tidak adanya harapan timbal balik dalam konseling. hal ini berarti konselor ada
untuk membantu klien, tdak mengharapkan bantuan dari klien sebagai gantinya
Hakikat Konseling 1
keduanya mewakili pengetahun dan aktivitas yang beragam daripada
terintegrasi/menjadi satu
Definisi Konseling
Cavanagh, 1982:1
konseling merupakan suatu hubungan antara seorang helper yang terlatih dan
seseoang yang mencari bantuan. dimana baik keterampilan yang dimiliki helper dan
atmosfir yang diciptakan oleh helper membantu klien belajar untuk berhubungan
dengan dirinya sendiri dan orang lain dengan cara yang lebih produktif.
Hough, 2010
Konseling:
mengakui bahwa setiap orang itu unik dengan pengalaman yang unik
dipantu oleh teori tentang penyebab masalah, dan metode yang diperlukan
untuk membantu
Hakikat Konseling 2
kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang terlatih
Nelson-Jones, 2005
People who counsel
a relationship
a repertoire of interventions
a psychological process
66155_book_item_66155.pdf
https://drive.google.com/file/d/1ruWMZePWq-f2-ZGNLAjBn-vFSVyEqpkm/view?usp=sharing
Hakikat Konseling 3
pekerja sosial
2. Konselor paraprofesional
orang yang terlatih dalam keterampilan konseling yang menggunkaannya sebagai
bagian dari pekerjaan mereka, namun tidak memiliki kualifikasi konseling atau
psikoterapi yang terakreditasi
3. Konselor sukarela
orang-orang yang dilatih dalam keterampilan konseling atau dengan pelatihan
konselor penuh yang bekerja secara sukarela dalam lembaga sukarela
5. Helper
orang yang karena pekerjaannya mengharuskannya menggunakan keterampilan
konseling pada suatu waktu jika ingin efektif secara maksimal
6. Peer helper
orang yang menggunakan keterampilan konseling sebagai bagian dari bantuan
teman sebaya atau jaringan pendukung dengan berbagai tingkat formalitas
7. Informal helper
kita semua memiliki kesempatan untuk membantu orang lain, baik dalam peran
sebagai mitra, orang tua, kerabat, teman, atau rekan kerja
pemahaman empatik
Hakikat Konseling 4
pada umumnya konselor akan menyiapkan serangkaian intervensi di samping
hubungan konseling. konselor yang memberikan repertoar intervensi perlu
mempertimbangkan dengan hati-hati intervensi mana yang akan digunakan, dengan
klien mana, dan dengan kemungkinan keberhasilan apa.
konseling tidak statis, terapi melibatkan pergerakkan diantara dan di dalam pikiran
konselor dan klien. selain itu, sebagian besar proses konseling terjadi dalam benak
klien selama sesi dan ketika membantu diri sendiri setelah konseling berakhir
klien perlu membuat pilihan yang memungkinkan mereka untuk merasa, berpikir
dan bertindak secara efektif
tujuan akhir konseling adalah membantu diri sendiri, sehingga mantan klien menjadi
konselor terbaiknya bagi diri sendiri.
Hakikat Konseling 5
Sejarah dan Perkembangan
Profesi Konseling
Definisi Konseling Profesional (American Counseling
Association (ACA))
Pada pergantian abad ke-20, Amerika menghadapi masalah sosial dan ekonomi,
seperti pertumbuhan angkatan kereja, peningkatan populasi berpendidikan,
kebutuhan imigran, dan pelestarian nilai-nilai sosial karena hubungan keluarga
melemah.
1894
Januari 1908
Parsons membuka Biro Kejuruan Boston, engan tujuan utama adalah untuk
mengembangkan potensi populasi imigran Boston yang terus bertambah.
1909
1998
1907
1900-an
Anna Y. Reed di Seattle dan Eli Weaver di New York mendirikan layanan
konseling untuk pemuda berdasarkan konsep Darwin “survival of the fittest”
1912
1913
Frank Leavitt menjadi presiden pertama dan mencatat bahwa bimbingan dan
konseling dibutuhkan untuk menghadapi tuntutan ekonomi, pendidikan, dan
sosial
1920-an
konselor di sistem sekolah Boston dan New York diharapkan membantu siswa
dalam membuat pilihan pendidikan dan kejuruan
1928
hal ini mengkokohkan keberadaan kosenling karir untuk arah masa depan
1908
Clifford Beers, yang telah menderita perlakuan keras untuk penyakit mental yang
dialaminya di beberapa institusi psikiatri, menerbitkan “a mind that found itself”
1909
bersemangat
memiliki pengetahuan tertentu tentang warisan ras dan budaya mereka sendiri
dan bagaimana hal itu mempengaruhi mereka secara pribadi dan profesional
menghidnari perfeksionisme
memahami keheningan
menoleransi ambiguitas
menyadari countertransference
Etika mempertimbangkan perilaku apa yang baik dan benar dalam situasi
tertentu (Lowenberg & Dolgoff, 1996)
Etika merupakan seperangkat praktik dan jenis penilaian yang berakar pada
pengalaman dari helper (Beauhcamp & Childress, 2001)
Kode etik tidak dapat diterapkan dengan cara menghafal karena situasi setiap
klien unik dan membutuhkan soluasi yang berbeda. ketika praktisi menimbang
berbagai tuntutan dan tujuan yang sering kompetitif, mereka harus
menggunakan penilaian profesional mereka (Barnett, Behnke, Rosenthal, &
Koocher, 2007)
melihat kode etik yang relevan untuk panduan umum tentang masalah tersebut
Dimensi Kerahasiaan
konselor/terapis memiliki tanggung jawab etis dan hukum untuk mendiskusikan sifat
dan tujuan kerahasiaan dengan klien di awal proses konseling/psikoterapi. ada
kalanya informasi rahasia harus diungkapkan dengan menggunakan pertimbangan
profesional.
Agar konseling dengan klien dari berbagai budaya, penting untuk mengetahui
dan menghormati perbedaan budaya dan menyadari bagaimana nilai nilai
budaya berperan dalam proses membantu
dalam bekerja dengan orang dari budaya lain, hindari stereotip dan lakukan
evaluasi kritis mengenai asumsi tentang pengungkapan diri, perilaku non verbal,
hubungan saling percaya, aktualisasi diri, keterusterangan dan asertivitas
Understanding Diversity 1
penting untuk menunjukkan kesediaan untuk memeriksa sikap diri sendiri ketika
bekerja dengan orang dengan disabilitas
ketika bekerja dengan orang disabilitas, fokus kepada potensi yang mereka
miliki dan bukan terhadap hambatannya
Understanding Diversity 2
Penerapa Teori ke dalam Praktik
Fungsi Helper sebagai Seseorang yang Utuh
helper mengevaluasi proses membantu ketika melakukannya
di waktu pribadi, helper berpikir tentang dan mengevaluasi diri sendiri, helpee,
dan proses membantu
helper harus memiliki asumsi yang jelas tentang bagaimana perilaku itu berubah
hakikat manusia
perubahan perilaku
insight: fokus pada ekploasi alasan dari tindakan dan interpretasi perilaku
belief: fokus pada pemeriksaan keyakinan klien tentang diri sendiri dan dunia
mereka
teori memberi konselor peta yang memberi arahan pada apa yang
konselor/terapis lakukan dan katakan
Dimensi Berpikir
Konselor/terapis biasanya menantang klien untuk memikirkan keputusan yang
telah mereka buat tentang diri mereka sendiri, yang mungkin dulu berfungsi,
namun sekarang mungkin tidak berfungsi lagi
salah satu caranya adalah dengan meminta klien untuk memperhatikan “self-
talk”.
Dimensi Perasaan
konselor/terapis menekankan aspek pengalaman dengan mendorong klien untuk
mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaan mereka
jika indivisu merasa didengarkan dan dipahami, mereka lebih mungkin untuk
mengungkapkan lebih banyak perasaan yang mereka simpan untuk dir mereka
Dimensi Perilaku
klien dapat menghabisakan banyak waktu untuk mendapatkan wawasan dan
mengekspresiakn perasaan yang terpendam, tetapi pada titik tertentu mereka
perlu terlibat dalam program perubahan yang berorientasi pada tindakan.
Perasaan dan pikiran mereka kemudian dapat diterapkan pada situasi
kehidupan nyata
dalam dimensi ini, memeriksa perilaku saat ini adalah inti dari proses membantu.
Contoh: “apa yang anda lihat untuk diri anda sekarang dan di
masa depan? apakah perilaku anda saat ini memiliki peluang
yang masuk akan untuk mendapatkan apa yang anda
inginkan, dan apakah itu akan membawa anda ke arah yang
anda inginkan?”
jika penekanan dari proses membantu adalah pada apa yang orang lakukan,
ada kemungkinan lebih besar bahwa mereka juga akan dapat mengubah
pemikiran dan perasaan mereka.
Konsolidasi
selain menyoroti dimensi pemikiran, perasaaan, dan perilaku, konselor/terapis
membantu klien mengkonsolidasikan apa yang mereka pelajari dan menerapkan
perilaku baru ini pada situasi yang mereka hadapi setiap hari
pada umumnya teori konseling dan psikoterapi dipengaruhi oleh prinsip dan
teknik psikoanalisis. beberapa pendekatan mengembangkan model
psikoanalisis, beberapa memodifikasi konsep dan prosedurnya, dan beberapa
lagi merupakan reaks menentang
praktisi dengan orientasi psikoanalisis tertarik pada sejarah awal klien sebagai
cara untuk memahami bagaimana situasi masa lalu berkontribusi pada masalah
klien saat ini
Konsep-konsep Kunci
Struktur kepribadian: id, ego, superego
Pendekatan Psikodinamika 1
kecemasan: reality, neurotic, dan moral anxiety
Hakikat Manusia
perilaku ditentukan oleh dorongan irasional, motivasi tidak sadar, serta
doroangan biologis dan instinktif
Tujuan Terapeutik
membuat unconscious menjadi conscious
memperkuat ego sehingga perilaku lebih didasarkan pada realitas, bukan pada
instinct atau perasaan bersaah yang irasional
Pendekatan Psikodinamika 2
ditangani secara sadar
asosiasi bebas
interpretasi
analisis mimpi
Hubungan Terapeutik
Terapis berorientasi psikoanalisis mencoba untuk berbuhungan secara objektif
dengan tetap menjaga kehangatan
mengajarkan klien makna dari proses tersebut sehingga klien dapat memperoleh
insight tentang permasalahannya, meningkatkan kesadarannya tentang cara
berubah, dan memperoleh pengendalian atas kehidupan mereka.
Pendekatan Psikodinamika 3
Kontribusi
Teori ini memberikan kontribusi sistem kepribadian yang komprehensif dan
terperinci. ini menekankan tempat yang sah dari ketidaksadaran sebagai penentu
perilaku, menyoroti efek signifikan dari perkembangan anak usia dini, dan
menyediakan teknik untuk mengetuk ketidaksadaran. Beberapa faktor dapat
diterapkan oleh praktisi yang tidak berorientasi psikoanalisis, seperti memahami
bagaimana resistensi dimanifestasikan dan dapat dieksplorasi secara terapeutik,
bagaimana trauma dini dapat diatasi dengan sukses, dan pemahaman tentang
manifestasi transferensi dan kontratransferensi dalam hubungan terapi. Banyak
model teoritis lain telah dikembangkan sebagai reaks terhadap pendekatan
psikoanalisis.
Pendekatan Adlerian
Ikhtisar dan Asumsi Dasar
menurut pendekatan adlerian, orang pada dasarnya adalah makhluk sosial,
yang dipengaruhi dan dimotivasi oleh kekuatan sosial
keputusan subjektif yang dibuat setiap inidvidu untuk mencapai tujuan tertentu
membentuk gaya hidup (atau gaya kepribadian) individu
gaya hidup terdiri atas keyakinan adan asumsi kita tentang orang lain, dunia,
dan diri kita sendiri; pandangan ini mengarah pada perilaku khas yang kita
adopsi dalam mengejar tujuan hidup kita
klien tidak dipandang sebagai “sakit” atau menderita gangguan tertentu yang
perlu “disembunyikan”. sebaliknya, mereka dipandang berkecil hati dan
berfungsi atas dasar asumsi yang mengalahkan diri sendiri dan membatasi diri,
yang menghasilkan perilaku mempertahankan masalah dan membatasi diri,
yang menghasilkan perilau mempertahankan masalah yang melindungi ego.
dengan demikian, klien dipandang membutuhkan dorongan untuk mengoreksi
persepsi yang salah tentang diri sendiri dan orang lain dan untuk belaar memulai
pola interaksi perilaku baru
Pendekatan Psikodinamika 4
kesadaran adalah pusat kepribadian
kepentingan sosial, inti dari teori ini, melibatkan rasa identifikasi dengan
kemanusiaan, perasaan memiliki, dan kepedulian terhadap masyarakat yang
lebih baik
perasaan rendah diri sering menjadi sumber kreativitas, memotivasi orang untuk
berusaha keras untuk menguasai, superioritas, dan kesempurnaan
Tujuan Terapeutik
konseling bukan hanya masalah konselor ahli membuat resep untuk perubahan,
namun upata kolaboratif antara klien dengan konselor yang bekerja pada tujuan
yang diterima bersama
Hubungan Terapeutik
hubungan klien-terapis didasarkan pada rasa saling menghormati dan baik klien
maupun konselor sama-sama aktif
klien adalah pihak yang aktif dalam hubungan kolaboratif yang setara, yang
menyadari bahwa mereka bertanggung jawab atas perilaku mereka
Pendekatan Psikodinamika 5
dalam proses terapeutik, tingkat keberfungsian relatif dari klien dalam semua
tugas kehidupan dasar dieksplorasi:
Sosial
cinta-keintiman
pekerjaan
spiritual
lebih khusus lagi, konselor berusaha untuk memastikan persepsi dan asumsi
yang keliru tentang diri sendiri, orang lain, dan kehidupan yang
mempertahankan pola perilaku bermasalah yang dibawa klien ke dalam
konseling
Teknik
adlerians telah mengembangkan berbagai teknik kognitif, perilaku, dan
pengalaman yang dapat diterapkan pada beragam klien dalam berbagai setting
dan format
Kontribusi
adler mendirikan salah satu pendekatan humanistik utama untuk psikologi
Pendekatan Psikodinamika 6
terdapat hubungan yang signifikan antara teori Adlerians dan sebagian besar
teori masa kini
Pendekatan Psikodinamika 7
Experiental and Relationship
Oriented Approaches
The Existential Approach
Overview and basic assumption
manusia mendefinisikan dirinya berdasarkan pilihan pribadi
manusia itu bebas, tapi bersamaan dengan kebebasan itu mereka harus
bertanggung jawab atas pilihan mereka
orang yang mencari bantan sering kali menjalani hidup yang terbatas, berfungsi
dengan tingkat kesadaran yang terbatas, dan merasa terjebak
Key Concept
1. Manusia memiliki kapasitas atas kesadaran diri
2. Karena manusia itu bebas, mereka juga harus menerima tanggungjawab yang
membersamainya
4. arti keberadaan dan makna hidup itu tidak pernah tetap, sebaliknya manusia
menciptakann kembali dirinya sendiri melalui projek (mungkin kejadian dalam
kehidupan)
Tujuan Therapeutic
klien ditantang untuk mengenali dan menerima kebebasan yang mereka miliki agar
dapat menjadi ‘author’ dalam kehidupan mereka sendiri. Therapist membantu client
tentang cara-cara mereka menghindari kebebasan dan tanggung jawab yang
menyertainya
Hubungan Therapeutic
terapis mencoba untuk menciptakan hubungan kepedulian dengan klien
terapi adalah hubungan kolaboratif dimana klien dan terapis terlibat dalam
perjalanan “self-discovery”
Teknik
pendekatan ini memberikan penekanan utama dalam pemahaman pengalaman
klien saat ini
intevensi yang diberikan dibebaskan kepada kepribadian dan gaya terapis, serta
memperhatikan kebutuhan klien
teknik adalah alat untuk membantu klien sadar akan pilihan dan potensi untuk
bertindak mereka
Aplikasi Multikultural
pendekatan ini sangat dapat diterapkan pada konteks multikultural karena
didasarkan pada tema-tema yang universal dan tidak menentukan cara pandang
tertentu terhadap realitas
Kontribusi
menekankan pada kemampuan klien untuk menjadi ‘self awate’ dan untuk
menyelesaikan hambatan ‘personal growth’ mereka
Key Concept
klien memiliki kapasitas untuk menyelesaikan masalah hidupnya secara efektif
tanpa interpretasi dan arahan dari terapis ahli
Tujuan Terapeutik
bukan untuk memecahkan masalah, namun membantu proses ‘perkembangan’
klien agar dapat mengatasi permasalahn saat ini dan yang akan datang
membantu klien untuk bergera kearah keterbukaan, kepercayaan diri yang lebih
besar, dan kemauan untuk berkembang
Teknik
meminimalkan: interpretasi, bertanya, probing, diagnosis, dan mengumpulkan
‘history’
Aplikasi Multikultural
Kontribusi
pendekatan ‘self-centered’ menekankan peran aktif dan tanggung jawab klien
(ga kayak psikodinamika yang nekenin konselornya)
Terapi perilaku
Terapi kognitif
Terapi realita
Memiliki premis bahwa tekanan psikologis sebagian besar merupakan fungsi dari
gangguan dalam proses kognitif
Perlakuan terbatas waktu dan edukatif yang berfokus pada sasaran masalah
tertentu
Memberikan tanggung jawab kepada klien untuk mengambil peran aktif baik selama
sesi maupun di luar terapi
TERAPI PERILAKU
Ikhtisar dan asumsi dasar
Manusia pada dasarnya terbentuk oleh pembelajaran dan lingkungan sosiokultural
Berfokus pada:
Konsep kunci
Menekankan perilaku saat ini dibandingan dengan perilaku sebelumnya,
bagaimana tujuan treatment yang tepat, strategi terapi yang beragam sesuai
dengan tujuan tersebut, dan evaluasi objektif terhadap hasil terapi
Konsep dan prosedur dinyatakan secara eksplisit, diuji secara empiris, dan direvisi
secara terus menerus
Tujuan terapeutik
Secara kolaboratif klien dan terapi menentukan tujuan perlakuan secara konkrit,
terukur, dan obyektif.
Hubungan Terapeutik
Peran terapis adalah mengajarkan keterampilan konkret melalui pemberian
instruksi, pemodelan, dan umpan balik kinerja.
Terapis cenderung aktif dan direktif serta berfungsi sebagai konsultan dan pemecah
masalah.
Klien juga terlibat aktif dalam proses terapi dan diharapkan bekerja sama dalam
melakukan aktivitas terapeutik, baik di dalam sesi maupun di luar terapi.
Teknik
Asesmen dan diagnosis dilakukan sejak awal untuk menentukan rencana perlakuan
Intervensi perilaku disesuaikan dengan masalah spesifik yang dialami oleh klien
Kekuatan pendekatan ini terletak pada banyaknya dan beragam teknik yang
bertujuan untuk menghasilakn perubahan perilaku.
Kontribusi
Terapi perilaku adalah pendekatan jangka pendek yang dapat diterapkan secara
luas
Klien selalu memperoleh informasi tentang proses terapeutik dan kemajuan apa
yang telah dicapai
Terapis adalah penguat eksplisit, konsultan, model, guru, dan ahli dalam
peruubahan perilaku.
Seharunya ini yang saya lakukan, seharusnya saya memilih ini, dll
Konsep-Konsep Kunci
Meskipun gangguan emosional berakar dari masa kanak-kanak, individu tetap
mengulang keyakinan irasional dan tidak logis.
Klien diberi tau bahwa kejadian dalam hidup mereka tidak mengganggu kita.
Sebaliknya interpretasi kita terhadap sebuah kejadian adalah apa yang kritis.
Ellis menyatakan bahwa menyalahkan diri dan orang lain merupakan inti dari
gangguan emosional.
Saya harus mendapatkan apa yang saya inginkan dan saya tidak boleh
mendapatkan apa yang tidak saya inginkan karena itu mengerikan, saya
Tujuan Terapeutik
Tujuan umum: Mengeliminasi pandangan self-defeating dalam hidup, mengurangi
reaksi emosional yang tidak sehat, dan memunculkan lebih banyak filosfi tolerani
serta rasional.
Untuk mencapai tujuan tersebut, REBT menawarkan kepada klien cara praktis
untuk mengidentifikasi keyakinan salah yang mendasari mereka, mengevauasi
secara kritis keyakinan-keyakinan tersebut, dan menggantikan keyakinan tersebut
dengan keyakinan konstuktif.
Hubungan terapeutik
Hubungan yang hangat bukanlah sesuatu yang esensial, meskipun begitu klien
membutuhkan perasaan unconditional positive regard dari terapis.
Terapi adalah proses mempelajari kembali, dan fungsi terapis secara garis besar
dalah sebagai guru yang aktif dan direktif.
Teknik
REBT memanfaatkan wilayah yang luas dari metode kognitif, emosi, dan perilaku
pada kebanyakan klien.
Pendekatan ini menggabungkan teknik untuk merubah cara klien dalam berfikir,
merasakan, dan bertingkah.
Teknik dirancang untuk merangsang klien memeriksa secara kritis perilaku dan
keyakinannya saat ini.
Fokus pada teknik spesifik untuk mengubah pemikiran self-defeating klien dalam
situasi yang konkrit.
Beberapa teknik kognitif yang biasa digunakan oleh praktisi REBT termasuk
mengajarkan REBT A-B-C, active disputation of faulty beliefs, mengajarkan
koping self-statements, metode psikoedukasional, dan cognitive homework.
Suatu perstiwa tidak terlalu penting dan tidak memiliki konsekuensi langsung
terhadap perilaku seseorang.
Teknik perilaku bekerja paling baik saat mereka digunakan bersama degan
metode kognitif dan emosi.
Aplikasi multikultural
Beberap faktor yang membuat REBT efektif dalam menghadapi klien dengan
populasi beragam adalah membentuk treatment secara individual, mengatasi peran
lingkungan eksternal, peran aktif dan direktif terapis, penekanan pada edukasi,
mengandalkan bukti empiris, fokus pada perilaku saat ini, dan pendekatan bersifat
ringkas.
Praktisi REBT berperan sebagai guru, klien memeroleh kemampuan yang luas
yang bisa mereka gunakan untuk mengatasi permasalahan kehidupan.
Fokus edukasi ini menjadi daya tarik banyak klien yang tertarik dalam memelajari
metode praktis dan efektif yang dapat membawa perubahan.
Kontribusi
REBT adalah pendekatan yang komprehensif dan integratif untuk terapi yang
bertujuan merubah gangguan dalam berpikir, merasakan, dan berperilaku.
REBT telah mengajarkan kita bagaimana orang dapat merubah emosi mereka
dengan merubah isi pikirannya.
Konseling secara singkat dan memberikan nilai kepada praktek aktif dalam
mencoba perilaku baru sehingga wawasan yang didapat dibawa dalam bertindak.
Sebagai psikolog kita harus tau apakah yang dikatakan klien benar-benar terjadi
atau hanya self-diagnose yang tidak berdasar.
Masalah yang kompleks tidak serta merta membutuhkan solusi yang kompleks, dan
terapis membantu klien mengenali kompetensi yang sudah mereka kuasai.
PostModernist 1
Perubahan adalah konstan dan tidak dapat dihindari, dan perubahan kecil
membukan jalan kepada perubahan besar.
Perhatian diberikan kepada apa yang klien lakukan yang dapat membantu mereka
membangun potensi, kekuatan, dan sumber dayanya.
Konsep-konsep kunci
Konsep sentral: pergerakan dari membicarakan masalah kepada membuat solusi
Tujuan terapeutik
Menekankan pada peran klien dalam menetapkan tujuan dan preferensi mereka
sendiri.
Terapi selesai ketika terjadi iklim yang saling menghormati, berdialog, menyelidi,
dan mengafirmasi sebagau bagian dari proses terapeutik.
Bekerja bersama dalam hubungan yang kolaboratif, baik terapis mapun klien
mengmbangkan tujuan treatment yang berguna dan bermakna.
Teknik
Menggunakan beberapa teknik
Yang lain menantang klien untuk menemukan splusi yang mungkin dapat berguna.
Teknik berfoks pada masa depan dan bagaimana yang terbaik untuk memecahka
masalah daripada memahami alasan permasalahan.
PostModernist 2
Teknik yang sering digunakan seperti pre-therapy chane, exception question, the
miracle qestsion, scaling question, homework, dan ringkasan feedback.
Pre-therapy: Terapis SFBT sering menanyakan klien pada sesi pertama "apa yang
telah kamu lakukan sejak kamu dipanggil untuk pertemuan ini yang telah membuat
perubahan pada masalahmu?"
"apa hal-hal yang akan kamu sadari ketika hidup menjadi lebih baik?"
Aplikasi Multikultural
Terapis SFBT belajar dari klien mengenai dunia eksperientalnya daripada
melakukan pendekatan kepada klien dengan gagasan yang telah disusun
mengenai dunia klien.
Pendirian nonpatologis praktisi SFBT bergeser dari apa yang salah dengan indivdu
menjadi mendorong kemungkinan kreatif.
PostModernist 3
Daripada berujuan untuk membut perubahan terjadi, praktisi SFBT berupaya
membentuk sebuah atmosfer pemahaman dan penerimaan yang memungkinkan
beragam individu untuk memanfaatkan sumber daya mereka untuk membuat
perubahan yang konstruktif.
Kontribusi
Orientasi optimis yang melihat manusia menjadi kompeten dan mampu membuat
solusi yang lebih baik
NARATIVE THERAPY
Overview dan asumsi dasar
Dasarnya bagian dari memeriksa cerita yang orang ceritakan dan memahami
makna dari cerita tersebut.
Setiap bagian cerita ini adalah kebenaran untuk individu yang menceritakannya
Terapi ini berupaya untuk menghindari membuat asumsi mengenai orang untuk
menghormati setiap cerita unik klien dan warisan budayanya.
Konsep-konsep kunci
Diskusi mengenai bagaimana masalah telah mengganggu, mendominasi, atau
membuat individu merasa kecil.
Terapis hadi untuk memisahkan klien dari permasalahannya sehingga mereka tidak
mengadopsi menjadi pandangan fix mengenai identitasnya.
Klien diundang untuk melihat ceritanya dari prespektif yang berbeda dan bahkan
untuk membangun bersama cerita kehidupan alternatif.
PostModernist 4
Klien diminta untuk menemukan bukti untuk mendukung pandangan baru mengenai
dirinya sebagai pribadi yang cukup kompeten untuk keluar dari dominasi
permasalahan dan didorong untuk mempertimbngkan masa depan seperti apa yang
mereka harapkan jika mereka kompeten.
Tujuan Terapeutik
Mengundang klien untuk menjelaskan pengalaman mereka dalam bahasa yang
baru, yang mendorong terbukanya pandangan positif baru yang mungkin dapat
terjadi.
Hubungan Terapeutik
Terapi naratif tidak mengasumsikan ahwa mereka memiliki pengetahuan spesial
mengenai kehidupan klien.
Pada pendekatan naratif, terapis beruaha memahami pengalam hidup klien dan
menghindari usaha untuk memprediksi, menginterpretasi, atau mempatologiskan.
Melalui proses mendengarkan yang hati-hati secara sistematis, disertai dengn rasa
ingin tahu, kegigihan, dan pertanyaan yang sopan, terapis bekerja secara
kolaboratif dengan klien untuk mengeksplorasi pengaruh dari permasalahan dan
apa yang mereka lakukan untuk mereduksi efeknya.
Melalui proses tersebut, klien dan terapis membangun kembali cerita alternatif yang
"meriah".
Teknik
PostModernist 5
Terapi naratif menekankan kualitas hubungan terapeutik dan penggunaan teknik
yang kreatif dalam hubungan terebut.
Aplikasi multikultural
Dengan penkanan pada beberapa kenyataan dan asumsi bahwa apa yang
dianggap betul adalah hasil dari konstruk sosial, terapi naratif cocok digunakan
untuk beragam pandangan.
Terapi naratif beroprasi pada premi bahwa masalah diidentifikasi dengan sosial,
kultur, politik, dan konteks relasional daripada dengan keberadaan individu itu
sendiri.
Kontribusi
sebagai terapis naratif yang mendengarkan cerita klien, mereka memberikan atensi
kepada detail yang memberikan bukti kompetensi klien dalam bertahan melawan
permasalahan yang menindasnya.
Dalam prakteknya, tidak ada resep, tidak ada agenda yang diatur, dan tidak ada
formula yang harus diikuti untuk memastikan hasil yang diinginkan.
PostModernist 6
Pendekatan integratif terhadap
proses membantu
Model integratif mengacu ke perspektif yang didasarkan pada konsep dan teknik
yang diambil dari berbagai pendekatan teoritis.
Alasan tren saat ini menuju pendekatan integratif itu karena tidak ada satu teori pun
yang cukup komprehensif untuk menjelaskan kompleksitas perilaku manusia ketika
seluruh jenis klien dan masalah spesifik mereka dipertimbangkan
Menurut dattilio dan norcross (2006), sebagian besar dokter sadar akan
keterbatasan dalam mendasarkan praktik mereka Cuma ke satu sistem teori
tunggal, dan mereka terbuka terhadap nilai pengintegrasian berbagai pendekatan
terapi
Tujuan akhir dari pendekatan integratif adalah untuk meningkatkan efisensi, dan
penerapan psikoterapi
Sebagai konselor harus tetap terbuka dengan nilai yang melekat dalam setiap teori
konseling.
Konselor harus mempelajari semua teori kontemporer agar terapeutik dapat bersifat
fleksibel untuk menangani kompleksitas beragam klien.
Tidak ada satu teori pun yang memiliki kebenaran total, konselor harus mencari
pendekatan yang sesuai dengan diri konselor dan berpikir dalam kerangka upaya
menuju pendekatan terpadu yang membahas pemikiran, perasaan, dan perilaku.