Anda di halaman 1dari 18

KONSEP DASAR

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ATAU KONSELING

Dosen Pengampu : Tanti Fitriyani, S.Si.T, M.Kes.

Disusun Oleh :
1. Reona Regina Firdaus (21031361)
2. Mellya Artika (21031368)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


STIKES BINA CIPTA HUSADA PURWOKERTO
TAHUN AJARAN 2022/2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

MATERI.............................................................................................................1

A. Jenis-Jenis Komunikasi.......................................................................1
B. Ciri-Ciri Konseling...............................................................................1
C. Unsur Kegiatan Dalam Konseling......................................................2
D. Hal-hal yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan konselor .......3
E. Faktor penghambat dalam pelaksanaan komunikasi Interpersonal......7
F. Penyebab Putusnya Komunikasi..........................................................8
G. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan komunikasi
interpersonal/konseling.....................................................................10
H. Tujuan Konseling ..............................................................................10
I. Tujuan Konselor.................................................................................11
J. Ciri Konselor Efektif..........................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12
LATIHAN SOAL..............................................................................................13

ii
MATERI

A. Jenis-jenis komunikasi
 Komunikasi verbal
Yaitu komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai alat sehingga komunikasi
verbal ini sama dengan komunikasi kebahasaan.
 Komunikasi non verbal
Yaitu komunkasi yang tidak menggunakan bahasa lisan , tetapi menggunakan
bahasa kial,bahasa gambar, bahasa sikap, simbol.
Bahasa kial adalah bahasa yang menggunakan tangan atau atau isyarat dan
mempunyai arti pesan dalam konteks komunikasi.

Komunikasi Interpersonal
Komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih secara tatap muka, dengan beberapa
efek dan umpan balik seketika.
Menurut sifatnya komunikasi interpersonal dibedakan menjadi dua yaitu :
 Komunikasi diadik (dyadic communication)
yaitu komunikasi 2 orang dalam situasi tatap muka. Dapat dilakukan dengan
percakapan,wawancara. Dialog dilakukan dengan suasana yang intim akrab dan
lebih personil, sedangkan wawancara lebih serius.
 Komunikasi triadik (triadic communication)
Komunikasi antar pribadi yang pelakunya lebih dari 3 orang yakni seorang
komunikator dan dua orang komunikan.
Komunikasi interpersonal berlangsung secara dialogis sehingga memungkinkan
interaksi dan dianggap sebagai komunikasi yang ampuh dalam mengubah sikap,
kepercayaan, opini dan perilaku komunikan karena dilakukan secara tatap muka.

B. Ciri-ciri Konseling
Konseling merupakan bentuk percakapan wawancara. Wawancara sebagai alat
pengumpul data digunakan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan

1
pendapat, aspirasi, harapan, keinginan, keyakinan dan lain-lain dari individu atau
responden.
Ciri-ciri konseling individual atau berpusat pada klien:
 Ditujukan kepada klien yang sanggup memecahkan masalahnya agar tercapai
kepribadian klien yang terpadu.
 Sasaran konseling adalah aspek emosi dan perasaan feeling, bukan segi
intelektualnya.
 Titik tolak konseling adalah keadaan individu termasuk kondisi sosial- psikologis
masa kini dan bukan pengalaman masa lalu.
 Proses konseling bertujuan untuk menyesuaikan antara ideal-self dengan actual-
self.
 Peranan yang aktif dalam konseling dipegang oleh klien, sedangkan konselor
adalah pasif-reflektif, artinya tidak semata-mata diam dan pasif akan tetapi
berusaha membantu agar klien aktif memecahkan masalahnya.
 Tujuan konseling adalah pengembangan kemampuan klien untuk mengatasi
masalahnya, memiliki kemampuan untuk mencintai dan bekerja keras, melakukan
sesuatu dengan rasa tanggung jawab dan percaya diri.
C. Unsur-unsur dalam konseling
1. Kondisi-kondisi Eksternal
a. Penataan fisik
Keadaan serta lingkungan yang menyenangkan dan mendatangkan rasa indah bagi
konselor dan konseli dapat membantu proses konseling berjalan dengan baik.
b. Proxemics
Berhubungan dengan jarak dan posisi antara konselor dan konseli yang ideal demi
terlaksananya proses konseling yang diharapkan.
c. Privacy
Sesuatu hal yang penting dan berkaitan dengan pengaturan fisik adalah
keleluasaan pribadi.
2. Ciri-ciri Khas

2
Banyak faktor yang mempengaruhi proses konseling diantaranya adalah pengalaman
konseli, latar belakang kebudayaan, ekspektasinya terhadap konselor, kondisi
ekonomi, dll.
3. Sikap-sikap Konselor
Sikap-sikap dan cara pendekatan konselor terhadap seseorang dan semua apa yang
dikerjakan dalam konseling berpengaruh pada hubungan konseling. Konselor
merupakan kunci pemrakarsa dan mengembang dari pada hubungan.
a. Kepercayaan
Perasaan tentang sesuatu yang dianggap nyata dan benar.
b. Nilai-nilai
Petterson menunjukkan bahwa nilai-nilai konselor mempengaruhi hubungan etnik
hubungan konseling, tujuan konseling, dan metode yang digunakan untuk
konseling.
c. Penerimaan
Penerimaan dan pemahaman begitu sesuai, terutama penggunaanya dalam proses
konseling serta sangat penting dalam menunjang setiap hubungan antar manusia.
d. Pemahaman
Tiap orang ingin dipahami dan melalui understanding, bantuan dapat diberikan.
Konselor harus mengerti konseli jika dia ingin hubungan konselingnya berhasil.
e. Tingkatan-tingkatan Pemahaman
D. Hal-hal yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan konselor
Hal-hal yang harus dimiliki atau dilakukan konselor:
1. Memiliki rasa empati yang tinggi
Seorang konselor haruslah memiliki empati yang tinggi. Sebelum menemukan solusi
untuk permasalahan klien, terlebih dulu konselor harus memiliki empati yang baik.
Yang dimaksud empati adalah mengerti dan bisa mengerti pula apa yang dipikirkan
oleh klien. Rasa empati ini memang harus dimiliki oleh kedua belah pihak, yakni
pihak konselor dan pihak klien. Selain memang sudah menjadi sifat bawaan, selama
berkuliah di jurusan Bimbingan dan Konseling, mahasiswa akan selalu dilatih untuk
menumbuhkan rasa empati tersebut.

3
2. Menghargai Klien dengan Baik
Seorang konselor harus memiliki sikap menghargai klien yang datang kepadanya.
Rasa penghargaan untuk klien ini harus mampu diberikan oleh seorang konselor
tanpa syarat apapun. Cara ini akan membuat klien merasa nyaman sehingga dirinya
akan bersedia membuka setiap permasalahan yang dihadapi tanpa perlu dipaksa.
Selain itu, dengan dihargai maka klien pasti akan merasa bahwa dirinya berharga. Hal
ini penting untuk membuat klien merasa senang serta akan memudahkannya untuk
mengambil keputusan akan setiap masalah yang tidak membahayakan dirinya, dan
bahkan yang terbaik untuk klien.
3. Kemampuan untuk Menerima Klien, apapun kondisi klien
Selain menghargai, konselor juga harus menerima klien yang datang keadanya,
apapun keadaan klien dan seberat apapun permasalahan yang dihadapi. Dalam hal
menerima klien, setidaknya ada 2 unsur yang seringkali dipakai yakni:
 Pertama, konselor bisa berkehendak untuk tetap membiarkan adanya
perbedaan antara konselor dan juga klien yang datang kepadanya.
 Kedua, konselor harus memahami bahwa pengalaman yang akan dilalui oleh
klien nantinya adalah pengalaman yang penuh dengan pembinaan, perasaan,
dan juga perjuangan.
4. Memiliki kemampuan dalam memperhatikan klien
Jelas bahwa seorang konselor harus memperhatikan klien dengan baik dan detail,
terutama untuk masalah yang sedang dihadapi. Ini artinya, seorang konselor harus
memiliki keterampilan untuk dapat mengamati klien serta mendengarkan dengan
seksama Dengan cara ini konselor mampu untuk mengetahui inti dari permasalahan
serta perasaan dari klien yang datang. Seringkali, dengan mengamati dan
memperhatikan secara detail, konselor juga bisa menggali lebih dalam tentang
masalah yang dialami klien. Bisa jadi bahkan konselor tahu hal – hal yang masih
ditutupi oleh klien atau yang tidak diungkapkan oleh klien sehingga nantinya
konselor dapat membantu klien untuk menemukan solusi terbaik bagi masalahnya.

4
5. Mampu menciptakan suasana yang akrab dengan klien
Suasana yang akrab sangatlah penting selama konseling karena akan membuat klien
merasa rileks dan juga santai. Jika konselor dapat memperhatikan klien dengan baik,
maka konselor dapat menciptakan suasana yang akrab dan santai sesuai dengan sikap
dan karakteristik klien. Dengan keakraban dan suasana yang cair ini, klien akan
merasa sangat nyaman selama proses konsultasi sehingga dirinya bisa mengutarakan
semua permasalahan serta hal yang dirasakannya. Beberapa cara untuk dapat
menciptakan suasana yang akrab seperti misalnya adalah membicarakan tentang
kesukaan atau hobi klien, membuat suasana canda dengan klien, dan lain sebagainya.
6. Harus ‘genuine’ atau asli
Semua orang mungkin bisa berpura – pura perhatian atau akrab dengan klien, namun
sebenarnya klien akan dapat merasakan apakah konselor yang didatanginya benar
benar perhatian kepadanya atau tidak. Mungkin ada beberapa konselor yang menjadi
panutan mahasiswa bimbingan dan konseling dan kelak mereka ingin menjadi seperti
konselor tersebut. Sebenarnya sah – sah saja mengambil sisi positif dari apa yang
dilakukan oleh konselor lain, tapi setiap konselor pasti memiliki style nya sendiri –
sendiri; begitu pula dengan mahasiswa yang nantinya akan menjadi konselor. Jadi,
akan lebih baik jika mahasiswa mengenali dirinya sendiri untuk menemukan apakah
keunikan yang dimilikinya dan seperti apakah gayanya. Dengan begitu, barulah
konselor tersebut dapat menjadi seorang pribadi yang unik dan juga asli untuk
melayani klien.
7. Harus bisa terbuka
Selain klien yang harus terbuka kepada konselor, tak ada salahnya konselor pun
terbuka kepada klien tentang segala sesuatunya, terutama yang berkaitan dengan
permasalahan yang dialami oleh klien. Misalnya saja sudah sejauh apakah
permasalahan yang dialami klien, apakah konselor dulu pernah menangani kasus
serupa dan menemukan kesulitan atau tidak dan lain sebagainya. Di lain sisi, konselor
juga bisa terbuka kepada klien tentang background pendidikan yang dimiliki sehingga
klien pun akan lebih percaya kepada konselor tersebut.

5
Menurut Yeo (2003) ada lima hal yang perlu dihindari dalam proses konseling, yaitu:

1. Sikap acuh tak acuh


Klien diperlakukan sebagai pasien atau kasus yang memandang mereka adalah orang
yang tidak memiliki kemampuan, menggangap remeh, ”sakit”. Ada satu perasaan tidak
terlibat dan kurang peduli pada mereka.
2. Tak sabar dan amarah
Konselor akan marah dengan klien jika mereka tidak menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan atau tidak memperlihatkan kerjasama dalam pertemuan konseling. Konselor
menganggap klien adalah orang yang bandel, yang tidak bisa diharapkan, keras kepala
atau orang yang harus dimengerti karena konselor tidak punya pilihan lain kecuali
menangani mereka. Hal ini harus dihindari dan tidak boleh dilakukan karena ketika
konselor tidak sabar dan marah maka klien semakin merasa bertambah beban dan
tentunya akan sangat sulit membentuk hubungan kesejajaran dalam proses konseling
3. Terus memberi nasehat
Terkadang konselor secara tidak sengaja memberikan nasehat kepada klien karena
menganggap dalam mengambil keputusan klien terlalu berbelit-belit.
4. Terpengaruh secara emosional
Klien dapat memberi reaksi terhadap kita sedemikian rupa dengan menyampaikan
masalah-masalah emosional yang laten atau tidak terpecahkan. Konselor dapat
menjumpai dirinya sendiri merasa sangat sedih karena masalah-masalah yang dialami
kliennya dan akhirnya merasa tertekan.
5. Tidak kreatif
Ada perasaan statis ketika konselor berhadapan dengan berbagai macam kasus. Konselor
tidak dapat membuat pembaharuan dan sebaliknya mempunyai kecenderungan untuk
melakukan hal-hal yang sama. Setiap kali konselor berhadapan dengan jenis klien yang
sama, konselor melakukan hal yang sama untuk kliennya. Dengan kata lain bersikap
pasif, tidak mencoba hal-hal baru dalam memberikan treatmen pada kliennya. Dalam hal
ini hendaknya konselor berusaha untuk selalu memperbaiki kemampuan dan
pengetahuannya dalam rangka memberikan layanan yang terbaik bagi kliennya.

6
E. Faktor penghambat KIP/P
Hambatan bisa berupa hambatan dari diri atau individu yang melakukan KIP maupun
hambatan dari luar yang bisa berasal dari lingkungan saat terjadinya konseling.
1. Faktor individual, meliputi :
 Faktor fisik
Kepekaan panca indera (kemampuan melihat, mendengar), usia, gender (jenis
kelamin).
 Faktor sosial
Sejarah keluarga (sejarah keluarga yang baik akan mempermudah proses
konseling, & sebaliknya), jaringan sosial (orang yang punya wawasan &
pergaulan yang luas akan lebih mudah untuk melakukan KIP daripada orang
yang jarang bersosialisasi), peran dalam masyarakat, status sosial, peran sosial
(orang yang punya peran & status sosial yang tinggi di masyarakat akan
disegani & biasanya nasehat yang diberikan akan dituruti oleh masyarakat
setempat, nakes akan canggung bila harus memberikan konseling kepada
orang yang punya peran/ status sosial yang tinggi di masyarakat).
 Faktor bahasa
Ketidak mampuan menangkap bahasa daerah setempat akan menyulitkan
untuk mengerti pesan yang disampaikan sehingga menghambat komunikasi.
2. Faktor yang berkaitan dengan interaksi
 Tujuan & harapan terhadap komunikasi
Terjadi apabila komunikator tidak memberikan konseling sesuai kebutuhan
klien, pesan yang disampaikan tidak akan didengar & diperhatikan oleh klien
karena tidak sesuai dengan harapan. Seorang komunikator mempunyai
kemampuan untuk menganalisis masalah klien sehingga dapat memberikan
konseling sesuai kebutuhan klien , tujuan & harapan dari kedua belah pihak
dapat tercapai.
 Sikap terhadap interaksi
Sikap terbuka & bersahabat sangat mendukung komunikasi, sebaliknya jika
klien tertutup sulit diajak berkomunikasi sulit untuk mengungkapkan masalah

7
yang dihadapi. Bidan harus mampu memancing percakapan dengan
menggunakan pertanyaan terbuka.
 Pembawaan diri seseorang terhadap orang lain (mis kehangatan, perhatian,
dukungan)
Sangat mempengaruhi komunikasi orang yang sombong, sinis & tidak
memberikan dukungan hambatan dalam komunikasi. Bidan tetap harus
profesional bersikap bersahabat, tidak menggurui, menguasai materi yang
akan diberikan.
 Sejarah hubungan
Sesuatu yang telah lampau tapi akan sangat berpengaruh dimasa sekarang.
Bidan harus profesional melupakan sejenak masalah yang lalu & hadapi klien
sesuai masalah yang harus dipecahkan oleh klien saat ini.
3. Faktor situasional
Situasi selama melakukan komunikasi sangat mempengaruhi keberhasilan
komunikasi, lingkungan yang tenang & terjaga privasinya merupakan situasi yang
mendukung.
4. Kompetensi dalam melakukan percakapan
Yaitu perilaku dalam KIP sesuai & cocok dengan situasi & membantu dalam
mencapai tujuan KIP yang dilakukan dengan orang lain agar KIP berhasil.
Kompetensi tersebut adalah
 Empati (kecakapan memahami perasaan orang lain)
 Perspektif sosial (kecakapan melihat kemungkinan2 perilaku yg diambil oleh
orang yg diajak komunikasi)
 Kepekaan
 Pengetahuan akan situasi pada saat KIP
 Memonitor diri (kemampuan menjaga ketepatan perilaku)
 Kecakapan dalam tingkah laku.
F. Penyebab putusnya komunikasi
1. Hambatan fisik
Menurut Musa Hubeis, dkk dalam buku Komunikasi Profesional Perangkat
Pengembangan Diri (2018), hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi efektif.

8
Biasanya disebabkan oleh kondisi fisik lingkungan, atau komunikator dan
komunikan. Contoh, gangguan sinyal karena cuaca, gangguan kesehatan, gangguan
alat komunikasi, dan sebagainya.
2. Hambatan semantik
Terkadang dalam berkomunikasi, ada penggunaan kata yang punya arti ganda, tidak
jelas, atau berbelit-belit. Situasi seperti ini bisa menjadi hambatan besar dalam
komunikasi efektif. Karena sebuah proses komunikasi akan dikatakan efektif, jika
komunikator dan komunikannya mencapai kesamaan makna. Ketika hambatan
semantik terjadi, besar kemungkinan komunikan akan memiliki persepsi, pandangan,
dan pemikiran yang berbeda dengan apa yang diharapkan komunikator.
3. Hambatan psikologis
Dalam komunikasi efektif, bentuk hambatan psikologis dan sosial sangat mungkin
terjadi. Contohnya, perbedaan nilai, harapan, keyakinan, pendapat, pandangan, dan
sebagainya. Perbedaan inilah yang menyebabkan komunikasi efektif jarang tercapai.
Karena antara komunikator dan komunikan punya cara berbeda dalam memandang
suatu hal.
4. Keterbatasan fisiologis
Faktor penghambat komunikasi efektif ini sering terjadi karena manusia punya
keterbatasan fisik. Misalnya ketika seseorang terlalu sering mendengar orang
berkomunikasi, indra pendengarannya pasti akan lelah.
5. Perbedaan latar belakang
Latar belakang yang berbeda bisa menghambat proses komunikasi efektif. Terlebih
lagi saat komunikator tidak memahami latar belakang komunikan, dan begitu pula
sebaliknya. Sebagai contoh, komunikator yang tidak mengetahui latar belakang
komunikannya bisa jadi menggunakan bahasa yang sulit dimengerti, gerak-gerik
tubuh serta raut wajah yang tidak sesuai.
6. Persepsi yang selektif
Persepsi yang selektif bisa menjadi faktor penghambat komunikasi efektif. Karena
persepsi sering kali memutarbalikkan fakta isi pesan serta tujuan penyampaian pesan
dengan mudah. Persepsi berasal dari latar belakang pengalaman atau sikap seseorang.

9
Persepsi yang selektif sangat memungkinkan komunikan menangkap pesan dengan
makna yang berbeda dari harapan komunikator.
7. Hanya menyimak sebagian isi pesan
Faktor penghambat komunikasi efektif lainnya ialah hanya menyimak sebagian isi
pesan, lalu mengalihkannya pada hal lain. Misalnya, komunikan hanya mendengar
atau melihat isi pesan dengan mengabaikan faktor lainnya, seperti raut wajah, situasi,
ekspresi wajah, nada bicara, serta emotikon.
G. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan komunikasi interpersonal/konseling

Ketika Bidan melakukan konseling, ada beberapa hal yang harus diketahui karena sangat
penting dalam pelaksanaan KIP sehingga konseling yang diberikan dapat efektif. Hal-hal
tersebut adalah sebagai berikut.

a. Perhatian pada tanda verbal dan non verbal.


b. Tanda verbal dan non verbal yang ditunjukkan bidan mempunyai efek panjang
terhadap yang ingin kita capai.
c. Mendapat kepercayaan dari klien
d. Perlu introspeksi.
e. Indikator hubungan interpersonal yang positif.
f. Menyambut klien.
g. Ramah dan terbuka.
h. Menyediakan waktu untuk mendengar mereka.
i. Menjawab semua pertanyaan dengan benar dan memuaskan.
j. Tetap sabar walaupun klien bertanya hal yang sama berulang-ulang.
k. Percaya, memperhatikan, pengertian, saling menghormati, dan kesediaan
untuk membantu.
H. Tujuan konseling
Konseling memilik beberapa tujuan sebagai berikut.
a. Membantu klien memahami peristiwa yang mungkin dihadapi sehingga dapat
dilakukan tindakan preventif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.
b. Membantu klien dan keluarganya menentukan kebutuhan yang mungkin
diperlukan.

10
c. Membantu klien membuat pilihan sesuai dengan keadaan kesehatan dan
keinginan mereka.
d. Membantu klien mengenali tanda gejala terjadinya risiko kesehatan dan
fasilitas kesehatan yang bisa menanggulangi risiko dan komplikasi yang akan
terjadi.
e. Menfasilitasi perkembangan potensi klien
I. Tujuan konselor
Tujuan konselor dalam konteks konseling merupakan pantulan dari falsafah selaku
dasar pijakan tiap konselor. Konselor mempunyai tujuan memahami tingkah laku,
motivasi-motivasi, dan perasaan para konseli.
Adapun wujud tujuan jangka panjang yang merupakan pantulan falsafah hidup konselor
dapat dinyatakan sebagai berikut.
a. Untuk membantu konseli menjadi pribadi yang bisa beraktualisasi.
b. Untuk membantu konseli mencapai capaian diri.
c. Untuk membantu konseli benjadi pribadi yang berfungsi seutuhnya
J. Ciri konselor efektif
Ciri-ciri konselor efektif adalah sebagai berikut.
a. Mampu menciptakan suasana nyaman dan aman bagi klien.
b. Menimbulkan rasa saling percaya diantara klien konselor.
c. Mampu mengenali hambatan sosio-kultural setempat
d. Mampu menyampaikan informasi objektif, lengkap dan jelas (bahas yang
mudah dimengerti)
e. Mampu mendengar aktif dan bertanya secara efektif dan sopan.
f. Memahami dan mampu menjelaskan berbagai aspek kesehatan reproduksi
g. Mampu mengenali keinginan klien dan keterbatasan penolong
h. Membuat klien bertanya berbicara dan mengeluarkan pendapat
i. Menghormati hak klien, membantu dan memperhatikan

11
DAFTAR PUSTAKA
Surya, Mohamad. 1988. Dasar-dasar Penyuluhan(Konseling). Jakarta: Dependikbudna.

Syamsu, dkk. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosda.

Juntika, Ahmad. 2005. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama.

12
LATIHAN SOAL

1. Konseling merupakan suatu proses dengan ciri-ciri sebagai berikut,kecuali….


a. Interaksi antara satu orang
b. Konseling datang mempunyai masalah
c. Konseling datang atas kemauan sendiri atau saran orang lain untuk menyelesaikan
masalah klien.
d. Konselor adalah seorang yang terlatih ( profesional) dalam bidangnya
2. Berikut ini yang merupakan jenis-jenis komunikasi,kecuali…
a. Komunikasi interpersonal
b. Komunikasi kelompok
c. Komunikasi intrapersonal
d. Komunikasi alami
3. Interaksi dinamis antar orang ke orang, dua arah, verbal dan non verbal, dan saling
berbagai informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antar individu di
dalam kelompok kecil. Merupakan pengertian dari…
a. Proses komunikasi massa
b. Proses komunikasi interpersonal (KIP)
c. Proses komunikasi alamiah
d. Proses komunikasi terbatas
4. Yang merupakan unsur Kegiatan dalam Konseling adalah…
a. Penggalian informasi
b. Pencari masalah
c. Tujuan yang ditetapkan bersama
d. Mengundang klien
5. Komunikasi dimana Penyampaian pesan seseorang kepada kelompok besar orang,
biasanya sebagian besar masyarakat adalah pengertian dari…
a. Komunikasi interpersonal
b. Komunikasi intrapersonal
c. Komunikasi kelompok
d. Komunikasi Massa ( Mass Communication)

13
6. Keadaan yang Dapat Menyebabkan Putusnya Komunikasi,kecuali…
a. Kegagalan menyampaikan informasi penting
b. Perpindahan topik bicara yang tidak lancer
c. Salah pengertian
d. Mendengarkan klien dengan seksama
7. Adapun wujud tujuan jangka panjang yang merupakan pantulan falsafah hidup konselor
dapat dinyatakan sebagai berikut…
a. Untuk membantu konseli mencapai capaian diri
b. Tidak memecahkan masalah konseli
c. Membuat konseli merasa cemas
d. Merubah seluruh hidup konseli
8. Ciri-ciri konselor efektif adalah sebagai berikut,kecuali…
a. Mampu menciptakan suasana nyaman dan aman bagi klien
b. Menimbulkan rasa saling percaya diantara klien konselor
c. Tidak memberi pemecahan masalah kepada konseli
d. Menghormati hak klien, membantu dan memperhatikan
9. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan komunikasi interpersonal/konseling
yaitu…
a. Malu-malu
b. Mendapat kepercayaan dari klien
c. Tidak prcaya diri
d. Interogasi
10. Hal-hal yang harus dimiliki atau dilakukan konselor,kecuali…
a. Menghargai Klien dengan Baik
b. Mampu menciptakan suasana yang akrab dengan klien
c. Tidak mendengarkan keluhan klien
d. Harus ‘genuine’ atau asli
11. Dibawah ini merupakan salah satu fakrot yang dapat menghambat keberhasilan KIP
adalah
a. Faktor individu yang meliputi faktor fisik ,sosial dan bahasa
b. Persepsi yang selektif
c. Perbedaan latar belakang
d. Keterbatasan fisiologis
12. Salah satu tujuan dari konseling adalah....
a. Untuk membantu konseli menjadi pribadi yang bisa beraktualisasi
b. Untuk membantu konseli mencapai capaian diri
c. Untuk membantu konseli benjadi pribadi yang berfungsi seutuhnya

14
d. Untuk memfasilitasi perkembangan potensi klien
13. Bahasa yang menggunakan tangan atau atau isyarat dan mempunyai arti pesan dalam
konteks komunikasi merupakan pengertian dari?
a. Proxemics
b. Privasi
c. Bahasa kial
d. Bahasa mimik
14. Komunikasi antara 2 orang dalam situasi tatap muka yang dapat dilakukan dengan
percakapan dan wawancara adalah pengertrian dari?
a. Konselor
b. Komunikasi diadik
c. Komunikasi triadik
d. Dialog
15. Yang merupakan salah satu bentuk dari kompetensi dalam melakukan percakapan
kecuali?
a. Empati (kecakapan memahami perasaan orang lain)
b. Perspektif sosial (kecakapan melihat kemungkinan2 perilaku yg diambil oleh orang
yg diajak komunikasi)
c. Kepekaan
d. Terus memberi nasehat
16. Perbedaan nilai, harapan, keyakinan, pendapat, pandangan, dan sebagainya dapat
menyebabkan komunikasi efektif terhanmbat,hal ini merupakan salah satu penyebab
putusnya komunikasi yang disebut?
a. Hambatan psikologis
b. Hambatan semantik
c. Hambatan fisik
d. Perbedaan latar belakang
17. Yang termasuk faktor penghambat KIP yang berkaitan dengan interaksi adalah?
a. Pembawaan diri seseorang terhadap orang lain (mis kehangatan, perhatian,
dukungan)
b. Terpengaruh secara emosional
c. Tidak kreatif
d. Terus memberi nasehat
18. Berikut ini merupakan unsur-unsur dalam konseling,kecuali?
a. Kondisi eksternal
b. Ciri-ciri khas
c. Kondisi konselor
d. Privacy
19. Yang termasuk dalam ciri-ciri konseling individual yang dan berpusat pada klien yaitu?
a. Percaya, memperhatikan, pengertian, saling menghormati, dan kesediaan untuk
membantu.
b. Ditujukan kepada klien yang sanggup memecahkan masalahnya agar tercapai
kepribadian klien yang terpadu.
c. Membuat klien bertanya berbicara dan mengeluarkan pendapat.

15
d. Menghormati hak klien, membantu dan memperhatikan
20. Berhubungan dengan jarak dan posisi antara konselor dan konseli yang ideal demi
terlaksananya proses konseling yang diharapkan merupakan pengertian dari ?
a. Privacy
b. Penataan fisik
c. Proxemics
d. Pemahaman

16

Anda mungkin juga menyukai