Anda di halaman 1dari 3

1.

Apa yang memotifasi anda menjadi Guru Penggerak


Apa yang memotivasi Anda menjadi Guru Penggerak? Apa yang Anda lakukan dalam mewujudkan
motivasi tersebut?
Salah satu usaha dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memajukan pendidikan di
Indonesia adalah dengan menciptakan pembelajaran yang berpusat kepada siswa serta menggerakkan
ekosistem pendidikan yang lebih baik melalui Program Guru Penggerak. Guru Penggerak bisa dianggap
sebagai ujung tombak transformasi pendidikan di Indonesia. Adanya program Guru Penggerak,
diharapkan pendidikan lebih berpihak kepada peserta didik sehingga peserta didik memiliki karakter yang
baik berlandaskan Pancasila.
Kemajuan Teknologi dan Informasi yang pesat jika tidak dibarengi dengan kemampuan penggunaan
Teknologi tersebut secara tepat guna akan memunculkan masalah baru, terutama di aspek pendidikan.
Apalagi dengan adanya pandemi yang melanda di awal 2020 lalu. Pembelajaran terpaksa dilakukan
secara daring. Pembelajaran secara daring ini membutuhkan kerjasama antara guru dan orangtua di
rumah. Namun, keterbatasan yang dimiliki oleh orangtua membuat pembelajaran tidak bisa berjalan
maksimal. Selain itu, tidak adanya pembelajaran memalui tatp muka secara langsung membuat bonding
antara guru dan siswa menjadi berkurang. Hal ini menyebabkan siswa mengalami Learning Loss.

Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru Penggerak? Jelaskan alasannya dan berikan
contohnya!
Saya adalah orang yang memiliki motivasi yang kuat untuk belajar. Selalu berusaha melaksanakan
tugas dengan sebaik mungkin dan penuh tanggungjawab. Selain itu, saya pernah mengikuti beberapa
kegiatan dan perlombaan baik itu secara pribadi maupun sebagai perwakilan dari sekolah. Kegiatan
tersebut di antaranya:

1. Peserta Kegiatan Peningkatan Kompetensi dalam rangka Pengembangan Karier Bagi Guru
Pendidikan dasar melalui Bimtek Kurikulum 2013 pada Tahun 2019, yang diselenggarakan pada
tanggal 9 – 11 Juli 2019.
2. Menjadi Juara Favorit Lomba Mengarang Cerita Pendek Anak Tingkat Guru SD/TK/PAUD Kota
Tegal Tahun 2019 yang diadakan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Tegal.
3. Menjadi 10 Peserta Tergiat dalam Kegiatan Kursus Pengelola Gugus Depan Kwartir Daerah Jawa
Tengah Tahun 2020 tingkat Kwartir Cabang Kota Tegal yang diselenggarakan pada Tanggal 2 – 5
November 2020.
4. Menjadi Peserta Tergiat ke-2 pada kegiatan Kursus Mahir Tingkat Dasar Pembina Pramuka
Tingkat kwartir Cabang Kota Tegal Tahun 2021yang diselenggarakan pada Tanggal 2 – 7
November 2021.
5. Menjadi peserta pada Pelatihan Guru Semester Genap TA 2021/2022: Implementasi Blended
Learning dengan Learning Management System (LMS) ruangkelas untuk Mengejar Ketertinggalan
Learning Loss secara Daring yang diselenggarakan pada Tanggal 4 – 6 Januari 2022.
6. Menjadi peserta pada Pelatihan Pembuatan Google Site untuk Guru secara Daring yang
diselenggarakan pada Bulan April 2021

Dengan seringnya mengikuti kegiatan dan perlombaan, maka pengalaman dan koneksi juga semakin
luas.

Berikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang memberikan dampak
nyata berdasarkan inisiatif Anda sendiri. Apa yang mendorong Anda melakukan hal tersebut? (Jawaban
Anda harus mencakup waktu kejadian, dampak atas inisiatif Anda, upaya yang Anda lakukan agar
inisiatif tersebut terlaksana, peran Anda dan pihak lain yang terlibat bila ada)
Menjadi Guru Penggerak berarti harus mampu memberikan contoh baik itu berupa gerakan maupun
perubahan yang dampaknya dapat diamati secara nyata dan atas inisiatif sendiri. Secara personal,
penulis merasa belum melakukan gerakan maupun perubahan yang berdampak nyata.

Lemahnya kemampuan literasi siswa menyebabkan kualitas pembelajaran yang kurang maksimal.
Lemahnya literasi siswa ini disebabkan tidak adanya pembiasaan di dalam keseharian siswa. Berangkat
dari hal ini, penulis berusaha melakukan pembiasaan literasi terhadap siswa. Pembiasaan literasi ini
dilakukan sebelum memulai materi pembelajaran.

Pembiasaan literasi kepada siswa ini antara lain pembiasaan literasi numerik dan literasi baca tulis.
Pembiasaan literasi numerik berupa latihan perkalian dan pembagian sebelum dam sesudah
pembelajaran. Sebelum memulai pembelajaran, siswa secara acak ditunjuk untuk menjawab beberapa
pertanyaan tentang perkalian maupun pembagian. Demikian pula setelah selesai pembelajaran. Hal ini
dilakukan agar siswa lebih cepat menghafal perkalian dan pembagian. Terutama perkalian 1 x 1 hingga
perkalian 10 x 10, serta hafal materi pembagian hingga 100.

Selain literasi numerasi, pembiasaan literasi lainnya yaitu literasi baca tulis. Dalam kegiatan literasi
ini, siswa diminta untuk membaca atau mengamati apapun sebelum mereka memulai pembelajaran.
Pengamatan bisa dilakukan di rumah. Misalnya siswa menonton sebuah acara televisi, kemudian saat
kegiatan literasi siswa diminta untuk menceritakan kembali apa yang telah ditonton atau diamati
menggunakan kalimat siswa sendiri. Hal ini bertujuan untuk melatih kemampuan berbicara,
pengembangan kemampuan berbahasa, dan pengamatan pada diri siswa. Selain menggunakan media
tontonan, kegiatan pembiasaan literasi baca tulis bisa dilakukan dengan cara membiasakan siswa
membaca. Bisa berupa membaca buku bacaan, maupun membaca majalah yang dimiliki oleh siswa.

Pembiasaan kegiatan literasi ini telah mendapat persetujuan dari Kepala Sekolah selaku pimpinan dan
mendapat dukungan penuh dari beliau. Harapannya dengan pembiasaan kegiatan literasi ini,
kemampuan baca tulis dan numerasi siswa bisa meningkat, yang berdampak pada peningkatan kualitas
pembelajaran siswa.

2. Berinteraksi dengan orang lain terkadang dapat menjadi sebuah tantangan. Ceritakan
kesulitan yang Anda alami saat bekerja sama dengan pihak lain (misalnya rekan sejawat,
pimpinan di sekolah, orangtua, wali murid, keluarga, komunitas, perangkat desa, tokoh
masyarakat, pemuka agama, instansi, maupun lainnya) guna menimbulkan kesadaran dan
kesediaan agar mereka berkomitmen membantu Anda mencapai tujuan bersama.
Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana saja yang Anda minta
untuk bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara jelas!
Rendahnya Sumber Daya Manusia di lingkungan sekolah tempat penulis bekerja menjadi salah satu
masalah yang dialami penulis. Hal ini dikarenakan untuk bisa melaksanakan pembelajaran dengan
baik, butuh dukungan dari pihak orangtua ataupun wali murid di rumah.

Pada umumnya, orangtua maupun wali siswa di tempat penulis bekerja bermatapencaharian sebagai
pedagang dan buruh. Hal ini menyebabkan pengawasan mereka terhadap anak di rumah sangat kurang.
Sehingga mereka menyerahkan sepenuhnya pendidikan anaknya kepada guru di sekolah.

Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan ataupun kegagalan yang
Anda hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana respon Anda dalam situasi tersebut? Upaya apa yang
Anda lakukan untuk tetap fokus mencapai tujuan yang telah direncanakan?
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa rendahnya Sumber Daya Manusia di lingkungan
sekolah tempat penulis bekerja menjadi salah satu masalah yang dialami penulis. Hal ini dikarenakan
untuk bisa melaksanakan pembelajaran dengan baik, butuh dukungan dari pihak orangtua ataupun wali
murid di rumah. Apalagi dalam masa pandemi seperti sekarang ini.

Pada umumnya, orangtua maupun wali siswa di tempat penulis bekerja bermatapencaharian sebagai
pedagang dan buruh. Mereka berangkat bekerja sejak pagi dan baru kembali ke rumah menjelang
petang. Hal ini menyebabkan pengawasan mereka terhadap anak di rumah sangat kurang. Sehingga
mereka menyerahkan sepenuhnya pendidikan anaknya kepada guru di sekolah.

Dalam upaya mencapai tujuan, penulis berdiskusi dan minta masukan dari rekan sejawat serta kepala
sekolah selaku pimpinan. Agar tujuan penulis dalam meningkatkan kualitas pembelajaran melalui
pembiasaan kegiatan literasi, pihak sekolah membentuk paguyuban orangtua murid untuk
mensosialisasikan kegiatan, dan memastikan orangtua atau wali siswa di rumah memantau kegiatan
dan proses belajar siswa selama di rumah.

Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak untuk bekerja
sama?
Orangtua maupun wali siswa di tempat penulis bekerja yang bermatapencaharian sebagai pedagang
dan buruh. Mereka berangkat bekerja sejak pagi dan baru kembali ke rumah menjelang petang. Hal ini
menyebabkan pengawasan mereka terhadap anak di rumah sangat kurang. Sehingga mereka
menyerahkan sepenuhnya pendidikan anaknya kepada guru di sekolah.

Dalam upaya mencapai tujuan, penulis berdiskusi dan minta masukan dari rekan sejawat serta kepala
sekolah selaku pimpinan. Agar tujuan penulis dalam meningkatkan kualitas pembelajaran melalui
pembiasaan kegiatan literasi, pihak sekolah membentuk paguyuban orangtua murid untuk
mensosialisasikan kegiatan, dan memastikan orangtua atau wali siswa memantau kegiatan dan proses
belajar siswa selama di rumah.

Pihak sekolah melalui penulis memastikan orangtua maupun wali siswa bisa memantau kegiatan belajar
siswa di rumah. Hal ini diupayakan dalam bentuk komitmen yang disepakati bersama melalui kegiatan
paguyuban kelas orangtua atau wali siswa. Kegiatan pertemuan paguyuban dilakukan sebulan sekali
dengan maksud sebagai ajang komunikasi antara guru di sekolah dengan orangtua maupun wali siswa
di rumah. Hal ini dimaksudkan jika orangtua mengalami kesulitan di rumah dapat berdiskusi dengan
guru di sekolah. Demikian juga sebaliknya. Orangtua di rumah dan guru di sekolah dapat memantau
kegiatan belajar siswa.

Di masa pandemi seperti sekarang ini pun, penugasan diberikan secara daring melalui Grup Whatsapp
Paguyuban. Jadi orangtua juga dapat memantau tugas yang diberikan oleh guru di sekolah.

Bagaimana hasilnya?
Pembentukan paguyuban kelas yang diikuti oleh orangtua maupun wali siswa dapat membantu penulis
memantau perkembangan belajar siswa di rumah. Selain itu komunikasi antara guru dan orangtua
maupun wali siswa juga dapat terjalin dengan baik.

Membaiknya komunikasi antara guru dan orangtua maupun wali siswa di rumah berdampak pada
perbaikan kualitas belajar siswa di rumah. Hal ini dikarenakan kegiatan siswa di rumah terpantau
dengan baik oleh orang tua maupun wali siswa. Ke depanya, perbaikan kualitas ini berdampak positif
pada perbaikan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai