Anda di halaman 1dari 4

Konseling clien centered

A.Konsep teori konseling clien centered


1. Konsep Dasar Tentang Manusia Menurut Teori Client – Centerd
Pendekatan client centered berrasumsi bahwa manusia yang mencari bantuan
psikologis diperlakukan sebagai konseli yang bertanggung jawab dan memiliki
kekuatan untuk mengarahkan dirinya.
Rogers percaya bahwa manusia pada dasarnya dapat dipercaya dan memiliki
potensi untuk memahami dirinya sendiri dan mengatasi masalahnya tanpa
intervensi langsung dari orang lain. Selain itu, manusia juga memiliki potensi
untuk berkembang.
Beberapa konsepsi Rogers tentang hakekat manusia (human being) adalah
sebagai berikut:
a. Manusia tumbuh melalui pengalamannya, baik melalui perasaan, berfikir,
kesadaran ataupun penemuan.
b. Manusia adalah makhluk subyektif, secara, esensial manusia hidup dalam
pribadinya sendiri dalam dunia subjektif
c. Keakraban hubungan manusia merupakan salah satu cara seseorang paling
banyak memenuhi kebutuhannya.
d. Pada umumnya. setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan untuk bebas,
bersama-sama dan saling berkomunikasi.
e. Manusia memiliki kecenderungan ke arah aktualisasi, yaitu tendensi yang
melekat pada organisme untuk mengembangkan keseluruhan kemampuannya
dalam cara memberi pemeliharaan dan mempertinggi aktualisasi diri.

2. Ciri-Ciri Teori Client – Centered


Rogers menguraikan ciri-ciri yang membedakan pendekatan client-centered dari
pendekatan-pendekatan lain. Berikut ini ciri-ciri pendekatan client centered yaitu:
 Difokuskan pada tanggungjawab dan kesanggupan seseorang untuk
menemukan cara-cara menghadapi kenyataan secara lebih penuh. Sebagai
orang yang paling mengetahui diri sendiri, maka orang tersebut yang harus
menemukan tingkah laku yang lebih pantas bagi dirinya.
 Menekankan dunia fenomenal seseorang konseli. Dengan empati yang
cermat dan denganterutama pada persepsi-diri konseli dan persepsinya
terhadap dunia.
 Prinsip-prinsip konseling client centered diterapkan pada individu yang
fungsi psikologisnya berada pada taraf yang relative normal maupun pada
individu yang derajat penyimpangan psikologisnya lebih besar.
 Menurut pendekatan ini juga, psikokonseling hanyalah salah satu contoh
dari hubungan pribadi yang konstruktif. Konseli akan melalui hubungannya
dengan seseorang yang membantunya melakukan apa yang tidak bisa
dilakukannya sendiri. Itu adalah hubungan dengan konselor yang selaras
(menyeimbangkan tingkah laku dan ekspresi eksternal dengan perasaan-
perasaan dan pemikiran-pemikiran internal), bersikap menerima dan
empatik yang bertindak sebagai agen perubahan terapeutik bagi konseli.
3. Tujuan Teori Client – Center
Tujuan dasar konseling client-centered adalah menciptakan iklim yang kondusif
bagi usaha membantu konselit untuk menjadi seorang pribadi yang berfungsi
penuh. Guna mencapai tujuan terapeutik tersebut, konselor perlu mengusahakan
agar konselit bisa memahami hal-hal yang ada di balik topeng sebagai pertahanan
terhadap ancaman. Sandiwara yang dimainkan oleh konselit, menghambatnya
untuk tampil utuh dihadapan orang lain dan dalam usahanya menipu orang lain,
ia menjadi asing terhadap dirinya sendiri. Adapun tujuan-tujuan teori client-
centered secara luas yaitu :

a. Keterbukaan pada Pengalaman


Keterbukaan pada pengalamam menyiratkan menjadi lebih sadar terhadap
kenyataan sebagaimana kenyataan itu hadir di luar dirinya. Orang memiliki
kesadaran atas diri sendiri pada saat sekarang dan kesanggupan mengalami
dirinya dengan cara-cara yang baru.

b. Kepercayaan pada Organisme Sendiri


Salah satu tujuan konseling adalah membantu konseli dalam membangun rasa
percaya terhadap diri sendiri. Dengan meningkatnya keterbukaan konseli
terhadap pengalaman-pengalamannya sendiri, kepercayaan kilen kepada dirinya
sendiri pun akan mulai timbul.
c. Tempat Evaluasi Internal
Tempat evaluasi internal ini berkaitan dengan kepercayaan diri, yang berarti lebih
banyak mencari jawaban-jawaban pada diri sendiri bagi masalah-masalahnya. Dia
menetapkan standar-standar tingkah laku dan melihat ke dalam dirinya sendiri
dalam membuat putusan-putusan dan pilihan-pilihan bagi hidupnya.
Menumbuhkan suatu keyakinan kepada klien bahwa dirinya terus tumbuh dan
berkembang (Process of becoming).

4. Fungsi dan Peran Konselor dalam Konseling Client-Centered

Peran konselor client centered berakar pada cara-cara keberadaannya dan sikap-
sikapnya, bukan pada penggunaan teknik-teknik yang dirancang untuk
menjadikan konseli "berbuat sesuatu". Penelitian tentang konseling client
centered tampaknya menunjukan bahwa yang menuntut perubahan kepribadian
konseli adalah sikap-sikap konselor alih-alih pengetahuan, teori-teori atau teknik-
teknik yang dipergunakannya. Pada dasarnya, konselor menggunakan dirinya
sendiri sebagai alat untuk mengubah. Adapun fungsi konselor adalah membangun
suatu iklim terapeutik yang menunjang pertumbuhan konseli.

Jadi, konselor client centered membangun hubungan yang membantu dimana


konseli akan mengalami kebebasan yang diperlukan untuk mengeksplorasi area-
area hidupnya yang sekarang diingkari atau didistorsinya. Konseli menjadi kurang
defensif dan menjadi lebih terbuka terhadap kemungkinan-kemingkinan yang ada
dalam dirinya maupun dalam dunia.

Yang pertama dan terutama, konselor harus bersedia menjadi nyata dalarn
hubungan dengan konseli. Konselor menghadapi konseli berlandaskan
pengalaman dari saat ke saat dan membantu konseli dengan jalan memasuki
dunianya. Melalui perhatian yang tulus, respek, penerimaan. dan pengertian
konselor, konseli bisa menghilangkan pertahanan-pertahanan dan persepsi-
persepsinya yang kaku serta bergerak menuju taraf fungsi pribadi yang lebih baik.
Peran konselor dalam model pendekatan konseling client centered adalah :
1. Konselor tidak memimpin, mengatur atau menentukan proses perkembangan
konseling, tetapi hal tersebut dilakukan oleh klien itu sendiri
(2) Konselor merefleksikan perasaan-perasaan klien, sedangkan arah
pembicaraan ditentukan oleh klien.
(3) Konselor menerima klien dengan sepenuhnya dalam keadaan seperti apapun.
(4) Konselor memberi kebebasan pada klien untuk mengeksperisikan perasaan-
perasaan sedalam- dalamnya dan seluas-luasnya.

B.contoh contoh konseling clien centered


1.Prilaku negatif
2. Mengatasi anak dari keluarga disharmonis
C.penerapan konsling clien centered
a. Acceptance artinya konselor menerima klien sebagaimana adanya dengan
segala masalahnya. Jadi sikap konselor adalah menerima secara netral.
b. Congruence artinya karakteristik konselor adalah terpadu, sesuai kata dengan
perbuatan dan konsisten.
c. Understanding artinya konselor harus dapat secara akurat dan memahami
secara empati dunia klien sebagaimana dilihat dari dalam diri klien itu.
d. Non-judgemental artinya tidak memberi penilaian terhadap
klien, akan tetapi
konselor selalu objektif.

Anda mungkin juga menyukai