Anda di halaman 1dari 50

Hakikat Konseling

Bagaimana konseling berbeda dengan aktvitas


membantu lainny? (Hough, 2010)
beberapa kegiatan membantu melibatkan pemberian nasihat, konseling tidak

hubungan membantu lainnya mungkin tidak memiliki batasan yang sama

mungkin ada konflik kepentingan dalam hubungan membantu lainnya

ada beberapa hubungan membantu dimana pemberi bantuan mungkin


menghakimi

pemberian bantuan mungkin menawarkan simpati daripada empati

pemberian bantuan lain mungkin tidak objektif

tidak adanya harapan timbal balik dalam konseling. hal ini berarti konselor ada
untuk membantu klien, tdak mengharapkan bantuan dari klien sebagai gantinya

konselor tidak memaksanakan kondisi atau harpaan pada klien, sementara


pemberi bantuan lain mungkin mengharapkan klien mereka untuk berperiaku
dengan cara tertentu

📎 Simpati: menawarkan ucapan bela sungkawa, nasihat, dll. sementara


Empati: kemampuan untuk memahami dan merasakan yang orang lain
rasakan

Konseling dan Psikoterapi (Nelson-Jones, 2005)

Hakikat Konseling 1
keduanya mewakili pengetahun dan aktivitas yang beragam daripada
terintegrasi/menjadi satu

kedunya mengklaim didasarkan pada ‘penerapan teknik yang terinformasi dan


terencana yang berasal dari prinsip-prinsip psikologis yang mapan

fokus psikoterapi: restrukturasi kepribadian atau self, sementara konseling:


berfokus pada membantu orang menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk
menyesuaikan diri/menghadapi hidup dengan lebih baik

keduanya menggunakan model teoritis yang sama dan menekankan kebutuhan


untuk menghargai klien sebagai pribadi, mendengarkan dengan simpatik,
mendengarkan apa yang dikomunikasikan, dan untuk mengembangkan
kapasitas membantu diri sendiri dan bertanggung jawab

Definisi Konseling
Cavanagh, 1982:1
konseling merupakan suatu hubungan antara seorang helper yang terlatih dan
seseoang yang mencari bantuan. dimana baik keterampilan yang dimiliki helper dan
atmosfir yang diciptakan oleh helper membantu klien belajar untuk berhubungan
dengan dirinya sendiri dan orang lain dengan cara yang lebih produktif.

Hough, 2010
Konseling:

bentuk khusus dari komunikasi dengan kontrak eksplisit

bentuk bantuan yang rahasia dan tidak menghakimi

didasarkan pada prinsip pemberdayaan

hubungan dimana saru ornag membantu orang lain

mungkin terjadi dalam pengaturan kelompok, di mana satu orang membantu


beberapa orang dalam suatu kelompok

perlu ‘mendengarkan aktif’

proses membantu orang untuk mengklarifikasi dan mengatasi masalah

mengakui bahwa setiap orang itu unik dengan pengalaman yang unik

dipantu oleh teori tentang penyebab masalah, dan metode yang diperlukan
untuk membantu

Hakikat Konseling 2
kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang terlatih

Nelson-Jones, 2005
People who counsel

a relationship

a repertoire of interventions

a psychological process

goas and clients

66155_book_item_66155.pdf
https://drive.google.com/file/d/1ruWMZePWq-f2-ZGNLAjBn-vFSVyEqpkm/view?usp=sharing

Tujuh kategori utama orang yang mungkin


menggunakan keterampilan konseling untuk
membantu orang lain mengatasi masalah
1. Konselor dan psikoterapis profesional
spesialis yang terlatih, terakreditasi, dan dibayar untuk layanan konseling mereka.
orang-orang tersebut dapat mencakup psikolog klinis dan konseling, psikiater, dan

Hakikat Konseling 3
pekerja sosial

2. Konselor paraprofesional
orang yang terlatih dalam keterampilan konseling yang menggunkaannya sebagai
bagian dari pekerjaan mereka, namun tidak memiliki kualifikasi konseling atau
psikoterapi yang terakreditasi

3. Konselor sukarela
orang-orang yang dilatih dalam keterampilan konseling atau dengan pelatihan
konselor penuh yang bekerja secara sukarela dalam lembaga sukarela

4. Trainee konseling dan psikoterapi


peserta pelatihan yang menggunakan keterampilan konseling tentang penempatan
yang diawasi sebagai bagian dari kursus konseling, psikoterapi dan membantu

5. Helper
orang yang karena pekerjaannya mengharuskannya menggunakan keterampilan
konseling pada suatu waktu jika ingin efektif secara maksimal

6. Peer helper
orang yang menggunakan keterampilan konseling sebagai bagian dari bantuan
teman sebaya atau jaringan pendukung dengan berbagai tingkat formalitas

7. Informal helper
kita semua memiliki kesempatan untuk membantu orang lain, baik dalam peran
sebagai mitra, orang tua, kerabat, teman, atau rekan kerja

Konseling adalah suatu Hubungan


Hubungan konseling yang baik harus cukup untuk perubahan konstruktif terjadi pada
klien. kualitas sentral dari hubungan konseling yang baik yaitu:

pemahaman empatik

rasa hormat dan penerimaan untuk keadaan klien saat ini

kesesuaian (congruence) atau keaslian (genuineness)

Konseling sebagai repertoar intervensi

Hakikat Konseling 4
pada umumnya konselor akan menyiapkan serangkaian intervensi di samping
hubungan konseling. konselor yang memberikan repertoar intervensi perlu
mempertimbangkan dengan hati-hati intervensi mana yang akan digunakan, dengan
klien mana, dan dengan kemungkinan keberhasilan apa.

repertoar intervensi konselor mencerminkan orientasi teoritis mereka. beberapa


konselor eklektik dan menggunakan intervensi yang berasal dai berbagai posisi
teoritis

📎 Eklektik: pandangan yang berusaha menyelidiki berbagai sistem metode,


teori, atau doktrin yang dimaksudkan untuk memahami dan bagaimana
menerapkannya dalam situasi yang tepat

Konseling sebagai proses psikologis


dalam tingkat yang berbeda-beda, semua pendekatan konselng berfokus pada
perubahan perasaan, pemikiran, dan tindakan orang sehingga mereka dapat
menjalani hidup mereka dengan lebih efeketif.

konseling tidak statis, terapi melibatkan pergerakkan diantara dan di dalam pikiran
konselor dan klien. selain itu, sebagian besar proses konseling terjadi dalam benak
klien selama sesi dan ketika membantu diri sendiri setelah konseling berakhir

Tujuan dan klien untuk konseling


Tujuan konseling menekankan untuk meningkatkan tanggung jawab pribadi klien
untuk menciptakan dan mengatur kehidupan mereka:

klien perlu membuat pilihan yang memungkinkan mereka untuk merasa, berpikir
dan bertindak secara efektif

Klien membutuhkan kemampan untuk mengalami dan mengungkapkan


perasaan, berpikir rasional dan mengambil tindakan efektif untuk mencapai
tujuan mereka

tujuan akhir konseling adalah membantu diri sendiri, sehingga mantan klien menjadi
konselor terbaiknya bagi diri sendiri.

Hakikat Konseling 5
Sejarah dan Perkembangan
Profesi Konseling
Definisi Konseling Profesional (American Counseling
Association (ACA))

Hubungan profesional yang memberdayakan beragam individu,


keluarga, dan kelompok untuk mencapai kesehatan mental,
kesejahteraan, pendidikan, dan tujuan karir

Profesi konseling berkembang dalam menanggapi tuntutan yang dibuat oleh


industrialisasi dan urbanisasi AS

Pada pergantian abad ke-20, Amerika menghadapi masalah sosial dan ekonomi,
seperti pertumbuhan angkatan kereja, peningkatan populasi berpendidikan,
kebutuhan imigran, dan pelestarian nilai-nilai sosial karena hubungan keluarga
melemah.

Sejarah Perkembangan Profesi Konseling


1. Gerakan bimbingan kejuruan

2. gerekan konseling kesehatan mental

3. pengembangan indentitas profesional yang berkelanjutan

4. pengaruh undang undang federal

5. sejarah asosiasi konseling amerika (ACA)

6. Kredensial dan profesionalisasi konseling

Sejarah dan Perkembangan Profesi Konseling 1


1. Gerakan bimbingan Kejuruan
1881

richards menerbitkan vocophy. dia menganggap vocophy sebagai sebabagia


“profesi baru yang memungkinkan seseorang memilih pekerjaan yang paling
sesuai”. Ia mendorong vocophers untuk mempelajari pekerjaan dan orang-orang
yang mereka beri saran

Richards percaya bahwa calon pekerja tertentu harus mempertimbangkan apa


yang dikaakan orang-orang sukses tentang kualifikasi untuk sukses di bidang
tersebut

1894

Parsons mengungkapkan ide yang serupa dengan Richards, dengan


menerbitkan buku dan artikel tentang berbagai topik, terutama reformasi sosial
termasuk dalam membantu orang lain untuk membuat pilihan pekerjaan yang
baik

Perintis lain sering menganggapnya konselor pertama dan menjulukinya sebagai


“Bapak Bimbingan”

Januari 1908

Parsons membuka Biro Kejuruan Boston, engan tujuan utama adalah untuk
mengembangkan potensi populasi imigran Boston yang terus bertambah.

laporannya kepada anggota dewan adalah contoh pertama yang tercatat


menggunakan istilah bimbingan kejuruan

laporan parsons menekankan bahwa konsling tidak dirancang untuk membuat


keputusan bagi konseli

1909

Parsons juga mengembangkan rencana untuk pendidikan konselor yang ia


uraikan dalam bukungnya “choosing a vocation”

pendekatan sistematis Parsons untuk membantu orang membuat pilihan


kejuruan meletakkan dsar bagi teori sifat dalam konseing karir

1998

Jesse Davis mulai memberikan bimbingan kepada siswa tentang masalah


pendidikan dan kejuruan

1907

Sejarah dan Perkembangan Profesi Konseling 2


Davis menerapkan idenya di sekolah Grand Rapids, Michigan pada jenjang
kelas 7 hingga kelas 12 tentang self-study, occupational study, dan examination
of self sehubungan dengan pekerjaan yang dipilih

1900-an

Anna Y. Reed di Seattle dan Eli Weaver di New York mendirikan layanan
konseling untuk pemuda berdasarkan konsep Darwin “survival of the fittest”

1912

Grand Rapids mendirikan departemen bimbingan di seluruh kota

1913

National Vocational Guidance Assocication (NVGA) dibentuk di Michigan, yang


mulai dipisahkan dari Nation Society for the Promotion of Industrial Education
(NSPIE).

Frank Leavitt menjadi presiden pertama dan mencatat bahwa bimbingan dan
konseling dibutuhkan untuk menghadapi tuntutan ekonomi, pendidikan, dan
sosial

1920-an

konselor di sistem sekolah Boston dan New York diharapkan membantu siswa
dalam membuat pilihan pendidikan dan kejuruan

Sertifikias konselor sekolah dimulai di dua kota ini

1928

Strong Vocational Interest Inventory pertama kali diterbitkan dan digunakan


konselor. pertama kali diterbitkan dan digunakan oleh konselor

hal ini mengkokohkan keberadaan kosenling karir untuk arah masa depan

2. Gerakan Konseling Kesehatan Mental


Pada awal 1800-an

Reformis Amerika seperti Dorothea Dix menganjurkan pembentukan lembaga


yang akan memperlakukan orang dengan gangguan emosional dengan cara
manusiawi

1908

Clifford Beers, yang telah menderita perlakuan keras untuk penyakit mental yang
dialaminya di beberapa institusi psikiatri, menerbitkan “a mind that found itself”

Sejarah dan Perkembangan Profesi Konseling 3


sebuah otobiografi tentang pengalamannya yang mempercepat gerakan
kesehatan mental dan studi orang-orang dengan masalah emosional dan
perilaku

Willian Healy, seorang dokter, mendirikan klinik psikiatri komunitas pertama


(Juvenile Pyschopathic InstituteI) untuk memberikan layanan kepada orang-
orang muda di Chicago yang mengalami masalah. lembaga ini menggunakan
tes, psikoanalisis yang dimodifikasi, dan keterlibatan anggota keluarga

1909

para pemimpin Cook County, Illinois, mendirikan klinik bimbingan anak di


seluruh wilayah

Kongres AS mendirikan komite nasional untuk kesehatan mental

Sejarah dan Perkembangan Profesi Konseling 4


Karakteristik Konselor yang
Efektif
Salah satu instrumen terpenting yang harus digunakan konselor
adalah diri sendiri sebagai pribadi

📎 Konseling merupakan bnetuk pembelajarn yang intim sehingga


dibutuhkan seorang praktisi yang bersedia menjadi orang yang otentik
dalam hubungan terapeutik

Konselor sebagai Orang Terapeutik


Konseling membutuhkan praktisi yang bersedia menadi orang yang otentik dalam
hubungan terapeutik.
Jika konselor bersembunyi dibalik keselamatan peran profesionalnya, kemungkinan
besar klien akan menyembunyikan dirinya dari konselor. Jika konselor bersedia
melihat hidupnya dan membuat perubahan yang diinginkan, ia dapat memodelkan
proses itu dalam menganggapi klien.
Dari meta-analisis dari Wampold (2001) terhadap banyak penelitian tentang
efektivitas terapeutik ditemukan bahwa komponen prbadi dan interpersonal sangat
penting untuk psikoterapi yang efeketif, sedangkan teknik memiliki efek yang relatif
kecil pada hasil terapeutik.

Karakteristik Pribadi Konselor yang Efektif

Karakteristik Konselor yang Efektif 1


Memahami identitas dirinya

menghargai diri sendiri

terbuka untuk berubah

membuat pilihan yang berorientasi pada kehidupan

otentik, tulus, dan jujur

memiliki selera humor

bersedia mengakui kesalahan

hidup di “masa sekarang”

menghargai pengaruh budaya

memiliki niat yang tulus pada kesejahteraan orang lain

memilki keterampilan interpersonal yang efektif

menjadi sangat terlibat dalam pekerjaan mereka dan memperoleh makna


darinya

bersemangat

mampu mempertahankan batasan yang sehat

Konseling/Terapi untuk Konselor

konselor dapat memperoleh manfaat besar dari pengalaman


menjadi klien sebelum menajdi konselor bagi klien.

melalui pengalaman konseling/terapi:

konselor dapat meningkatkan apresiasi atas keberanian yang ditunjukkan klien


dalam perjalanan terapeutik mereka

membantu konselor menghindari asumsi sikap superioritas atas orang lain

memperkecil kemungkinan konselor akan memperlakukan orang sebagai objek


untuk dikasihani atau tidak dihargai

Kontribusi Konseling Pribadi pada Pekerjaan


Profesional Konselor
menawarkan model praktik konseing dan konselor yang lebih berpengalaman

Karakteristik Konselor yang Efektif 2


meningkatkan keterampilah interpersonal yang penting untuk mempraktikan
konseling dengan terampil

berkontribusi pada kemampuan konselor ntuk menangani tekanan berkelanjutan


terkait dengan pekerjaan klinis

Menjadi Konselor Multikultural yang Efektif


sadar dan memastikan bahwa bias, nilai, atau masalah pribadi tidak akan
mengganggu kemampuan mereka untuk bekerja dengan klien yang secara
budaya berbeda dari mereka

memiliki pengetahuan tertentu tentang warisan ras dan budaya mereka sendiri
dan bagaimana hal itu mempengaruhi mereka secara pribadi dan profesional

bertanggung jawab untuk mendidik klien tentang proses terapeutik, termasuk


hal-hal seperti menetapkan tujuan, harapan yang sesuai, hak hukum, dan
orientasi konselor

bersikap terbuka, fleksibel, dan berkemampuan untuk memodifikasi strategi agar


sesuai dengan kebutuhan dan situasi klien

Pedoman Praktis dalam Menyikapi Budaya


mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana latar belakang budaya sendiri telah
mempengaruhi pemikiran dan perilaku diri

mengidentifikasi asumsi dasar, terutama yang berlaku untuk keragaman budaya,


etnis, ras, gender, kelas, spiritual, agama, dan orientasi seksual

memeriksa darimana memperoleh pengetahuan tentang budaya

terbuka untuk pembelajaran berkelanjutan tentang bagaimana berbagai


dimenadi budaya dapat mempengaruhi praktik terapeutik

bersedia untuk mengidentifikasi dan memeriksa pandangan dunia pribadi dan


prasangka apapun yang mungkin dimiliki tentang keompok ras/etnis lain

belajar untuk memperhatikan kesamaan yang ada di antara orang-orang dari


berbagai latar belakang..

bersikap fleksibel dalam menerapkan metode yang digunakan dengan klien

menyadari bahwa berlatih dari perspektif multikultural dapat membuat pekerjaan


lebih mudah dan dapat bermanfaat bagi diri dan klien

Karakteristik Konselor yang Efektif 3


Panduan untuk mengatasi masalah yang dihadapi
konselor pemula
mengatasi kecemasan

menjadi diri sendir dan mampu mengungkap dir

menghidnari perfeksionisme

jujur tentang keterbatasan diri

memahami keheningan

mengatasi tuntutan dari klien

menghadapi klien yang kurang berkomitmen

menoleransi ambiguitas

menyadari countertransference

mengembangkan rasa humor

berbagi tanngung jawab dengan klien

menolak memberi nasihat

mendefinisikan peran sebagai konselor

belajar menggunakan teknik dengan tepat

mengembangkan gaya konseling sendiri

menjaga vitalitas sebagai pribadi dan profesional

Karakteristik Konselor yang Efektif 4


Isu-Isu Etis dalam Praktik
Konseling dan Psikoterapi
Apa itu Etika?
Etika adalah prinsip-prinsip moral yang diadopsi oleh individu atau kelompok
untuk menyediakan aturan untuk tindakan yang tepat (Corey, Corey & Callanan,
1998)

Etika mempertimbangkan perilaku apa yang baik dan benar dalam situasi
tertentu (Lowenberg & Dolgoff, 1996)

Etika merupakan seperangkat praktik dan jenis penilaian yang berakar pada
pengalaman dari helper (Beauhcamp & Childress, 2001)

Kode etik tidak dapat diterapkan dengan cara menghafal karena situasi setiap
klien unik dan membutuhkan soluasi yang berbeda. ketika praktisi menimbang
berbagai tuntutan dan tujuan yang sering kompetitif, mereka harus
menggunakan penilaian profesional mereka (Barnett, Behnke, Rosenthal, &
Koocher, 2007)

Handelsman, Gottlieb, dan Knapp (2005) menyatakan bahwa menjadi seorang


praktisi beretika adalah proses yang lebih kompleks daripada sekadar mengikuti
serangkaian aturan

Hukum dan Kode Etik


1. Hukum
hukum adalah aturan perilaku yang ditetapkan oleh badan legislatif dengan
menentukan standar minimal yang membantu masyarakat beroperasi secara teratur

Isu-Isu Etis dalam Praktik Konseling dan Psikoterapi 1


2. Kode Etik
adalah standar ideal yang ditetapkan oleh organisasi profesional yang menyediakan
kerangka referensi untuk mennilai kesejahteraan dan tanggung jawab sosial dari
helpee

Peran Kode Etik (Herlihy dan Corey, 2006a)


mendidik praktisi konseling/psikoterapi dan masyarakat umum tentang tanggung
jawab profesi

memberikan dasar untuk akuntabililtas dann melalui penegakannya, klien


dilindungi dari praktik yang tidak etis

memberikan dasar untuk merefleksikan dan meningkatkan praktik profesional

Pengambilan Keputusan yang Etis


mengidentifikasi masalah atau dilema, apakah masalah utamanya merupakan
masalah etika, hukum, profesional, klinis, atau moral

mengidentifikasi potensi masalah

melihat kode etik yang relevan untuk panduan umum tentang masalah tersebut

mempertimbangkan hukum dan peraturan yang berlaku, dan menentukan


bagaimana hal itu dapat mempengaruhi dilema etika

berkonsultasi pada sumber lain untuk mendapatkan berbagai perspektif tentang


dilema dan mendokumentasikannya

memikirkan berbagai kemungkinan tindakan

membuat daftar konsekuensi dari berbagai keputusan, dan merenungkan


implikasi dari setiap tindakan untuk klien

memutuskan tindakan apa yang tampaknya merupakan tindakan terbaik

Hak atas Informed Consent


merupakan persyaratan etikan dan hukum yang merupakan bagian integral dari
proses terapeutik

menetapkan landasan dasar untuk menciptakan aliansi kerja dan kemitraan


kolaboratif antara klien dan terapis

melibatkan hak klien untuk mendapat informasi tentang terapi mereka

Isu-Isu Etis dalam Praktik Konseling dan Psikoterapi 2


memberikan otonomi kepada klien untuk membuat keputusan terkait
konseling/terapi

memberdayakan mereka dan membangung hubungan saling percaya

membantu klien menjadi mitra aktif dan kolaborator sejati dalam


konseling/terapi mereka

Dimensi Kerahasiaan

Kerahasiaan adalah pusat untuk mengembangkan hubungan


klien-konselor/terapis yang penuh kepercayaan dan produktif

konselor/terapis memiliki tanggung jawab etis dan hukum untuk mendiskusikan sifat
dan tujuan kerahasiaan dengan klien di awal proses konseling/psikoterapi. ada
kalanya informasi rahasia harus diungkapkan dengan menggunakan pertimbangan
profesional.

6 prinsip yang perlu dipertimbangkan


konselor/terapis (Remley & Herlihy, 2016)
1. Beneficence: berbuat baik, mendukung kesejahteraan dan kesehatan

2. nonmaleficence: tidak membahayakan, mencegah tindakan dan pengaruh yang


merugikan

3. autonomy: mengakui dan menghormati kebebasan dan determinasi diri

4. justice: mendukung keadilan dan kesetaraan dalam bertransaksi

5. fidelity: bertanggung jawab kepada klien dan menghormati kesepakatan

6. veracity: benar dan jujur dalam bertransaksi

Isu-Isu Etis dalam Praktik Konseling dan Psikoterapi 3


Understanding Diversity
Perspektif multikultural mengenali dan menghargai niaali yang berbeda dalam
hubungan membantu dan membuat helper harus mengembangkan strategi yang
sesuai dan tidak menyalahi budaya

Nilai” yang dipertimbangkan dalam perspektif multikultural adalah nilai-nilai,


kepercayaan, tindakan tindakan yang berhubungan dengan ras, etnis, jenis
kelamin, umur, kemampuan, agama, bahasa, status sosioekonimi, orientasi
seksual, dll.

dalam konseling multikultural, dinamika kepribadian dan latar belakang budaya


helper serta klien penting untuk membangun konteks dimana mereka dapat
berinteraksi secara bermakna

Agar konseling dengan klien dari berbagai budaya, penting untuk mengetahui
dan menghormati perbedaan budaya dan menyadari bagaimana nilai nilai
budaya berperan dalam proses membantu

Waspadai kesalahan interpretasi yang disebabkan perbedaan budaya

Hati-hati juga untuk mengekpresikan rasism yang tidak sengaja

Penekanan utama pada budaya barat adalah individualisme, sementara budaya


timur menekankan kolektivisme. Hal ini memiliki implikasi penting dalam proses
membantu

dalam bekerja dengan orang dari budaya lain, hindari stereotip dan lakukan
evaluasi kritis mengenai asumsi tentang pengungkapan diri, perilaku non verbal,
hubungan saling percaya, aktualisasi diri, keterusterangan dan asertivitas

Anggap perbedaan budaya sebaga sesuatu yang positif, sadar bahwa


keragaman budaya menjadi variabel yang berperan dalam proses membantu

Understanding Diversity 1
penting untuk menunjukkan kesediaan untuk memeriksa sikap diri sendiri ketika
bekerja dengan orang dengan disabilitas

ketika bekerja dengan orang disabilitas, fokus kepada potensi yang mereka
miliki dan bukan terhadap hambatannya

Helper profesional perlu mengambil peran dalam menganai masalah keadalian


sosial (penindasan, hak istimewa, dan ketidakadilan sosial) dengan memperoleh
kompetensi keadilan sosial

kedua proses tersebut (multikultural dan keadilan sosial) merupakan proses


perkembangan seumur hidup yang membutuhkan refleksi, pelatihan, dan
pendidikan yang berkelanjutan.

Helper yang memandang perbedaan sebagai atribut yang positif akan


berkemungkinan besar dapat menyelesaikan tantangan yang muncul dalam
situasi membantu yang multikultural

Understanding Diversity 2
Penerapa Teori ke dalam Praktik
Fungsi Helper sebagai Seseorang yang Utuh
helper mengevaluasi proses membantu ketika melakukannya

di waktu pribadi, helper berpikir tentang dan mengevaluasi diri sendiri, helpee,
dan proses membantu

Teori sebagai Panduan


Memberikan arah tentang fase tindakan membantu

teori sangat penting ketika memutuskan untuk membantu helpee mengubah


perilaku

helper harus memiliki asumsi yang jelas tentang bagaimana perilaku itu berubah

Teori membantu yang bersifat pribadi

Setiap helper mengembangkan gaya dan teorinya sendiri


tentang membantu karena setiap orang memiliki pengalaman
hidup yang berbedan dan memiliki cara yang berbeda dalam
memandang manusia

Teori dibangun Helper dalam 3 Tahapan


1. Helper merefleksikannya dalam pengalaman mereka sendiri

2. helper membaca pengalaman praktisi lain yang berusaha membangun teori


sistematis berdasarkan observasi klinis mereka

Penerapa Teori ke dalam Praktik 1


3. helper meleburkan pengalaman mereka sendiri dan orang lain ke dalam teori
yang unik

Aspek yang harus dipertimbangkan pada saat


memikirkan teori membantu
nilai dan tujuan

hakikat manusia

perubahan perilaku

Terdapat beragam pendekatan teoritis untuk memahami apa yang membuat


proses konseling dan psikoterapi bekerja. Teori akan memberikan kerangka
kerja untuk memahami interaksi yang terjadi dalam hubungan terapeutik

Teori sebagai Peta Jalan


Perasaan: fokus pada identifikasi dan pengungkapan perasaan klien yang
direpressed

Perilaku: fokus pada pengembangan rencana tindakan khusus untuk mengubah


apa yang klien lakukan

insight: fokus pada ekploasi alasan dari tindakan dan interpretasi perilaku

belief: fokus pada pemeriksaan keyakinan klien tentang diri sendiri dan dunia
mereka

Teori sebagai Peta


orientasi masa lalu

orientasi masa kini

orientasi masa depan

Teori sebagai Bagian Integral dari Diri


Teori bukan seperangkat struktur kaku yang menentukan konselor/terapis
berfungsi

Penerapa Teori ke dalam Praktik 2


teori merupakan kerangka kerja umum yang memungkinkan konselor/terapis
memahami banyak aspek dari proses bantuan

teori memberi konselor peta yang memberi arahan pada apa yang
konselor/terapis lakukan dan katakan

teori merupkaan perpanjangan dari nilai dan kepribadian konselor/terapis

Dimensi Berpikir
Konselor/terapis biasanya menantang klien untuk memikirkan keputusan yang
telah mereka buat tentang diri mereka sendiri, yang mungkin dulu berfungsi,
namun sekarang mungkin tidak berfungsi lagi

salah satu caranya adalah dengan meminta klien untuk memperhatikan “self-
talk”.

Contoh: “Bagaimana saya menciptakan masalah dengan


pikiran dan keyakinan yang saya pegang? Bagaimana saya
mulai membebaskan diri dengan mengevaluasi secara kritis
kalimat yang saya ulangi untuk diri saya sendiri?”

dengan dimensi berpikir, konselor/terapis memanfaatkan proses berpikir klien


untuk membantu mereka berpikir tentang peristiwa dalam hidup mereka dan
bagaimana mereka menafsirkan peristiwa ini dan untuk mengubha sistem
kepercayaan tertentu

Dimensi Perasaan
konselor/terapis menekankan aspek pengalaman dengan mendorong klien untuk
mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaan mereka

klien sering mengaku “membeku” secara emosional karena kekhawairan


emosional yang tidak terekpresikan dan tidak terselesaikan

klien akan difasilitasi dengan membiarkan diri mereka mengalami berbagai


perasaan mereka dan berbicara tentang bagaimana peristiwa tertentu telah
mempengaruhi mereka

jika indivisu merasa didengarkan dan dipahami, mereka lebih mungkin untuk
mengungkapkan lebih banyak perasaan yang mereka simpan untuk dir mereka

Penerapa Teori ke dalam Praktik 3


sendiri

Dimensi Perilaku
klien dapat menghabisakan banyak waktu untuk mendapatkan wawasan dan
mengekspresiakn perasaan yang terpendam, tetapi pada titik tertentu mereka
perlu terlibat dalam program perubahan yang berorientasi pada tindakan.
Perasaan dan pikiran mereka kemudian dapat diterapkan pada situasi
kehidupan nyata

dalam dimensi ini, memeriksa perilaku saat ini adalah inti dari proses membantu.

Contoh: “apa yang anda lihat untuk diri anda sekarang dan di
masa depan? apakah perilaku anda saat ini memiliki peluang
yang masuk akan untuk mendapatkan apa yang anda
inginkan, dan apakah itu akan membawa anda ke arah yang
anda inginkan?”

jika penekanan dari proses membantu adalah pada apa yang orang lakukan,
ada kemungkinan lebih besar bahwa mereka juga akan dapat mengubah
pemikiran dan perasaan mereka.

Konsolidasi
selain menyoroti dimensi pemikiran, perasaaan, dan perilaku, konselor/terapis
membantu klien mengkonsolidasikan apa yang mereka pelajari dan menerapkan
perilaku baru ini pada situasi yang mereka hadapi setiap hari

strategi: tugas pekerjaan rumah, program tindakan, teknik pemantauan diri,


sistem pendukung, dan program perubahan yang diarahkan sendiri

semua pendekatan ini menekankan peran komitmen pada klien untuk


mempraktikan perilaku baru, untuk menindaklanjuti dengan rencana perubahan
yang realistis, dan untuk mengembangkan metode praktis untuk melaksanakan
renacan ini dalam kehidupan sehari-hari

Penerapa Teori ke dalam Praktik 4


Pendekatan-pendekatan dalam koseling
dan psikoterapi
1. pendekatan psikodinamik, yang menekankan wawasan dalam terapi (terapi
psikoanalitik dan adlerian)

2. pendekatan pengalaman dan berorientasi hubungan, yang menekankan


perasaan dan pengalaman subjektif (eksistensial, berpusat pada orang, dan
terapi gestalt)

3. pendekatan kognitif-perilaku, yang menekankan pada peran berpikir dan berbuat


dan cenderung berorientasi pada tindakan (terapi perilaku, terapi perilaku emotif
rasional, terapi kognitif, dan terapi realitas)

4. pendekatan postmodern, yang menekankan sikap kolaboratif dan konsultatif di


pihak terapis (terapi singkat yang berfokus pada solusi dan terapi naratif)

5. pendekatan sistem keluarga, yang menekankan pemahaman individual dalam


keseluruhan sistem dimana dia menjadi bagiannya/

Penerapa Teori ke dalam Praktik 5


Pendekatan Psikodinamika
Psikoanalisis
Pendahuluan
pandangan Freud mempengaruhi praktik kontemporer, banyak dari konsep
dasarnya menjadi bagian pondasi pada teoritikus dalam membangun dan
mengembangkan teori

pada umumnya teori konseling dan psikoterapi dipengaruhi oleh prinsip dan
teknik psikoanalisis. beberapa pendekatan mengembangkan model
psikoanalisis, beberapa memodifikasi konsep dan prosedurnya, dan beberapa
lagi merupakan reaks menentang

Ikhtisar dan Asumsi Dasar


pendekatan psikoanalisis bertumpu pada asums bahwa perkembangan
kepribadian yang normal didasarkan pada penanganan secara efektif tahap-
tahap perkembangan psikoseksual dan psikososial yang berurutan

perkembangan kepribadian yang keliru adalah hasil dari penyelesaian konflik


perkembangan tertentu yang tidak memadai

praktisi dengan orientasi psikoanalisis tertarik pada sejarah awal klien sebagai
cara untuk memahami bagaimana situasi masa lalu berkontribusi pada masalah
klien saat ini

Konsep-konsep Kunci
Struktur kepribadian: id, ego, superego

kesadaran dan ketidaksadaran

Pendekatan Psikodinamika 1
kecemasan: reality, neurotic, dan moral anxiety

ego defence mechanism: menyangkal dan mendistorsi realitas serta beroperasi


dalam level tidak sadar

perkembangan kepribadian: oral, anal, phalic, laten, dan genital stage

Hakikat Manusia
perilaku ditentukan oleh dorongan irasional, motivasi tidak sadar, serta
doroangan biologis dan instinktif

instinct merupakan pusar dari pendekatan Freud:

Life Instinct: bertujuan untuk mempertahankan hidup individu dan ras,


berorientasi pada pertumbuhan, perkembangan, dan kreativitas. Awalnya
Freud mengunakan istilah libido untuk life instinct, yaitu merupakan sumber
motivasi yang meliput energi seksual, namun bekerja melebihi itu. Tindakan-
tindakan menyenanangkan termasuk di dalam penjelasan mengenai life
instinct. Tujuan dari hidup adalah memperoleh kesenangan dan menghindari
rasa sakit

Death Instinct: meliputi doroangan agresif. seseorang mewujudkan harapan


unconscious untuk mati dan menyakiti diri sendiri ataupun orang lain melalui
perilaku mereka. Mengelola dorongan agresif ini adalah tantangan utama
bagi manusia

Tujuan Terapeutik
membuat unconscious menjadi conscious

memperkuat ego sehingga perilaku lebih didasarkan pada realitas, bukan pada
instinct atau perasaan bersaah yang irasional

restrukturasi kepribadian dibandingkan dengan memecahkan masalah langsung

Pengalaman masa kanak-kanak direkonstruksi, didiskusikan, diinterpretasi,


dan dianalisis

proses berorientasi pada pencapaian insight yang meliputi perasaan dan


memori yang dikaitkan dengan pemahaman diri

Teknik dan Prosedur Terapeutik


Teknik berorientasi psikoanalisis dirancang untuk membantu klien mendapatkan
insight dan membawa ke permukaan hal-hal yang “direpressed” sehingga dapat

Pendekatan Psikodinamika 2
ditangani secara sadar

teknik dasar dari terapi psikoanalisis meliputi:

memelihara kerangka keja analitik

asosiasi bebas

interpretasi

analisis mimpi

analisis dan interpretasi dari resistensi

analisis dan interpretasi dari transference

Teknik-teknik ini diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, memperoleh insight,


dan memulai proses kerja yang akan mengarah pada reorganisasi kepribadian

Hubungan Terapeutik
Terapis berorientasi psikoanalisis mencoba untuk berbuhungan secara objektif
dengan tetap menjaga kehangatan

baik transferensi dan kontratransferensi adalah aspek sentral dalam hubungan

fokusnya adalah pada resistensi yang terjadi dalam proses terapeutik,


interpretasi resistensi ini, dan bekerja melalui perasaan transferensi. melalui
proses ini, klien mengekplorasi kesejajaran antara pengalaman masa lalu dan
masa kini dan memperoleh pemahaman baru yang dapat menjadi dasar bagi
perubahan kepribadian.

Fungsi dan Peran Terapis


membantu klien memperoleh kebebasan untuk mencintai, bekerja, dan bermain

membantu klien mencapai self-awareness, kejujuran, dan hubungan pribadi


yang lebih efektif, menghadapi kecemasan dengan cara realistis, dan
mengendalkkan perilaku-perilaku impulsif dan irasional

membangun hubungan bekerja dengan klien

banyak mendengarkan dan menginterpretasikan. fungsi interpretasi adalah


menyelaraskan proses penguakan unconsiousness

mengajarkan klien makna dari proses tersebut sehingga klien dapat memperoleh
insight tentang permasalahannya, meningkatkan kesadarannya tentang cara
berubah, dan memperoleh pengendalian atas kehidupan mereka.

Pendekatan Psikodinamika 3
Kontribusi
Teori ini memberikan kontribusi sistem kepribadian yang komprehensif dan
terperinci. ini menekankan tempat yang sah dari ketidaksadaran sebagai penentu
perilaku, menyoroti efek signifikan dari perkembangan anak usia dini, dan
menyediakan teknik untuk mengetuk ketidaksadaran. Beberapa faktor dapat
diterapkan oleh praktisi yang tidak berorientasi psikoanalisis, seperti memahami
bagaimana resistensi dimanifestasikan dan dapat dieksplorasi secara terapeutik,
bagaimana trauma dini dapat diatasi dengan sukses, dan pemahaman tentang
manifestasi transferensi dan kontratransferensi dalam hubungan terapi. Banyak
model teoritis lain telah dikembangkan sebagai reaks terhadap pendekatan
psikoanalisis.

Pendekatan Adlerian
Ikhtisar dan Asumsi Dasar
menurut pendekatan adlerian, orang pada dasarnya adalah makhluk sosial,
yang dipengaruhi dan dimotivasi oleh kekuatan sosial

hakikat manusia dipandang kreatif, aktif, dan pengambil keputusan

pendekatan ini berfokus pada kesatuan inidividu dan pemahaman subjektif


individu

keputusan subjektif yang dibuat setiap inidvidu untuk mencapai tujuan tertentu
membentuk gaya hidup (atau gaya kepribadian) individu

gaya hidup terdiri atas keyakinan adan asumsi kita tentang orang lain, dunia,
dan diri kita sendiri; pandangan ini mengarah pada perilaku khas yang kita
adopsi dalam mengejar tujuan hidup kita

klien tidak dipandang sebagai “sakit” atau menderita gangguan tertentu yang
perlu “disembunyikan”. sebaliknya, mereka dipandang berkecil hati dan
berfungsi atas dasar asumsi yang mengalahkan diri sendiri dan membatasi diri,
yang menghasilkan perilaku mempertahankan masalah dan membatasi diri,
yang menghasilkan perilau mempertahankan masalah yang melindungi ego.
dengan demikian, klien dipandang membutuhkan dorongan untuk mengoreksi
persepsi yang salah tentang diri sendiri dan orang lain dan untuk belaar memulai
pola interaksi perilaku baru

Konsep konsep Kunci

Pendekatan Psikodinamika 4
kesadaran adalah pusat kepribadian

pendekatan adlerian, berdasarkan model pertumbuhna, menekankan kapasitas


positi indvidu untuk hidup sepenuhnya dalam masyarakat. Hal ini ditandai
dengan melihat kesatuan dalam kepribadian, memahami dunia seseorang dari
sudut pandang subjektif, dan menekankan tujuan hidup yang memberi arah
pada perilaku

kepentingan sosial, inti dari teori ini, melibatkan rasa identifikasi dengan
kemanusiaan, perasaan memiliki, dan kepedulian terhadap masyarakat yang
lebih baik

perasaan rendah diri sering menjadi sumber kreativitas, memotivasi orang untuk
berusaha keras untuk menguasai, superioritas, dan kesempurnaan

Tujuan Terapeutik
konseling bukan hanya masalah konselor ahli membuat resep untuk perubahan,
namun upata kolaboratif antara klien dengan konselor yang bekerja pada tujuan
yang diterima bersama

perubahan ditujukan pada tingkat kognitif dan perilaku, adlerians terutama


prihatin dengan menghadapi gagasan klien yag salah dan asumsi yang salah.
Bekerja secara kooperatif dengan klien, terapis berusaha memberikan dorongan
agar klien dapat mengembangkan tujuan yang bermanfaat secara sosial, antara
lain:

memupuk minat sosial

membantu klien mengatasi perasaan putus asa

mengubah motivasi yang keliru

menyusun kembali asumsi yang keliru

membantu klien merasakan kesetaraan dengan orang lain

Hubungan Terapeutik
hubungan klien-terapis didasarkan pada rasa saling menghormati dan baik klien
maupun konselor sama-sama aktif

klien adalah pihak yang aktif dalam hubungan kolaboratif yang setara, yang
menyadari bahwa mereka bertanggung jawab atas perilaku mereka

Pendekatan Psikodinamika 5
dalam proses terapeutik, tingkat keberfungsian relatif dari klien dalam semua
tugas kehidupan dasar dieksplorasi:

Sosial

cinta-keintiman

pekerjaan

spiritual

sehingga lebih memahami konteks sosial siruasi kehidupan klien

terapis adlerian berusaha untuk bekerja dengan klien dalam mengembangkan


pemahaman yang lebih dalam dan lengkap tentang struktur kepribadian
dasarnya, yang melibatkan penekanan pada gaya hidup individu atau kerangka
kerja kognitif atau skema agar individu memahami kehidupan dan membuat
pilihan perilaku

lebih khusus lagi, konselor berusaha untuk memastikan persepsi dan asumsi
yang keliru tentang diri sendiri, orang lain, dan kehidupan yang
mempertahankan pola perilaku bermasalah yang dibawa klien ke dalam
konseling

Teknik
adlerians telah mengembangkan berbagai teknik kognitif, perilaku, dan
pengalaman yang dapat diterapkan pada beragam klien dalam berbagai setting
dan format

mereka tidak terikat untuk mengikuti serangkaian prosedur tertentu, melainkan


memanfaatkan kreativitas mereka dengan menerapkan teknik-teknik yang
menurut mereka paling tepat untuk setiap klien

beberapa teknik khusus yang sering mereka gunakan adalah menghadiri,


mendorong, konfrontasi, meringkas, menafsirkan pengalaman dalam keluarga,
ingatan awal, saran, dan pekerjaan rumah

Kontribusi
adler mendirikan salah satu pendekatan humanistik utama untuk psikologi

kontribusi terbesar dari perspektif adlerians adalah sejauh mana konsep


dasarnya telah diintegrasikan ke dalam pendekatan terapeutik lainnya

Pendekatan Psikodinamika 6
terdapat hubungan yang signifikan antara teori Adlerians dan sebagian besar
teori masa kini

Pendekatan Psikodinamika 7
Experiental and Relationship
Oriented Approaches
The Existential Approach
Overview and basic assumption
manusia mendefinisikan dirinya berdasarkan pilihan pribadi

manusia itu bebas, tapi bersamaan dengan kebebasan itu mereka harus
bertanggung jawab atas pilihan mereka

orang yang mencari bantan sering kali menjalani hidup yang terbatas, berfungsi
dengan tingkat kesadaran yang terbatas, dan merasa terjebak

Key Concept
1. Manusia memiliki kapasitas atas kesadaran diri

2. Karena manusia itu bebas, mereka juga harus menerima tanggungjawab yang
membersamainya

3. manusia memiliki kepedulinan untuk melestarikan keunikan dan identitasnya,


mereka dapat mengenal diri sendiri dengan mengetahui dan berinteraksi dengan
orang lain

4. arti keberadaan dan makna hidup itu tidak pernah tetap, sebaliknya manusia
menciptakann kembali dirinya sendiri melalui projek (mungkin kejadian dalam
kehidupan)

5. Kecemasan adalah bagain dari kondisi manusiawi

Experiental and Relationship Oriented Approaches 1


6. kematian juga bagian dari kondiri manusia, dan kepedulian terhadapnya
memberikan arti penting bagi kehidupan

Tujuan Therapeutic
klien ditantang untuk mengenali dan menerima kebebasan yang mereka miliki agar
dapat menjadi ‘author’ dalam kehidupan mereka sendiri. Therapist membantu client
tentang cara-cara mereka menghindari kebebasan dan tanggung jawab yang
menyertainya

Hubungan Therapeutic
terapis mencoba untuk menciptakan hubungan kepedulian dengan klien

terapi adalah hubungan kolaboratif dimana klien dan terapis terlibat dalam
perjalanan “self-discovery”

Teknik
pendekatan ini memberikan penekanan utama dalam pemahaman pengalaman
klien saat ini

intevensi yang diberikan dibebaskan kepada kepribadian dan gaya terapis, serta
memperhatikan kebutuhan klien

Intervensi digunakan untuk memperluas cara klien menjalani hidup

teknik adalah alat untuk membantu klien sadar akan pilihan dan potensi untuk
bertindak mereka

Aplikasi Multikultural
pendekatan ini sangat dapat diterapkan pada konteks multikultural karena
didasarkan pada tema-tema yang universal dan tidak menentukan cara pandang
tertentu terhadap realitas

tema-tema seperti hubungan, menemukan makna hidup, kecemasan, dan


kematian adalah hal-hal yang berada diluar budaya (jadi walau beda budaya,
manusia tetep share kesamaan dalam hal-hal ini)

dalam pendekatan ini klien didorong untuk memeriksa bagaimana keberadaan


mereka saat ini itu dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya

Kontribusi

Experiental and Relationship Oriented Approaches 2


memberikan perspektif untuk memaham nilai kecemasan dan rasa bersalah,
peran dan makna kematina, dan aspek kreatif dari kesendirian dan memilih
untuk diri sendiri

sebagaimana diterapkan pada ‘brief therapy’, pendekatan eksistensoal berfokus


pada mendorong klien untuk memeriksa isu-isu seperti: tanggungjawab pribadi;
memperluas kesadaran mereka tentang situasi mereka saat ini; dan membuat
komitmen untuk mengambil keputusan dan bertindak

The Person-Centered Approach


Overview and basic assumptions
dikenalkan oleh Carl Rogers pada tahun 1940

menekankan pada kemampuan klien untuk menjadi ‘self awate’ dan untuk
menyelesaikan hambatan ‘personal growth’ mereka

menempatkan klien sebagai pusat pada proses terapi

Key Concept
klien memiliki kapasitas untuk menyelesaikan masalah hidupnya secara efektif
tanpa interpretasi dan arahan dari terapis ahli

pendekatan ini menekankan pada pengalaman saat ini (present moment),


belajar untuk menerima diri, dan memutuskan bagaimana cara untuk berubah

Tujuan Terapeutik
bukan untuk memecahkan masalah, namun membantu proses ‘perkembangan’
klien agar dapat mengatasi permasalahn saat ini dan yang akan datang

membantu klien untuk bergera kearah keterbukaan, kepercayaan diri yang lebih
besar, dan kemauan untuk berkembang

Teknik
meminimalkan: interpretasi, bertanya, probing, diagnosis, dan mengumpulkan
‘history’

memaksimalkan: mendengarkan secara aktif, mengeskpresikan empati, refleksi


perasaan, dan klarifikasi

Aplikasi Multikultural

Experiental and Relationship Oriented Approaches 3


empati dan menghormati nilai-nilai klien merupakan sikap dan keterampilan
yang penting dalam konseling

konselor menyampaikan rasa hormat yang mendalam terhadap segala bentuk


keberagaman dan mengharga dunia subjektf klien (yang mungkin aja cara dia
mandang dunia dan mengartikan dunia itu beda, tergatung budayanya)

Kontribusi
pendekatan ‘self-centered’ menekankan peran aktif dan tanggung jawab klien
(ga kayak psikodinamika yang nekenin konselornya)

memberikan pandangan possitif dan optimis serta memperhatikan pada


perlunya memperhitungkan pengalaman batin dan subjektif seseorang (jadi di
pendekatan ini, kita harus merhatiin gimana klien kita tuh mengartikan
pengalamannya)

pendekata ini juga membuat proses terapi menjadi “relationship-centered” dan


bukan “techniques-centered”

Experiental and Relationship Oriented Approaches 4


Pendekatan Kognitif - Perilaku
Pendekatan cognitive-behavioral terdiri dari

Terapi perilaku

Rational emotive behavior therapy (REBT)

Terapi kognitif

Terapi realita

CIRI PENDEKATAN KOGNITIF

Adanya hubungan kolaboratif antara konselor dan klien

Tidak terlalu hangat hubungan ini.

Memiliki premis bahwa tekanan psikologis sebagian besar merupakan fungsi dari
gangguan dalam proses kognitif

Tekanan psikologi muuncul karena adanya disturbance atau disorder

Penekanan pada perubahan kognisi untuk menghasilkan perubahan afek dan


perilaku yang diinginkan

Kalau ingin merubah perilaku maka kognitifnya dulu yang dirubah

Perlakuan terbatas waktu dan edukatif yang berfokus pada sasaran masalah
tertentu

Fokus pada perilaku yang ingin dirubah dengan intervensi kognisi

DASAR PENDEKATN KOGNITIF-PERILAKU

Pendekatan Kognitif - Perilaku 1


Model psikoedukasi yang terstuktur

Menekankan peran pekerjaan rumah

Memberikan tanggung jawab kepada klien untuk mengambil peran aktif baik selama
sesi maupun di luar terapi

Menerapkan berbagai teknik kognitif dan perilaku untuk memfasiltasi perubahan

TERAPI PERILAKU
Ikhtisar dan asumsi dasar
Manusia pada dasarnya terbentuk oleh pembelajaran dan lingkungan sosiokultural

Berfokus pada:

Perilaku yang dapat diamati

Faktor-fakor pennetu perilaku saat ini

Pengalaman belajar unuk mendorong perubahan

Asesmen dan evaluasi yang ketat

Konsep kunci
Menekankan perilaku saat ini dibandingan dengan perilaku sebelumnya,
bagaimana tujuan treatment yang tepat, strategi terapi yang beragam sesuai
dengan tujuan tersebut, dan evaluasi objektif terhadap hasil terapi

Evaluasi sering menggunakan catatan-catatan

Fokus pada perubahan perilaku saat ini dan program tindakan

Konsep dan prosedur dinyatakan secara eksplisit, diuji secara empiris, dan direvisi
secara terus menerus

Terdapat penekanan ppada pengukuran perilaku tertentu sebelum dan sesudah


intervensi untuuk menentukan apakah, dan sejauh mana, perilaku berubah sebagai
akibat dari suatu prosedur.

Tujuan terapeutik

Pendekatan Kognitif - Perilaku 2


Tujuan umum: meningkatkan pilihan pribadid dan menciiptakan kondisi baru untuk
belajar

Tujuan khusus: menghilangkan perilaku maladaptif dan menggantinya dengan


pola yang konstruktif

Secara kolaboratif klien dan terapi menentukan tujuan perlakuan secara konkrit,
terukur, dan obyektif.

Lebih objektif karena melihat perilaku dan perubahannya yang terjadi.

Contoh, Mencatat intensitas perilaku.

Hubungan Terapeutik
Peran terapis adalah mengajarkan keterampilan konkret melalui pemberian
instruksi, pemodelan, dan umpan balik kinerja.

Terapis cenderung aktif dan direktif serta berfungsi sebagai konsultan dan pemecah
masalah.

Klien juga terlibat aktif dalam proses terapi dan diharapkan bekerja sama dalam
melakukan aktivitas terapeutik, baik di dalam sesi maupun di luar terapi.

Teknik
Asesmen dan diagnosis dilakukan sejak awal untuk menentukan rencana perlakuan

Intervensi perilaku disesuaikan dengan masalah spesifik yang dialami oleh klien

Kekuatan pendekatan ini terletak pada banyaknya dan beragam teknik yang
bertujuan untuk menghasilakn perubahan perilaku.

Seperti, metode relaksasi, systematic desensitization, flooding, assertion


training, and self-management programs.

Relaksasi ada yang bersifat pernapasan dan relaksasi otot.

Systematic desensitization, saat mengalami cemas yang terus meningkat teknik


ini bisa digunakan untuk menurunkan.

Flooding, membanjiri seseorang dengan apa yang membuat individu cemas


atau fobia.

Pendekatan Kognitif - Perilaku 3


Aplikasi multikultural
Pendekatan perilaku dapat diintergrasikan secara tepat ke dalam konseling dengan
populasi klien yang budayanya beragam ketika ada prosedur budaya spesifik yang
dikembangkan.

Dengan mengembangkan kemampuan memecahkan masalah klien, mereka dapat


belajar metode konkret untuk menylesaikan permasalahan praktik dengan kerangka
budayanya.

Kontribusi
Terapi perilaku adalah pendekatan jangka pendek yang dapat diterapkan secara
luas

Menekankan penelitian dan asesmen terhadap teknik yang digunakan sehingga


memberikan akuntabilitas.

Masalah masalah spesifik diidentifikasi dan dieksplorasi

Klien selalu memperoleh informasi tentang proses terapeutik dan kemajuan apa
yang telah dicapai

Konsep dan prosedurnya mudah dipahami

Terapis adalah penguat eksplisit, konsultan, model, guru, dan ahli dalam
peruubahan perilaku.

RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY (REBT)


Overview dan Asumsi Dasar
Albert Ellis (1913-2007) dikenal sebagai the father of REBT dan the grandfather
dari terapi kognitif-perilaku.

Ellis tadinya melakukan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis namun


menjadi kecewa dengan lambatnya progress klien.

Didasarkan pada premis bahwa berfikir, mengevaluasi, menganalisis,


mempertanyakan, melakukan, mempraktekan, dan memutuskan kembli adalah
dasar dari perubahan perilaku.

Pendekatan Kognitif - Perilaku 4


Mengasumsikan bahwa individu lahir dengan potensi untuk berfikir rasional tetapi
mereka juga menerima keyakinn irasional tanpa dikritisi.

Orang dengan gangguan kebanyakan memiliki pemikiran irasonal dengan ciri


banyak berandai.

Seharunya ini yang saya lakukan, seharusnya saya memilih ini, dll

Pendekatan kognitif-perilaku didasarkan pada asumsi bahwa reorganisasi dari


pernyataan diri seseorang akan sejalan dengn reorganisasi perilakunya.

Konsep-Konsep Kunci
Meskipun gangguan emosional berakar dari masa kanak-kanak, individu tetap
mengulang keyakinan irasional dan tidak logis.

Secara aktif individu memperkuat keyakinan melalui proses sugesti dan


pengulangan, sehingga berperilaku secara konsisten dengan keyakinan
tersebut.

Permasalahan emosional adalahh hasik dari keyakinan seseorang, bukan kejadian,


dan keyakinan ini perlu diuji.

Klien diberi tau bahwa kejadian dalam hidup mereka tidak mengganggu kita.

Sebaliknya interpretasi kita terhadap sebuah kejadian adalah apa yang kritis.

Ellis menyatakan bahwa menyalahkan diri dan orang lain merupakan inti dari
gangguan emosional.

Ellis berhipotesis bahwa inididu memiliki kecenderungan kuat untuk mengubah


keinginan dan preseferensinya menjadi keharusan, tuntutan dan perintah dogmatis
yang akhirnya diinternalisasi kemudian mengarah pada self-defeating.

Saya harus melakukannya dengan baik dan memperoleh persetujuan


orang lain. Jika tidak saya tidak baik

Orang lain harus memperlakukan saya dengan penuh pertimbangan, adil,


ramah, dan persis seperti yang saya inginkan. Jika tidak mereka tidak
baik dan layak dikecam dan dihukum.

Saya harus mendapatkan apa yang saya inginkan dan saya tidak boleh
mendapatkan apa yang tidak saya inginkan karena itu mengerikan, saya

Pendekatan Kognitif - Perilaku 5


tidak akan tahan, hidup menjadi tidak baik.

Tujuan Terapeutik
Tujuan umum: Mengeliminasi pandangan self-defeating dalam hidup, mengurangi
reaksi emosional yang tidak sehat, dan memunculkan lebih banyak filosfi tolerani
serta rasional.

Tujuan utama: Membantu klien dalam proses memperoleh unconditional self-


acceptance dan unconditional acceptance kepada orang lain.

Untuk mencapai tujuan tersebut, REBT menawarkan kepada klien cara praktis
untuk mengidentifikasi keyakinan salah yang mendasari mereka, mengevauasi
secara kritis keyakinan-keyakinan tersebut, dan menggantikan keyakinan tersebut
dengan keyakinan konstuktif.

Hubungan terapeutik
Hubungan yang hangat bukanlah sesuatu yang esensial, meskipun begitu klien
membutuhkan perasaan unconditional positive regard dari terapis.

Terapi adalah proses mempelajari kembali, dan fungsi terapis secara garis besar
dalah sebagai guru yang aktif dan direktif.

Saat klien mulai memahami bahaimana mereka terus berkontribusi pada


masalahnya, mereka perlu berlatih secara aktif untuk mengubah perilau self-
defeating-nya dan menggantinya menjadi perilaku rasional.

Teknik
REBT memanfaatkan wilayah yang luas dari metode kognitif, emosi, dan perilaku
pada kebanyakan klien.

Pendekatan ini menggabungkan teknik untuk merubah cara klien dalam berfikir,
merasakan, dan bertingkah.

Teknik dirancang untuk merangsang klien memeriksa secara kritis perilaku dan
keyakinannya saat ini.

Fokus pada teknik spesifik untuk mengubah pemikiran self-defeating klien dalam
situasi yang konkrit.

Pendekatan Kognitif - Perilaku 6


Dalam rangka memodifikasi keyakinan, REBT membantu klien melihat bagaimana
keyakinan mereka mempengauhi apa yang mereka rasakan dan lakukan.

Dari perspektif kognitif, REBT mendemonstrasikan kepada klien bahwa


keyakinan dan self-talk membuat mereka terganggu.

Beberapa teknik kognitif yang biasa digunakan oleh praktisi REBT termasuk
mengajarkan REBT A-B-C, active disputation of faulty beliefs, mengajarkan
koping self-statements, metode psikoedukasional, dan cognitive homework.

Suatu perstiwa tidak terlalu penting dan tidak memiliki konsekuensi langsung
terhadap perilaku seseorang.

Misal seorang remaja yang memiliki pergaulan bebas (c) menganggap


bahwa ia seperti ini karena ia broken home (a) maka alasan sebenarnya
bukan broken home melainkan keyakinan ia akan terpuruk saat orang
tuanya bercerai (b) yang membuat ia berperilaku seperti itu.

Yang diintervensi adalah belief atau keyakinan (b).

Konsekuensi yang tadinya di c (pergaulan bebas) akan menjadi f (perilaku


baru yang lebih konstruktif)

Pendekatan Kognitif - Perilaku 7


Teknik emosi meliputi unconditional acceptance, gambaran emosi rasional,
penggunaan humor, latihan shame-attacking, dan roleplaying emosi rasional.

Meskipun begitu, pendekatan ini tidak mengutamakan perasaan, saat klien


mengeksplorasi apa yang mereka apikirkan dan bagaimana mereka
berperilaku, perasaan seringkali muncul.

Ketika perasaan muncul, mereka dapat diatasi.

Teknik perilaku termasuk strategi self-management, modeling, penggunaan


penguatan dan hukuman, membawa homework dalam kehidupan sehari-hari, dan
berlatih secara luas mengenai kemampuan koping sebagai cara untuk mengatasi
tantangan.

Teknik perilaku bekerja paling baik saat mereka digunakan bersama degan
metode kognitif dan emosi.

Aplikasi multikultural
Beberap faktor yang membuat REBT efektif dalam menghadapi klien dengan
populasi beragam adalah membentuk treatment secara individual, mengatasi peran
lingkungan eksternal, peran aktif dan direktif terapis, penekanan pada edukasi,
mengandalkan bukti empiris, fokus pada perilaku saat ini, dan pendekatan bersifat
ringkas.

Praktisi REBT berperan sebagai guru, klien memeroleh kemampuan yang luas
yang bisa mereka gunakan untuk mengatasi permasalahan kehidupan.

Fokus edukasi ini menjadi daya tarik banyak klien yang tertarik dalam memelajari
metode praktis dan efektif yang dapat membawa perubahan.

Kontribusi
REBT adalah pendekatan yang komprehensif dan integratif untuk terapi yang
bertujuan merubah gangguan dalam berpikir, merasakan, dan berperilaku.

REBT telah mengajarkan kita bagaimana orang dapat merubah emosi mereka
dengan merubah isi pikirannya.

Konseling secara singkat dan memberikan nilai kepada praktek aktif dalam
mencoba perilaku baru sehingga wawasan yang didapat dibawa dalam bertindak.

Pendekatan Kognitif - Perilaku 8


PostModernist
POSTMODERNIST
Ketika klien mengatakan ia mengalami penyakit mental maka tidak ada yang perlu
diperdebatkan

Sebagai psikolog kita harus tau apakah yang dikatakan klien benar-benar terjadi
atau hanya self-diagnose yang tidak berdasar.

Mencari tau dampaknya bagi klien.

Dua pendekatan utama postmodern:

Solution-Focused Brief Therapy (SFBT)

Narrative therapy / terapi naratif

SOLUTION-FOCUSED BRIEF THERAPY


(SFBT)
Overview dan asumsi dasar
Terapi ini berdasarkan asumsi bahwa terapis bukanlah ahli dalam kehidupan klien.

Klien adalah ahli dalam kehidupannya sendiri.

Masalah yang kompleks tidak serta merta membutuhkan solusi yang kompleks, dan
terapis membantu klien mengenali kompetensi yang sudah mereka kuasai.

PostModernist 1
Perubahan adalah konstan dan tidak dapat dihindari, dan perubahan kecil
membukan jalan kepada perubahan besar.

Perhatian diberikan kepada apa yang klien lakukan yang dapat membantu mereka
membangun potensi, kekuatan, dan sumber dayanya.

Konsep-konsep kunci
Konsep sentral: pergerakan dari membicarakan masalah kepada membuat solusi

Terapi terjaga tetap simple dan singkat.

Ada pengecualian di setiap masalah dan dengan membicarakan mengenai


pengecualian ini, klien akan mampu menaklukan apa yang terlihat sebagai masalah
utama dalam periode waktu yang singkat.

Tujuan terapeutik
Menekankan pada peran klien dalam menetapkan tujuan dan preferensi mereka
sendiri.

Terapi selesai ketika terjadi iklim yang saling menghormati, berdialog, menyelidi,
dan mengafirmasi sebagau bagian dari proses terapeutik.

Bekerja bersama dalam hubungan yang kolaboratif, baik terapis mapun klien
mengmbangkan tujuan treatment yang berguna dan bermakna.

Utamanya, klien membangun tujuan yang bermakna yang bisa membawanya


kepada masa depan lebih baik.

Teknik
Menggunakan beberapa teknik

Beberapa terapis meminta klien untuk mengeksternalisasi permasalahan dan foku


pada kekuatan atau sumber daya yang belum digunakan.

Yang lain menantang klien untuk menemukan splusi yang mungkin dapat berguna.

Teknik berfoks pada masa depan dan bagaimana yang terbaik untuk memecahka
masalah daripada memahami alasan permasalahan.

PostModernist 2
Teknik yang sering digunakan seperti pre-therapy chane, exception question, the
miracle qestsion, scaling question, homework, dan ringkasan feedback.

Pre-therapy: Terapis SFBT sering menanyakan klien pada sesi pertama "apa yang
telah kamu lakukan sejak kamu dipanggil untuk pertemuan ini yang telah membuat
perubahan pada masalahmu?"

Kemungkinan bisa mendorong klien untuk kurang mengandalkan terapis dan


lbih kepada sumber dayanya sendiri untuk mencapai tujuan.

Exception questions: mengarahkan klien kepada waktu waktu dimana hidupnya


tidak ada masalah. Mengeksplor pengecualian menawarkan peluang kepada klien
untuk mengenali sumber daya, melibatkan kekuatan, dan menciptakan solusi yang
memungkinkan.

The miracle question: mengizinkan klien menjelaskan kehidupan tanpa masalah.


Pertanyaan ini melibatkan fokus masa depan yyang mendorong klien untuk
mempertimbangkan jenis kehidupan yang berbedan daripada yang didominasi oleh
berbagai permasalahan.

Teknik ini memfokuskan klien untuk mencari solusi.

"how will you know whw things are better?"

"apa hal-hal yang akan kamu sadari ketika hidup menjadi lebih baik?"

Scalling question: membutuhkan perkembangan klien pada dimensi tertentu


dalam skala 0 sampai 10. teknik ini memungkinkan klien melihat progres yang telah
ia buat pada langkah atau derajat yang spesifik.

Summary Feedback: afirmas tulus dar terapis atau mengutarakan kekuatan


tertentu yang telah klien demonstrasikan.

Aplikasi Multikultural
Terapis SFBT belajar dari klien mengenai dunia eksperientalnya daripada
melakukan pendekatan kepada klien dengan gagasan yang telah disusun
mengenai dunia klien.

Pendirian nonpatologis praktisi SFBT bergeser dari apa yang salah dengan indivdu
menjadi mendorong kemungkinan kreatif.

PostModernist 3
Daripada berujuan untuk membut perubahan terjadi, praktisi SFBT berupaya
membentuk sebuah atmosfer pemahaman dan penerimaan yang memungkinkan
beragam individu untuk memanfaatkan sumber daya mereka untuk membuat
perubahan yang konstruktif.

Kontribusi
Orientasi optimis yang melihat manusia menjadi kompeten dan mampu membuat
solusi yang lebih baik

Masalah dilihat sebagai kesulitas biasa dan tantangan dalam hidup

Menggunakan pertanyaan, terlebih pertanyaan yang berorientasi ppada masa


depan yang menantang klien untuk berfikir mengenai bagaimana mereka mungkin
memecahkan masalah yang dapat terjadi di masa depan.

NARATIVE THERAPY
Overview dan asumsi dasar
Dasarnya bagian dari memeriksa cerita yang orang ceritakan dan memahami
makna dari cerita tersebut.

Setiap bagian cerita ini adalah kebenaran untuk individu yang menceritakannya

Meskipun begtu, tidak ada realita absolut

Terapi ini berupaya untuk menghindari membuat asumsi mengenai orang untuk
menghormati setiap cerita unik klien dan warisan budayanya.

Konsep-konsep kunci
Diskusi mengenai bagaimana masalah telah mengganggu, mendominasi, atau
membuat individu merasa kecil.

Terapis hadi untuk memisahkan klien dari permasalahannya sehingga mereka tidak
mengadopsi menjadi pandangan fix mengenai identitasnya.

Klien diundang untuk melihat ceritanya dari prespektif yang berbeda dan bahkan
untuk membangun bersama cerita kehidupan alternatif.

PostModernist 4
Klien diminta untuk menemukan bukti untuk mendukung pandangan baru mengenai
dirinya sebagai pribadi yang cukup kompeten untuk keluar dari dominasi
permasalahan dan didorong untuk mempertimbngkan masa depan seperti apa yang
mereka harapkan jika mereka kompeten.

Tujuan Terapeutik
Mengundang klien untuk menjelaskan pengalaman mereka dalam bahasa yang
baru, yang mendorong terbukanya pandangan positif baru yang mungkin dapat
terjadi.

Inti proses terapeutik dari perspektif terapi naratif termasuk mengidentifikasi


bagaimana stadar sosial dan ekspetasi di internalisasi oleh orang dalam cara yang
membatasi dan mempersempit kehidupan yang dapat mereka jalani.

Terapi naratif berkolaborasi dengan klien untuk membantu mereka merasakan


sebuah sensasi hak memilih atau kemampuan yang tinggi untuk berperilaku di
dunia ini.

Hubungan Terapeutik
Terapi naratif tidak mengasumsikan ahwa mereka memiliki pengetahuan spesial
mengenai kehidupan klien.

Klien adalah penginterpretasi utama dari pengalamannya sendiri.

Pada pendekatan naratif, terapis beruaha memahami pengalam hidup klien dan
menghindari usaha untuk memprediksi, menginterpretasi, atau mempatologiskan.

Melalui proses mendengarkan yang hati-hati secara sistematis, disertai dengn rasa
ingin tahu, kegigihan, dan pertanyaan yang sopan, terapis bekerja secara
kolaboratif dengan klien untuk mengeksplorasi pengaruh dari permasalahan dan
apa yang mereka lakukan untuk mereduksi efeknya.

Melalui proses tersebut, klien dan terapis membangun kembali cerita alternatif yang
"meriah".

Teknik

PostModernist 5
Terapi naratif menekankan kualitas hubungan terapeutik dan penggunaan teknik
yang kreatif dalam hubungan terebut.

Terapis naratif melibatkan klien dalam percakapan "externalizing" yang betujuan


memisahkan permasalahan dari identitas seseorang.

Asumsinya adalah klien dapa mengembangkan cerita alternatif yang lebih


konstruktif ketika mereka telah memisahkan diri mereka sendiri dari masalahnya.

Aplikasi multikultural
Dengan penkanan pada beberapa kenyataan dan asumsi bahwa apa yang
dianggap betul adalah hasil dari konstruk sosial, terapi naratif cocok digunakan
untuk beragam pandangan.

Terapi naratif beroprasi pada premi bahwa masalah diidentifikasi dengan sosial,
kultur, politik, dan konteks relasional daripada dengan keberadaan individu itu
sendiri.

Kontribusi
sebagai terapis naratif yang mendengarkan cerita klien, mereka memberikan atensi
kepada detail yang memberikan bukti kompetensi klien dalam bertahan melawan
permasalahan yang menindasnya.

Maslah tidak dilihat sebagai manifestasi patologis melainkan sebagai kesulitan


biasa dan tantangan kehidupan.

Dalam prakteknya, tidak ada resep, tidak ada agenda yang diatur, dan tidak ada
formula yang harus diikuti untuk memastikan hasil yang diinginkan.

Pendekatan terapeutik ini mendorong praktisi untuk menggunakan kreatifitas ketika


bekerja dengan klien.

PostModernist 6
Pendekatan integratif terhadap
proses membantu
Model integratif mengacu ke perspektif yang didasarkan pada konsep dan teknik
yang diambil dari berbagai pendekatan teoritis.

Alasan tren saat ini menuju pendekatan integratif itu karena tidak ada satu teori pun
yang cukup komprehensif untuk menjelaskan kompleksitas perilaku manusia ketika
seluruh jenis klien dan masalah spesifik mereka dipertimbangkan

Menurut dattilio dan norcross (2006), sebagian besar dokter sadar akan
keterbatasan dalam mendasarkan praktik mereka Cuma ke satu sistem teori
tunggal, dan mereka terbuka terhadap nilai pengintegrasian berbagai pendekatan
terapi

Setiap teori punya kontribusi unik dan bidang keahliannya masing-masing

Tujuan akhir dari pendekatan integratif adalah untuk meningkatkan efisensi, dan
penerapan psikoterapi

Sebagai konselor harus tetap terbuka dengan nilai yang melekat dalam setiap teori
konseling.

Konselor harus mempelajari semua teori kontemporer agar terapeutik dapat bersifat
fleksibel untuk menangani kompleksitas beragam klien.

Tidak ada satu teori pun yang memiliki kebenaran total, konselor harus mencari
pendekatan yang sesuai dengan diri konselor dan berpikir dalam kerangka upaya
menuju pendekatan terpadu yang membahas pemikiran, perasaan, dan perilaku.

Pendekatan integratif terhadap proses membantu 1


Perspektif integratif adalah produk dari banyak bacaan, studi, praktik klinis,
penelitian, dan teori. Dengan waktu dan pembelajaran reflektif, tujuannya adalah
untuk mengembangkan kerangka konseptual yang konsisten yang dapat konselor
gunakan sebagai dasar untuk memilih dari berbagai teknik yang pada akhirnya
akan dipelajari.

Mengembangkan pendekatan pribadi yang memandu praktik Anda adalah upaya


seumur hidup yang disempurnakan dengan pengalaman.

Pendekatan integratif terhadap proses membantu 2

Anda mungkin juga menyukai