Anda di halaman 1dari 2

1.

Apa Yang Memotifasi Anda Menjadi Guru Penggerak


a. Apa yang memotivasi Anda menjadi Guru Penggerak? Apa yang Anda lakukan
dalam mewujudkan motivasi tersebut?
Yang memotivasi saya menjadi guru penggerak adalah melihat kondisi dan situasi
sekolah yang masih sangat jauh dari harapan dunia pendidikan dan saya sangat
perihatin melihat kondisi warga sekolah terutama peserta didik yang mayoritas
wali muridnya masih banyak beranggapan bahwa pendidikan itu kurang penting,
menurut pendapat mereka membantu keluarga untuk bekerja dan menghasilkan
uang lebih penting dibandingkan sekolah yang tinggi, selain itu, yang membuat
saya termotivasi adalah untuk meningkatkan dan mengembangkan wawasan dan
pengetahauan saya yang masih saya anggap banyak sekali kekurangan baik
profesionalitas, pedagogic, ataupun keterampilan. Untuk meningkatkan kualitas
sekolah diperlukan adanya dukungan dari berbagai pihak baik pendidik, tenaga
kependidikan, wali murid dan peserta didik, pendidik yang mempunyai kualitas
yang baik akan dapat memberikan kontribusi bagi sekolah. Sedangkan yang saya
lakukan untuk mewujudkan motivasi tersebut adalah memperbanyak peran aktif
saya dalam pelatihan, memperbanyak berliterasi, melakukan kolaborasi dengan
rekan seprofesi, komunitas, serta meningkatkan kedisiplinan.
b. Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru Penggerak? Jelaskan
alasannya dan berikan contohnya!
Kelebihan-kelebihan yang saya miliki untuk mendukung peran saya sebagai guru
penggerak adalah penghargaan akdemik dan non akdemik , bimtek dan diklat-
diklat yang pernah saya ikuti. Diantaranaya :
1. Sebagi ketua aktif dalam komunitas guru mulok Bahasa Sasak wilayah selatan
Kabupaten Lombok Timur yang mencakup tujuh kecamatan seperti Kecamatan
Labuan Haji, Terara, Sakra, Sakra Timur, Sakra Barat, Keruak dan Jerowaru,
keaktifan saya dalam komunitas ini adalah untuk memotivasi teman-teman guru
mulok Bahasa Sasak untuk mencintai dan mempertahankan budaya leluhur yang
akhir-akhir ini mulai dilupakan oleh generasi penerus dengan cara
memperkenalkan budaya-budaya ini di masyarakat terutama di peserta didik di
setiap satuan pendidikan.
2. Sebagai pengurus Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia
tingkat subrayon kecamatan Jerowaru, dengan alasan yang sama yakni ingin
memotivasi orang lain untuk tetap belajar dan meningkatkan profesionalisme
dalam menyusun perangkat-perangkat pembelajaran dan menyadari diri bahwa
guru adalah profesi yang sangat mulia.
3. Menjadi guru disebuah pondok pesantren menurut saya adalah prestasi akademik
yang pernah saya raih karena itu saya laksanakan selama 15 tahun lebih dimana
saya pernah menjadi wakil kepala madrasah dari tahun 2010-2016 dengan alasan
bahwa pekerjaan guru dan mengajar adalah profesi yang sangat mulia dan
menyenangkan dan saya bisa punya kontribusi lebih untuk memajukan dan
mencetak generasi anak bangsa.
4. Menjadi Komite Pembelajaran implementasi Kurikulum Merdeka di satuan
pendidikan tempat saya bekerja sejak sekolah saya ditunjuk sebagai satu-satunya
sekolah penggerak di Kecamatan Jerowaru untuk tingkat Sekolah Menegah
Pertama Negeri (SMP), pada posisi saya ini saya dituntut untuk memberikan
pengimbasan kepada warga sekolah agar memahami kurikulum merdeka.
c. Berikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang
memberikan dampak nyata berdasarkan inisiatif Anda sendiri. Apa yang
mendorong Anda melakukan hal tersebut? (Jawaban Anda harus mencakup waktu
kejadian, dampak atas inisiatif Anda, upaya yang Anda lakukan agar inisiatif
tersebut terlaksana, peran Anda dan pihak lain yang terlibat bila ada)
Dalam kaitannya dengan paparan saya tersebut di atas, dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawab penulis sebagai seorang pendidik bidang studi Bahasa
Indonesia dan Muatan Lokal Bahasa Sasak di Sekolah Menengah Pertama Negeri
(SMPN) 2 Jerowaru maka dipandang perlu melakuakan berbagai teknik untuk
dapat melakukan perubahan yang baik di satuan pendidikan, perubahan yang
penulis lakukan adalah mengembangkan budaya literasi berkelanjutan, karena
berdasarkan hasil raport pendidikan di satuan pendidikan tempat saya mengajar
masih belum memuaskan. Diantara beberapa cara untuk mengembangkan budaya
tersebut adalah dengan cara membuat poster-poster dan iklan gemar membaca dan
menempelkan di tembok-tembok sekolah, serta membuat pojok baca di masing-
masing kelas. Kegiatan ini bukan hanya diikuti oleh siswa-siswi SMP Negeri 2
Jerowaru tetapi juga diikuti oleh bapak/ibu guru sebagai contoh atau teladan yang
patut diteladani oleh setiap peserta didik. Peran yang saya lakukan pada kegiatan
ini adalah memantau dan memberikan bimbingan sekaligus memberikan motivasi
agar para peserta didik dan warga satuan pendidikan gemar membaca sesuai
dengan keahlian dan profesi saya sebagai guru Bahasa Indonesia. Untuk
menciptakan perubahan yang baik seorang pendidik senantiasa mempunyai
karakter positif , berakhlak mulia dan menjadi teladan yang patut ditiru dan digugu
bagi peserta didik sehingga seorang pendidik dapat dikatakan sukses dan berhasil
dalam dunia pendidikan.
Program yang penulis lakukan ini adalah bagian dari tuntutan dunia pendidikan
sekaligus dapat dikatan sebagai salah satu jalan menjalankan perintah Allah SWT
yang mengwajibkan semua orang khususnya peserta didik agar gemar membaca
sesuai dengan yang terdokumentasi di sebuah surat dalam Al-qur’an surat Al-Alaq
ayat 1-5 tentang perintah membaca. Selain itu, program literasi ini menjadi kegiatan
rutin yang dilakukan di sekolah, dengan adanya kegiatan seperti ini dapat
mendorong minat para peserta didik untuk berkarya, berekspresi dan berkreasi dalam
berbagai kegiatan literasi seperti membuat cerita, dongeng, iklan, poster dan lain
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai