Anda di halaman 1dari 6

1. Apa yang memotivasi Anda menjadi Guru Penggerak?

Apa yang Anda lakukan dalam mewujudkan


motivasi tersebut?

Yang memotivasi saya untuk menjadi Guru Penggerak adalah adanya komitmen yang tertanam dalam diri
saya untuk senantiasa meningkatkan kompetensi diri sebagai tenaga pendidik dengan cara senantiasa
bersemangat untuk mempelajari hal-hal baru, terus memperbaiki diri dan mau untuk mengikuti program
pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru seperti Program Guru Pembelajar dan
Guru Penggerak yang saat ini sedang saya ikuti. Sehingga pada akhirnya saya dapat meningkatkan
kompetensi diri saya pribadi sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

2. Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru Penggerak? Jelaskan alasannya dan berikan
contohnya!

Saya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi peserta didik kearah positif dengan cara pendekatan secara
personal. Dimana kondisi memprihatinkan dari dunia pendidikan kita sekarang adalah penurunan akhlak
dikalangan peserta didik. Tidak adanya rasa hormat kepada guru disekolah sehingga pada akhirnya
menjadikan proses pembelajaran yang tidak nyaman dilingkungan sekolah yang pada akhirnya hubungan
guru dan siswa hanya sebatas hubungan formalitas saja, bukan didasarkan hubungan yang sehat layaknya
hubungan orang tua dan guru.

Alhamdulillah dengan pendekatan personal dan memberikan contoh yang baik, pada akhirnya para peserta
didik akan merasa tersentuh hati nuraninya yang pada akhirnya mereka akan dengan senang hati mau
mengikuti proses pembelajaran yang kita berikan. Dengan kondisi pembelajaran yang menyenangkan maka
kita akan lebih mudah merancang proses pembelajaran seperti yang kita inginkan, yaitu pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik. Sehingga pada akhirnya

Selain itu juga saya memiliki kemampuan di bidang IT, untuk merancang pembelajaran yang menyenangkan
dengan menggunakan teknologi. Penyajian materi-materi ajar menggunakan teknologi tentunya menjadikan
materi ajar kita menjadi lebih menarik saat ditampilkan di depan siswa dibandingkan hanya menggunakan
peralatan konvensional (spidol dan papan tulis). Penggunaan audio - visual dari berbagai aplikasi seperti
youtube, KineMaster, dll yang sudah saya persiapkan sebelumnya mempermudah siswa untuk memahami
apa yang kita sampaikan.Sehingga pada akhirnya siswa semakin tertarik untuk mempelajari lebih dalam lagi
dari materi yang kita sampaikan secara mandiri.

3. Berikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang memberikan dampak nyata
berdasarkan inisiatif Anda sendiri. Apa yang mendorong Anda melakukan hal tersebut? (Jawaban Anda
harus mencakup waktu kejadian, dampak atas inisiatif Anda, upaya yang Anda lakukan agar inisiatif
tersebut terlaksana, peran Anda dan pihak lain yang terlibat bila ada)

Kondisi menyedihkan pada wajah dunia pendidikan kita saat ini adalah degrenasi moral atau penurunan akhlak
pada peserta didik kita, mulai dari kasus sederhana sampai kasus yang luar biasa yang terkait dengan
fenomena degrenasi moral pelajar di Indonesia. Seringkali kita mendengar di media sosial berita tentang
kenakalan pelajar yang menurut saya sudah melewati batas kewajaran. Seperti tawuran pelajar, melakukan
perbuatan asusila yang pada akhirnya berujung pada aborsi dan bahkan yang lebih ekstrim lagi adalah yang
pernah viral di media sosial yaitu seorang siswa sanggup menganiaya gurunya sendiri pada saat sedang
berlangsung proses pembelajaran yang pada akhirnya berujung kematian pada sang guru tersebut
( https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10156018810348416&id=779658415 )

Menyikapi fenomena memprihatinkan di atas jiwa pendidik saya merasa terpanggil untuk berusaha melakukan
apa yang bisa saya lakukan untuk mencari solusi dari permasalahan di atas yaitu melakukan program
pembinaan ruhiyah dikalangan pelajar putri SMK dan SMA Perguruan Al Ma'shum Kisaran yang biasa
disebut dengan 'Mentoring Keputrian". Walaupun mungkin hanya solusi sederhana tapi saya
berharap hasil dari kegiatan ini yaitu terciptanya siswa yang berakhlakul karimah sehingga dapat menjadi
contoh dan teladan bagi pelajar yang lain sehingga pada akhir dapat berwarnai pergaulan diantara pelajar
yang lainnya kearah yang positif.

Mentoring Keputrian SMK dan SMA Perguruan Al Mashum Kisaran ini merupakan program rutin setiap pekan
yaitu setiap hari Jumatt pkl 11.30-13.00 WIB. Dimana waktu tersebut adalah waktu pelaksanaan sholat
Jumat bagi siswa dan guru laki-laki yang dilaksanakan di Mesjid Perguruan Al Ma'shum Kisaran, dimana
pada waktu itu ada kekosongan aktifitas dikalangan pelajar putri. Dengan demikian maka kegiatan
Mentoring Keputrian ini adalah bagian dari untuk mengefektifkan waktu yang ada dengan cara mengisinya
dengan melakukan aktifitas yang bermanfaat. Mentoring ini berisi kajian keislaman dengan tujuan
Pembinaan akhlak dan Pengembangan diri bagi pesertanya.Adapun agenda kegiatan dalam mentoring ini
adalah berupa : membaca Al Qur'an sekaligus memperbaiki bacaan peserta, penyampaian materi
keislaman (ceramah, games, dll), kabar-kabari + curhat dan penutup. Kegiatan ini bersifat sukarela atau
tidak dipaksakan. Berawal hanya dari 12 orang, Alhamdulillah perkembangannya cukup baik dengan jumlah
peserta sekarang sudah mencapai sekitar 35 orang.

Alhamdulillah dampak dari kegiatan mentoring ini adalah terlihat pada akhlak dan semangat belajar mereka
yang menjadi lebih baik dari sebelum mereka mengikuti mentoring. Seperti semakin banyaknya pelajar putri
di Perguruan Al Mashum yang sudah rapi menutup auratnya dan sopan santun yang sangat kita rasakan saat
bertemu mereka yaitu mereka akan otomatis mendatangi kita dan menyium punggung tangan kita.

B.

1. Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana saja yang Anda minta untuk
bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara jelas!

Kejadian ini terjadi di semester ganjil T.A 2021/2022. Saat menghadapi siswa yang rendah motivasi untuk hadir
ke sekolah tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi saya sebagai wali kelas. Dengan jumlah absen tanpa
keterangan yang sudah diluar batas toleransi yang diperbolehkan membuat saya harus mengambil tindakan
tegas tapi tidak membuat siswa tersebut merasa dihakimi dan bagaimana caranya menimbulkan motivasi
dalam diri siswa tersebut bersemangat kembali untuk hadir ke sekolah. Salah satu upaya yang saya lakukan
adalah berkomunikasi secara intensif dengan orangtua siswa tersebut sehingga saya dapat mengetahui
alasan kenapa siswa tersebut sering tidak hadir ke sekolah. Ternyata alasan ketidakhadiran mereka di
sekolah tidaklah semua sama tidak hanya karena faktor malas tapi juga ada yang karena alasan ekonomi
yaitu ikut bekerja untuk membantu ekonomi keluarga.

Untuk siswa yang ketidakhadirannya di sekolah karena alasan membantu ekonomi keluarga, maka saya
bekerjasama dengan orangtua siswa tersebut untuk mencarikan pekerjaan yang dapat dilakukan sehabis
pulang sekolah dengan konsekuensi penghasilan yang diterimanya tidak sebesar selama ini. Selain itu juga
saya memohon kepada pihak Yayasan sekolah agar dapat memberikan keringanan uang sekolah untuk siswa
tersebut. Dan yang paling penting adalah bekerjasama dengan siswa tersebut agar dapat membangkitkan
motivasi dalam dirinya untuk semangat dalam belajar mencari ilmu sebagai bekal untuk masa depannya
yang lebih baik lagi.

2. Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan ataupun kegagalan yang
Anda hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana respon Anda dalam situasi tersebut? Upaya apa yang
Anda lakukan untuk tetap fokus mencapai tujuan yang telah direncanakan?

Tidak semua orang dapat bekerjasama dengan orang lain karena hal ini memerlukan 'skill' yang tidak
semua orang memilikinya., dan Alhamdulillah saya adalah termasuk tipe orang yang dapat dengan mudah
bekerjasama dengan orang lain. Walaupun tentunya saat menjalani prosesnya pasti ada kesulitan-kesulitan
yang muncul, tapi dengan karakter saya yang terbuka menerima kritik dan masukan atas apa yang saya
lakukan sehingga pada akhirnya kesulitan yang muncul dalan bekerjasama dengan orang lain dapat saya
atasi.

Biasanya kesulitan yang saya hadapi saat bekerjasama dengan orang lain adalah bertemu dengan orang yang
memiliki karakter yang mau menang sendiri dan merasa dirinya memiliki kemampuan yang lebih baik dari
orang lain. Bekerjasama dengan orang seperti ini tentunya membutuhkan kesabaran yang luarbiasa dan
harus berlapang dada seluas-luasnya. Dan menyikapi karakter orang seperti ini adalah dengan cara
mendekati pribadinya secara personal, menjadikan diri kita adalah sahabat baiknya. Sehingga pada akhirnya
saat dia sudah merasa nyaman dengan kita maka tanpa disadarinya dia akan mau melakukan apa yang kita
inginkan.
3. Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak untuk bekerja sama?

Bekerjasama dengan orang lain bukanlah merupakan suatu hal yang mudah, sebab setiap orang memiliki
karakter yang berbeda-beda. Karakter yang berbeda-beda ini jika tidak bisa dikelola dengan baik, tentunya
akan berpotensi menjadi masalah yang pada akhirnya menjadikan suatu kerjasama gagal dilakukan. Oleh
sebab itu dalam suatu hubungan kerjasama maka sangat diperlukan kesadaran untuk berkomitmen oleh
semua pihak yang terlibat di dalamnya. Hal ini sangat penting, sebab tanpa komitmen ini maka suatu
kerjasama akan sangat sulit sekali terlaksana baik karena faktor internal maupun eksternal.

Saat saya melakukan suatu kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka menjalankan tugas saya sebagai
pendidik, tentunya saya akan memulainya dengan membangun komitmen tersebut dari diri saya sendiri
untuk melaksanakan tugas tersebut sebaik-baiknya. Setelah itu tentunya saya akan berusaha untuk
meminta kepada pihak-pihak yang ada dalam kerjasama tersebut untuk juga memiliki komitmen yang sama
dengan saya dengan cara senantiasa melakukan komunikasi secara intensif, terus menerus dan terbuka
terhadap kondisi yang ada.

Misalnya saat saya sebagai wali kelas yang sedang menangani kasus siswa yang memiliki absen tanpa
keterangan dengan jumlah yang sudah melebihi batas yang diperbolehkan disebabkan karena siswa
tersebut harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Maka menghadapi kondisi ini saya
bekerjasama dengan guru BK, orang tua siswa tersebut bahkan pihak Yayasan sekolah untuk mencari solusi
dari permasalahan siswa tersebut.

4. Bagaimana hasilnya?

Alhamdulillah dengan adanya komitmen dalam sebuah kerjasama dalam rangka untuk menyelesaikan suatu
permasalahan yang terjadi saat kita menjalan tugas sebagai pendidik, maka semua permasalahan dapat
dicarikan solusinya. Seperti kasus siswa yang memiliki absen tanpa keterangan dengan jumlah yang sudah
melebihi batas yang diperbolehkan disebabkan karena siswa tersebut harus bekerja untuk membantu
perekonomian keluarga. Dengan membangun kerjasama dengan guru BK, orang tua siswa tersebut bahkan
pihak Yayasan sekolah, pada akhirnya dapat diselesaikan dengan baik. Orang tua siswa tersebut berusaha
mencarikan pekerjaan baru untuk anaknya yang dapat dikerjakan setelah pulang sekolah dan pihak Yayasan
Sekolah bersedia memberikan keringanan uang sekolah untuk siswa tersebut.

C.

Kapan waktu kejadiannya? Permasalahan, tantangan, atau kompleksitas apa yang Anda hadapi saat itu?
Gambarkan secara jelas!

Setelah 75 % seluruh siswa-siswi di sekolah saya divaksin sebagai syarat untuk berlakukanya tatap muka
dengan pembelajaran normal maka siswa-siswi yang selama ini sudah terbiasa belajar dari rumah karena
adanya pandemi virus covid-19 di Indonesia tentunya memiliki karakter yang berbeda dibandingkan siswa-
siswi yang setiap hari belajar di sekolah. Dan ini saya rasakan di semester genap T.A 2021/2022 ini, dimana
saya sebagai wali kelas di kelas XII SMK jurusan TBSM (Teknik Bisnis Sepeda Motor). Karakter siswa yang
selama 2 tahun hanya belajar dari rumah ini mengalami penurunan akhlak, penurunan disiplin, lemahnya
motivasi belajar, dll. Setiap hari ada saja perbuatan negatif yang mereka lakukan secara bergantian, seperti
berkelahi antar siswa, melawan guru, cabut saat proses pembelajaran, atau terlambat dan tidak mau masuk
ke kompleks sekolah.

Tentunya hal-hal diatas menjadi tantangan tersendiri bagi saya sebagi seorang pendidik. Sebab jumlah 30 siswa
bukan merupakan jumlah yang sedikit, ditambah lagi mereka jurusan TBSM yang merupakan jurusan laki-
laki semua. Selain itu juga semua pihak baik dewan guru, kepala sekolah maupun yayasan sekolah
memberikan tanggungjawab pada wali kelas sebagai orang pertama yang harus bisa menyelesaikan kondisi
siswa yang bermasalah begini. Dimana lemahnya motivasi belajar para siswa tersebut menjadikan ini adalah
permasalahan utamanya. Orangtua yang memiliki kontrol yang lemah terhadap anaknya sehingga orangtua
tahunya anaknya setiap hari berangkat ke sekolah dan yang pastinya sudah mendapat bekal dan uang jajan
dari orangtuanya. Cara menyikapi permasalahan yang berbeda dengan guru BK sehingga ini menjadikan
permasalahan lain dalam kasus ini. Dan penekanan dari kepala sekolah yang mengharapkan agar saya dapat
menyelesaikan permasalahan ini dengan baik.

2. Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk memahami situasi tersebut secara komprehensif? Peluang dan
kesempatan apa saja yang Anda identifikasi dalam situasi tersebut untuk membantu Anda
menghadapinya?

Adapun menghadapi kondisi siswa yang bermasalah terkait dengan karakter yang buruk tentunya tidak mudah
menyelesaikannya. Sebab karakter mereka yang tidak baik itu juga terbentuk melalui proses yang sangat
panjang, sedikit demi sedikit sehingga pada akhirnya terbentuklah karakter mereka yang seperti kita lihat
sekarang. Tentunya upaya-upaya yang saya lakukan haruslah mendapatkan dukungan dari semua pihak.
Adapun peluang dan kesempatan yang dapat membantu saya dalam menyelesaikan permasalahan siswa
tersebut bisa saya identifikasi sebagai berikut :

1. Melakukan pendekatan-pendekatan personal pada siswa tersebut sehingga dia merasa nyaman dengan saya
bahkan menjadikan saya sebagai tempat curhatnya.

2. Membangun komunikasi yang intensif dengan para orangtua, baik melalui telpon ataupun bertemu langsung
dengan orangtua/wali siswa tersebut. Apabila anaknya melakukan perbuatan yang negatif di lingkungan
sekolah maka saya segera mungkin untuk menghubungi orangtua/wali siswa tersebut.

3. Bekerjasama dengan guru BK dan guru lainnya yang masuk di kelas ini agar mengawasi dan bersikap tegas
apabila mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik dan segera melaporkan pada saya sebagai
wali kelasnya.

4. Pertimbangan-pertimbangan atau alternatif apa saja yang Anda hadirkan dalam membuat keputusan?
Informasi apa lagi yang Anda gunakan untuk memperkuat keputusan Anda?

Mengambil keputusan yang tepat bukanlah suatu hal yang mudah, sebab selain keputusan itu harus benar juga
menjadi solusi untuk semua pihak. Menghadapi permasalahan siswa yang mengalami penurunan akhlak,
penurunan disiplin, dan lemahnya motivasi belajar dimana mereka melakukan perbuatan-perbuatan negatif
seperti berkelahi antar siswa, melawan guru, cabut saat proses pembelajaran, atau terlambat dan tidak mau
masuk ke kompleks sekolah tentunya harus berhati-hati dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan
solusi yang diinginkan. Sebelum mengambil keputusan maka wajib mempertimbangkan beberapa hal,
seperti sudah sesuaikah keputusan yang diambil dengan visi dan misi sekolah, harapan-harapan dari pihak-
pihak yang terkait dengan permasalahan siswa tersebut seperti orang tua siswa tersebut, para guru bahkan
cita-cita siswa tersebut menjadi pertimbangan untuk mengambil suatu keputusan. Yang tak kalah
pentingnya adalah kondisi ekonomi keluarga juga menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan, dan
yang terakhir adalah kondisi sosial siswa tersebut yang membentuk pola pikirnya sehingga mempengaruhi
motivasi semangat belajar siswa tersebut.

Selain pertimbangan-pertimbangan diatas maka informasi lainnya yang didapat dari pihak-pihak lain yang tidak
disebutkan diatas juga menjadi pertimbangan. Seperti informasi dari teman-teman dekatnya tentang
bagaimana siswa ini berinteraksi di kelas dengan teman-teman yang lain. Juga informasi dari guru yang
masuk di kelasnya, bagaimana sikapnya saat berinteraksi dengan para guru.

5. Tindakan apa yang kemudian Anda ambil dan bagaimana hasilnya?

Menyikapi permasalahan siswa yang mengalami penurunan akhlak, penurunan disiplin, dan lemahnya motivasi
belajar dimana mereka melakukan perbuatan-perbuatan negatif seperti berkelahi antar siswa, melawan guru,
cabut saat proses pembelajaran, atau terlambat dan tidak mau masuk ke kompleks sekolah. Setelah
mempertimbangkan berbagai hal dan mendapatkan informasi dari berbagai pihak yang terkait maka tindakan
yang saya ambil adalah membuat surat perjanjian di depan Kepala Sekolah dan orang tua siswa tersebut agar
dia tidak mengulangi lagi perbuatannya dengan catatan jika diulangi kembali maka siswa tersebut bersedia
untuk dikeluarkan dari sekolah. Dan hal ini berdampak positif pada siswa tersebut, sedikit demi sedikit terdapat
perubahan perilaku ke arah yang positif. Sebab dengan adanya surat perjanjian tersebut dia merasa tidak lagi
dapat berbuat seenak hatinya seperti waktu sebelum adanya surat perjanjian ini.

D.

1. Kapan waktu kejadiannya? Masukan atau umpan balik apa yang secara spesifik Anda dapatkan? Apa yang
Anda rasakan saat menerima masukan atau umpan balik tersebut?

Setiap kali Bapak Irwansyah, SP.d sebagai pengawas matapelajaran matematika untuk SMK Swasta Al Mashum
Kisaran datang berkunjung setiap bulannya ke sekolah saya, disaat itu juga saya selalu merasa mendapatkan
masukan atau hal-hal baru yang belum saya ketahui dari beliau. Banyak hal yang sudah beliau sampaikan
pada saya terkait dengan peningkatan kompetensi saya sebagai tenaga pendidik pada umumnya maupun
sebagai guru matematika pada khususnya. Mulai dari membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
pembuatan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) matapelajaran Matematika, Bagaimana cara membuat
penilaian yang benar, memberikan saya bahan ajar yang menunjang kompetensi saya sebagai guru
Matematika, sampi memberikan soal-soal matematika yang harus saya selesaikan sesuai dengan waktu
yang diberikannya.

Tentunya saya merasa sangat senang sekali selalu mendapat masukan hal-hal yang baru dari beliau dan
pastinya merasa tertantang untuk dapat mengimplementasikan hal-hal baru tersebut pada kegiatan proses
pembelajaran di kelas sesuai dengan apa yang beliau sampaikan pada saya.

2. Bagaimana cara Anda menyikapi masukan dan umpan balik tersebut untuk pengembangan diri Anda?

Karena masukan dan umpan balik yang beliau sampaikan sesuai dengan kebutuhan saya sebagai guru
matapelajaran matematika, tentunya saya menyikapi masukan dan umpan balik beliau dengan antusias yang
tinggi. Sebab apa yang beliau sampaikan sangat bermanfaat sekali buat saya dan dapat meningkatkan
kompetensi saya sebagai tenaga pendidik. Walaupun untuk melaksanakan masukan dan umpan balik beliau
tidaklah semudah mengucapkannya. Karena banyak hal-hal baru yang selama ini saya belum tahu yang pada
akhirnya memaksa saya untuk senantiasa mau belajar kembali. Bahkan merasa tertantang untuk dapat
melaksanakan setiap masukan dan umpan balik dari beliau dengan sebaik-baiknya . Seperti saat beliau
memberikan aplikasi GEOGEBRA untuk digunakan pada materi pembelajaran Geometri dan Bangun Ruang .
Terus terang ini adalah hal baru bagi saya, karena selama ini saya tidak pernah mengenal aplikasi ini. Dan
menjadi tantangan tersendiri bagi saya untuk dapat mempelajarinya secara mandiri karena beliau juga tidak
bisa membimbing saya untuk penggunaan aplikasi tersebut secara intensif mengingat jadwal pertemuan kami
hanya 1 bulan sekali.

3. Selain memanfaatkan masukan dan umpan balik dalam proses pengembangan diri Anda, Hal berbeda apa
yang Anda lakukan untuk mendukung proses pengembangan diri Anda? Adakah cara-cara di luar kebiasaan
yang Anda lakukan dimana hal tersebut membuat Anda kurang nyaman namun mendukung proses
pembelajaran Anda?

Hal berbeda yang saya lakukan untuk mendukung proses pengembangan diri saya adalah saya sangat
termotivasi dibidang IT untuk mempelajari aplikasi-aplikasi baru yang dapat mendukung proses pembelajaran
matematika saya di kelas. Dengan aplikasi tersebut saya yakin akan menjadikan peserta didik semakin tertarik
dengan materi yang saya ajarkan. Sebab penggunaan aplikasi sebagai media pembelajaran yang bersifat audio-
visual mampu memberikan pengalaman belajar yang berbeda pada peserta didik.

Namun melakukan ini bukanlah hal yang mudah bagi saya. Selain faktor umur yang sudah mencapai 41 tahun,
saya akui ada perbedaan yang saya rasakan antara masa muda dulu dengan masa-masa sekarang ini terutama
dalam hal tenaga dan daya ingat. Karena mempelajari hal baru tentunya menguras energi yang cukup besar,
apalagi hal baru tersebut terkait dengan teknologi yang perkembangannya sangat cepat sekali. Walaupun
dengan kondisi terbatas diatas saya tetap bersemangat untuk belajar menggunakan aplikasi-aplikasi baru yang
dapat mendukung proses pembelajaran matematika saya di kelas, seperti menggunakan aplikasi Geogebra,
KineMaster, Youtube, dll.

5. Bagaimana aplikasi hasil proses pembelajaran yang Anda sebutkan di dalam pekerjaan Anda?

Saya mulai mengajar di tahun 2004 sampai sekarang, sudah sekitar 17 tahun. Dan itu merupakan waktu yang
cukup panjang yang saya rasakan menempah saya dengan berbagai pengalaman sebagai tenaga pendidik.
Tentunya ada perbedaan yang bisa saya rasakan bagaimana kualitas mengajar saya disaat awal saya memulai
menjadi tenaga pendidik dengan kondisi sekarang yang sudah 17 tahun mengajar. Salah satunya adalah
penggunaan teknologi pada proses pembelajaran matematika yang saya lakukan di kelas. Diawal-awal saya
mengajar dulu, dimana belum ada pengalaman sama sekali. Metode proses pembelajaran yang saya lakukan
adalah metode konvensional berupa metode ceramah 1 arah. Dengan mengikuti pelatihan-pelatihan tentang
penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran yang di fasilitasi oleh pemerintah ditambah lagi masukan
dan umpan balik dari pengawas mata pelajaran matematika, sedikit demi sedikit metode pembelajaran saya
mulai berubah menggunakan teknologi. Saat itu saya mulai menggunakan aplikasi Power Point dalam
menyajikan materi ajar saya di kelas. Walaupun sudah mulai menggunakan teknologi, tapi aplikasi Power Point
ini hanya menampilkan tulisan dan gambar saja tanpa ada unsur gerak dan suara. Dan sekarang metode
mengajar saya sudah lebih bervariasi dan menarik lagi karena perkembangan teknologi sekarang sangat banyak
sekali aplikasi-aplikasi yang dapat saya gunakan untuk menyajikan materi ajar matematika saya di kelas dengan
media audio-visual yang lebih beragam.

Anda mungkin juga menyukai