Apa yang memotivasi Anda menjadi Guru Penggerak? Apa yang Anda lakukan dalam
mewujudkan motivasi tersebut?
Saya termotivasi menjadi Guru Penggerak karena melihat teman saya yang sudah menjadi Guru Penggerak, ia
melakukan perubahan di dalam menjalankan tugas profesinya sebagai guru.Tentu perubahan itu mengarah
kepada perubahan yang lebih baik. Saya sering sharing dan bertukar pikiran dengan rekan saya tersebut. Hati
sayapun semakin yakin, melalui program Guru Penggerak ini sy pasti dapat meningkatkan berbagai potensi
yang saya miliki untuk menjadi guru profesional. Menjadi guru sekaligus pendidik di era digital seperti
sekarang ini tidaklah mudah, olehnya itu saya tertantang untuk harus dan terus berusaha mengupgrade ilmu
pengetahuan yang saya miliki.Untuk mewujudkan motivasi saya tersebut maka saya bulatkan tekad untuk
mengikuti tes seleksi Guru Penggerak di angkatan 11 ini.Berangkat dari niat yang tulus dan dukungan dari
berbagai pihak yakni keluarga,kepala sekolah,pengawas, dan rekan-rekan guru di sekolah sayapun mulai
mencari tahu tentang pendaftaran Program Guru Penggerak angkatan 11, melalui social media maupun
bertanya langsung kepada rekan sejawat yang sudah lulus menjadi Guru Penggerak. Besar harapan saya untuk
bisa lulus seleksi dan saya bisa menimba ilmu di dalam Program Guru Penggerak ini,sehingga nantinya saya
dapat bermanfaat bagi komunitas saya di sekolah,masyarakat,bangsa dan negara Indonesia yang saya cintai
Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru Penggerak? Jelaskan
alasannya dan berikan contohnya!
2. Berinteraksi dengan orang lain terkadang dapat menjadi sebuah tantangan. Ceritakan kesulitan yang
anda alami saat bekerjasama dengan pihak lain ( misalnya rekan sejawat, pimpinan di sekolah, orang
tua, wali murid, keluarga, komunitas, perangkat desa, tokoh Masyarakat, pemuka agama, instansi,
maupun lainnya) guna menimbulkan kesadaran dan kesediaan agar mereka berkomitmen membantu
Anda mencapai tujuan bersama.
Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana saja yang Anda
minta untuk bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara jelas!
Pada tahun ajaran 2020 / 2021 merupakan tahun ajaran dimana kebiasaan pembelajaran secara tatap muka
berubah menjadi pembelajaran online. Hal ini terjadi karena saat itu wabah Covid -19 melanda negeri yang
kita cintai. Kondisi ini merubah semua pola yang ada. Perubahan ini mengharuskan semua pihak terkait untuk
segera beradaptasi atas segala perubahan yang terjadi. Dapat dibayangkan betapa sulitnya saat itu, jangankan
untuk bertatap muka secara langsung, untuk berkomunikasi saja sulit. Tentu perubahan tidak mudah
dilakukan.Merubah kebiasaan yang sudah lama terjadi tidak semudah membalikkan telapak tangan.Namun
Satu hal yang perlu kita yakini bahwa setiap ada kemauan pastilah ada jalan.Kondisi saat itu menuntut saya
harus bisa memanfaatkan teknologi yang ada demi melaksanakan tugas dan tanggung jawab saya sebagai
guru., Harapan saya dukungan dan kerjasama yang baik dari pihak orang tua peserta didik, karena hanya
dengan dukungan dan kerjasama yang baik ,kelancaran proses kegiatan pembelajaran secara online dapat
tercapai. Saat itu saya memakai beberapa media pembelajaran online dalam melaksanakan pembelajaran,
antara lain aplikasi GoogleMeet, Aplikasi Zoom, Whats App video call, video pembelajaran yang dibuat
melalui Aplikasi filmora dan kinemaster.Media-media pembelajaran online tersebut saya variasikan sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan. Saya juga memanfatkan WhatsAPP group paguyuban orang tua peserta didik
dalam menyampaikan informasi terkait kegiatan sekolah dan kegiatan pembelajaran
Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan ataupun kegagalan
yang Anda hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana respon Anda dalam situasi tersebut?
Upaya apa yang Anda lakukan untuk tetap fokus mencapai tujuan yang telah direncanakan?
Kegiatan Awal di tahun ajaran barupun dimulai dengan kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah ( PLS )
secara online. Tentu hal ini merupakan hal baru karena tidak pernah dilakukan sebelumnya. Komunikasi dan
interaksi yang baik tergantung kepada jaringan yang memadai.Jika jaringan tidak bersahabat maka interaksi /
komunikasi yang terjadi kurang efektif. Kegiatan PLS dilaksanakan selama tiga hari. Di hari pertama, Melalui
Aplikasi Google Meet saya memperkenalkan diri sebagai guru kelas 1d, dilanjutkan dengan memperlihatkan
bangunan fisik sekolah, menunjukkan ruangan kelas 1d dan sarana prasarana penunjang lainnya.
Dihari kedua saya memperkenalkan personil sekolah, mulai dari kepala sekolah sampai cleaning servis dengan
menggunakan video.Video tersebut saya kirim melalui WhatsAPP ke group forum paguyuban orang tua murid
kelas 1d. Di hari ketiga Saya mencoba menemui peserta didik saya kembali melalui media GoogleMeet. Saya
melakukan evaluasi atas kegiatan PLS yang sudah berlangsung. Pada awalnya saya berasumsi kegiatan PLS
secara online ini akan berjalan lancar, tapi nyatanya tidak demikian. Terdapat 2 orang peserta didik saya yang
tidak pernah hadir dalam kegiatan PLS secara online tanpa ada informasi dari orang tuanya. Tentu hal tersebut
memperkuat asumsi saya bahwa ada beberapa orang tua peserta didik yang tidak mendukung kegiatan ini..
Saya menyikapi hal tersebut dengan cara memverifikasi (mencari tahu) kepada orang tua peserta didik yang
bersangkutan, ternyata dari pihak orang tua memiliki keterbatasan waktu untuk mendampingi anaknya
mengikuti kegiatan PLS secara online yang dilaksanakan pada pagi hari, kedua orang tua peserta didik tersebut
bekerja di waktu tersebut.Mereka bekerja dari pagi hingga sore hari
Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak untuk
bekerja sama?
Dalam kasus peserta didik yang pertama saya melakukan pendekatan persuasive kepada orang tua anak
tersebut. Setelah mengetahui kondisi peserta didik yang demikian, saya pun memberikan penjelasan bahwa
selama kondisi belum kondusif (normal seperti sedia kala) maka proses Belajar Mengajar akan tetap
dilaksanakan secara online sesuai imbauan pemerintah, dan apabila peserta didik tidak mengikutinya maka
sudah pasti ananda akan tertinggal pelajaran dari anak-anak lainnya dan ananda dinyatakan tidak hadir.
Dengan demikian pasti akan mempengaruhi nilai rapor anak tersebut. Setelah komunikasi dibangun bersama
kedua orang tua peserta didik maka kami bersepakat untuk mendukung kegiatan Pembelajaran yang
dilaksanakan secara online. Adapun beberapa kesepakatan yang kami buat adalah komitmen orang tua tersebut
untuk mendampingi anaknya dalam proses pembelajaran secara online. Baik itu dilaksanaka di pagi hari, sore
hari, dan malam hari. Selain itu orang tua anak tersebut berkomitmen untuk selalu berkomunikasi dengan saya
berkaitan dengan perkembangan peserta didik.
Pada kasus anak kedua, saya pun menggali informasi degan cara berkomunikasi via telepon kepada ibu dari
anak tersebut. Informasi yang saya peroleh antara lain kondisi rumah tangga dari orang tua anak tersebut
bermasalah (orang tua anak tersebut bercerai). Selain itu pula, ibu dari anak ini bertugas sebagai tenaga
kesehatan di salah satu Rumah sakit Umum di kota kendari. Kondisi ini mengakibatkan anak tersebut harus di
titipkan kepada neneknya yang tinggal di Kabupeten Konawe Utara. Jarak yang jauh dan sibuknya orang tua
anak ini membuat komunikasi diantara mereka sulit terbangun dan ini berdampak pada proses pembelajaran
yang diterima anak tersebut
Bagaimana hasilnya?
Pada kasus anak pertama, respon dari orang tua anak tersebut sangat baik, walaupun pada awalnya orang tua
tersebut tidak memiki waktu yang banyak untuk mendukug proses pembelajaran jarak jauh. Namun seiring
dengan komunukasi intensif yang saya lakukan dan memberikan pengertian tentang pentingnya pembelajaran
Jarak jauh (online) ini membuat orang tua anak tersebut berupaya untuk mendukung anaknya dalam menerima
proses pembelajaran jarak jauh (online). Setelah orang tua tersebut paham akan pentingnya proses
pembelajaran jarak jauh (online), maka orang tua peserta didik antusias mendampingi anaknya dalam belajar
secara online. Hasil dari antusiasnya orang tua peserta didik tersebut berbanding lurus dengan keberhasilan
yang dicapai oleh anak tersebut dalam menerima materi yang diberikan oleh ibu guru dan mempengaruhi nilai
akhir yang Dia peroleh.
Pada kasus anak kedua, kondisi anak yang berada jauh dari orang tuanya (ibunya) dan tempat tinggalnya yang
kesulitan signal membuat proses pembelajaran jarak jauh (online) sulit diterima si anak tersebut. Maka saya
dan orang tuanya berdiskusi untuk mencari solusi atas permasalahan yang dialami, karena apabila anak
tersebut tidak mengikuti proses pembalajaran jarak jauh (online) akan berdampak pada pengetahun dan nilai
akhir yang akan diperoleh. Sehingga orang tua anak tersebut memutuskan untuk membawa anak tersebut untuk
tinggal bersama kembali di Kendari dan akan didampingi oleh keluarganya saat proses pembelajaran jarak jauh
berlangsung. Setelah anak tersebut berada di Kendari maka anak tersebut dapat mengikuti pembelajaran secara
online sesuai harapan