalah masa konsepsi
atau masa pertumbuhan, masa pembuahan sampai dengan masa pertumbuhan dan
perkembangan individu yaitu pada saat pembuatan telur pada ibu oleh spermazoa pada
ayah, bila spermatozoa pada laki-laki memasuki ovum pada perempuan terjadilah
konsepsi atau pembuahan, terjadinya pembuahan semacam ini biasanya berlangsung
selama 280 hari, perkembangan pokok pada masa ini ialah perkembangan fisiologis
berupa pembentukan struktur tubuh.
1. Konsepsi Awal Kehidupan Manusia
Kehidupan dalam pranatal dimulai dengan bersatunnya sel kelamin pria
(spermatozoon, kalau banyak disebut spermatozoa) dengan sel kelamin perempuan
(telur atau ovum, kalau banyak disebut ova). Hasil persatuan dua sel kelamin tersebut
disebut zigot, mempunyai 23 pasang kromosom (pembawaan sifat keturunan) yang
berasal dari spermatozoon 23 kromosom, dan dari ovum juga 23 kromosom. Gen atau
pembawa sifat keturunan adalah partikel yang ditemukan dalam kombinasi dengan
gen-gen lain dalam bentuk menyerupai benang di dalam kromosom. Semua sel-sel
seks pria dan wanita mengalami tahap permulaan perkembangan. Sel-sel seks pria
melalui dua tahap yaitu pematangan dan pembuahan, sedangkan sel-sel seks wanita
melalui tiga tahap yaitu pematangan, ovulasi dan pembuahan.
a. Pematangan, Pematangan adalah proses pengurangan kromosom melalui
pembelahan sel, dimana satu kromosom dari tiap pasangan mencari sel yang belum
selesai terbelah, yang selanjutnya akan terbelah menurut panjangnya dan
membentuk dua sel baru.
b. Ovulasi, Ovulasi adalah tahap pendahuluan perkembangan yang terjadi hanya pada
sel-sel seks wanita. Ovulasi adalah proses lepasnya satu telur yang matang selama
siklus haid.
c. Pembuahan, Pembuahan (fertilization) biasanya terjadi sementara ovum masih
berada dalam tuba Falopi, atau lebih spesifik lagi umumnya pembuahan terjadi
dalam dua belas sampai ketiga puluh enam jam dan biasanya terjadi pada dua puluh
empat jam pertama setelah sel-sel telur memasuki tuba.
Periode sejak pembuahan sampai zigot tertanam di dalam dinding rahim,
disebut periode zigot. Berikutnya, yaitu masa kandungan akhir minggu kedua sampai
akhir bulan ke dua, disebut periode embrio. Periode terakhir dalam pranatal disebut
periode janin, terjadi pada akhir bulan kedua sampai lahir. Selama bulan kedua, ketiga,
dan keempat, jumlah sel-sel syaraf meningkat sangat pesat. Peningkatan ini terus
berlangsung apa tidak, tergantung kodisi ibu yang mengandungnya. Ibu yang sakit-
sakitan, kurang gizi, akan mempengaruhi pertumbuhan sel-sel syaraf.
2. Karakteristik Tahap Perkembangan masa Pranatal.
Secara global, seluruh proses perkembangan individu sampai menjadi
“person” (dirinya sendiri) berlansung dalam tiga tahap, yakni:
a. Tahapan proses konsepsi ( pembuatan sel ovum oleh sel sperma ayah)
b. Tahapan proses kelahiran (saat keluarnya bayi dari rahim ibu ke alam dunia
bebes)
c. Tahap proses perkembagan individual bayi tersebut menjadi seorang
pribadi yang khas ( development or selfhood)
4
Pada umumnya ahli psikologi perkembagan membagi periode pranatal atas tiga
tahap perkembagan yaitu :
a. Tahap germinal (germinal stage)
Tahap germinal, yaitu sering juga di sebut priode zigot, ovum atau periode
nuthafah adalah priode awal kejadiaan manusia. Periode germinal berlangsung
kira-kira 2 minggu pertama dari kehidupan, yakni sejak terjadinya pertemuan
antara sel sperma laki-laki dan sel telur (ovum) perempuan, yang dinamakan
degan “pembuahan” (fertilazition). Saat itu sel sperma pria bergabung dengan sel
telur (ovum) perempuan dan menghasilkan satu bentuk baru, yang disebut zigot
(zygote). Zigot ini kemudian membelah-belah menjadi sel-sel yang berbentuk
bulatan-bulatan kecil, yang disebut blastokis. Setelah sekitar tiga hari, blastokis
megandung sekitar 60 sel. Tetapi, karena jumlah semakin banyak, maka sel-sel
ini semakin mengecil, sebab blastokis tidak mungkin lebih besar dari zigotnya
yang asli. Pada saat tejadinya pembelahan, blastikis mengapung dan berperoses
di sepanjang tuba falopi.
Blastokis yang berisikan cairan dengan cepat mengalami sejumlah perubahan
penting blastokis ini juga di bedakan atas tiga lapisan, yaitu atas (ecetodern),
lapisan tegah (mesoderm), dan lapisan bawah (endoderode) dari ecetoden
berkembang rambut, gigi dan kuku; kulit lapisan luar (kulit ari dan kelenjar-
kelenjar kulit); pancaindera dan sistem saraf. Dari mesoderm atau lapisan tengah
, berkembang otot, tulang atau rangka , sistem pembuangan kotoran dan
sistem peredaran darah (circulatorysyctem), serta kulit lapisan dalam. Sementara
itu, endoderm atau lapisan bawah menjadi sistem pencernaan, hati, pankareas,
plasenta, tali pusat dan kantong amniotic juga akan terbentuk dari sel-sel
blastokis.
Setelah beberapa hari kira-kira seminggu setelah konsepsi blastokis menenpel di
dinding rahim. Belastokis yang telah tertanam secara penuh didinding rahim
inilah desebut embrio, dan peristiwa ini sekaligus menandakan akhir dari tahap
germinal dan permulaan tahap embrio.
b. Tahap embrio ( embriyonic stage)
Tahap yang ke dua disebut tahap embrio, yang dalam psikologi islam
disebut tahap ‘alaqah’, yaitu segumpalan darah yang semakin membeku. Tahap
embrio ini dimulai dari 2 minggu sampai 8 minggu setelah pembuahan, yang
ditandai degan terjadinya bayak perubahan pada semua organ petama dan sistem-
sistem fisiologis. Tetapi, karan ukuran pamjangnya hanyalah satu inci, maka
bagian-bagin tubuh mbrio itu belum sepenuhnya berbentuk orang dewasa.
Meskipun demikian, ia sudah dapat jelas dan dikenali sebagai manusia dalam
bentuk kecil.
Selama priode embrio ini pertumbuhan terjadi dalam dua pola yaitu
cephalocaudal dan proximodistal. Cephalocaudal artinya proses pertumbuhan
yang dimulai dari bagian kepala, kemudian terus kebagian bawah dan sampai
kebagian ekor. Dengan kata lain, kepala, pembulu darah, dan jantung bagian-
bagian dan organ-organ tubuh yang paling penting lebih dahulu berkembang dari
pada lengan, tangan dan kaki. Adapun yang dimaksud dengan pertumbuhan
secara propximodistal adalah proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian-
bagian yang terdekat dengan pusat (tengan) badan, kemudian baru kebagian-
bagian yang jauh dari pusat badan.
Disamping itu, dalam priode embiro ini, terdapat tiga sarana penting yang
membantu perkembangan struktur anak, yaitu: kantong amniotic, plasenta, dan
tali pusat.kantong amniatik berisi cairan amniotic, suatu cairan bening tempat
5
embrio mengapung dan berfungsi sebagai pelindung dari goncangan fisik dan
perubahan tenperatur. Plasenta adalah suatu tempat pada dinding peranan dimana
ibu mensuplay oksigen dan bahan-bahan makanankepada anak dan
mengembalikan sisa buangan dari aliran darahnya. Jadi, plasenta merupakan
sarana penghubung antara ibu dan embiro.
Sementara itu, tali pusat adalah suatu saluran lembut yang terdiri atas
pembulu-pembulu darah yang berfungsi menghubungkan embiro dan plasenta.
Tali pusat ini terdiri dari tiga pembulu darah besar, satu untuk menyediakan bahan
makanan dan dua untuk membawa sisa-sisabuangan ketubuh ibu. Tali pusat ini
tidak memiliki urat saraf, sehingga apabila dipotong tidak akan merasa sakit.
Periode embrio ini juga ditandai dengan suatu perkembangan yang cepat
pada system saraf. Hal ini terlihat bahwa pada umur 6 minggu embiro telah dapat
dikenali sebagai manusia, tetapi kepala lebih besar dari bagian-bagian lain. Pada
umur 8-9 minggu, perubahan janin semakin terlihat dengan jelas. Muka, mulut,
mata dan telinga sudah mulai berbentuk dengan baik. Lengan dan kaki lengkat
dengan jari-jarinya sudah Nampak. Pada tahap ini organ-organ seks juga mulai
terbentuk demikian juga dengan otot dan tulang rawan mulai berkembang. Organ
dalam, seperti isi perut, hati, pancreas, paru-paru dan ginjal mulai terbentuk dan
mulai berfungsing sebgai sederhana.
c. Tahap janin (fetus stage)
Priode ketiga dari perkembangan masa prenatal disebut dengan fetus
atau periode janin, yang dalam psikologi islam disebut priode mudhghah. Periode
ini dimulai dari usia 9 minggu sampai akhir. Setelah sekitar 8 minggu kehamilan,
embiro berkembang menjadi sel-sel tulang. Dalam hal ini embiro memperoleh
suatu nama baru, janin (fetus).
Dalam priode ini, ciri-ciri fisik orang dewasa secara profesional mulai
terlihat. Kepala yang tadinya lebih besar dari bagian badan lainya mulai mengecil
kaki dan tangan terus meningkat dari subtansial. Pada buan ketiga janin yang
panjangnya kira-kira 3 inci dan berat kira-kira 3 atau 4 ons itu secara spontan
sudah dapat mengerakkan kepala, tangan dan kakinya, serta jantung mulai
berdenyut.
Menurut psikologi islam, setelah janin dalam kandungan itu genap
berumur 4 bulan yaitu ketika janin telah berbentuk sebagai manusia maka
ditiupkan ruh kedalamnya. Bersama dengan peniupan ruh kedalam janin tersebut,
juga ditentukan hukum-hukum perkembangannya, seperti masalah-masalah yang
berhubungan denga tingkah laku (sifat, karakter dan bakat), kekayaan, batas usia
dan lain-lain. Dengan ditiupkan ruh oleh Allah kedalam janin tersebut, maka pada
bulan keempat dan kelima ibu sudah merasakan gerakan-gerakan janinnya, seperti
menonjok-nonjok atau menendang-nendang Pada saat ini panjang janin kira-kira
4,5 inci. pada permulaan bulan ketujuh panjang janin kira-kira sudah mencapai
16 inci dengan berat kira-kira 1,5 sampai dengan 2,5 kilogram. Pada bulan
kedelapan, berat janin sudah mencapai 2,5 sampai 3,5 kilogram dan mulai
berkembang lapisan lemak badan yang berguna untuk mengatur badannya setelah
kelahiran
3. Faktor yang Mempengaruhi Periode Pranatal
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa periode pranatal merupakan
periode yang sangat penting dan menentukan perkembangan individu pada periode
berikutnya selama periode pranatal ini rahim merupakan lingkungan yang sangat
menentukan perkembangn janin. Pada umumnya, Kondisi rahim ibu itu sangat nyaman

6
bagi janin dan terlindung dari setiap gangguan tetapi hal ini tidak berarti bahwa janin
tersebut secara absolute luput dari pengaruh-pengaruh luar.
Sebagian besar proses pertumbuhan ibu sangat bargantung pada kondisi
internal ibu baik kondisi fisik maupun psikisnya. Sebab ibu dan janin merupakan satu
uniza organik yang tunggal. Semua kebutuhan ibu dan janin di penuhi melalui proses
fisiologis yang sama. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan
prenatal:
a. Makanan
Ibu yang mengandung harus makan makanan yang sehat, yang banyak mengandung
vitamin-vitamin serta sedapat mungkin ditambah dengan vitamin-vitamin khusus
diluar makanan sehari-hari. Kekurangan vitamin-vitamin dapat menyebabkan
adanya gangguan-gangguan mental atau keabnormalan fisik, seperti tulang-tulang
lemah, timbul penyakit kulit, kelemahan jasmaniah pada umumnya, ketidak
tenangan, dan sebagainya.
b. Penyakit/ Kesehatan ibu
Penyakit itu kadang-kadang dapat mempengaruhi fetus, akan tetapi kadang-kadang
ibu-ibu yang mempunyai penyakit tertentu dapat juga melahirkan bayi-bayi yang
sehat dan normal.
c. Alkohol
Ibu-ibu yang sering minum minuman keras, kerapkali melahirkan bayi-bayi yang
kurang sehat fisik maupun mental.
d. Tembakau
Nikotin yang terdapat dalam tembakau yang diisap oleh ibu pada waktu merokok,
menyebabkan gangguan-gangguan dalam tekanan darah dan jalannya jantung ibu.
Jadi dengan merokok akan mempengaruhi jantung bayi secara tidak baik.
e. Pengalaman-pengalaman emosional ibu
Ibu pada waktu mengandung mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan
baginya, akan melahirkan bayi-bayi yang tidak tenang, sering menangis, sukar tidur
dan sebagainya. Oleh karena itu, harus diusahakan agar supaya di waktu
mengandung suasana hati ibu selalu senang dan gembira.
4. Bahaya fisik dan psikologis masa pranatal
Meskipun periode pranatal merupakan periode yang sangat singkat, namun periode ini
merupakan periode yang sangat rawan sebuah bahaya fisik maupun psikologis.
a. Bahaya Fisik
Menurut pernyataan Hurlock bahwasanya ada beberapa faktor yang dapat
mengganggu perkembangan fisik dalam periode pranatal.
1) Pekerjaan, seorang ibu yang bekerja di tempat-tempat yang banyak menghirup
bau-bau kimia akan mendapatkan kemungkinan bayi yang cacat atau
keguguran dalam periode-periode terakhir.
2) Bayi kembar, bayi kembar dapat menyebabkan lahir tidak pada waktunya,
akibatnya akan terjadi ketidak teraturan pada perkembangan dan dapat
menyebabkan kematian pada saat dilahirkan.
3) Kekurangan gizi, ibu hamil yang kekurangan gizi akan sangat berpengaruh
pada janinnya, ini akan berefek panjang. Anak yang dilahirkan karena
kekurangan gizi akan terjadi kerusakan otak sehingga ia akan sulut belajar dan
membaca.
4) Ibu yang merokok. Hal ini akan berpengaruh pada detak jantung ibu sehingga
akan terjadi ketidak teraturan perkembangan, atau bahkan bisa menjadi
kematian.

7
b. Bahaya Psikologis
Bukan hanya bahaya fisik, namun ada juga bahaya fsikologis yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Hurlock menjelaskan ada
beberapa faktor penyebab terjadinya gangguan psikologis:
1) Kepercayaan tradisional. Di Amerika Serikat ada sebagian orang yang
berpendapat bahwa memiliki anak kembar adalah seperti binatang, maka dari
itu banyak yang tidak menghendaki kelahiranya dan hal ini akan
mempengaruhi kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya dan hal ini akan
mempengaruhi perkembangan psikologis anak.
2) Tekanan dari dalam diri ibu. Hal ini akan mempengaruhi ketidak seimbangan
pada janin, akibatnya janin akan sering bergerak dan tubuh janin akan
cenderung kecil.
B. Ciri-ciri masa bayi;
1. Tugas perkembangan masa Bayi;
Masa bayi disebut sebagai periode vital, karena kondisi fisik dan psikologis bayi
merupakan fondasi yang kokoh bagi perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya.
Masa bayi berlangsung dalam 2 tahun pertama dari periode pascanatal.
Ciri-ciri masa bayi :
a. Masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya, karena pola perilaku, sikap dan
pola ekspresi emosi terbentuk.
b. Masa bayi adalah masa dimana pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat
Pertumbuhan dan perubahan intelegensi berjalan sejajar dengan pertumbuhan dan
perubahan fisik. Ketika bayi berjalan, berbicara, berlari, menggoyang goyangkan
mainan yang dapat berbuyi, terseyum permafasan (Barness & Gilbert-Barness, 1992;
Buck,dkk, 1989; Woolsey,1992).
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik Bayi
a. Reflek- reflek utama pada bayi yang baru lahir antara lain : reflek pernafasan, reflek
menghisap, reflek mencari, reflek menelan, reflek mengedip, reflek biji mata, reflek
moro, reflek memegang, reflek penguatan leher, reflek Babinski, reflek melangkah,
reflek berenenag
Secara garis besarnya ke-12 reflek tersebut dapat dibagi menjadi dua
1) Refleks survival adalah refleks yang secara nyata untuk memenuhi kebutuhan
fisik bayi,terutama dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
2) Refleks primitif adalah refleks yang tidak secara nyata berguna bagi pemenuhan
kebutuhan fisik, walaupun mungkin merupakan tingkah laku refleks yang penting
pada tahap awal evolusi manusia.
b. Perkembangan Fisik
1) Berat
Pada usia empat bulan, berat badan bayi biasanya bertambah dua kali lipat. Pada
usia satu tahun berat bayi rata – rata tiga kali beratpada waktu lahir atau sekitar
21 pon. Pada usia dua tahun rata – rata berat bayi adalah 25 pon.
2) Tinggi
Pada usia empat bulan, ukuran bayi antara 23 dan 24 inci, pada usia satu tahun
antara 28 dan 30 inci, dan pada usia dua tahun antara 32 dan 34 incii
3) Proporsi Fisik
Pertumbuhan kkepala berkurang dalam masa bayi, sedangkan pertumbuhan badan
dan tungkai meningkat.
4) Tulang
Jumlah tulang meningkat selama masa bayi. Pengerasan tulang diawali sejak
tahun pertama, tapi belum selesai sampai masa puber. Ubun –ubun atau daerah
8
otak yang lunak pada 50% bayi yang baru lahir telah tertutup pada usia delapan
bulan, dan hampir semua bayi telah tertutup pada usia dua tahun.
5) Otot dan Lemak
Urat otot sudah ada pada usia lahhir tetapi dalam bentuk yang belum berkembang.
Urat otot itu berkembang secara lambat pada masa bayi dan lemah. Sebaliknya
jaringan lemak berkembang pesat, sebagian karena tingginy akadar lemak di
dalam susuyang merupakan bahan makanan pokok bayi.
6) Bagian Tubuh
Selama tahun kedua, ketika proporsi tubuh berubah, bayi mulai memperlihatkan
kecenderungan bagunan tubuh yang karakteristik. Tiga bangunan tubuh yang
paling lazim adalah ektomorfik yang cenderung panjang dan langsing,
endomorfik yang cenderung bulat dan gemuk dan mesomorfikyang cenderung
berat keras, dan empat persegi panjang.
7) Gigi
Rata – rata bayi mepunyai empat hingga enam gigi susu pada usia satu tahun dan
enam belas pada usia dua tahun. Gigi yang pertama muncul adalah gigi depan
sedangkan yang ter akhir adalah gigi raham. Empat gigi terakhir biasanya baru
muncul pada tahun pertama masa kanak – kanak.
c. Keterampilan motorik kasar
Keterampilan motorik kasar, meliputi keterampilan otot-otot besar lengan, kaki dan
batang tubuh seperti berjalan dan melompat. Sebelum tingkah laku refleks
menghilang, bayi sudah dapat melakukan beberapa gerakan tubuh yang lebih
terkendali dan disengaja.
Keterampilan Motorik Kasar meliputi :
 Usia 1 bulan, mengangkat dagu sambil tengkurap
 Usia 2 bulan, mengangkat dada sambil tengkurap
 Usia 4 bulan, duduk dengan bantuan
 Usia 7 bulan, duduk tanpa bantuan
 Usia 8 bulan, berdiri dengan bantuan
 Usia 9 bulan, berdiri dengan berpegang pada perabot
 Usia 10 bulan, merangkak
 Usia 11 bulan, berjalan dengan bimbingan
 Usia 12 bulan, berusaha berdiri sendiri
 Usia 13 bulan, naik tangga
 Usia 14 bulan, berdiri sendiri
 Usia 15 bulan, berjalan
 Usia 18 bulan, naik turun tangga tanpa bantuan
 Usia 24 bulan, dapat lari dan berjalan mundur
d. Keterampilan Motorik Halus
Keterampilan motorik halus meliputi otot-otot kecil yang ada diseluruh tubuh, seperti
menyentuh dan memegang. Bayi dilahirkan dengan dilengkapi seperangkat komponen
penting yang kelak akan menjadi gerakan-gerakan lengan, tangan dan jari yang
terkoordinir dengan baik
 Usia 1 bulan, menggenggam tangannya.
 Usia 3 bulan, kedua tangannya saling menyatu atau menyentuh.
 Usia 4 bulan, melihat benda tapi tidak dapat menyentuh.
 Usia 5 bulan, mengambil benda kecil (kubus) dengan kelima jarinya.
 Usia 8 bulan, memegang kubus di masing –masing tangannya.
 Usia 9 bulan, menyempurnakan gerakan menjumput.
 Usia 10 bulan, memasukkan kubus ke dalam wadah.
9
 Usia 12 bulan – 16 bulan, mencorat – coret walapun belum bisa memegang alat
tulis dengan benar
3. Perkembangan Sensori dan Bahasa Pada Bayi
a. Perkembangan Sensori
Pada masa bayi berada pada Tahap sensorimotor (Sensorimotor stage), yang
terjadi dari lahir hingga usia 2 tahun. Pada tahap ini, perkembangan mental ditandai
oleh kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan
mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat dan mendengar) melalui gerakan-
gerakan dan tindakan-tindakan fisik. Pada tahapan ini anak menggunakan
penginderaan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Diawali
dengan modifikasi refleks yang semakin lebih efisien dan terarah, dilanjutkan
dengan reaksi pengulangan gerakan yang menarik pada tubuhnya dan keadaan atau
objek yang menarik, koordinasi reaksi dengan cara menggabungkan beberapa
skema untuk memperoleh sesuatu, reaksi pengulangan untuk memperoleh hal-hal
yang baru, serta permulaan berpikir dengan adanya ketetapan objek. Pada masa
sensorimotor, berkembang pengertian bahwa dirinya terpisah dan berbeda dengan
lingkungannya. Anak berusaha mengkoordinasikan tindakannya dan berusaha
memperoleh pengalaman melalui eksplorasi dengan indera dan gerak motorik.
Jadi, perkembangan skema kognitif anak dilakukan melalui gerakan refleks,
motorik, dan aktivitas indera. Selanjutnya, anak juga mulai mampu mempersepsi
ketetapan objek.
b. Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan perjanjian yang disengaja antar manusia. Sistematis
mengenai susunan bahasa yaitu hubungan antara berpikir dan berbahasa, antara
ekspresi dan fungsi untuk melukiskan dalam bahasa. Menurut Buhler ada tiga
macam factor yang menentukan dalam teori bahasa yaitu : Appell berarti bahwa
bila ingin menyatakan sesuatu harus ada orang lain untuk dapat dicapai oleh
pertanyaan tadi, Ausdruck berarti memberikan renspon kepada apa yan di
pertanyakan tadi, Darstellung
yaitu aspek kemampuan untuk melukiskan sesuatu, meletakkan atau
mengerti hubungan antara hal yang satu dengan yang lain, dapat memformulasikan
ide-ide. Belajar bahasa yang dilakukan anak melalui imitasi, belajar model, dan
belajar dengan reinforcemen. Biasanya bayi belajar bahasa dengan ibunya, ibu
mempunyai kecenderungan untuk menerima kalimat yang salah menurut tata
bahasa, asal isinya di pahami oleh ibunya, anak semakin lama makin dapat
menciptakan struktur verbal baru karena interaksi dengan berbagai objek, karena
apa yang dilihat dan dilakukan, di cobanya untuk dinyatakan dengan kata-kata
Menurut William Stern & Clara Stern bayi usia 0 – 2 tahun tiga masa
perkembangan bahasa yaitu masa pendahuluan, masa pertama dan masa kedua :
1) Masa pendahuluan (6 bulan – 1 tahun), anak mengeluarkan bunyi tak sengaja,
tak berarti. Akhirnya mengeluarkan bunyi tertentu. Mula – mula bunyi tunggal,
tersusun huruf hidup, mati bibir sehingga terbentuk kata mama papa. Kata
tersebut diulanga lalu diberi arti oleh orang dewasa melalui bimbingan
perbaikan sehingga bahasa. Seandainya tidak dibimbing maka anak tak bisa
bercakap. Oleh karena itu tak baik kalau kita bersikap gagu dalam
membimbing sebab akibatnya bisa fatal.
2) Masa pertama (1 tahun – 1 tahun 6 bulan), anak sudah mengucapkan sepatah
kata yang merupakan kalimat lengkap (single word sentence). Contoh Mim
(Ibu saya minum), Makan (Ibu saya makan).
3) Masa kedua (1 tahun 6 bulan – 2 tahun), anak sudah timbul kesadaran bahwa
10
setiap benda mempunyai nama. Anak haus kekayaan bahasa, anak mulai
bertanya apa itu? Mula – mula nama benda, nama pekerjaan, nama sifat.
C. Masa Awal Kanak-kanak;
1. Tugas perkembangan awal masa kanak-kanak;
Periode awal kanak-kanak berlangsung dari umur 2 sampai 6 tahun dan periode akhir
dari 6 sampai tiba saatnya anak matang secara seksual. Dengan demikian, awal masa
kanak-kanak dimulai sebagai penutup masa bayi, usia dimana ketergantungan secara
praktis sudah dilewati, diganti dengan tumbuhnya kemandirian dan berakhir di sekitar
usia masuk sekolah dasar.
Ciri-ciri masa awal kanak-kanak
a. Usia yang mengandung masalah atau usia sulit.
Alasan mengapa masalah perilaku lebih sering terjadi di awal masa ini ialah karena
mereka sedang dalam proses pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut
kebebasan yang pada umunya kurang berhasil. Masa ini seringkali bandel, keras
kepala, tidak menurut dan melawan.
b. Usia bermain
Penyelidikan tentang permainan anak menunjukkan bahwa bermain dengan
mainan mencapai puncaknya pada masa ini, kemudian mulai menurun pada saat
anak mencapai usia sekolah. Hal ini tentu saja tidak berarti bahwa minat untuk
bermain dengan mainan segera berhenti, karena di saat ia sendiri maka ia tetap
membutuhkan mainan itu.
c. Usia prasekolah dan belajar kelompok
Awal masa kanak-kanak, baik di rumah maupun lingkungan prasekolah,
merupakan masa persiapan. Pada masa ini anak-anak mempelajari dasar-dasar
perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang
diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu mereka masuk kelas satu.
d. Usia menjelajah dan bertanya
Salah satu cara yang umum dalam menjelajah lingkungan adalah dengan bertanya.
e. Usia meniru dan usia kreatif
Yang paling menonjol adalah meniru pembicaraan dan tindakan orang lain.
Meskipun demikian, anak lebih menunjukkan kreativitas dalam bermain selama
masa kanak-kanak dibandingkan dengan masa-masa lain dalam kehidupannya.
2. Perkembangan Fisik Anak Awal
Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya.
Dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh, baik menyangkut ukuran berat dan tinggi,
memungkinkan anak dapat lebih mengembangkan keterampilan fisiknya dan
eksplorasi terhadap lingkungannya dengan tanpa bantuan orang tuanya.
Anak anak bertambah tinggi rata rata 2,5 inci dan bertambah berat antara 5-7 pon
pertahun selama masa awal anak anak. Meskipun demikian, pola pertumbuhan
bervariasi secara individual.
Perbandingan tubuh. Perbandingan tubuh sangat berubah dan penampilan bayi
tidak tampak lagi. Wajah tetap kecil tetapi dagu tampak lebih jelas dan leher lebih
memanjang. Gumpalan pada bagian-bagian tubuh berangsur berkurang dan tubuh
cenderung berbentuk kerucut, dengan perut yang rata (tidak buncit), dada yang lebih
bidang dan bahu lebih luas dan lebih persegi. Lengan dan kaki lebih panjang dan lebih
lurus, tangan dan kaki tumbuh lebih besar.
Postur tubuh. Ada yang posturnya gemuk lembek (endomorfik), ada yang kuat
berotot (mesomorfik) dan ada lagi yang relatif kurus (ektomorfik).

11
Kebiasaan fisiologis. Nafsu makan anak sering diwarnai dengan perkembangan
minat terhadap makanan yang disukai dan yang tidak disukai. Jumlah tidur yang
dibutuhkan sehari-hari berbeda, tergantung pada berbagai faktor tertentu, misal
banyaknya latihan di siang hari dan macam kegiatan yang dilakukan. Pada usia 3 atau
4 tahun anak sudah harus dapat mengendalikan kantung kemih meski belum sempurna,
sehingga sekalipun merasa lelah dan mengalami ketegangan emosi, anak-anak akan
tetap tidak mengompol.
3. Perkembangan Bahasa Anak Awal
Awal masa kanak-kanak umumnya merupakan saat berkembang pesatnya
penguasaan tugas pokok dalam belajar berbicara, yaitu menambah kosa kata,
menguasai pengucapan kata-kata dan menggabungkan kata-kata menjadi kalimat.
Pada mulanya, pembicaraan anak-anak bersifat egosentris dalam arti ia terutama
bicara tentang dirinya sendiri, berkisar pada minat, keluarga dan miliknya. Menjelang
akhir awal masa kanak-kanak mulailah pembicaraan yang bersifat sosial dan anak
berbicara tentang orang lain di samping dirinya sendiri
Awal masa kanak-kanak terkenal sebagai masa tukang ngobrol, karena sekali
anak dapat berbicara dengan mudah, ia tak putus- putusnya bicara. Sebaliknya, ada
anak-anak lain yang relatif diam, yang tergolong pendiam.
D. Akhir Masa Anak-anak;
Beberapa istilah diberikan untuk masa kanak-kanak akhir, yaitu:
Masa kanak-kanak akhir dimulai saat anak masuk sekolah dasar (SD) sehingga seringkali
dikatakan sebagai masa anak sekolah
a. Oleh orang tua disebut sebagai:
1) Usia yang menyulitkan
2) Usia tidak rapih
b. Oleh para pendidik disebut sebagai:
1) Usia sekolah dasar
2) Periode kritis dalam membentuk dorongan berprestasi
c. Oleh Ahli Psikologi disebut sebagai:
1) Usia berkelompok
2) Usia penyesuaian diri
3) Usia kreatif
4) Usia bermain (Hurlock, 1990: 146 -148)
1. Tugas pekembangan akhir masa anak-anak;
Tugas Perkembangan Masa Kanak-Kanak akhir menurut Havighurst (Hurlock, 1990)
adalah:
a. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang
umum
b. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang
tumbuh
c. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
d. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
e. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan
berhitung
f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-
hari
g. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai
h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga
i. Mencapai kebebasan pribadi

12
2. Perkembangan Emosi Akhir Masa Anak-anak
Secara ringkas, Zeman (2001) merangkum perkembangan emosi masa kanak-kanak
sebagai berikut
a. 2 tahun
Anak mulai mengembangkan kemampuan berempati.
Perkembangan empati memerlukan kemampuan membaca tanda-tanda emosi
seseorang, memahami bahwa orang lain merupakan satuan (entitas) yang berbeda
dari diri sendiri, dan menempatkan diri sendiri dalam posisi orang lain).
Kemampuan kognitif ini belum terbentuk sebelum usia satu tahun. Tanda pertama
dari empati pada anak terjadi saat mereka mencoba untuk meredakan distres. Anak
akan menggunakan bahasa yang enak didengar dan memulai kontak fisik dengan
ibu mereka saat mereka merasa distres.
b. 3 tahun
Anak belajar bahwa ekspresi kemarahan dan agresi dikendalikan dengan hadirnya
orang dewasa. Namun, di sekitar teman sebaya, anak kurang mau menekan
perilaku emosi negatif. Perbedaan ini muncul sebagai akibat dari konsekuensi yang
berbeda yang mereka terima sehubungan dengan ekspresi emosi mereka di
hadapan orang dewasa maupun teman sebaya. Anak mulai menginternalisasi
aturan masyarakat yang menentukan tentang ekspresi emosi yang sesuai.
c. 4 tahun
Anak mampu merubah ekspresi emosi.
Pada usia ini, anak sudah mampu menunjukkan ekspresi emosi eksternal yang
tidak selalu sama dengan keadaan emosi internal. Kemampuan ini mensyaratkan
anak untuk memahami perlunya merubah tampilan emosi, mengambil perspektif
dari sudut pandang orang lain, mengetahui bahwa keadaan eksternal tidak selalu
sesuai dengan keadaan internal, dapat mengendalikan otot-otot untuk
menghasilkan ekspresi emosi, sensitif terhadap konteks sosial yang menyadarkan
mereka untuk merubah ekspresi mereka, dan memiliki motivasi untuk
menunjukkan ekspresi yang berbeda tersebut dalam cara yang meyakinkan.
d. Permulaan usia 4 – 5 tahun
Anak mengembangkan pemahaman yang sangat baik tentang keadaan emosional
orang lain. Meningkatnya perkembangan kognitif menjadikan anak pra sekolah
mampu sampai pada pemahaman yang lebih kompleks tentang emosi. Melalui
pengalaman yang berulang-ulang, anak mulai mengembangkan teori mereka
sendiri tentang keadaan emosi orang lain dengan mengacu pada sebab-akibat dari
emosi, dan dengan mengobservasi dan menjadi sensitif terhadap tanda-tanda
perilaku yang mengindikasikan distres emosi. Anak pada usia ini juga mulai
memprediksi tentang pengalaman orang lain dan ekspresi emosi orang lain,
misalnya memprediksi bahwa anak yang gembira akan mau berbagi mainan yang
dimilikinya.
e. 8– 11 tahun
Menunjukkan bermacam-macam keterampilan pengaturan diri (self-regulation).
Memiliki pemahaman yang sangat baik dan memerankan aturan budaya. Dengan
demikian, anak mulai mengetahui kapan mengendalikan ekspresi emosi, serta
memiliki keterampilan mengatur emosi yang memungkinkan mereka secara
efektif menutupi emosinya dalam cara yang sesuai dengan masyarakat.
 Anak pada usia ini sensitif terhadap tanda-tanda kontekstual sosial yang
diberikan sebagai pengarah untuk mengekspresikan atau mengendalikan
emosi negatif. Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan pengaturan
emosi ini meliputi jenis emosi yang dialami, sifat dari hubungan mereka
13
dengan orang-orang yang terlibat dalam pertukaran emosi, usia anak, dan
gender.
 Anak mengembangkan seperangkat harapan tentang hasil dari
mengekspresikan emosi kepada orang lain. Secara umum, anak lebih
menunjukkan kemarahan dan kesedihan kepada teman daripada kepada
orangtua karena mereka menduga mendapatkan respon negatif, misalnya
digoda atau diremehkan, dari temannya. Namun, dengan meningkatnya usia,
anak-anak yang lebih tua lebih mengekpresikan emosi negatif kepada ibunya
daripada kepada ayahnya karena menduga bahwa ayahnya akan berespon
negatif terhadap emosi yang ditampilkan. Keterampilan mengatur emosi ini
dipandang adaptif.
 Mulai pertengahan mana kanak-kanak, anak memahami bahwa keadaan
emosional seseorang tidak sesederhana seperti yang mereka bayangkan di
tahun- tahun pertama, dan seringkali merupakan hasil dari berbagai sebab
yang kompleks, yang tidak selalu tampak secara eksternal.
 Memahami bahwa mungkin saja seseorang mengalami lebih dari satu emosi
pada satu saat, walaupun kemampuan ini masih terbatas dan berkembang
perlahan- lahan. Susan Harter dan Nancy Whitsell membuktikan bahwa anak-
anak usia 7 tahun mampu memahami bahwa seseorang dapat merasakan dua
emosi sekaligus pada saat bersamaan, bahkan emosi positif dan negatif
sekaligus.
 Anak laki-laki kurang terbuka untuk menunjukkan emosi takut pada saat
distres dibandingkan dengan anak perempuan.
E. Perkembangan Motorik Anak
Perkembangan motorik merupakan perkembangan dari unsur kematangan dan
pengendalian gerakan tubuh yang erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di
otak. Hurlock mengatakan bahwa perkembangan motorik adalah perkembangan gerakan
jasmaniah melalui kegiatan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot
yang terkoordinasi. Jadi, perkembangan motorik merupakan kegiatan yang terkoordinir
antara susunan syaraf, otot, otak dan spinal cord. Perkembangan motorik adalah proses
yang sejalan dengan bertambahnya usia secara bertahap dan berkesinambungan, dimana
gerakan individu meningkat dari keadaan sederhana, tidak terorganisir, dan tidak terampil
kearah pengusaan ketrampilan motorik yang kompleks dan terorganisasi dengan baik.
1. Perkembangan motorik halus dan motorik kasar;
Pengertian keterampilan motorik kasar
Gerakan-gerakan makro yang dilakukan si Kecil dengan menggunakan lengan,
kaki, atau seluruh tubuhnya termasuk dalam keterampilan motorik kasar. Gerakan-
gerakan tersebut misalnya merangkak, berlari, dan melompat.
Pengertian keterampilan motorik halus
Berbeda dengan keterampilan motorik kasar, keterampilan motorik halus adalah
tindakan-tindakan lebih kecil yang mengutamakan koordinasi antar anggota tubuh.
Contoh gerakan motorik halus yang sering diperlihatkan oleh seorang bayi adalah
mengambil sesuatu di antara jari dan ibu jari, memainkan jari kaki di pasir, dan
menggunakan bibir serta lidahnya untuk merasakan rasa dan tekstur sebuah benda.
Selama masa pertengahan dan akhir anak anak, perkembangan motorik anak anak
menjadi lebih halus dan terkoordinasi. Anak anak memperoleh kendali lebih besar atas
tubuhnya.
Meningkatnya myelin sistem syaraf pusat tercermin dalam membaiknya
ketrampilan-ketrampilan motorik halus. Meningkatnya perkembangan motorik halus
tercermin dalam ketrampilan ketrampilan menulis tangan.
14
Anak laki laki biasanya lebih baik pada ketrampilan motorik kasar, anak perempuan
lebih baik pada ketrampilan motorik halus.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Motorik Anak
Kartono (1995), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan motorik anak sebagai berikut:
a. Faktor hereditas (warisan sejak lahir atau bawaan)
b. Faktor lingkungan yang menguntungkan atau merugikan kematangan fungsifungsi
organis dan fungsi psikis
c. Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan, punya emosi
serta mempunyai usaha untuk membangun diri sendiri.
Dalam penelitian Puspitawati (1995) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya kualitas perkembangan anak antara lain: faktor genetik,
faktor kesehatan pada periode prenatal, faktor kesulitan dalam melahirkan, kesehatan
dan gizi, rangsangan, perlindungan, prematur, kelainan, dan kebudayaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motorik halus tidak lepas dari sifat dasar genetik
(organ otak) sebagai faktor internal yaitu semakin matangnya perkembangan sistem
saraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau
kemampuan motorik anak, serta keadaan pasca lahir sebagai faktor eksternal yang
berhubungan dengan stimulasi, pola perilaku yang diberikan, dan pemberian gizi yang
cukup (Santrock,2007).
3. Peran Orang-Tua dan Guru dalam Perkembangan Motorik Anak
Faktor lingkungan serta kepribadian anak juga dapat mempengaruhi keterlambatan
dalam perkembangan motorik. Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh agen
sosialnya. Hal yang paling utama dalam proses perkembangan adalah keluarga yaitu
orangtua dan saudara kandung. Anak sebagai bagian dari anggota keluarga, dalam
pertumbuhan dan perkembangan tidak akan terlepas dari lingkungan yang merawat dan
mengasuhnya (Wahni dalam Endra 2012). Menurut Ki Hajar Dewantoro, keluarga
adalah pendidik yang pertama dan utama. Anak menghabiskan 80 % harinya bersama
keluarga dan lingkungannya. Sehingga pendidikan dan pengetahuan pertama dan
dominan akan berasal dari keluarga serta lingkungannya. Pengaruh keluarga akan
menjadi cerminan bagi anak, dan lingkungan ikut berperan. Penjabaran tersebut
menghasilkan suatu kesimpulan bahwa pemberian stimulasi untuk mengembangkan
kemampuan motorik merupakan hal yang urgen atau penting (Suryanti dalam Endra et
al, 2012).
Peran orangtua sebagai pengasuh sangat besar terhadap perkembangan anak. Pada
prinsipnya, pola asuh yakni bagaimana orangtua mengontrol, membimbing dan
mendampingi anak-anaknya untuk melaksanakan tugas perkembangannya menuju
kedewasaan (Muallifah, 2009).
Hurlock mengatakan bahwa salah satu faktor yang mendorong perkembangan
motorik anak adalah model . Modelling merupakan cara efektif yang dapat dilakukan
pada anak karena anak masuk pada masa peniruan atau masa imitatif. Untuk itu pendidik
berperan sebagai contoh atau model. Anak akan melihat orang dewasa terkait dengan
respon orang dewasa pada lingkungannya. Pengamatan rasa aman yang diberikan orang
dewasa ketika melakukan kegiatan motorik dapat meningkatkan rasa percaya diri dan
rasa aman pada anak. Hal ini secara langsung dapat meningkatkan motivasi anak untuk
bergerak.
Guru sebagai model merupakan cara untuk meningkatkan motivasi anak .
Motivasi yang ada hendaknya menghasilkan motivasi tidak hanya eksternal namun juga
internal.Guru memotivasi anak secara instrinsik. Untuk dapat membuat permainan yang
menarik dan sesuai dengan pengembangan motorik dasar anak, guru harus memiliki
15
pengetahuan tentang berbagai gerakan dasar (fundamental) yang perlu dikembangkan
pada usia dini. Gerak fundamental itu yang kemudian dapat berkembang pada gerak-
gerak lain yang lebih komplek
F. Perkembangan Kognitif Anak
Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti.
Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan saraf pada
waktu manusia sedang berpikir (Gagne dalam Jamaris, 2006). Pengertian yang luasnya
cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan (Neisser,
1976). Menurut para ahli jiwa aliran kognitifis, tingkah laku seseorang/anak itu senantiasa
didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah
laku itu terjadi.
Dalam pekembangan selanjutnya, kemudian istilah kognitif ini menjadi populer
sebagai salah satu wilayah psikologi manusia / satu konsep umum yang mencakup semua
bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan
masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan, menyangka, pertimbangan,
pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, pertimbangan, membayangkan,
memperkirakan, berpikir dan keyakinan. Termasuk kejiwaan yang berpusat di otak ini juga
berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan rasa.
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif
Menurut Sujiono (2006 : 25) Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif
dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut:
a. Faktor hereditas atau keturunan
Diungkapkan bahwa taraf intelegensi seorang anak sudah ditentukan sejak anak
tersebut dilahirkan.
b. Faktor lingkungan
Perkembangan anak sangat ditentukan oleh faktor lingkungan dimana tempat ia
berada.
c. Kematangan
Tiap organ tubuh manusia, baik fisik maupun psikis dapat dikatangan telah matang
jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
d. Pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri anak yang mempengaruhi
perkembangan intelegensinya.
e. Minat dan Bakat
Minat mengarahkan perbuatan pada suatu tujuan. Sedangkan bakat diartikan
sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan
dilatih agar dapat terwujud.
f. Kebebasan
Kebebasan dapat diartikan sebagai kebebasan manusia
dalam berpikir. Perkembangan kognitif yang terjadi pada manusia sepanjang
hidupnya dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung antara lain
faktor keturunan, faktor lingkungan, kematangan, pembentukan, minat dan
bakat, serta faktor kebebasan. Masing-masing orang memiliki faktor tersendiri yang
mempengaruhi perkembangan kognitifnya yang dapat berjalan dengan cepat
ataupun lambat.
Sedangkan menurut Piaget dalam Yanuarita (2014 : 70) Pertumbuhan mental
mengandung dua macam proses yaitu perkembangan dan belajar. Perkembangan
adalah perubahan struktur sedangkan belajar adalah perubahan isi. Proses
perkembangan kognitif dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu:
a. Hereditas
16
Hereditas tidak hanya menyediakan fasilitas kepada anak yang baru lahir untuk
menyesuaikan diri dengan dunianya, lebih dari itu, hereditas akan mengatur waktu
jalannya perkembangan pada tahuntahun mendatang.
b. Pengalaman
Pengalaman dengan hereditas fisik merupakan dasar perkembangan struktur
kognitif .dalam hal ini sering kali disebut sebagai pengalaman fisis dan logika
matematis.
c. Transmisi Sosial
Transmisi sosial digunakan untuk mempresentasikan pengaruh budaya terhadap ola
berpikir anak.
d. Ekuilibrasi
Ekuilibrasi merupakan suatu keadaan dimana pada diri setiap individu akan terdapat
proses ekuilibrasi yang mengintegrasikan ketiga faktor tadi, yaitu hereditas,
pengalaman, dan transmisi sosial.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat
banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif pada anak. Hal tersebut
tidak dapat diabaikan oleh orang tua serta guru. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan kognitif dapat menjadi dasar untuk mengetahui sebab dimana terdapat
anak yang memiliki perkembangan yang cepat ataupun lambat.
2. Tahapan Perkembangan Kognitif Anak.
a. Tahap Sensori-Motorik:
Sejak lahir hingga usia 2 tahun, pemahaman anak mengenai lingkungan masih
terbatas pada persepsi sensoris dan aktivitas motoriknya. Artinya, perilaku yang
tampak atau berbagai hal yang dilakukan anak sebenarnya merupakan respons
motorik sederhana terhadap stimuli sensoris dari sekitarnya. Di usia usia 7 – 9
bulan, barulah bayi mulai mengembangkan yang dinamakan object permanence.
Dimana si kecil mulai mempunyai kemampuan untuk mengerti bahwa objek tetap
ada walau tidak terlihat.
b. Tahap Pra-Operasional
Selanjutnya adalah tahap di mana anak belajar menggunakan bahasa yang terjadi
pada rentang usia 2 – 6 tahun . Pada tahap ini anak belum mengerti logika, belum
dapat dimanipulasi dengan informasi dan belum dapat melihat dari sisi orang lain.
Meski begitu, si kecil mulai menganalisis simbol, khususnya kata, bentuk dan
gambar. Tahap ini disebut pra-operasional karena saat ini anak belum mampu
mengoperasikan aspek kognitif spesifik, seperti hitungan matematika. Sebagai
tambahan untuk penggunaan simbol, anak suka berpura-pura memainkan peran
seorang tokoh seperti pura-pura jadi ayah, jadi pilot jadi guru dan lain-lain.
Menurut Piaget (Hurlock, 1990) ,Pemikiran praoperasional dapat dibagi ke dalam
dua subtahap :
1) Subtahap fungsi simbolis. Pada tahap ini anak mengembangkan kemampuan
untuk membayangkan secara mental suatu objek yang tidak ada
2) Subtahap pemikiran intuitif. Pada tahap ini anak mulai menggunakan penalaran
primitif dan ingin tahu jawaban atas semua bentuk pertanyaan Sedangkan pada
masa kanak-kanak akhir,
c. Tahap Operasional Konkret
Selanjutnya periode antara 7 – 11 tahun, di mana anak mulai memahami operasi
kognitif. Maksudnya anak mulai berpikir logis tentang kejadian nyata, namun
belum benar-benar mampu memahami konsep abstrak atau yang berkaitan. Dalam
analisis simbol misalnya. Di usia ini anak umumnya sudah mampu memahami arti

17
beberapa simbol tokoh dan mampu berganti-ganti dalam aksi meniru berbagai
simbol tokoh-tokoh tersebut.
d. Tahap Operasional Formal
Saat anak sudah berusia 12 tahun sampai kelak ia dewasa, anak mulai
mengembangkan kemampuan berpikir tentang konsep abstrak, kemampuan
berpikir logis, mencari alasan rasional, dan membuat rencana yang sistematis. Inilah
yang disebut tahap operasional formal dalam tahapan perkembangan kognitif anak.
Menurut Piaget (Hurlock, 1990) perkembangan kognitif ditandai dengan:
Sudah mulai bisa berpikir sistematis, melakukan analisis dan sintesis, tetapi terbatas
pada benda-benda/peristiwa-peristiwa konkret:
a. Mengembangkan strategi pemecahan masalah.
b. Mempertimbangkan hubungan antara satu kejadian dengan kejadian lainnya.
c. Mempertimbangkan bagaimana beberapa aspek yang berbeda dapat mempengaruhi
orang lain
Egosentrisme mulai berkurang, anak sudah mulai memiliki kemampuan
mengkoordinasikan pandangan-pandangan orang lain dengan pandangannya sendiri,
dan memiliki persepsi positif bahwa pandangannya hanyalah salah satu dari sekian
banyak pandangan orang.
3. Implikasi Perkembangan Kognitif dalam Proses Pembelajaran.
Menurut Piaget, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa
jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya, yaitu
bagaimana anak secara aktif mengkontruksi pengentahuannya. Pengetahuan datang dari
tindakan . menurut teori Piaget pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi
lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa
interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi
membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi
lebih logis. Berikut ini adalah implikasi teori Piaget dalam pembelajaran:
a. Memaklumi akan adanya perbedaan invidual dalam hal kemajuan perkembangan.
Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh melewati urutan
perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan
yang berbeda. Ditambah cara berfikir anak kurang logis dibanding dengan orang
dewasa, maka guru harus mengerti cara berfikir anak, bukan sebaliknya anak yang
beradaptasi dengan guru.
b. Pendidikan disini bertujuan untuk mengembangkan pemikiran anak, artinya ketika
anak-anak mencoba memecahkan masalah, penalaran merekalah yang lebih penting
daripada jawabannya. Oleh sebab itu guru penting sekali agar tidak menghukum
anak-anak untuk jawaban yang salah, tetapi sebaliknya menanyakan bagaimana anak
itu memberi jawaban yang salah, dan diberi pengertian tentang kebenarannya atau
mengambil langkah-langkah yang tepat untuk untuk menanggulanginya.
c. Anak belajar paling baik dengan menemukan (discovery). Artinya di sini adalah agar
pembelajaran yang berpusat pada anak berlangsung efektif, guru tidak meninggalkan
anak-anak belajar sendiri, tetapi mereka memberi tugas khusus yang dirancang untuk
membimbing para siswa menemukan dan menyelesaikan masalah sendiri.
G. Perkembangan Bahasa;
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa;
Menurut Yusuf, ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam perkembangan bahasa
anak, yaitu:
a. Faktor Kesehatan. Faktor ini sangat berpengaruh dalam perkembangan bahasa
seorang anak. Apabila pada dua tahun pertama kesehatan seorang anak sering
terganggu, maka perkembangan bahasanya akan terhambat.
18
b. Intelegensi. Perkembangan bahasa anak akan bisa diketahui dari intelegensinya.
Anak yang mempunyai tingkat intelegensi yang normal atau di atasnya, biasanya
mengalami perkembangan bahasa yang pesat. Sedangkan anak yang mengalami
kelambatan mental akan sangat miskin dalam berbahasa.
c. Status Sosial Ekonomi Keluarga. Dalam beberapa penelitian tentang hubungan
antara status sosial ekonomi keluarga dan perkembangan bahasa menyatakan bahwa
sebagian besar anak yang berasal dari keluarga miskin akan mengalami kelambatan
dalam perkembangan bahasanya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kecerdasan
atau kesempatan belajar pada anak dari keluarga miskin dibandingkan dengan anak
yang berasal dari keluarga yang mampu.
d. Jenis Kelamin (Sex). Berdasarkan faktor jenis kelamin ini, sejak usia dua tahun ke
atas, anak perempuan mempuanyai perkembang- an bahasa yang lebih cepat
dibandingkan anak laki-laki.
e. Hubungan Keluarga. Anak yang menjalin hubungan dengan keluarganya secara sehat
(penuh perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya) dapat memfasilitasi
perkembangan bahasanya. Sebaliknya, jika hubungan anak dan orang tuanya tidak
sehat, maka perkembangan bahasa anak cenderung stagnasi atau mengalami
kelainan, seperti: gagap, kata-katanya tidak jelas, berkata kasar dan tidak sopan,
serta merasa takut untuk mengungkapkan pendapatnya.
2. Gangguan Keterlambatan Perkembangan Bahasa Anak.
Keterlambatan bicara anak yaitu ketika anak mengalami suatu keterlambatan
perkembangan kemampuan berbicara dan atau berbahasa dibandingkan dengan kontrol
yang sesuai menurut usia, jenis kelamin, latar belakang budaya, dan kecerdasannya,
atau perbedaan kemampuan potensi anak untuk berbicara dan kinerja yang benar-benar
diamati.
Penyebab gangguan bahasa, diantaranya:
a. Disfasia
Gangguan perkembangan bahasa yang tidak sesuai dengan perkembangan
kemampuan anak seharusnya, akibat ketidaknormalan pada pusat bicara yang ada
di otak. Anak dengan gangguan ini pada usia setahun belum bisa mengucapkan kata
spontan yang bermakna, misalnya mama atau papa. Kemampuan bicara reseptif
(menangkap pembicaraan orang lain) sudah baik tapi kemampuan bicara ekspresif
(menyampaikan suatu maksud) mengalami keterlambatan. Karena organ bicara
sama dengan organ makan, maka biasanya anak ini mempunyai masalah dengan
makan atau menyedot susu dari botol.
b. Gangguan disintegratif pada kanak-kanak (Childhood Diintegrative
Disorder/CDD)
Pada usia 1-2 tahun, anak tumbuh dan berkembang dengan normal, kemudian
kehilangan kemampuan yang telah dikuasainya dengan baik. Anak berkembang
normal pada usia 2 tahun pertama seperti kemampuan komunikasi, sosial, bermain
dan perilaku. Namun kemampuan itu terganggu sebelum usia 10 tahun, yang
terganggu di antaranya adalah kemampuan bahasa, sosial, dan motorik.
c. Sindrom Asperger
Gejala khas yang timbul adalah gangguan interaksi sosial ditambah gejala
keterbatasan dan pengulangan perilaku, ketertarikan, dan aktivitas. Anak dengan
gangguan ini mempunyai gangguan kualitatif dalam interaksi sosial. Ditandai
dengan gangguan penggunaan beberapa komunikasi nonverval (mata, pandangan,
ekspresi wajah, sikap badan), tidak bisa bermain dengan anak sebaya, kurang
menguasai hubungan sosial dan emosional.

19
d. Gangguan multisystem development disorder (MSDD) MSDD digambarkan dengan
ciri-ciri mengalami masalah komunikasi, sosial, dan proses sensoris (proses
penerimaan rangsang indrawi). Ciri-cirinya yang jelas adalah reaksi abnormal, bisa
kurang sensitif atau hipersensitif terhadap suara, aroma, tekstur, gerakan, suhu, dan
sensasi indra lainnya. Sulit berpartisipasi dalam kegiatan dengan baik, tetapi bukan
karena tertarik, minat berkomunikasi dan interaksi tetap normal tetapi tidak bereaksi
secara optimal dalam interaksinya. Ada masalah yang terkait dengan keteraturan
tidur, selera makan, dan aktivitas rutin lainnya.
Klasifikai kelainan behasa menurut Rutter

Ringan Keterlambatan akuisisi dari bunyi kata-kata, Dislalia


bahasa normal

Sedang Keterlambatan lebih berat dari akuisisi bunyi Disfasia ekspresif


kata-kata dan perkembangan bahasa terlambat

Berat Keterlambatan lebih berat dari akuisisi dan Disfasia reseptif dan
bahasa, gangguan pemaham bahasa tuli persepsi

Sangat Berat Gangguan pada seluruh kemampuan bahasa Tuli persepsi dan tuli
sentral

H. Perkembangan Sosial Anak


Dapat diartikan sebagai proses belajar menyesuaikan diri dengan norma-norma
kelompok, tradisi, dan moral agama (Yusuf, 2012: 65)
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.
Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma
kelompok, moral, dan tradisi: meleburkan diri menjadi suatu kesatuan, saling
berkomunikasi dan bekerja sama (Budiamin, dkk. 2006: 124)
Untuk mencapai kematangan sosial, anak harus belajar tentang cara-cara
menyesuaikan diri dengan orang lain. Kemampuan ini diperoleh anak melalui berbagai
kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya, baik orang
tua, saudara, teman sebaya ataupun orang dewasa lain. (yusuf, 2000: 122)
Pada proses berikutnya perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh
perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek
kehidupan sosial atau norma-norma kehiduapan bermasyarakat serta mendorong dan
memberikan contoh kepada anaknya bagaimana menerapkan norma-norma tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Proses bimbingan orangtua disebut sosialisasi.
1. Konteks Sosial dalam Perkembangan Anak
Menurut teori Bronfenbrenner (dalam Santrock, terjemahan 2010: 90-101), konteks
social dimana anak hidup akan mempengaruhi perkembangan anak. Berikut ini
merupakan tiga konteks di mana anak menghabiskan sebagian besar waktunya:
keluarga, teman sebaya-sepermainan (peer), dan sekolah.
a. Keluarga
Situasi yang bervariasi di dalam keluarga akan mempengaruhi perkembangan anak
dan akan mempengaruhi perkembangan anak dan mempengaruhi murid di dalam
dan di luar ruang kelas (Cowan & Cowan, 2002; Morrison & Cooney, 2002).

20
Gaya Parenting Baumrind mengatakan bahwa ada empat bentuk gaya pengasuhan
atau parenting:
1) Authoratian Parenting, gaya asuh yang membatasi (restrictive) dan menghukum
(punitive) di mana hanya ada sedikit percakapan antara orang tua dan murid;
menghasilkan anak yang tidak kompeten secara social.
2) Authoritative Parenting, gaya asuh positif yang mendorong anak untuk
independen tapi masih membatasi dan mengontrol tindakan mereka; percakapan
ekstensif diizinkan; menghasilkan anak yang kompeten secara social.
3) Neglectful Parenting, gaya asuh di mana orang tua tidak peduli, atau orang tua
hanya meluangkan sedikit waktu dengan anak-anaknya; hasilnya adalah anak
yang tidak kompeten secara sosial.
4) Indulgent Parenting, gaya asuh di mana orang tua terlibat aktif tetapi hanya
sedikit member batasan atau kekangan pada perilaku anak; hasilnya adalah anak
yang tidak kompeten secara social.
b. Teman Sebaya
Menurut Santrock (terjemahan, 2010: 100) dalam konteks perkembangan anak,
teman seusia adalah anak pada usia yang sama atau pada level kedewasaan yang
sama. Salah satu fungsi terpenting dari kelompok teman seusia adalah memberikan
sumber informasi dan perbandingan tentang dunia di luar keluarga. Setidaknya
terdapat empat tipe status teman sebaya, yaitu:
1) Anak popular (popular children), seringkali dinominaasikan sebagai kawan
terbaik dan jarang dibenci teman sebayanya.
2) Anak diabaikan (neglected children), jarang dinominasikan sebagai kawan
terbaik, tetapi bukannya tidak disukai oleh oleh teman sebayanya.
3) Anak-anak ditolak (rejevted children), jarang dinominasikan sebagai kawan baik
dan sering dibenci oleh teman-teman seusianya.
4) (Anak kontroversial (Controversial). Sering kali dinominasikan sebagai teman
baik tapi juga kerap tidak disukai.
c. Sekolah
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang berfungsi untuk memfasilitasi proses
perkembangan anak secara menyeluruh. Tidak hanya aspek pengetahuan dan
intelektual anak yang perlu diperhatikan dan dibina, akan tetapi keseluruhan aspek
perkembangan termasuk aspek social anak.
Berikut ini terdapat beberapa implikasi yang perlu diperhatikan guru yang berkenaan
dengan penciptaan suatu lingkungan belajar yang kondusif bagi tumbuh kembang
anak.
Pertama, untuk meningkatkan kemampuan anak dalam menyadari dan
menghayati pengalaman-pengalaman sosialnya.Dapat dilakukan aktivits-aktivitas
bermain peran, pemutaran film dan aktivitas sejenis lainnya yang memperlihatkan
kepada mereka bagaimana orang mengekspresikan social emosinya secara wajar dan
tidak wajar serta kosekuensi-kosekuensinya.
Kedua, yang perlu diperhatikan adalah menonjolnya peranan teman sebaya
bagi anak SD. Keberadaan teman sebaya bagi anak SD merupakan hal yang berarti,
bukan saja sebagai sumber kesenangan bagi anak melainkan dapat membantu
mengembangkan banyak aspek perkembangan anak.

21
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak
Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: keluarga,
kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan kemampuan mental
terutama emosi dan inteligensi.
a. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap
berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi
dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi
sosialisasi anak. Di dalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan
dengan demikian pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan budaya
anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih
banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan norma dalam menempatkan
diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga.
b. Kematangan anak
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu
mempertimbangan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang
lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Kemampuan berbahasa
ikut pula menentukan. Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik
diperlukan kematangan fisik yang mampu menjalankan fungsi berbahasa dengan
baik.
c. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial
keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan
sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang
utuh dalam keluarga. “ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial
anak, masyarakat memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarga anak
tersebut. Perilaku anak akan banyak mengikuti kondisi normatif yang telah
ditanamkan oleh keluarga.
d. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan
sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan warna
kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang
akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak
dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman
norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang
belajar di kelembagaan pendidikan (sekolah). Kepada peserta didik bukan saja
dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan kepada
norma kehidupan bangsa (nasional) dan norma kehidupan antarbangsa. Etik
pergaulan membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
e. Kapasitas Mental, Emosi, dan Integensi
Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan
belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan
intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu,
dengan kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan
pengendalian emosional secara seimbang akan sangat menentukan keberhasilan
dalam perkembangan sosial anak.
3. Usaha Guru dan Orang-tua dalam Menunjang Perkembangan Sosial Anak
Adapun peranan ibu dan ayah yang dikutip dalam jurnal yaitu peranan ibu dalam
Pendidikan dan pengembangan kompetensi sosial anak-anaknya adalah Berbagai
sumber dan pemberi rasa kasih sayang, pengasuh dan pemelihara, tempat Mencurahkan
22
isi hati, pengatur kehidupan dalam rumah tangga,pembimbing Hubungan
pribadi,pendidik dalam segi-segi emosional. Sedangkan peranan ayah sumber
kekuasaan dalam keluarga,penghubung Intern keluarga dengan masyarakat atau dunia
luar,pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga,pelindung terhadap
ancaman dari luar,hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan,pendidik dalam
segi-segi rasional. Dalam implementasi penerapan peran orang tua dalam kehidupan
anak terdapa beberapa faktor yang berpengaruh besar terhadap pertumbuahan dan
segala aspek pekembangan anak menurut Munandar (1999) mengenai beberapa faktor
lingkungankeluarga yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak:
a. Faktor genetis dan pola asuh yang mempengaruhi kebiasaan anak
b. Aturan perilaku, orangtua sebaiknya tidak banyak menentukan aturan perilaku dalam
keluarga. Mereka menentukan dan meneladankan (model) seperangkat nilai yang
jelas, dan mendorong anak-anak mereka untuk menentukan perilaku apa yang
mencerminkan nilai-nilai tersebut
c. Sikap orang tua yang humoris, suka bercanda sebagai lelucon yang biasa terjadi pada
kehidupan sehari-hari diakui cukup memberikan warna dalam kehidupan anak
d. Pengakuan dan penguatan pada usia dini, dengan memperhatikan tanda-tanda seperti
pola pikiran khusus atau kemampuan memecahkan masalah yang tinggi sebelum
anak mencapai umur tiga tahun. Tapi kebanyakan anak mengatakan mereka
merasakan mendapat dorongan yang kuat dari orangtua mereka
e. Gaya hidup orangtua, pada cukup banyak keluarga, anak mempunyai minat yang
sama seperti orangtuanya
f. Trauma, anak yang lebih banyak mengalami trauma mempunyai kemampuan belajar
dari pengalaman yang dilalui.
Dari beberapa paparan tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa peran yang
harus dilakukan orang tua tidaklah mudah, salah satu tugas dan peran orang tua yang
tidak dapat dipindahkan adalah mendidik anak-anaknya. Sebab orang tua memberi
hidup anak, maka mereka mempunyai kewajiban yang teramat penting untuk mendidik
anak mereka. Jadi, tugas sebagai orang tua tidak hanya sekadar menjadi perantara
makhluk baru dengan kelahiran, tetapi juga memelihara dan mendidiknya, agar dapat
melaksanakan pendidikan terhadap anak-anaknya, maka diperlukan adanya beberapa
pengetahuan tentang pendidikan dan faktor yang memperangaruhi dalam
mengembangkan aspek perkembangan anak usia dini terutama kompetensi sosial.
Peranan guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal, seperti
dikemukakan oleh Djamarah, Syaiful B. (2000:94-95) dibawah ini :
a. Peranan guru sebagai pembimbing. Sebagai pembimbing, peran ini lebih
dipentingkan, karena kehadiran guru disekolah adalah untuk membimbing peserta
didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap. Tanpa bimbingan, peserta didik
akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya.
Kekurangmampuan peserta didik menyebabkan lebih banyak tergantung pada
bantuan guru. Tetapi semakin dewasa, ketergantungan peserta didik semakin
berkurang (mandiri).
b. Peranan guru sebagai fasilitator. Guru hendaknya memberikan fasilitas yang
memungkinkan kemudahan peserta didiknya dalam belajar. Lingkungan belajar
yang menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang
berantakan membuat anak malas dalam belajar.
c. Peranan guru sebagai mediator. Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam
berbagai bentuk dan jenisnya, baik media nonmaterial atau materil. Media berfugsi
sebagai alat komunikasi guna mengefektifkan proses interaksi edukatif.
23
Keterampilan menggunakan semua media itu diharapkan dari guru yang
disesuaikan dengan pencapaian tujuan pembelajaran. Sebagai mediator, guru dapat
diartikan sebgai penengah dalam proses belajar peserta didik. Dalam diskusi, guru
berperan sebagai penengah, sebagai pengatur jalannya lalu lintas diskusi.
d. Peranan guru sebagai motivator. Sebagai motivator, guru hendaknya dapat
mendorong anak didik agar bergairah dan aktif dalam belajar. Dalam upaya
memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi
anak didik malas belajar dan menurun prestasinya disekolah. dinamis dari
kedudukan atau status. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukanya .
Menurut Mulyasa (2005: 37) terdapat guru sebagai pendidik, pengajar,
pembimbing, pelatih, penasihat, pembaharu (inovator), model dan teladan, pribadi,
peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pembawa cerita,
aktor, emansipator, evaluator, pengawet .
Berdasarkan pendapat diatas maka peranan adalah aspek dinamis yang
merupakan perilaku dan tindakan yang dilaksanakan oleh orang yang menempati
jabatan atau kedudukan dan melaksanakan hak dan kewajibannya tersebut sesuai
dengan kedudukannya. Di dalam masyarakat dari yang terbelakang sampai yang paling
maju, guru memegang peranan penting dalam hal pendidikan. Karena hampir tanpa
kecuali guru merupakan satu yang dijadikan tauladan oleh masyarakat. Dalam proses
belajar mengajar atau pendidikan secara keseluruhan.
I. Pengertian Emosi Anak
Emosi adalah reaksi internal atau perasaan, bersifat positif dan negatif, dan menyiapkan
individu untuk bertindak. Afek adalah ekspresi keluar dari emosi melalui raut muka,
gesture, intonasi, dan vokalisasi. Awalnya emosi merupakan pernyataan diri yang hanya
akan tampil bila keadaan fisiologis (bayi) tidak menyenangkan, misalnya: perut bayi
kosong (lapar), maka reaksi bayi adalah menangis.
1. Fase Perkembangan emosi anak
Perkembangan emosi pada anak melalui beberapa fase yaitu :
a. Pada bayi hingga 18 bulan
1) Pada fase ini, bayi butuh belajar dan mengetahui bahwa lingkungan di
sekitarnya aman dan familier. Perlakuan yang diterima pada fase ini berperan
dalam membentuk rasa percaya diri, cara pandangnya terhadap orang lain serta
interaksi dengan orang lain. Contoh ibu yang memberikan ASI secara teratur
memberikan rasa aman pada bayi.
2) Pada minggu ketiga atau keempat bayi mulai tersenyum jika ia merasa nyaman
dan tenang. Minggu ke delapan ia mulai tersenyum jika melihat wajah dan suara
orang di sekitarnya.
3) Pada bulan keempat sampai kedelapan bayi mulai belajar mengekspresikan
emosi seperti gembira, terkejut, marah dan takut.
4) Pada bulan ke-12 sampai 15, ketergantungan bayi pada orang yang merawatnya
akan semakin besar. Ia akan gelisah jika ia dihampiri orang asing yang belum
dikenalnya. Pada umur 18 bulan bayi mulai mengamati dan meniru reaksi emosi
yang di tunjukan orangorang yang berada di sekitar dalam merespon kejadian
tertentu.
b. Usia 18 bulan sampai 3 tahun
1) Pada fase ini, anak mulai mencari-cari aturan dan batasan yang berlaku di
lingkungannya. Ia mulai melihat akibat perilaku dan perbuatannya yang akan
banyak mempengaruhi perasaan dalam menyikapi posisinya di lingkungan.

24
Fase ini anak belajar membedakan cara benar dan salah dalam mewujudkan
keinginannya.
2) Pada anak usia dua tahun belum mampu menggunakan banyak kata untuk
mengekspresikan emosinya. Namun ia akan memahami keterkaitan ekspresi
wajah dengan emosi dan perasaan. Pada fase ini orang tua dapat membantu
anak mengekspresikan emosi dengan bahasa verbal. Caranya orang tua
menerjemahkan mimik dan ekspresi wajah dengan bahasa verbal.
3) Pada usia antara 2 sampai 3 tahun anak mulai mampu mengekspresikan
emosinya dengan bahasa verbal. Anak mulai beradaptasi dengan kegagalan,
anak mulai mengendalikan prilaku dan menguasai diri.
c. Usia antara 3 sampai 5 tahun
1) Pada fase ini anak mulai mempelajari kemampuan untuk mengambil inisiatif
sendiri. Anak mulai belajar dan menjalin hubungan pertemanan yang baik
dengan anak lain, bergurau dan melucu serta mulai mampu merasakan apa
yang dirasakan oleh orang lain.
2) Pada fase ini untuk pertama kali anak mampu memahami bahwa satu peristiwa
bisa menimbulkan reaksi emosional yang berbeda pada beberapa orang.
Misalnya suatu pertandingan akan membuat pemenang merasa senang,
sementara yang kalah akan sedih.
d. Usia antara 5 sampai 12 tahun
1) Pada usia 5-6 anak mulai mempelajari kaidah dan aturan yang berlaku. Anak
mempelajari konsep keadilan dan rahasia. Anak mulai mampu menjaga rahasia.
Ini adalah keterampilan yang menuntut kemampuan untuk menyembunyikan
informasiinformasi secara.
2) Anak usia 7-8 tahun perkembangan emosi pada masa ini anak telah
menginternalisasikan rasa malu dan bangga. Anak dapat menverbalsasikan
konflik emosi yang dialaminya. Semakin bertambah usia anak, anak semakin
menyadari perasaan diri dan orang lain.
3) Anak usia 9-10 tahun anak dapat mengatur ekspresi emosi dalam situasi sosial
dan dapat berespon terhadap distress emosional yang terjadi pada orang lain.
Selain itu dapat mengontrol emosi negatif seperti takut dan sedih. Anak belajar
apa yang membuat dirinya sedih, marah atau takut sehingga belajar beradaptasi
agar emosi tersebut dapat dikontrol (Suriadi & Yuliani, 2006).
4) Pada masa usia 11-12 tahun, pengertian anak tentang baik-buruk, tentang
norma-norma aturan serta nilai-nilai yang berlaku di lingkungannya menjadi
bertambah dan juga lebih fleksibel, tidak sekaku saat di usia kanak-kanak awal.
Mereka mulai memahami bahwa penilaian baik-buruk atau aturan-aturan dapat
diubah tergantung dari keadaan atau situasi munculnya perilaku tersebut.
Nuansa emosi mereka juga makin beragam.
2. Macam Ekspresi Emosi Anak
Emosi adalah keadaan internal yang memiliki perwujudan secara ekstrenal. Meskipun
yang bisa merasakan emosi adalah orang yang mengalaminya, namun orang lain kerap
bisa mengetahuinya karena emosi terekspresikan dalam berbagai bentuk. Emosi dapat
diekspresikan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Syukur (2011) mengatakan
bahwa ada beberapa jenis ekspresi emosi yang menunjukkan kepribadian seseorang,
diantaranya adalah:
a. Ekspresi wajah
Semua emosi yang dialami manusia akan diekspresikan melalui raut wajah. Hanya
dengan melihat wajah seseorang, kita bisa dengan tepat menebak emosi yang
sedang dialami oleh orang lain tersebut. Kita paham wajah orang yang sedang
25
marah, sedih, bahagia, takut atau terkejut. Dalam hal ini, wajah saat marah dan
sedih pastilah berbeda.
b. Ekspresi vokal
Nada suara seseorang akan berubah seiring dengan emosi yang sedang dialaminya.
Seseorang yang sedang marah, nada suaranya pasti akan terdengar meninggi.
Demikian juga seseorang yang sedang bahagia, ia akan berbicara dengan lepas dan
lancar. Sementara itu, seseorang yang sedang mengalami gangguan jiwa dan
mengalami kesedihan, kemungkinan besar nada suaranya akan terbata-bata,
bahkan tidak berbicara.
c. Perubahan fisiologis
Saat kita merasakan perubahan sebuah emosi, terdapat perubahan fisiologis yang
mengiringinya, baik yang bisa kita rasakan atau tidak. Saat takut, kita akan
merasakan detak jantung yang meningkat, berdebar-debar, kaki dan tangan
gemetar. Selain itu, kita juga merasakan bulu kuduk merinding, otot wajah
menegang, berkeringat, kencing di celana, dan lain sebagainya. Bahkan, perubahan
tersebut jarang juga diketahui oleh orang lain.
d. Gerak dan isyarat tubuh
Sering kali, emosi emosi seseorang akan diekspresikan melalui gerak dan isyarat
tubuh. Terkadang, kita cukup mengetahui seseorang sedang gugup atau jatuh cinta
hanya dari bahasa tubuhnya. Ia akan menjadi tidak hati-hati, banyak melakukan
gerakan yang tidak perlu, sering melakukan kesalahan berkeringan dan lain
sebagainya. Orang yang jatuh cinta menatap yang dicintainya lebih sering, duduk
condong padanya, tersenyum lebih lebar dan lain-lain.
e. Tindakan-tindakan emosional
Banyak cara yang dilakukan oleh seseorang untuk mengekspresikan emosi yang
dialaminya. Ketika emosi marah melanda, terkadang seseorang hanya diam. Diam
dianggap sebagai salah satu tindakan yang mencerminkan keadaan emosionalnya.
Namun, tidak jarang kira melihat emosi seseorang yang sedang marah dengan
membentak, memaki bahkan memukul. Sementara itu, saat seseorang sedang
dirundung kesedihan, ia hanya sanggup mengapresiasikannya dengan menangis.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Anak
Menurut Mohammad Ali, dkk (2011) ada sejumlah faktor yang mempengaruhi
perkembangan emosi remaja, yaitu sebagai berikut:
a. Perubahan Jasmani
Perubahan jasmani yang ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan yang sangat
cepat dari anggota tubuh pada taraf permulaan pertumbuhan ini hanya terbatas pada
bagian-bagian tertentu saja yang mengakibatkan postur tubuh menjadi tidak
seimbang ketidakseimbangan tubuh ini sering mempunyai akibat yang tak terduga
pada perkembangan emosi remaja.
b. Perubahan Pola Interaksi dengan Orang Tua
Pola asuh orang tua terhadap anak, termasuk remaja, sangat bervariasi. Ada pola
asuh menurut apa yang dianggap terbaik oleh dirinya sendiri saja sehingga ada yang
bersifat otoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga yang dengan
penuh cinta kasih.
c. Perubahan Interaksi dengan Teman Sebaya
Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebayanya secara khas
dengan cara berkumpul untuk melakukan aktivitas bersama dengan membentuk
semacam geng. Interaksi antar anggota dalam suatu kelompok geng biasanya sangat
intem serta memiliki kohesivitas dan solidaritas yang sangat tinggi. Tujuan
pembentukan kelompok dalam bentuk geng, yaitu untuk memenuhi minat mereka
26
bersama. Faktor yang sering menimbulkan masalah emosi pada masa ini adalah
hubungan cinta dengan teman lawan jenis.
d. Perubahan Pandangan Luar
Ada sejumlah perubahan pandangan dunia luar yang dapat menyebabkan konflik-
konflik emosional dalam diri remaja, yaitu sebagai berikut:
1) Sikap dunia luar terhadap remaja sering tidak konsisten.
2) Dunia luar atau masyarakat masih menerapkan nilai-nilai yang berbeda untuk
remaja laki-laki dan perempuan.
3) Seringkali kekosongan remaja dimanfaatkan oleh pihak luar yang tidak
bertanggung jawab, yaitu dengan cara melibatkan remaja tersebut dalam
kegiatan-kegiatan yang merusak dirinya dan melanggar nilai-nilai moral.
e. Perubahan Interaksi dengan Sekolah
Para guru disekolah merupakan tokoh yang sangat penting dalam kehidupan remaja
karna selain tokoh intelektual, guru juga merupakan tokoh otoritas bagi para peserta
didiknya. Posisi guru semacam ini sangat srategis apabila digunakan untuk
pengembangan emosi anak melalui penyampaian materi-materi yang positif dan
konstruktif.
Namun demikian, tidak jarang terjadi bahwa dengan figur sebagai tokoh tersebut,
guru memberikan ancaman-ancaman tertentu kepada peserta didiknya. Peristiwa
tersebut dapat menambah permusuhan dari anak-anak setelah menginjak masa remaja.
Cara-cara seperti ini akan memberikan stimulus negatif bagi perkembangan emosi
anak.

27
BAB III
KESIMPULAN

Psikologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam
perkembangannya dan latar belakang yang mempengaruhinya. Dalam ruang lingkup psikologi,
ilmu ini termasuk psikologi khusus, karena psikologi perkembangan mempelajari kekhususan
dari pada tingkah laku individu. Kedudukan psikologi perkembangan dalam sistematika
psikologi termasuk ke dalam psikologi khusus. Perkembangan memiliki definisi proses menuju
kedewasaan yang dialami makhluk hidup. Namun lebih bersifat kualitatif. Berkebalikan
dengan pertumbuhan yang diartikan sebagai proses menuju kedewasaan yang sifatnya
kuantitatif. Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada
fase-fase atau periode kehidupan tertentu.

Masa Pranatal adalah masa konsepsi atau masa pertumbuhan, masa pembuahan sampai
dengan masa pertumbuhan dan perkembangan individu yaitu pada saat pembuatan telur pada
ibu oleh spermazoa pada ayah. faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal: makan,
kesehatan atau penyakit dari si ibu, alcohol, tembakau dan pengalaman-pengalaman psikologi
si ibu.Bahaya Fisik yang akan terjadi pada bayi bila Ibu bekerja di tempat yang berbahaya,
kehamilan bayi kembar yang tidak dijaga, kekurangan gizi, dan ibu yang merokok sedangkan
bahaya psikologis yang akan mempengaruhi bayi apabila si ibu kepercayaan tradisional dan
tekanan dari dalam diri si ibu.
Masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya, karena pola perilaku, sikap dan pola
ekspresi emosi terbentuk. Masa bayi adalah masa dimana pertumbuhan dan perubahan
berjalan pesat. Pertumbuhan dan perkembangan bayi seperti reflek yang banyak macamnya,
perkembangan fisik seperti berat, tinggi, proporsi fisik, tulang, otot dan lemak, bagian tubuh
serta gigi.Selain itu ada ketrampilan motorik kasar dan halus yang juga haru ikut
berkembang.dan perkembangan bahasa yang sudah harus mulai diperhatikan.
Periode awal kanak-kanak berlangsung dari umur 2 sampai 6 tahun dan periode akhir
dari 6 sampai tiba saatnya anak matang secara seksual. Dengan demikian, awal masa kanak-
kanak dimulai sebagai penutup masa bayi. Perkembangan Fisik Anak Awal sudah mulai
berubah dan penampilan bayi sudah tidak tampak lagi .kosakata dalam berbahasa sudah mulai
banyak.
Masa kanak-kanak akhir dimulai saat anak masuk sekolah dasar (SD) sehingga
seringkali dikatakan sebagai masa anak sekolah. Perkembangan serta pertumbuhan sudah
mulai baik dan banyak seperti perkembangan emosi,perkembangan motoric baik halus maupun
kasar, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan social, dan
perkembangan emosi.
Pada tiap masa perkembang dan pertumbuhan seorang individu haruslah diperhatikan.
Individu yang tumbuh dengan baik dimasa bayi dan kanak-kanaknya akan dapat hidup dengan
baik dan Bahagia. Sebaliknya apabila individu tumbh dan berkembang dengan tidak
diperhatikan maka akan mengalami suatu gangguan yang akan berpengaruh pada dirinya.

28
DAFTAR PUSTAKA

A, Koko Darkusno.( unknown). Pengertian Psikologi Perkembangan.diperoleh 11 April


2020 dari http://file.upi.edu/PENGERTIAN_P.P.pdf.
Ahyani, Latifah Nur.(2018). Buku Ajar Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Kudus : Badan Penerbit Universitas Muria Kudus
Astarini, Novita.(2014, 1 Januari). Perkembangan Sosial Anak. diperoleh 12 April 2020
dari http://astavitano.blogspot.com/perkembangan-sosial-anak.
Desinigrum,Dinie Ratrie.(2012). Buku Ajar Psikologi Perkembangan I. Semarang :
UNDIP
Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Fatiyana, Nia. (2018, 17 Mei). Peran Penting Orang Tua, Guru dan Masyarakat Terhadap
Perkembangan Sosial AUD . diperoleh 14 April 2020 dari
http://niafatiyana02.blogspot.com/peran-penting-orang-tua-guru-dan.
Fitra, Yansen. (2015, 10 April). Definisi Psikologi serta Kedudukan Psikologi
Perkembangan. diperoleh 11 April 2020 dari http://yansenfitra123.blogspot.comdefinisi-
psikologi-serta-kedudukan.
Herlina. (2013). Bibliotherapy: Mengatasi Masalah Anak dan Remaja melalui Buku.
Bandung: Pustaka Cendekia Utama
Mar’at, Samsunawiyati.(2013). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosda
Karya
Mehrunisa Wayan Bahnu. (2018, September).Tugas Perkembangan. diperoleh 11 April
2020 dari https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-tugas-perkembangan
manusia
Rumini, Sri & Siti Sundari.(2004) Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Susanti, Atika. (2012, 17 Juni).Perkembangan Emosi Anak. diperoleh 12 April 2020 dari
http://atikasusanti.blogspot.com/perkembangan-emosi-anak.
Syah, Muhibbin.(2010) .Psikologi pendidikan.Bandung : PT Remaja Prosdakarya.
Tosepu Yusrin Ahmad.(2016, 26 November). Implikasi Teori Kognitif Piaget Dalam
Pembelajaran. diperoleh 12 April 2020 dari http://yusrintosepu.wixsite.com/Implikasi-
Teori-Kognitif-Piaget-Dalam-Pembelajaran

29
Unknown. (2019 , 30 Agustus) .Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan. diperoleh
11 April 2020 dari https://www.romadecade.org/perbedaan-pertumbuhan-dan-
perkembangan/
Unknown (2013, 05 Mei). Tugas-Tugas Psikologi Perkembangan. diperoleh 11 April
2020 dari http://okykidamori.blogspot.com/tugas-tugas-perkembangan-psikologi.
Unknown. (2019, 30 Juli). Perbedaan Keterampilan Motorik Kasar dan Keterampilan
Motorik Halus. diperoleh 12 April 2020 dari https://kumparan.com/babyologist/
Utami, Winda Sherly (2015, 19 September). Perkembangan Emosi Pada Anak Usia Dini
diperoleh 12 April 2020 dari http://windasherlyutami.blogspot.com/perkembangan-
emosi-pada-anak-usia-dini.

30

Anda mungkin juga menyukai