Anda di halaman 1dari 5

1. Apa yang memotivasi Anda menjadi Guru Penggerak?

Apa yang memotivasi Anda menjadi Guru Penggerak? Apa yang Anda lakukan dalam
mewujudkan motivasi tersebut?

Saya termotivasi menjadi Guru Penggerak karena melihat teman saya yang sudah menjadi Guru Penggerak, ia
melakukan perubahan di dalam menjalankan tugas profesinya sebagai guru.Tentu perubahan itu mengarah
kepada perubahan yang lebih baik. Saya sering sharing dan bertukar pikiran dengan rekan saya tersebut. Hati
sayapun semakin yakin, melalui program Guru Penggerak ini sy pasti dapat meningkatkan berbagai potensi
yang saya miliki untuk menjadi guru profesional. Menjadi guru sekaligus pendidik di era digital seperti
sekarang ini tidaklah mudah, olehnya itu saya tertantang untuk harus dan terus berusaha mengupgrade ilmu
pengetahuan yang saya miliki.Untuk mewujudkan motivasi saya tersebut maka saya bulatkan tekad untuk
mengikuti tes seleksi Guru Penggerak di angkatan 11 ini.Berangkat dari niat yang tulus dan dukungan dari
berbagai pihak yakni keluarga,kepala sekolah,pengawas, dan rekan-rekan guru di sekolah sayapun mulai
mencari tahu tentang pendaftaran Program Guru Penggerak angkatan 11, melalui social media maupun
bertanya langsung kepada rekan sejawat yang sudah lulus menjadi Guru Penggerak. Besar harapan saya untuk
bisa lulus seleksi dan saya bisa menimba ilmu di dalam Program Guru Penggerak ini,sehingga nantinya saya
dapat bermanfaat bagi komunitas saya di sekolah,masyarakat,bangsa dan negara Indonesia yang saya cintai

Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru Penggerak? Jelaskan
alasannya dan berikan contohnya!

1. Saya seorang guru yang bertanggung jawab .


Saya mengerti dan menyadari kewajiban saya sebagai guru, maka saya laksanakan kewajiban saya
tersebut dengan hati yang tulus tanpa paksaan. Contohnya antara lain :
a. Saya membelajarkan peserta didik di dalam kelas dengan pendampingan sepenuhnya, sekecil
apapun permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik akan saya carikan jalan keluarnya sehingga
peserta didik benar-benar merasakan keberadaan saya.
b. Saya selalu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh kepala sekolah dengan sebaik-baiknya
sehingga atasan merasa senang.
Sikap Tanggung jawab yang saya miliki tersebut dapat mendukung saya nantinya di dalam
menyelesaian tugas-tugas saya sebagai Guru Penggerak.
2. Saya seorang guru yang komunikatif.
Keberhasilan saya dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik tidak terlepas dari kemampuan saya
dalam berkomunikasi. Keterampilan berkomunikasi yang saya miliki sangat menunjang tugas dan
peran saya sebagai pendidik sekaligus pengajar,dimana semua stakeholder saling menunjang satu
sama lain yang dapat dipadukan melalui sarana komunikasi yang baik.
Contohnya antara lain :
- Saya membelajarkan peserta didik dengan keterampilan komunikasi yang baik sehingga peserta
didik saya dengan mudah dapat memahami materi pelajaran.
- Saya melakukan pendekatan persuasive terhadap peserta didik yang menunjukkan permasalahan
dalam pembelajaran, dengan demikian peserta didik merasa lebih dekat dengan saya sehingga
permasalahan dapat diatasi.
- Saya dapat menggerakkan kegiatan kerjasama dalam forum Paguyuban orang tua peserta didik kelas
saya melalui keterampilan komunikasi saya yang baik.
- Saya menyampaikan program kelas kepada atasan (Kepala Sekolah) dengan keterampilan
komunikasi yang saya miliki, sehingga program kelas saya selalu mendapat persetujuan dan dukungan
sepenuhnya dari atasan (Kepala Sekolah)
Keterampilan komunikasi yang saya miliki tersebut tentu akan memudahkan saya dalam berinteraksi
dan bersosialisasi dengan rekan sejawat dalam Guru Penggerak.
3. Saya seorang guru yang memiliki jiwa kepemimpinan.
Jiwa kepemimpinan yang saya miliki sudah tumbuh berkembang sejak saya masih berada di bangku
sekolah, saya selalu dipercaya untuk menjadi ketua kelas dan pemimpin di setiap komunitas hingga
sekarang.
Contohnya :
- Saya sebagai ketua ( Pemimpin ) pada jenjang kelas 1 Dalam forum KKG (Kelompok Kerja Guru )
gugus Kecamatan Baruga
- Saya sebagai Kepala Perpustakaan Sekolah Dasar 2 Kendari.
Jiwa kepemimpinan yang saya miliki tentu menjadi modal besar untuk mendukung peran saya
nantinya di dalam Guru Penggerak yang notabene mampu mengarahkan,mengajak,dan mengkoordinir
rekan dan teman sejawat.
4. Saya adalah guru yang kreatif, inovativ, dan melek teknologi.
Saya sebagai guru yang menempati garda terdepan Pendidikan menjadi harapan untuk dapat
mencerdaskan anak bangsa.Profesi saya menuntut saya harus dapat menciptakan Pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan, apalagi peserta didik saat ini sangatlah dekat dengan teknologi.Menjadi
guru yang kreatif, inovatif dan melek teknologi adalah tuntutan yang tidak bisa dielakkan lagi. Dalam
proses pembelajaran saya pun memadukan antara saran manual dengan digital, Adapun contohnya
antara lain :
- Membuat media pembelajaran yang berbasis digital berupa powerpoint yang ditayangkan melalui
infocus
- Mengajarkan membaca permulaan menggunakan aplikasi berbasis digital.
Kelebihan yang saya miliki ini tentu sangatlah dibutuhkan dalam mendukung peran dan tugas saya
kelak sebagai Guru Penggerak.
5. Saya seorang guru yang peramah dan mudah bersosialisasi
Keramahan yang saya miliki menjadikan saya sebagai sosok guru yang disukai,disayangi,dan dicintai
oleh peserta didik saya khususnya dan rekan-rekan saya di sekitar pada umumnya. Contohnya :
- Peserta didik saya tidak canggung berinteraksi dengan saya bahkan kehadiran saya selalu dinantikan
di tengah-tengah mereka.Hal yang sama dengan rekan-rekan saya, rekan-rekan menjadikan saya
sebagai teman untuk sharing membahas segala persoalan dari berbagai aspek, baik aspek akademik
maupun non akademik. Sikap saya yang demikian tentu akan membantu saya nanti nya berkolaborasi
dengan teman sejawat dalam Guru Penggerak

Berikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang


memberikan dampak nyata berdasarkan inisiatif Anda sendiri. Apa yang mendorong
Anda melakukan hal tersebut? (Jawaban Anda harus mencakup waktu kejadian,
dampak atas inisiatif Anda, upaya yang Anda lakukan agar inisiatif tersebut terlaksana,
peran Anda dan pihak lain yang terlibat bila ada)
Inovasi yang saya lakukan dan memberikan dampak nyata adalah penggunaan metode iqradalam mengajar
membaca permulaan di kelas 1.Pada tahun ajaran 2019 / 2020 saya diamanahkan oleh kepala sekolah untuk
menjadi guru kelas 1, lebih tepatnya wali kelas 1d sebab di sekolah saya jenjang kelas 1 ada 4 rombel yakni
kelas 1A, kelas 1B, kelas 1C dan kelas 1D. Tentu hal ini membutuhkan adaptasi baru bagi saya yang semula
mengajar di kelas 5. Namun hal itu bukanlah menjadi kendala yang berarti bagi saya. Mengajar di kelas 1
menitik beratkan pada kemampuan membaca, menulis dan berhitung yang dikenal dengan sigkatan
CALISTUNG. Pada awalnya saya mengajarkan membaca permulaan dengan metode mengeja, tahapannya
adalah memperkenalkan huruf abjad A-Z, kemudian menghafal huruf abjad A-Z, kemudian mengeja huruf
menjadi suku kata, selanjutnya menggabungkan suku katanya. Saya melihat kemampuan dalam membaca
lancar peserta didik saya banyak menemui hambatan sebab mereka terbiasa mengeja, hal ini terbawa-bawa
terus sampai mereka naik di kelas 2.Melihat kondisi demikian saya pun berusaha untuk merubah metode yang
saya akan gunakan, target saya adalah peserta didik harus lancar membaca di kelas 1 tanpa mengeja lagi.
Di tahun ajaran 2020 /2021 saya pun bertekad untuk menerapkan metode iqra dalam mengajarkan membaca
permulaan peserta didik saya. Adapun tahapannya sebagai berikut : Memperkenalkan huruf abjad A-Z ,
menghafal huruf abjad A-Z, menghafal huruf vocal a,i,u,e,o , menggabungkan huruf konsonan dengan huruf
vocal menjadi suku kata. Alhamdulillah dengan metode Iqra ini peserta didik saya jadi lebih cepat bisa
membaca dan lebih cepat lancar membacanya, padahal di tahun itu pembelajaran tatap muka tidak berlangsung
dikarenakan wabah Covid 19 melanda. Saat itu pembelajaran dilaksanakan secara Daring. Dalam
melaksanakan pembelajaran daring, saya memiih Aplikasi Google Meet untuk pertemuan secara klasikal.
Setelah pembelajaran klasikal selesai, barulah Satu persatu peserta didik saya bimbing belajar membaca
dengan metode iqra melalui Video Call. Orang tua peserta didik menyambut hangat upaya saya ini dengan
membantu saya membimbing putra putri nya belajar membaca di rumah dengan metode yang saya pakai.
Metode Iqra masih saya gunakan sampai sekarang untuk mengajar membaca permulaan peserta didik saya,
bahkan metode ini saya tularkan ke rekan - rekan sejawat, Alhasil bisa sukses seperti pengalaman saya.
Alhamdulillahsemua karena Allah SWT mudahkan

2. Berinteraksi dengan orang lain terkadang dapat menjadi sebuah tantangan. Ceritakan kesulitan yang
anda alami saat bekerjasama dengan pihak lain ( misalnya rekan sejawat, pimpinan di sekolah, orang
tua, wali murid, keluarga, komunitas, perangkat desa, tokoh Masyarakat, pemuka agama, instansi,
maupun lainnya) guna menimbulkan kesadaran dan kesediaan agar mereka berkomitmen membantu
Anda mencapai tujuan bersama.

Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana saja yang Anda
minta untuk bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara jelas!
Pada tahun ajaran 2020 / 2021 merupakan tahun ajaran dimana kebiasaan pembelajaran secara tatap muka
berubah menjadi pembelajaran online. Hal ini terjadi karena saat itu wabah Covid -19 melanda negeri yang
kita cintai. Kondisi ini merubah semua pola yang ada. Perubahan ini mengharuskan semua pihak terkait untuk
segera beradaptasi atas segala perubahan yang terjadi. Dapat dibayangkan betapa sulitnya saat itu, jangankan
untuk bertatap muka secara langsung, untuk berkomunikasi saja sulit. Tentu perubahan tidak mudah
dilakukan.Merubah kebiasaan yang sudah lama terjadi tidak semudah membalikkan telapak tangan.Namun
Satu hal yang perlu kita yakini bahwa setiap ada kemauan pastilah ada jalan.Kondisi saat itu menuntut saya
harus bisa memanfaatkan teknologi yang ada demi melaksanakan tugas dan tanggung jawab saya sebagai
guru., Harapan saya dukungan dan kerjasama yang baik dari pihak orang tua peserta didik, karena hanya
dengan dukungan dan kerjasama yang baik ,kelancaran proses kegiatan pembelajaran secara online dapat
tercapai. Saat itu saya memakai beberapa media pembelajaran online dalam melaksanakan pembelajaran,
antara lain aplikasi GoogleMeet, Aplikasi Zoom, Whats App video call, video pembelajaran yang dibuat
melalui Aplikasi filmora dan kinemaster.Media-media pembelajaran online tersebut saya variasikan sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan. Saya juga memanfatkan WhatsAPP group paguyuban orang tua peserta didik
dalam menyampaikan informasi terkait kegiatan sekolah dan kegiatan pembelajaran

Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan ataupun kegagalan
yang Anda hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana respon Anda dalam situasi tersebut?
Upaya apa yang Anda lakukan untuk tetap fokus mencapai tujuan yang telah direncanakan?
Kegiatan Awal di tahun ajaran barupun dimulai dengan kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah ( PLS )
secara online. Tentu hal ini merupakan hal baru karena tidak pernah dilakukan sebelumnya. Komunikasi dan
interaksi yang baik tergantung kepada jaringan yang memadai.Jika jaringan tidak bersahabat maka interaksi /
komunikasi yang terjadi kurang efektif. Kegiatan PLS dilaksanakan selama tiga hari. Di hari pertama, Melalui
Aplikasi Google Meet saya memperkenalkan diri sebagai guru kelas 1d, dilanjutkan dengan memperlihatkan
bangunan fisik sekolah, menunjukkan ruangan kelas 1d dan sarana prasarana penunjang lainnya.
Dihari kedua saya memperkenalkan personil sekolah, mulai dari kepala sekolah sampai cleaning servis dengan
menggunakan video.Video tersebut saya kirim melalui WhatsAPP ke group forum paguyuban orang tua murid
kelas 1d. Di hari ketiga Saya mencoba menemui peserta didik saya kembali melalui media GoogleMeet. Saya
melakukan evaluasi atas kegiatan PLS yang sudah berlangsung. Pada awalnya saya berasumsi kegiatan PLS
secara online ini akan berjalan lancar, tapi nyatanya tidak demikian. Terdapat 2 orang peserta didik saya yang
tidak pernah hadir dalam kegiatan PLS secara online tanpa ada informasi dari orang tuanya. Tentu hal tersebut
memperkuat asumsi saya bahwa ada beberapa orang tua peserta didik yang tidak mendukung kegiatan ini..
Saya menyikapi hal tersebut dengan cara memverifikasi (mencari tahu) kepada orang tua peserta didik yang
bersangkutan, ternyata dari pihak orang tua memiliki keterbatasan waktu untuk mendampingi anaknya
mengikuti kegiatan PLS secara online yang dilaksanakan pada pagi hari, kedua orang tua peserta didik tersebut
bekerja di waktu tersebut.Mereka bekerja dari pagi hingga sore hari

Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak untuk
bekerja sama?
Dalam kasus peserta didik yang pertama saya melakukan pendekatan persuasive kepada orang tua anak
tersebut. Setelah mengetahui kondisi peserta didik yang demikian, saya pun memberikan penjelasan bahwa
selama kondisi belum kondusif (normal seperti sedia kala) maka proses Belajar Mengajar akan tetap
dilaksanakan secara online sesuai imbauan pemerintah, dan apabila peserta didik tidak mengikutinya maka
sudah pasti ananda akan tertinggal pelajaran dari anak-anak lainnya dan ananda dinyatakan tidak hadir.
Dengan demikian pasti akan mempengaruhi nilai rapor anak tersebut. Setelah komunikasi dibangun bersama
kedua orang tua peserta didik maka kami bersepakat untuk mendukung kegiatan Pembelajaran yang
dilaksanakan secara online. Adapun beberapa kesepakatan yang kami buat adalah komitmen orang tua tersebut
untuk mendampingi anaknya dalam proses pembelajaran secara online. Baik itu dilaksanaka di pagi hari, sore
hari, dan malam hari. Selain itu orang tua anak tersebut berkomitmen untuk selalu berkomunikasi dengan saya
berkaitan dengan perkembangan peserta didik.
Pada kasus anak kedua, saya pun menggali informasi degan cara berkomunikasi via telepon kepada ibu dari
anak tersebut. Informasi yang saya peroleh antara lain kondisi rumah tangga dari orang tua anak tersebut
bermasalah (orang tua anak tersebut bercerai). Selain itu pula, ibu dari anak ini bertugas sebagai tenaga
kesehatan di salah satu Rumah sakit Umum di kota kendari. Kondisi ini mengakibatkan anak tersebut harus di
titipkan kepada neneknya yang tinggal di Kabupeten Konawe Utara. Jarak yang jauh dan sibuknya orang tua
anak ini membuat komunikasi diantara mereka sulit terbangun dan ini berdampak pada proses pembelajaran
yang diterima anak tersebut
Bagaimana hasilnya?
Pada kasus anak pertama, respon dari orang tua anak tersebut sangat baik, walaupun pada awalnya orang tua
tersebut tidak memiki waktu yang banyak untuk mendukug proses pembelajaran jarak jauh. Namun seiring
dengan komunukasi intensif yang saya lakukan dan memberikan pengertian tentang pentingnya pembelajaran
Jarak jauh (online) ini membuat orang tua anak tersebut berupaya untuk mendukung anaknya dalam menerima
proses pembelajaran jarak jauh (online). Setelah orang tua tersebut paham akan pentingnya proses
pembelajaran jarak jauh (online), maka orang tua peserta didik antusias mendampingi anaknya dalam belajar
secara online. Hasil dari antusiasnya orang tua peserta didik tersebut berbanding lurus dengan keberhasilan
yang dicapai oleh anak tersebut dalam menerima materi yang diberikan oleh ibu guru dan mempengaruhi nilai
akhir yang Dia peroleh.
Pada kasus anak kedua, kondisi anak yang berada jauh dari orang tuanya (ibunya) dan tempat tinggalnya yang
kesulitan signal membuat proses pembelajaran jarak jauh (online) sulit diterima si anak tersebut. Maka saya
dan orang tuanya berdiskusi untuk mencari solusi atas permasalahan yang dialami, karena apabila anak
tersebut tidak mengikuti proses pembalajaran jarak jauh (online) akan berdampak pada pengetahun dan nilai
akhir yang akan diperoleh. Sehingga orang tua anak tersebut memutuskan untuk membawa anak tersebut untuk
tinggal bersama kembali di Kendari dan akan didampingi oleh keluarganya saat proses pembelajaran jarak jauh
berlangsung. Setelah anak tersebut berada di Kendari maka anak tersebut dapat mengikuti pembelajaran secara
online sesuai harapan

Anda mungkin juga menyukai