Anda di halaman 1dari 4

4.

Kualitas pribadi konselor


a. pemahaman diri self-knowledge
Self-Knowledge (Pengetahuan Mengenai Diri Sendiri) Artinya, seorang konselor mengetahui
tentang dirinya sendiri, apa yang sedang dilakukan, permasalahan yang sedang dihadapi, dan
persoalan apa yang sedang dihadapi klien.
Self-knowledge menjadi salah satu hal yang penting, karena:

1. Seorang konselor yang mengetahui persepsi dirinya dengan baik cenderung mengetahui
persepsi orang yang sedang dibimbing. Ketidaktahuan akan persepsi diri akan berakibat pada
keseluruhan persepsi konseling.
2. Kemampuan yang dimiliki konselor untuk mengetahui dirinya adalah kemampuan yang sama
untuk mengetahui diri orang lain. Semakin besar kemampuan yang mereka miliki, semakin
besar kemungkinan mengetahui klien.
3. Memungkinkan konselor merasakan dan berkomunikasi secara penuh perasaan dengan klien.
Ketika konselor merasakan kekurangannya, konselor cenderung dapat merasakan apa yang
dirasakan klien. Konselor dapat merasakan perasaan malu, cemburu, perasaan irasional, serta
perasaan bersalah.

Ada beberapa ciri kualitas konselor dengan self-knowledge baik, antara lain:

1. Mereka sadar akan kebutuhannya. Mereka harus hati-hati akan kebutuhan merasa penting,
dibutuhkan, superior, terkendali, berkuasa, dan tegas. Semakin perasaan tersebut terusik,
konseling semakin tidak efektif.
2. Mereka menyadari akan perasaannya. Perasaan terluka, ketakutan, marah, bersalah, mencintai
menjadi bagian dari respon konselor. Masalah muncul bila konselor tidak menyadari perasaan
mana yang sedang terlibat.
3. Mereka menyadari apa yang membuat mereka penasaran selama konseling, dan pertahanan
apa yang harus dinaikkan untuk mengurangi perasaan ini. Misalnya “Saya kira anda akan
merasa lebih terluka daripada marh kepada saya. Anda tahu, apa yang anda lakukan ……”
(mengajarkan)
4. Mereka menyadari kelebihan dan kekurangan mereka

Hal yang seringkali menjadi penghambat self-knowledge yang baik adalah konselor
mempergunakan pertahanan yang sama dengan orang lain untuk memeprtahankan dirinya dari
kritikan. Mereka cenderung

b. kompeten (competence)

Kecakapan yang dimaksudkan meliputi kualitas fisik, intelektual, emosional, sosial, dan
moral. Peranan konselor di sini adalah mengajarkan kecakapan tersebut. Tidak hanya klien yang
cakap, konselor pun harus memiliki kecakapan. Kecakapan konselor adalah membangkitkan
kepercayaan klien yang memberikan momentum pada seseorang untuk mengambil resiko dalam
konseling yang belum pernah dilakukan tetapi penting bagi pertumbuhan pribadi. Selain itu,
kecakapan konselor adalah kefektifan waktu konseling. Semakin cakap konselor, konseling semakin
memiliki tujuan spesifik dan metode pencapaiannya.

Konselor yang cakap memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Mereka terus menerus menungkatkan pengetahauan mengenai perilaku dan konseling melalui
banyak baca buku, menghadiri konferensi, dan mendiskusikan permasalahan mereka dengan
teman sejawat.
2. Mereka mencari pengalaman hidup yang baru dan mempertajam keahlian baru untuk
memancing rasa penasaran. Lalu menggunakan kepenasarannya untuk mengaktualisasi
potensi mereka yang mengendap.
3. Mereka menggunakan ide-ide dan pendekatan baru dalam melakukan konseling. Berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman, berlanjut pada keinginan untuk mengekplorasi dan
mengimplementasikannya pada konseling. Mereka akan selalu mencari apa yang baru untuk
mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi klien.
4. Mereka mengevaluasi keefektifan dengan cara meneliti secara cermat bagaimana setiap sesi
konseling menjadi lebih produktif.

Hal yang seringkali menjadi penghambat adalah mitos bahwa tingkatan akademik dan jumlah
pengalaman otomatis meningkatkan kualitas seseorang untuk menjadi konselor yang efektif.

c. kesehatan psikologis yang baik

Seorang konselor merupakan model perilaku, karena setiap sesi konseling merupakan
adapatasi perilaku, maka konselor harus menjadi model kesehatan psikologis

Ada beberapa karakteristik konselor yang memiliki kesehatan psikologis, antara lain:

1. Mereka mendapatkan kebutuhan akan rasa aman, cinta, pemeliharaan, kekuatan, seks, dan
perhatian di luar hubungan konseling.
2. Mereka menjauhkan masa lalu dan persoalan yang sedang mereka hadapi dari konseling.
Masalah pribadi terpisah dari pekerjaan.
3. Mereka waspada akan prasangka pribadi dan tidak mempunyai perasaan negatif terhadap
klien. Dapat membedakan antara apa yang diinginkan konselor dan apa yang diinginkan
klien.
4. Mereka dapat bertahan hidup dan hidup dengan baik. Mereka memiliki kehidupan di luar
konseling yang menyenangkan.

Kesehatan psikologi yang baik akan terhambat bila konselor membiarkan ketakutan dan
ketidakpuasan atas kehidupan pribadinya menjadi pseudocommunity konseling, yaitu merasa aman,
puas dan penting saat konseling.

d. dapat dipercaya (trustworthiness)

Konselor merupakan tempat yang aman bagi klien, tidak menjadi ancaman/penyebab kecemasan
bagi klien. Ada beberapa alasan konselor menjadi tempat kepercayaan, antara lain:

1. Esensi tujuan konseling adalah mendorong klien untuk mengemukakan maslaah dirinya yang
paling dalam. Konselor diharapkan dapat memahami dan mau menerima curhat tanpa
penolakan
2. Klien percaya pada konselor dan dapat memotivasi dirinya
3. Klien yang diterima dan dipercayai menimbulkan sikap percaya pada diri klien

Sebagai seorang konselor yang dapat dipercaya, konselor harus memiliki kualitas sikap dan
perilaku sebagai berikut:

1. Memiliki pribadi yang konsisten


2. Dapat dipercaya klien, baik ucapan maupun tindakan
3. Menghindari timbulnya kekecewaan/kesal bagi klien
4. Bertanggung jawab menepati janji untuk membantu sepenuhnya
e. jujur (honesty)

Sikap jujur yang dimaksudkan di sini adalah terbuka, autentik, dan asli (genuine). Sikap jujur sangat
penting dalam konseling, karena sikap keterbukaan memungkinkan konselor dan klien menjalin
hubungan psikologis yang lebih dekat dalam proses konseling. Selain itu, kejujuran memungkinkan
konselor memberi umpan balik secara obyektif kepada klien.

Berikut beberapa karakteristik konselor yang jujur:

1. Bersikap kongruen, artinya sifat diriya yang dipersepsi diri sendiri (real self) sama dengan
persepsi orang lain (public self).
2. Memiliki pemahaman yang jelas tentang makna kejujuran

f. kekuatan (strength)

Kekuatan/kemampuan konselor membuat klien merasa aman, karena konselor dipandang sebagai
orang yang:

1. Tabah dalam menghadapi masalah


2. Dapat mendorong klien untuk mengatasi masalahnya
3. Memiliki identitas diri yang jelas

Konselor yang memiliki kekuatan, akan memiliki kualitas sikap dan perilaku sebagai berikut:

1. Dapat membuat batasan waktu yang pantas dalam konseling


2. Bersifat fleksibel
3. Memiliki identitas diri yang jelas

g. bersikap hangat(warm)

Bersikap ramah yang dimaksud di sini adalah ramah, penuh perhatian, kasih sayang. Sikap ini
dibutuhkan karena pada umumnya klien membutuhkan kehangatan dalam hidupnya. Bila melalui
konseling klien mendapatkan kehangatan – merasa nyaman maka klien dapat melakukan “sharing”
dengan konselor.

h. memberikan respon aktif (active responsiveness)

Keterlibatan konselor dalam proses konseling bersifat dinamis. Melalui respon yang aktif konselor
dapat mengkomunikasikan perhatian dirinya terhadap kebutuhan klien, dengan cara:

1. Mengajukan pertanyaan yang tepat


2. Memberikan umpan balik yang bermanfaat
3. Memberikan informasi yang berguna
4. Mengemukakan gagasan baru
5. Diskusi tentang cara mengambil keputusan yang tepat
6. Membagi tanggung jawab dengan klien

i. Sabar (patience)
Kesabaran konselor membantu klien untuk mengembangkan dirinya secara alami. Sebagai
konselor haruslah lebih memperhatikan diri klien daripada hasilnya. Sebab, tidak tergesa-gesa
adalah salah satu kualitas sikap dan perilaku konselor yang sabar.

j. kepekaan (sensitivility)
Sebagai konselor penting untuk menyadari adanya sifat mudah tersinggung pada diri klien dan
konselor. Klien pada umumnya tidak menyadari masalah sebenarnya, bahkan tidak tahu dirinya
bermasalah karena tertutup perilaku pertahanan dirinya. Konselor yang sensitif mampu
mengungkap/menganalisi masalah sebenarnya yang dihadapi klien.

Konselor yang sensitif memiliki kualitas pribadi:

1. Sensitif terhadap reaksi dirinya sendiri


2. Mengetahui kapan, dimana, dan berapa lama mengungkap masalah klien (probing)
3. Mengajukan pertanyaan tentang persepsi klien tentang masalah yang dihadapinya
4. Sensitif terhadap sifat yang mudah tersinggung pada dirinya

k. kesadaran holistic (holistic awareness)

Sebagai konselor, kita harus dapat memahami klien secara utuh (fisik, intelektual, emosi,
sosial, seksual, dan moral-spiritual) dalam konseling.

Karakteristik konselor yang memiliki kesadaran holistik, antara lain

1. Menyadari secara aktual dimensi kepribadian yang kompleks


2. Menemukan cara memberikan konsultasi yang tepat dan mempertimbangkan perlunya
referal/rujukan
3. Akrab dan terbuka terhadap berbagai teori

l. empati (empathy)

empati merupakan kemampuan untuk memahami apa yang orang lain rasakan dan fikirkan yang
merupakan keterampilan dalam proses konseling. Empati sebagai dasar dari kepribadian konselor,
dalam membina kepribadian konselor agar mampu berkomunikasi dengan klien dan dapat merasakan
apa yang dirasakan klien. Konselor harus dapat merasakan, dipikirkan, dan dialami klien sehingga
konselor dapat memasuki dunia klien dan memahami permasalahan klien

m. respek (respect)

kualitas pribadi konselor yang melibatkan sikap penghormatan (respek) sangat penting dalam
membangun hubungan yang positif dan efektif dengan klien. Sikap ini mencakup mendengarkan
dengan penuh perhatian, menunjukkan empati terhadap pengalaman dan nilai-nilai klien.

n. iklas (genuline/authentic)

kualitas pribadi konselor yang mencakup ketulusan atau keikhlasan merupakan elemen penting dalam
membangun hubungan percaya dengan klien. Sikap tulus menunjukkan bahwa konselor benar-benar
peduli dan bersedia membantu tanpa motif tersembunyi, menciptakan lingkungan yang mendukung
pertumbuhan dan perubahan positif. Kualitas pribadi konselor yang ikhlas mencakup kesediaan untuk
memantu klien tanpa pamrih atau kepentingan pribadi. Konselor yang ikhas berfokus pada
kesejahteraan klien, menunjukkan dedikasi untuk membantu mereka mencapai tujuan dan
kesejahteraan mental tanpa adanya motivasi yang berasal dari keuntungan pribadi.

Anda mungkin juga menyukai