Anda di halaman 1dari 2

TULISAN KELIMA

Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling


Kepribadian Konselor Pendidikan
Oleh : Reza Agustian Pamungkas
Mahasiswa PGMI Institut Madani Nusantara Semester 4

Ada banyak orang yang mampu memberikan bantuan kepada orang lain akan tetapi yang
bersifat profesional hanyalah dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu. Oleh karena itu,
seseorang yang telah memilih jalan hidup untuk menjadi konselor adalah orang yang banyak
memberi bantuan secara profesional perlu mempunyai cara pandang yang jelas tentang
profesi pemberi bantuan atau konselor.
Kepribadian konselor pendidikan tidak hanya menjadi identitas profesi akan tetapi sudah
menjadi bagian dalam diri konselor yang berperan dan terimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Kepribadian konselor tidak saja berpengaruh pada proses konseling tetapi
berpengaruh pada kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat
Ada beberapa kriteria kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang konselor,
diantaranya adalah :
1. Keterbukaan konselor
Keterbukaan konselor dapat membantu mempermudah proses konseling karena akan
menciptakan dan memudahkan keterbukaan klien. Jika klien sudah terbuka maka proses
konseling dapat berlangsung lancar. Keterbukaan konselor diiringi oleh sifat kesejatian
dan ketulusan dan hal sangat penting karena klien sudah jenuh dengan berbagai
kebohongan dan sikap bersandiwara yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Maka
pada saat bertemu dengan konselor yang jujur dan menemukan kesejatian serta merta
klien mendapatkan keyakinan untuk mengungkapkan segala permasalahan yang
merisaukan klien
2. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional menjadi faktor pendukung yang cukup menentukan
keberhasilan seseorang dalam meraih cita cita, dengan kecerdasan emosional ini
seseorang mampu mengendalikan diri dan tabah melaksanakan tugas Kualitas sabar
menjadi pendorong kekuatan seseoran mampu mengalahkan orang-orang yang tidak
sabar.
3. Memiliki Kualitas Sabar
Dalam dunia konseling, kesabaran konselor tampak dalam sikap menahan diri dan
tidak memaksakan perubahan yang cepat pada diri klien. Konselor membiarkan situasi
yang berkembang secara alami tanpa memasukkan gagasan gagasan pribadi. Konselor
memberikan peluang kepada klien untuk berkembang dalam tahapan-tahapan yang alami
serta pertumbuhan psikologi sesuai kemampuan klien. Kesabaran konselor tampak pula
pada saat mendengarkan keluhan keluhan klien dan memberikan perhatian serta proaktif
atau menjadi pendengar yang aktif. Kesabaran konselor dibutuhkan pula pada saat
melakukan rutinitas dalam proses konseling yang membutuhkan waktu lama.

4. Memiliki Kebaikan dalam berkomunikasi


Kebaikan secara lisan atau verbal tampak pada penggunaan kata–kata yang baik,
halus, sopan santun dan mudah dimengerti klien. Dalam konseling kebaikan lisan
konselor merupakan satu kemampuan komunikasi dialogis melalui penghampiran untuk
membuka komunikasi yang akrab antara klien dan konselor. Penggunaan kata–kata yang
baik, lembut dapat membuka pintu komunikasi konseling dan meningkatkan keakraban
klien terlibat dalam proses konseling
5. Memiliki Empati
Empati merupakan kesediaan diri untuk memahami orang lain secara paripurna baik
yang nampak maupun yang terkandung dalam aspek perasaan, pikiran dan keinginan.
Empati muncul diawali dengan pemahaman konselor yang mendalam terhadap perasaan
klien. Pemahaman terhadap klien tercipta dari kebiasaan diri merasakan perasaan klien,
harapan dan keinginan klien, merasakan perasaan frustasi, kecemasan dan ketakutan
klien.
6. Berjiwa Besar
Berjiwa besar merupakan potensi konselor untuk dapat menerima klien apa adanya
dengan segala keunikannya dan menghargai segala perbedaan. Jiwa besar konselor
tampak pada keberanian melakukan apa yang dikatakan dan siap menanggung segala
resiko dengan keputusan yang diambil serta berani mengakui kesalahan apabila keputusan
yang diambil atau penggunaan tehnik konseling yang tidak tepat. Konselor berani
mengakui apabila tidak mampu memberikan bantuan kepada klien baik karena
kesibukannya ataupun kurang pengalaman.
7. Bahagia memberikan bantuan
Salah satu bentuk rasa tanggung jawab konselor sebagai seorang hamba adalah
dengan menunjukkan sikap untuk senantiasa membuka hati terhadap keberadaan orang
lain dan merasa bahagia dapat memberikan bantuan kepada orang lain. Bahagia
membantu orang lain merupakan upaya memberdayakan jiwa untuk peningkatan kualitas
akhlak yang lebih luhur dan bermakna serta memberikan arti bagi orang lain dan
lingkungan.
Konselor pendidikan sebagai agen perubahan yang membantu klien atau peserta didik
untuk menemukan makna hidup merupakan contoh atau tauladan yang telah mampu
menemukan makna hidup dari pengalaman–pangalaman kehidupannya.

Anda mungkin juga menyukai