Anda di halaman 1dari 2

TULISAN KE-ENAM

Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling


Kebutuhan, Tantangan dan Masalah Peserta Didik di Kelas Akhir tingkat SD/MI
Oleh : Reza Agustian Pamungkas
Mahasiswa PGMI Institut Madani Nusantara Semester 4

Setiap Manusia selama hidupnya di dunia ini tentunya mempunyai masalah masing-
masing yang berbeda-beda. Masalah-masalah yang dialami akan sesuai dengan kadar
kemampuan yang dimiliki. Begitupula dengan Peserta didik, mereka masing-masing tentu
memiliki masalah yang beragam, baik itu masalah yang muncul dari pribadi mereka sendiri,
dari keluarga, lingkungan rumah dan sekolah atau faktor-faktor lainnya. Dalam tulisan ini dan
tulisan-tulisan selanjutnya saya akan mencoba menuangkan hasil observasi saya tentang
masalah-masalah dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik.
Masalah-masalah yang beragam pada peserta didik akan menjadi tantangan tersendiri
bagi seorang guru dan sekolah karena setiap masalah yang terjadi harus bisa diselesaikan
dengan baik dan bijak sehingga masalah-masalah yang sudah terjadi bisa dijadikan satu
pembelajaran agar tidak terulang lagi di kemudian hari.
Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan beberapa waktu lalu dengan
mewawancara salah seorang guru yaitu wali kelas 6 yang berinisial “D” di MI dekat rumah
saya di Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi. Pertama, saya bertanya tantangan apa
yang dirasakan Ketika menghadapi kelas 6 ? Beliau menjawab tantangan terbesar di kelas 6
adalah menghadapi anak-anak yang sudah beranjak masa remaja dan mengalami masa
pubertas.
Masa pubertas akan mereka alami dan sedikit banyaknya akan merubah beberapa hal
dalam kehidupan mereka. Bapak “D” menyampaikan di masa pubertas ini semangat belajar
mereka mulai menurun dan cenderung tidak sungguh-sungguh dalam belajar, mereka lebih
cenderung kepada hal-hal yang membuat mereka senang dan mereka sudah bisa membantah
serta memberikan pendapat jika ada hal yang membuat mereka tidak setuju.
Selain itu, di masa pubertas mereka seringkali lebih mengedepankan mood mereka
Ketika belajar. Mereka lebih senang belajar di luar kelas dan maka dari itu solusinya adalah
Kita sebagai seorang Guru harus bisa menempatkan diri dan menyesuaikan dengan mood
mereka. Kita bisa menggunakan metode dan media pembelajaran yang menarik, mengadakan
pembelajaran karya wisata, untuk menarik perhatian para siswa, ungkap Bapak “D”.
Masalah yang juga sering terjadi di kelas 6 adalah mereka merasa sebentar lagi berada di
sekolah tersebut dan mereka ingin cepat lulus dan melanjutkan ke jenjang berikutnya. Jika
mereka melihat temannya yang sudah SMP/MTs, merekapun ingin cepat selesai sehingga ini
berdampak juga kepada proses belajar mengajar.
Bapak “D” menyampaikan beberapa solusi untuk menangani masalah tersebut. Yaitu :
pertama, mereka ditanya dulu hal yang mereka sukai dan mereka tidak sukai, ternyata
diantara hal yang mereka tidak suka yaitu menghafal. Untuk menanganinya maka harus
melalui beberapa pendekatan secara intensif diataranya dengan mengahafal bersama-sama
dengan temannya. Kedua, meyakinkan mereka bahwa untuk melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi, maka mereka harus mempunyai SKL (surat kelulusan) yang tidak bisa didapat
dengan cara instan, akan tetapi ada proses yang harus dilalui.
Masalah yang sering terjadi selanjutnya di kelas 6 adalah terkadang kebiasaan buruk
mereka Ketika di lingkungan, mereka bawa ke sekolah. Contohnya, dari segi Bahasa dan
perkataan, mereka seringkali memakai Bahasa yang kurang pas dan Bahasa yang tidak
diajarkan di sekolah dan itu biasanya akan mempengaruhi kelas yang lain juga terutama kelas
1 yang sering meniru dan mencontoh.
Solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan komunikasi yang baik
dengan orangtua sehingga terjalin sinkronisasi antara Pendidikan di sekolah dan Pendidikan
di rumah. Untuk lebih mengetahui kondisi lingkungan yang sebenarnya dari tiap siswa maka
perlu diadakan home visit (berkunjung ke rumah) atau juga bisa melakukan pembelajaran di
luar kelas dan memberikan pemahaman mengenai lingkungan yang baik kepada mereka.
Dari beberapa masalah tersebut, tentunya akan lebih efektif penanganannya jika dibantu
dengan pelayanan bimbingan dan konseling. Akan tetapi bapak “D” menyampaikan bahwa di
tingkat dasar masih jarang sekali ditemukan bahkan tidak ada pelayanan khusus untuk BK,
biasanya ada di tingkat lebih atas. Di tingkat dasar, jika ada masalah yang terjadi maka akan
diatasi oleh wali kelas masing-masing dan dibantu dengan guru guru yang lain.
Cukup sekian apa yang bisa saya sampaikan, semoga apa yang telah disampaikan
menjadi ilmu yang bermanfa’at untuk kita semua. Aamiin

Anda mungkin juga menyukai