Anda di halaman 1dari 8

1.

MOTIVASI
Motivasi saya dalam mengikuti program Guru Penggerak, yang pertama adalah saya sebagai
seorang pendidik atau pengajar di kelas, tentunya ingin meguasai 4 kompetensi mutlak yang
harus dimiliki oleh seorang guru yaitu kompetensi pedagogi, sosial, kepripadian dan
profesional, dengan memiliki empat kompetensi tersebut saya yakin seorang pendidik dapat
melakukan hal yang semestinya dilakukan pendidik yang sangat dibutuhkan oleh peserta
didik.
Motivasi saya selanjutnya adalah ingin meningkatkan kompetensi saya sebagai seorang
pendidik yang dapat mengembangkan pembelajaran yang bersentral pada peserta didik.
Dimana pendidik bertindak sebagai motivator, fasilitator dan aktor bagi peserta didik
sehingga saya dapat ikut serta mengambil bagian dalam akselerasi kemajuan Pendidikan di
Indonesia. Melalui program guru penggerak saya ingin mengembalikan ke filosofi Ki Hadjar
Dewantara dimana metode mengajarnya menggunakan sistem among yaitu metode mengajar
berdasarkan asah, asih dan asuh sehingga output pendidikan yang dihasilkan adalah peserta
didik yang merdeka, sehat fisik dan mental, menjadi anggota masyarakat yang berguna dan
bertanggung jawab atas kebahagiaannya sendiri tidak hanya terpaku terhadap
nilai/pengetahuan saja. Apabila hal itu dilakukan maka impian Negara Indonesia utuk
mewujudkan generasi emas 2045 dapat tercapai.
Motivasi saya yang terakhir adalah saya ingin menjadi penggerak untuk diri saya sendiri dan
setelah itu saya ingin menggerakan rekan rekan guru - guru disekolah untuk terus
meningkatkan kompetensi dalam mendidik atau membimbing peserta didik, salah satunya
dengan mengikuti program guru penggerak yang menurut saya banyak sekali manfaat yang
dapat kita peroleh.

Kelebihan
Profesi saya sebagai guru sudah menjadi nilai dasar untuk memberikan kontribusi terhadap
kemajuan pendidikan di Indonesia. Terkait dengan program guru penggerak, kelebihan saya
untuk ikut serta dalam program ini adalah:
1. Saya memiliki kemampuan untuk menerapkan pembelajaran dengan menggunakan
metode pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada peserta didik. Sebagai
seorang pendidik saya selalu berprinsip pada semboyan Ki Hajar Dewantara yaitu “
Ing ngarsa sung tuladha saya berusaha menjadi contoh yang baik terhadap perilaku
peserta didik. Ing madyo mangun karsa, sebagai seorang pendidik sudah kewajiban
kita untuk selalu memberikan motivasi agar peserta didik selalu semangat dalam
menuntut ilmu. Tut wuri handayani, peserta didik yang masih tergolong usia anak-
anak sangat membutuhkan sekali dorongan untuk terus mengembangkan bakat dan
kreatifitasnya. Saya berusaha untuk menjadi figure yang mampu memberikan
semangat peserta didik dalam meraih cita -citanya.
2. Kelebihan saya yang kedua adalah saya mampu menggerakan teman sejawat di
lingkungan sekolah untuk aktif dalam berbagai kegiatan , sebagai contoh dalam lomba
MAPSI tahun 2022 saya menggerakan teman sejawat untuk giat melatih peserta didik
sesuai dengan bidang lomba yang telah saya bagikan,kami saling berkoordinasi,
bekerja sama, bertukar pikiran dengan cara membuat grup WA khusus untuk
pendamping , pelatih dan wali peserta didik yang mengikuti lomba sehingga
komunikasi lebih mudah dan terarah. Hasil yang kami dapatkan pun cukup
membanggakan yaitu juara umum tingkat kecamata Petanahan.
3. Mampu menguasai teknologi untuk kegiatan pembelajaran, misalnya menggunakan
media canva agar menarik perhatian peserta didik saat proses belajar mengajar.
4. Kelebihan saya yang terakhir adalah dapat mengelola emosi dengan baik, berfikir
dengan tenang sehingga ketika dalam instansi terdapat konflik saya siap menjadi
penengah.
Contoh perubahan inovasi
Salah satu perubahan yang saya lakukan di tahun pelajaran 2022/2023 di SD Negeri
Grogolbeningsari adalah melakukan pembiasaan menyanyikan lagu lagu wajib nasional. Saya
utarakan niat tersebut kepada kepala sekolah dan rekan sejawat, ternyata disambut dengan
baik. Rekan sejawat malah tertarik untuk ikut melaksanakan pembiasaan tersebut.
Pembiasaan dilaksanakan selama 10 – 15 menit. Pembiasaan dimulai dengan mendengarkan
beberapa lagu dari sound system atau menirukan lagu yang diajarkan oleh pendidik di kelas,
kemudian secara terjadwal setiap hari dilaksanakan pembiasaan tersebut.
Awal melaksanakan pembiasaan ini memang berat, karena tidak semua peserta didik senang
bernyanyi, ada yang hanya berteriak -berteriak, diam saja dan ada juga yang mengatakan
bahwa lagu - lagu yang kami ajarkan kurang enak dan susah. Namun bukan menjadi halangan
bagi kami untuk terus berusaha mengenalkan lagu lagu wajib nasional kepada peserta didik.
Hasil yang tampak dari pembiasaan menyanyikan lagu – lagu wajib nasional adalah peserta
didik mampu mengenal, menghafal dan menanyikan lagu lagu wajib nasional dengan baik,
mereka antusias dengan pembiasaan tersebut dan menjadi budaya positif di lingkungan SD
Negeri Grogolbeningsari
Alasan saya menginisiasi program tersebut adalah berangkat dari rasa empati saya melihat
kondisi peserta didik yang memiliki pemahaman atau pengetahuan minim tentang lagu lagu
wajib nasional. Pada saat upacara bendera hari senin ketika disuruh menyanyikan lagu wajib
nasional banyak peserta didik yang hanya diam, bahkan untuk syair pertama pun tidak tau.
Zaman sekarang peserta didik lebih banyak mengenal lagu - lagu pop, dangdut, koplo, k- pop
yang setiap hari mereka dengarkan lewat HP atau hand phone, oleh karena sudah menjadi
kewajiban kita sebagai pendidik untuk mengenalkan budaya dan kekayaan negara Indonesia
salah satunya lagu – lagu wajib nasional, agar generasi penerus bangsa tidak kehilangan jati
diri dan selalu bangga mencintai tanah air Indonesia sesuai dengan pancasila sila ke tiga yaitu
persatuan Indonesia.
Berinteraksi dengan orang lain terkadang dapat menjadi sebuah tantangan. Ceritakan kesulitan yang
Anda alami saat bekerja sama dengan pihak lain (misalnya rekan sejawat, pimpinan di sekolah,
orangtua, wali murid, keluarga, komunitas, perangkat desa, tokoh masyarakat, pemuka agama,
instansi, maupun lainnya)

Waktu kejadian
Salah satu tantangan yang kami hadapi ketika awal tahun pelajaran 2022/2023 adalah datang
dari beberapa wali peserta didik yang tidak semua bisa untuk diajak berkomunikasi seputar
sinergisme proses pendidikan antara dirumah dan disekolah, terlebih lagi kelas 1 yang sangat
membutuhkan sekali komunikasi efektif dan bimbingan antara pendidik dan wali peserta
didik guna mengetahui karakteristik, kebiasaan dan segala informasi mengenai peserta didik
tersebut. Tantangan seperti ini akan ada di setiap awal tahun pelajaran. Biasanya faktor
kesibukan wali peserta didik yang bekerja sampai sore sehingga peserta didik kurang
pengawasan dalam belajar, ada juga wali peserta didik yang bekerja diluar negeri atau luar
kota sehingga perkembangan peserta didik kurang terkontrol.
Serta ada wali siswa yang bercerai, sehingga peserta didik kurang perhatian dan kasih
sayang , yang menyebabkan peserta didik sering berkelakuan berbeda dengan teman-
temannya dengan tidak masuk sekolah tanpa alasan serta jarang sekali mengerjakan tugas
sekolah.
kesulitan
Tentunya untuk mewujudkan tujuan Pendidikan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan
zaman banyak sekali tantangan yang harus dihadapi, salah satunya adalah minimnya
pengetahuan literasi Pendidikan khususnya didaearah pinggiran seperti yang saya alami. Hal
inilah yang memicu sulitnya perkembangan Pendidikan di Indonesia. Salah satu tantangan
terbesar kami adalah kurang perhatianya wali peserta didik terhadap kebutuhan putra
putrinya. Pada umumnya wali peserta didik ini memiliki kesadaran pendidikan yang rendah,
mereka menganggap bahwa anak disekolahkan berarti sudah cukup untuk menuntut ilmunya,
tidak perlu lagi ada pendampingan belajar dirumah misalnya anak diikutkan les atau
tambahan pelajaran , selain itu tidak adanya perhatian dari orang tua menyebabkan peserta
didik bersikap acuh atau cuek terhadap kegiatan sekolah.
Wali peserta didik juga cenderung menganggap bahwa tingginya pendidikan hanya berperan
kecil dalam mengantarkan putra putrinya kepada kesuksesan, anak -anak yang memiliki
kecerdasan diatas rata-rata dan mempunyai vinansial yang cukup yang akan meraih
kesuksesan. Hal inilah yang mengakibatkan susahnya berkomunikasi dengan wali peserta
didik. Dengan diadakanya sosialiasi untuk menerapkan paradigma yang sepaham antara
wali peserta didik dengan pihak sekolah , mengadakan parenting denga sistem pola asah,
asih dan asuh pendidikan secara terus menerus maka secara bertahap, akan tercipta
pendidikan yang lebih baik.
Upaya
Upaya yang saya lakukan untuk membangun komunikasi yang baik dengan wali peserta didik
adalah dengan membentuk wadah paguyuban wali peserta didik kelas 1. Paguyuban
merupakan wadah atau sarana yang sangat tepat digunakan untuk melakukan komunikasi,
sharing dan berbagi pengalaman dalam mendidik peserta didik. Dalam grup paguyuban kita
bentuk organisasi agar setiap anggota memiliki rasa tanggung jawab mulai dari ketua, wakil
ketua, sekretaris, bendahara dan seksi - seksi yang kita butuhkan. Anggota paguyuban rutin
melakukan pertemuan 2 bulan sekali untuk menjalin keakraban antar anggota dan pendidik,
sharing bersama untuk menghadapi segala permasalah peserta didik baik dirumah maupaun
disekolah, menyusun kesepakatan-kesepakatan yang disetujui bersama antara pendidik
kepala sekolah dan anggoata paguyuban dalam menanamkan pola asah, asih dan asuh
terhadap peserta didik di rumah agar sesuai dengan visi dan misi sekolah.
Adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih, kami manfaatkan dengan
membentuk grup paguyuban melalui WA. Hal ini agar memudahkan pendidik untuk
melakukan komunikasi denga wali peserta didik khususnya yang berada di luar kota atau luar
negeri, dengan dibentuknya grup WA sangat membantu untuk memberikan segala informasi
penting atau mendesak yang harus disampaikan kepada wali peserta didik, terlebih kelas 1
yang belum bisa dititipkan pesan informasi penting, sehingga mau tidak mau seluruh wali
peserta didik harus memiliki WA di hand phone dan aktif di grup paguyuban kelas.
HASIL
Jika berbicara hasil pendidikan berhasil atau tidak tentu tidak bisa secara instan tetapi melalui
waktu dan proses yang panjang dan terus menerus. Namun, jika yang dimaksud adalah hasil
dari salah satu tantangan yang saya hadapi dan saya tulis di atas adalah cukup berhasil karena
sejauh satu semester di tahun ajaran 2022/2023 banyak sekali perubahan yang terjadi
khusunya dari wali peserta didik mereka antusias menceritakan segala problem yang dihadapi
dirumah dalam mendampingi peserta didik belajar, rasa sungkan terhadap pendidik sudah
berkurang, sharing bersama khususnya materi pelajaran yang dianggap sulit rutin kita
jalankan di grup WA dan sedikit masukan yang diberikan guru untuk kemajuan peserta didik
pun dapat lebih mudah diterima.
Permasalahan, tantangan, situasi yang kompleks adalah kondisi umum yang ditemui dalam
menjalankan pekerjaan. Berikan contoh pengalaman Anda dalam menghadapi situasi yang paling
menantang, kompleks atau sulit saat menjalankan tugas Anda.

Kapan waktu
Setiap pekerjaan yang kita lakukan pasti memiliki tantangan tersendiri, sebagai seorang
pendidik tentunya banyak sekali yang kita hadapi dilingkungan sekolah, salah satu tantangan
yang saya hadapi adalah ketika diawal ajaran baru tahun 2022/2023 bulan juli tahun 2023
saya mendapatkan amanah dari kepala sekolah untuk mengajar dikelas 1, selama 7 tahun
menjadi pendidik saya selau mengajar di kelas tinggi. Ini merupakan tantangan yang berat
bagi saya, karena tidak semua pendidik mau mengajar dikelas satu. Mengajar di kelas 1 tidak
mempersoalkan materi pembelajaran, karena pada dasarnya materi yang diajarkan sederhana,
tetapi lebih ke bagaiman kita bisa mengambil hati peserta didik, menyampaikan materi
dengan penuh sabar dan menjaga kestabilan emosi agar proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan lancar.
Upaya
Saya menyakini setiap tantangan atau permasalahan pasti ada jalan penyelesainya. Diawal
saya menjadi pengajar dikelas satu upaya pertama yang saya lakukan adalah melakukan
sharing kepada teman sejawat yang sudah berpengalaman mengajar di kelas satu tentang
bagaimana meciptakan iklim pembelajaran dikelas 1 yang menyenangkan, tidak lupa saya
mencatat seluruh pesan -pesan dari teman sejawat saya tersebut. Upaya kedua yang saya
lakukan adalah berdiskusi dengan pimpinan sekolah, karena beliaulah yang menjadi panutan
dan pimpinan kami dalam seluruh kegiatan disekolah. Upaya selanjutnya yang saya lakukan
adalah mencari referensi pembelajaran dikelas satu lewat aplikasi media sosial baik google,
youtube ataupun tiktok yang didalamnya terdapat banyak sekali contoh metode pembelajarn,
game ataupun ice breaking yang menyenangkan, upaya saya yang terakhir adalah berusaha
menjalin komunikasi yang baik dengan wali peserta didik, dengan adanya komunikasi yang
baik maka akan mempermudah saya untuk mengenali karakterstik setiap peserta didik.
Pertimbangan -pertimbangan
Sebagai guru yang profesional saya berusaha untuk dapat mengambail keputusan dari segala
permasalahan yang ada, permasalahan saya diatas berupa tantangan untuk mengajar dikelas
satu, karena merupakan hal yang baru bagi saya, beberapa pertimbangan yang membuat saya
tetap semangat menjalani amanah atau tugas sebagai pendidik di kelas satu antara lain :
1. Saya sebagai seorang pendidik ingin berusaha menjadi guru yang profesional, yang siap
dengan segala perintah yang dibrikan oleh atasan,
selagi perintah tersebut tidak menyimpang dengan peraturan -peraturan yang ada di
lingkungan sekolah.
2. Pertimbangan yang ke dua adalah, dengan diberi tugas mengajar dikelas satu otomatis saya
berusaha untuk menjadi orang tua yang bertanggung jawab terhadap segala kebutuhan peserta
didik, berusaha menstabilkan emosi saya, sehingga secara tidak langsung berpengaruh
kepada saya untuk menjadi pribadi yang positif.
3. Pertimbangan saya yang terakhir adalah, saya lebih bisa mengeskplor kemampuan saya
dalam mengelola pembelajaran dikelas, lebih kreatif dan berusaha selalu menghadirkan
suasana belajar yang berbeda setiap hari agar peserta didik tidak bosan.
Tindakan-tindakan
Segala pertimbangan yang saya lakukan untuk mengambil keputusan terhadap permasalahan
saya tidaklah cukup, adanya motivasi dan semangat yang tinggi dari rekan - rekan kerja
disekolah membuat saya menjadi lebih percaya diri dalam menjalankan tugas, terlebih lagi
adanya suport dari keluarga menjadi saya lebih bersemangat dalam menerima amanah dari
atasan saya.
Perkembangan menuntut kita untuk terus belajar hal-hal baru. Ceritakan pengalaman Anda saat
mendapatkan masukan atau umpan balik terkait kemampuan Anda.
Kapan waktu kejadian

Guru merupakan salah satu ujung tombak untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa.
Sebagai seorang pendidik hendaknya kita berusaha untuk selalu menerima segala perubahan
dan bersikap adaptif terhadap zaman yang ada sekarang. Pada awal menjadi seorang pendidik
di bulan September tahun 2014 saya mangajar dengan model konvensional, ceramah dan
mengerjakn tugas adalah metode andalan ayang saya gunakan sehari-hari dalam proses
belajar mengajar, penggunaan media elektronik memang sesekali saya gunakan, karena
memang terbatasnya sarana dan prasarana di sekolah kami.
Pada saat adanya kegiatan perlombaan peserta didik, saya bertemu dengan beberapa teman
sejawat dari sekolah lain, kami melakukan sharing tentang pembelajaran yang menarik sesuai
perkembangan zaman, saya dikenalkan dengan digital learning yaitu perangkat-perangkat
lunak yang dapat diaplikasikan dan dimanfaatkan dalam pendidikan, seperti aplikasi google
clasroom, microsoft for education, quizziz, dan lain-lain. Pembelajaran dengan
memanfaatkan teknologi bukanlah menjadi keharusan, tetapi adanya perkembangan yang
semakin canggih dan modern menuntut kita sebagi pendidik untuk santiasa mengikuti
perkembangan tersebut.
CARA MENYIKAPI
Era globalisasi dan perkembangan teknologi menjadi semakin berkembangnya peradaban di
dunia. Oleh karena itu kita sebagai seorang pendidik harus dapat meningkatkan kemampuan
dan kapasitas diri kita terus bisa bersaing. Adanya kegiatan diskusi dan bertukar pikiran
meruapakan salah satu hal sederhana yang dapat kita lakukan untuk mengembangkan
kemampuan kita. Di dalam diskusi tersebut ada proses adu pendapat, berpikir kritis, sharing
ilmu pengetahuan sehingga menghasilkan masukan yang lebih baik, dengan demikian, guru
harus berpikir terbuka tidak boleh minder, sensitif maupun terbawa perasaan ketika
memperoleh masukan dari rekan sejawat demi kemajuan pendidikan di Indonesia.
Dengan kegiatan diskusi bukan berarti kita bersaing atau membagikan ilmu kita secara cuma
cuma, tetapi dengan berdiskusi kita dapat belajar berpikir kritis, berkolaborai, berkomunikasi
dan belajar menghargai orang lain. Itulah yang ada dalam pikiran saya ketika mendapat
masukan dari rekan sejawat. Saya terima masukan tersebut dan saya akan pelajari lebih lanjut
demi pendidikan yang lebih baik.
UMPAN BALIK UNTUK MENDUKUNG PROSES
Sebagai seorang pendidik yang hidup di zaman modern atau globalisasi mau tidak mau kita
dihadapkan dengan dua pilihan yaitu tetap stagnan dengan perubahan yang ada, atau mau
mengikuti perubahan perkembangan yang ada. Tentunya sebagai seorang pendidik yang
profesional harus berani keluar dari zona nyaman kita sebagai pendidik, kita harus membuka
lebar-lebar pikira kita dengan perubahan yanga ada, agar pikiran kita terus berkembang.
menindak lanjuti saran dari teman sejawat diatas dengan memnfaatkan aplikasi digital
lerning, saya berusaha pelajari lebih lanjut masukan tersebut, saya mencari kelebihan,
kekurangan dari masukan tersebut, karena kondisi sekolah yang belum sepenuhnya memiliki
sarana dan prasrana yang mendukung untuk penggunaan digital lerning dalm proses belajar
mengajar. Perlahan saya terapkan apliaksi tersebut kepada peserta didik dengan sarana dan
prasarana seadanya, saya juga giat mengikuti berbagai pelatihan seperti diklat yang sangat
membantu saya untu mengembankan kemampuan saya dalam perkembangan teknologi
khususnya teknologi bidang pendidikan.
HASIL DARI
Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, bahawa penggunaan teknologi merupakan
kebutuhan yang harus kita terapakan untuk proses pembelajaran di zaman sekarang ini.
Penggunaan teknologi memang sangat membantu kita dalam proses belajar mengajar saat ini,
bahkan peserta didik juga sangat antusias dan semangat dalam belajar, karena memang hal
baru bagi mereka. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran tidak bisa kita lakukan setiap
hari, tetapi secara bertahap kita berusaha menambahkan penggunaan teknologi dalam proses
belajar mengajar. Berjalanya waktu peserta didik sudah terbiasa dengan penggunaan
teknologi, beberapa wali peserta didik pun ada yang menyadari bahwa putra putrinya sudah
membutuhkan alat kominkasi handphone atau HP untuk menunjang proses belajar mengajar,
tentunya dengan pengawasan yang begitu ketat. Dengan adanya handphone peserta didik
akan semakin mengenal berbagai teknologi yang dapat mereka maanfaatkan untuk kegiatan
belajar mereka. Tetapi perlu diingat bahwa teknologi hanyalah pemanis dalam kegiatan
pembelajaran, karena sejatinya dalam pemeblajaran tetap diperlukan kegiatan tatap muka.
Ceritakan pengalaman Anda melakukan pengembangan terhadap orang lain (contohnya dengan
guru, rekan sejawat lainnya, komunitas, tokoh masyarakat, maupun lainnya), misalnya dalam
kegiatan perlombaan, riset ilmiah, mempersiapkan orang lain pada tugas da

Kapan waktu kejadian


Melakaukan kegiatan pengembangan terhadap orang lain merupakan hal yang cukup
menantang bagi saya. Karena kita ditantang untuk dapat menyatukan berbagai persepsi untuk
memperoleh satu tujuan yang sama, salah satu kegiatan pengembangan yang saya lakukan di
bulan Juli tahun 2023 adalah
1. Menjadi pembimbing rekan sejawat dalam pemahaman materi Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila (P5) yang merupakan hal baru bahgi rekan-rekan guru disekolah.
2. Mengembangkan bakat minat siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler drum band bualan
Juni pada tahun ajara 2022/2023.
3. Mengajak rekan - rekan pendidik di organisasi KKG kelas 1 untuk bersama-sama membuat
buku siswa yang menarik, agar mempermudah proses kegiatan belajar mengajar pada bulan
Agustus 2022
Hal yang menjadi focus pengembanagn
Dalam melakukan pengembangan saya memfokuskan ke:
1. Sebagai seorang pendidik, tentunya berusaha memberikan pelatihan yang terbaik kepada
peserta didik dalam berbagai hal, salah satunya dalam kegiatan ekstra kurikuler drum band,
hal pertama yang kami lakukan adalah membuat komitmen bersama, adanya komitmen dari
setiap individu menjadikan kesadaran diri dan motivasi dalam melaksanakan ekstra kurikuler
berjalan dengan baik dan penuh semangat.
2. Saya dan beberapa rekan sejawat memiliki sebuah ide untuk membuat buku siswa yang
menarik. Kami berharap dengan adanya buku siswa akan mempermudah kita dalam
melakukan proses pembelajaran. Dalam membuat buku siswa kami berusaha untuk
memanfaatkan teknologi agar lebih menarik dan mudah dipahami oleh peserta didik. Kami
mengarahkan seluruh pendidik kelas 1 se Kecamatan Petanahan untuk membuat buku siswa
tersebut, melalui kegiatan kelompok kerja guru (KKG) kami berusaha memberikan pengantar
tentang pentingnya buku siswa, kemudian kami berikan latihan meliputi hal apa saja yang
dibutuhkan untuk menyusun buku siswa. Tidak kalah pentingnya kami juga mengundang
pengawas sekolah untuk memberikan arahan dan mebuat komitmen bersama dalam
menyusun buku siswa tersebut.
Dukungan yang saya berikan dalam pengembangan yang saya lakukan antara lain:

1. Dalam pengembangan ekstra kurikuler drum band, sebagai pendidik yang dilakukan adalah
memberikan dukungan moral berupa semangat dan motivasi untuk terus berlatih agar hasil yang
didaptkan dapat maksimal. Penggemblengan mental juga tidak kalah pentingnya dilakukan sebagai
bagian dari penguatan fisik mereka.

Tidak bisa dipungkiri setiap kita melakukan pengembangan atau kegiatan pasti memiliki hambatan,
salah satunya kurangnya dukungan financial atau dana untuk menunjang kegiatan tersebut. Hanya
saja saat ini hambatan tersebut masih bisa diatasi dengan melakukan komunikasi efektif dengan
pimpinan selaku pemegang kekuasaan disekolah.

2. Penyusunan buku siswa bukanlah hal yang mudah, mengingat para pendidik sudah memasuki usia
yang tidak muda lagi, oleh karena itu diperlukan dukungan dari berbagi pihak. Kami sebagai pencetus
pembuatan buku siswa berusaha meakukan pelatihan yang relevan baik secara metodologi,
keilmuan, tata letak, desain,hingga aplikasi-aplikasi yang dapat dimanfaatkan guna mempermudah
para guru dalam menyusun buku siswa. Kami juga membagikan sistematika penyusunan,
mempersilahakn para rekan guru untuk melakuka sharing atau berkomunikasi apabila menemui
kendala. Agar lebih mempermudah pekerjaan kami bagi menjadi beberapa kelompok, dengan
harapan hasil pembuatan buku siswa dapat bermanfaat untuk kepentingan kegiatan belajar
mengajar.

Hambatan yang kami temui dalam kegiatan ini adalah sebagian pendidik sudah berada di zona
nyaman, mereka merasa cukup dengan buku bahan ajar yang ada, sehingga tidak perlu repot-repot
dengan sesuatu yang baru yang justru malah akan mempersulit diri sendiri. Melihat kondisi yang
seperti itu kami tidak patah semangat untuk terus memberikan motivasi agar bisa menyelesaikan
pembuatan buku siswa tersebut.

HASIL

Setiap melakukan sesuatu pasti kita mengharapkan hasil yang maksimal, begitu juga dengan
pengembangan yang saya lakukan menunjukan beberapa hasil antara lain:

1. Pelatihan ekstra kurikuler drum band bukan lah hal yang mudah karena membutuhkan koordinasi
dan kerja keras antar peserta didik agar menciptakan suara alunan suara yang kompak. Dibutuhkan
waktu kurang lebih 2 bulan sehingga hasil yang didapatkanya pun tidak mengecewakan, karena
berhasil tampil memukau di salah satu acara yang di adakan oleh Kecamatan Petanahan.

2. Sama halnya dengan kegiatan eksta drum band, pengembangan pembuatan buku siswa juga
memerlukan waktu yang lama, kami membutuhkan waktu 3 kali pertemuan untuk menyelesaikan
pembuatan buku siswa tersebut. Dengan semangat dan kegigihn yang luar biasa dari rekan pendidik
kelas 1, akhirnya buku siswa dapt terselesaikan dan dapat dimanfaatkan untuk kelancaran proses
pembelajaran di kelas.

Anda mungkin juga menyukai