Anda di halaman 1dari 13

toolkit

Perbedaan Konseling
Pendekatan Person
centered dan
Konseling Realitas

Kelompok 7
Anggota kelompok

01 Hanifah

201901500515

02 Rustoni

201901500603

03 Tusmiatun

201901500634
toolkit

04 Wuryaningrum

201901500597
1. Tokoh

Person Centered Realitas

Carl Rogers William Glasser


toolkit
2. Perkembangan Pendekatan
Person Centered Realitas

Pada awalnya corak konselling ini disebut Konseling realita dimulai pada tahun 1960
dengan konseling non-direktif untuk dengan tiga konsep yaitu realitas,
membedakannya dari corak konseling tanggung jawab, serta benar dan salah.
yang mengandung banyak pengarahan Glesser percaya bahwa semua orang
dan kontrol terhadap proses konseling memiliki dua kebutuhan dasar manusia
dipihak konselor. Digunakan dengan terkait: hubungan (mencintai dan dicintai)
maksud menggarisbawahi individualitas dan respect (merasa berharga untuk diri
konseli yang setara dengan individualitas sendiri dan lainnya). Perilaku yang
konselor sehingga dapat dihindari kesan menunjukkan penghargaan untuk
toolkit

bahwa konseli menggantungkan diri pada kebutuhan kita sendiri dan orang lain
konselor. menyebabkan timbulnya harga diri dan
hubungan yang bermanfaat. Perilaku juga
mencerminkan kesadaran akan realitas,
tanggung jawab untuk diri sendiri, dan
pemahaman tentang benar dan salah.
3. Hakikat Manusia
Person Centered Realitas

Teori ini memandang bahwa manusia Manusia tidak dilahirkan sebagai papan
adalah pribadi yang unik, memandang tulis kosong yang menunggu untuk
manusia secara positif karena manusia dimotivasi dari luar kekuatan dunia
memiliki suatu kecenderungan ke arah sekitar. Sebaliknya, manusia dilahirkan
untuk menjadi berfungsi secara penuh. dengan lima genetika yang
dikodekan kebutuhan kelangsungan
hidup, cinta dan rasa memiliki, kekuatan
atau prestasi, kebebasan atau
kemerdekaan, dan kesenangan, hal itu
toolkit

yang mengendalikan semua kehidupan


manusia.
4. Perkembangan Perilaku
Person Centered Realitas

Perkembangan perilaku mengacu pada dua konstruk Choice theory menjelaskan bahwa semua yang pernah kita
pokok, yaitu: organisme dan self. lakukan dari lahir sampai mati adalah bertingkah laku
a) Organisme dan segala sesuatu yang kita lakukan adalah
Merupakan locus (tempat semua pengalaman). dipilih/berdasarkan pilihan kita.
Pengalaman meliputi segala sesuatu yang secara potensial Perilaku itu bertujuan karena dirancang untuk menutup
terdapat dalam kesadaran organisme. Totalitas kesenjangan antara apa yang kita inginkan dan apa yang
pengalaman, baik disadari maupun tidak disadari kita rasakan/kita dapatkan. Perilaku khusus selalu
membangun medan fenomenal (phenomenal field), medan dihasilakn dari perbedaan ini, perilaku kita berasal dari
fenomenal adalah “frame of reference” yang digunakan dalam, dan kita memilih takdir kita.
sebagai pedoman dalam bertingkahlaku. Perilaku manusia adalah bahasa dan bahwa kita mengirim
b) Self pesan menurut apa yang kita lakukan. Tujuan perilaku
toolkit

Merupakan “persepsi tentang hubungan riil self dan ideal adalah mempengaruhi dunia untuk mendapatkan apa
self. Riil self adalah self sebagaimana adanya (struktur diri yang kita inginkan.
yang nyata/sekarang), terdapat suatu diri ideal, yakni apa Dengan mempertimbangkan pesan bahwa konseli
yang diinginkan orang atau lingkungan tentang dirinya. memgirimkan kepada orang lain, konselor dapat
Hal ini berbeda dengan aliran psikoanlitik yang membantu konseli secara langsung untuk mendapatkan
menyatakan bahwa perilaku ditentukan oleh faktor penghargaan yang lebih besar dari pesan yang mereka
ketidak sadaran yang dibentuk oleh ego, bukannya sengaja kirim ke orang lain.
oleh idel self dan riil self
5. Tujuan Perubahan
Person Centered Realitas
Untuk menciptakan iklim yang kondusif Tujuan konseling reality therapy sama
bagi usaha membantu klien untuk menjadi dengan tujuan hidup, yaitu individu
seseorang pribadi yang berfungsi penuh. mencapai kehidupan dengan success
Menyediakan suatu iklim yang aman dan identity. Untuk itu dia harus bertanggung
kondusif bagi eksplorasi diri klien jawab, yaitu memiliki kemampuan
sehingga ia mampu menyadari mencapai kepuasan terhadap kebutuhan
penghambat-penghambat pertumbuhan personalnya.
dan aspek-aspek pengalaman diri yang
sebelumnya diingkari atau didistorsinya.
Menjadikan tingkah laku klien kongruen
toolkit

atau autentik (klien tidak lagi berpura-


pura dalam kehidupannya). Membantu
klien agar mampu bergerak ke arah yang
lebih terbuka (keterbukaan) terhadap
pengalaman serta meningkatkan
spontanitas dan perasaan hidup.
6. Hakikat Konseling
Person Centered Realitas
Pendekatan Person-Centered pada dasarnya berakar pada Konseling realita merupakan suatu bentuk hubungan
sekumpulan sikap dan kepercayaan yang ditujukan oleh pertolongan yang praktis, relatif sederhana dan bentuk
konselor/terapis terhadap klien, yang bertujuan untuk bantuan langsung kepada konseli, yang dapat dilakukan
memfasilitasi perkembangan klien, penyesuaian diri klien oleh guru atau konselor di sekolah dalam rangka
dan aktualisasikan diri klien, dimana masing-masing mengembangkan dan membina kepribadian/kesehatan
saling mengungkapkan atau memperlihatkan mental konseli secara sukses, dengan cara memberi
kemanusiaannya dan berpartisipasi dalam pengalaman tanggung jawab kepada konseli yang bersangkutan.
pertumbuhan. Titik tolak dalam konseling Person- Konseling realita lebih menekankan masa kini, maka
Centered adalah keadaan individu saat ini (here and now) dalam memberikan bantuan tidak perlu melacak sejauh
bukan pengalaman masa lalu. Fokus utama dalam mungkin pada masa lalunya, sehingga yang paling
konseling adalah penyesuaian antara ideal-self dan actual dipentingkan adalah bagaimana konseli dapat
toolkit

self. Sasaran konseling adalah aspek emosi dan perasaan memperoleh kesuksesan pada masa yang akan
bukan segi intelektualnya. Peranan aktif dipegang oleh datang dimana penekanan pada pilihan dan tangung
klien, sedangkan konselor adalah pasif-reflektif, artinya jawab, penolakan terhadap transferensi, penekanan
tidak semata-mata diam dan pasif akan tetapi berusaha konseling pada saat sekarang, penghindaran dari
membantu agar klien aktif memecahkan masalahnya. Hal pemusatan perilaku bermasalah dan menentangan
ini sangat berbeda dengan psikoanalisis dimana konselor pandangan tradisional tentang penyakit mental.
yang mengatur proses konseling.
7.1. Kelebihan Pendekatan Person Centered
1. Terapi client-centered memiliki sifat keamanan
2. Para terapis client-centered secara khas merefleksikan isi dan perasaan-perasaan, menjelaskan
pesan-pesan, membantu para klien untuk memeriksa sumber-sumbernya sendiri-sendiri, dan
mendorong klien untuk menemukan cara-cara sendiri.
3. Jauh lebih aman dibanding dengan model-model terapi lain yang menempatkan terapis pada
posisi direktif, membuat penafsiran-penafsiran, membentuk diagnosis, menggali
ketidaksadaran, menganalisis mimpi-mimpi dan bekerja kearah pengubahan kepribadian
secara radikal. Bagi orang yang kurang memiliki latar belakang dalam psikologi konseling,
dinamika-dinamika kepribadian dan psikopatologi, pendekatan client centered memberi
jaminan yang lebih realistis bahwa para calon klien tidak akan mengalami kerugian psikologis.
4. Memberikan sumbanagan-sumbangan kepada situasi-situasi konseling individual maupun
toolkit

kelompok. Ia memberikan landasan humanistik bagi usaha memahami dunia subjektif klien,
memberikan peluang yang jarang kepada klien untuk sungguh-sungguh didengar dan
mendengar. Jika para klien merasa didengar, maka mereka sangat mungkin mengungkapkan
perasaan-perasaan dengan cara mereka sendiri.
7.2. Kelebihan Pendekatan Konseling Realitas
1. Asumsi mengenai tingkah laku merupakan hasil belajar.
2. Asumsi mengenai kepribadian dipengaruhi oleh lingkungan dan
kematangan.
3. Konseling bertujuan untuk mempelajari tingkah laku baru sebagai upaya
untuk memperbaiki tingkah laku malasuai.
4. Jangka waktu terapi relatif pendek.
5. Berfokus pada tingkah laku sekarang
toolkit
8.1. Kelemahan Pendekatan Person Centered
Pendekatan konseling yang berpusat pada pribadi terletak pada cara
sejumlah pemraktek menyalahtafsirkan atau menyederhanakan sikap-sikap
sentral dari posisi client-centered. Tidak semua konselor bisa mempraktekkan
terapi client-centered, sebab banyak konselor yang tidak mempercayai filsafat
yang melandasinya. Satu kekurangan dari pendekatan client-centered adalah
adanya jalan yang menyebabkan sejumlah pemraktek menjadi terlalu
terpusat pada klien sehingga mereka sendiri kehilangan rasa sebagai pribadi
yang unik.
toolkit
8.2. Kelemahan Pendekatan Konseling Realitas
1. Teori ini mengabaikan tentang intelegensi manusia, perbedaan individu
dan factor genetic lain.
2. Dalam konseling kurang menekankan hubungan baik antara konselor
dan konseli, hanya sekedarnya.
3. Pemberian reinforcement jika tidak tepat dapat mengakibatkan
kecanduan/ketergantungan.
4. Pendekatan ini tidak memberikan pendekatan yang cukup pada
dinamika – dinamika tidak sadar pada masa lampau sebagai determinan
dari tingkah laku.
toolkit
TERIMA KASIH
toolkit

Anda mungkin juga menyukai