Anda di halaman 1dari 6

Apa yang memotivasi Anda menjadi Guru Penggerak?

Apa yang Anda lakukan dalam mewujudkan


motivasi tersebut?

Motivasi saya untuk menjadi guru penggerak adalah untuk menambah wawasan dalam mengembangkan
kemampuan mengajar dan berorganisasi. Untuk mewujudkan motivasi tersebut saya tergerak untuk
mengikuti program Guru Penggerak. Saya mendapat informasi dari teman-teman bahwa program guru
penggerak dapat meningkatkan kemampuan dalam mengelola manajemen waktu. Selain itu program ini juga
tempat bertukar pikiran antar peserta. Kemampuan dalam kolaborasi sangat diperlukan dalam program ini.
Oleh sebab itu semua kegiatan yang dijadwalkan nantinya harus saya ikuti semaksimal mungkin. Untuk
memacu semangat tersebut saya harus menjalin kerjasama dengan rekan guru yang lainnya sesama calon
Guru Penggerak. Setiap kegiatan yang dilakukan harus dengan semangat ikhlas dan penuh tangggungjawab.
Semua itu baru dapat terlaksana dengan dukungan kepala sekolah dan rekan guru yang ada di SMPN 6 Satu
Atap Subah. Keikhlasan dalam melakukan sesuatu yang baik harus disertai dengan tanggungjawab penuh
agar hasil yang diperoleh bisa maksimal. Dalam mengajar, mendidik, dan memberikan motivasi kepada
siswa, saya selaku guru harus memberikan teladan dan motivasi agar siswa saya memiliki panutan dalam
berbuat. Setiap pertanyaan yang diajukan oleh siswa harus dijawab dengan sungguh-sungguh dan
bertanggungjawab. Semoga dengan mengikuti kegiatan ini saya dapat meningkatkan kemampuan yang saya
inginkan.
Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru Penggerak? Jelaskan alasannya dan
berikan contohnya!

Kelebihan yang saya punya sekarang ini adalah kepemimpinan saya disekolah selaku wakil kepala sekolah
bidang kurikulum. Alasan mengapa wakil kepala sekolah bidang kurikulum merupakan kelebihan saya
karena tugasnya adalah membantu kepala sekolah dalam membuat jadwal mengajar, memimpin rapat di
sekolah jika kepala sekolah berhalangan hadir serta mengambil keputusan jika diperlukan atas izin kepala
sekolah. Disisi lain saya juga memaparkan program sekolah dihadapan orangtua siswa dalam rapat bersama
orang tua dan komite sekolah. Disisi lain saya juga diberdayakan oleh kepala sekolah untuk membenahi
ruangan. Sebagai contoh adalah membuat atau memodifikasi ruangan TU, ruangan Kepala Sekolah, ruangan
UKS, serta membuat dapur sekolah. Tentunya kegiatan tersebut dibantu oleh rekan guru yang lain. Pada
kesempatan lain, siswa juga membantu dalam kegiatan tersebut. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan
disekolah seperti Pramuka harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh siswa. Pada tahun 2020
sekolah mengadakan pembelajkaran semi daring karena adanya pandemi covid 19. Keterbatasan sarana dan
prasarana tidak membuat kami selaku guru di daerah terpencil kehilangan inovasi. Siswa yang tidak ada
sinyal ditempat tingggalnya, kami selaku guru mendatangi kediaman siswa untuk memberikan materi ajar
sesuai dengan bidang studi masing-masing. Kegiatan tersebut diusulkan oleh kepala sekolah dan disetujui
oleh rekan guru yang lain. Saya selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum tentunya sangat menyetujui
dengan kegiatan tersebut. Hal-hal yang berkaitan dengan penjadwalan dan pengaturan durasi waktu
kunjungan harus saya konsultasikan dengan guru yang lain.
Berikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang memberikan dampak
nyata berdasarkan inisiatif Anda sendiri. Apa yang mendorong Anda melakukan hal tersebut?
(Jawaban Anda harus mencakup waktu kejadian, dampak atas inisiatif Anda, upaya yang Anda
lakukan agar inisiatif tersebut terlaksana, peran Anda dan pihak lain yang terlibat bila ada)

Selain sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum saya juga diberikan tanggung jawab untuk
membenahi lingkungan sekolah, contohnya membuat taman sekolah dengan memberdayakan rekan guru
yang lainnya. Hal yang mendorong saya melakukan kegiatan tersebut adalah keinginan untuk menghadirkan
sekolah yang indah, nyaman, dan sedap dipandang mata. Hal-hal lain adalah menggerakkan siswa bersama
pembina OSIS dalam kerja bakti disekolah. Waktu pelaksanaan pengerjaan tersebut adalah sore hari diwaktu
yang memungkinkan untuk mengerjakannya. Sekolah tempat saya mengajar berada pada desa terpencil yang
jauh dari kota. Anak-anak disini sangat senang dalam kegiatan kerja bakti yang diadakan oleh sekolah.
Dampak dari kegiatan tersebut adalah terciptanya suasana yang menyenangkan, harmonis, dan kekeluargaan
dalam lingkungan sekolah. Masyarakat desa dilingkungan sekitar sekolah juga sangat mendukung dalam
kegiatan tersebut. Bahkan anak-anak SD juga ikut membantu dalam kegiatan kerja bakti tersebut. Pada
kesempatan lain saya dan rekan guru yang lainnya melakukan olahraga bersama setiap sore. Olahraga yang
dilakukan adalah sepakbola, volly, dan lari-lari disekitar lingkungan sekolah. Pada waktu yang lain rekan-
rekan guru bersama dengan guru SD melakukan kegiatan mancing bersama di sungai yang ada didesa tempat
sekolah saya berada. Kegiatan tersebut menambah keakraban dan keharmonisan antar sesama guru. Inovasi
lain yang saya lakukan adalah dengan membuat parit atau drainase disekitar lingkungan sekolah. Kegiatan
tersebut tentunya mengarahkan atau memberdayakan siswa dan rekan guru yang lainnya. Pembuatan parit
atau drainase tersebut bertujuan untuk mencegah banjir atau genangan dilingkungan sekolah. Sekolah bersih
dan sehat tentu sangat diidamkan oleh warga sekolah. Keindahan dan kenyamanan sangat diperlukan untuk
mendukung suasana belajar yang menyenangkan. Semua itu akan terwujud jika semuanya berperan aktif,
baik itu siswa, guru, kepala sekolah, dan masyarakat yang ada disekitar lingkungan sekolah.
Kelengkapan data esai
Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana saja yang Anda minta
untuk bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara jelas!

Pada tahun 2016 saya pernah mengikuti program guru daerah 3T dari kemendikbud yaitu SM3T. Pada waktu
itu, penempatan saya di SMA Long Pahangai, Kab. Mahakam Ulu, salah satu kabupaten terdalam di hutan
Kalimantan Timur. Kondisi siswa masih dipengaruhi oleh tradisi setempat. Salah satunya ialah tradisi minum
tuak ketika pesta adat. Dan hal tersebut mempengaruhi kegiatan belajar anak di sekolah. Jika di kampung ada
acara, maka hampir dapat dipastikan banyak siswa laki-laki yang tidak dapat menghadiri pembelajaran di
sekolah karena malam sebelumnya mereka menenggak tuak. Ada juga yang hadir ke sekolah dengan kondisi
masih normal.

Untuk menghadapi masalah tersebut, saya bersama kelompok kerja saya melakukan pendekatan kepada
siswa, pemuka masyarakat dan agama. Saya sebagai guru tentunya harus menegur siswa yang melalaikan
kegiatan sekolahnya. Peran tokoh agama dan masyarakat juga penting. Pada beberapa acara adat, biasanya
akan diselingi dengan ceramah-ceramah dari para tokoh-tokoh agama dan masyarakat. Momen tersebutlah
yang pas untuk menyampaikan dampak negatif meminum tuak bagi anak kepada siswa, orang tuanya, dan
masyarakat, baik itu dampak untuk kegiatan belajar siswa, maupun dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.
Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan ataupun kegagalan yang Anda
hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana respon Anda dalam situasi tersebut? Upaya apa yang Anda
lakukan untuk tetap fokus mencapai tujuan yang telah direncanakan?

Menjalin komunikasi dengan siswa akan dampak tradisi itu memang sedikit sulit. Di sekolah tiap kali ada
kesempatan, biasanya saya dan guru-guru yang lain menyampaikan kepada seluruh siswa tentang dampak
negatif meminum tuak. Selain itu, ada juga tindakan peneguran lansung kepada siswa yang melalaikan
kegiatan belajarnya karena menunggak tuak. Walaupun tidak ada penolakan secara lansung dari anak didik
saya, tapi tetap juga kejadian tersebut masih terus berulang. Hal tersebut disebabkan karena masih labilnya
anak-anak tersebut dan dampak buruk dari minum tuak tersebut belum dirasakan sepenuhnya oleh si anak.
Olehnya itu, saya bersama tim SM3T pada penempatan wilayah tersebut mencari alternatif lain dengan
melibatkan tokoh agama dan masyarakat untuk ikut mengedukasi masyarakat dan orang tua siswa di
masyarakat pada saat kegiatan-kegiatan ceramah. Karena peran seluruh orang tua juga sangat penting untuk
memperhatikan anak-anaknya agak tidak menyalahgunakan tradisi dalam bentuk kenakalan-kenakalan
remaja.
Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak untuk
bekerja sama?

Upaya yang saya dan tim guru SM3T lakukan ialah dengan tetap konsisten memberikan teguran dan ceramah
di setiap kesempatan di sekolah, dan memonitor perkembangan anak-anak yang terlibat dalam bentuk
kenakalan meminum tuak tersebut untuk melihat bagaimana perubahannya. Bukan dengan menvonis jahat
apa mereka lakukan atau memberikan hukuman fisik yang berat. Pendekatan dari hati lebih kami tekankan
dengan cara menegur dan memberikan gambaran kemana mereka akan melangkah setelah selesai SMA dan
bagaimana mereka harus menjalani kehidupannya. Karena tidak setiap masyarakat yang akan mereka tempati
dapat menerima tradisi minum tuak tersebut.

Kordinasi dan komunikasi dengan dengan tokoh-tokoh masyarakat untuk tetap menyisipkan ceramah juga
tetap berjalan walau tidak disetiap kesempatan mereka mengisi acara-acara adat. Hal tersebut bertujuan
sebagai dorongan buat masyarakat yang hadir pada saat ceramah agar mereka juga mau bertanggung jawab
dalam mengawasi kegiatan anak-anak usia sekolah agar jangan sampai keluyuran pada saat acara adat dan
menenggak tuak. Karena tanggungjawab pendidikan tidak hanya pada guru, tetapi juga lingkungan di rumah,
dan masyarakat.

Kami juga rutin memberikan laporan perkembangan belajar anak kepada orang tua siswa baik itu yang
berprestasi maupun yang bermasalah, agar terjalin kerjasama yang baik antara guru dan orang tua dalam
untuk mendidik anak agar sesuai dengan harapan. Penyampaian laporan tersebut tentunya tidak dalam bentuk
tulisan, tetapi secara informal ketika ada kesempatan bertemu di kampung, ataupun ketika ada kegiatan yang
diselenggarakan oleh sekolah yang mendatangkan orang tua.
Bagaimana hasilnya?

Kontrol dari masyarakat dan orang tua sangat berpengaruh terhadap perubahan sifat anak. Hasil yang
diperoleh setelah berbagai upaya, ialah bahwa anak-anak yang tadinya terang-terangan minum dan tidak
hadir di sekolah setelah ada acara adat di kampung menjadi berkurang dan sudah tidak berani lagi
melakukannya. Karena waktu kontrak di pedalaman tersebut hanya berdurasi setahun, saya tidak sempat
melihat perubahan jangka panjangnya. Tapi dengan harapan bahwa akan ada konsistensi dari orang tua dan
masyarakat setempat untuk mengawasi aktifitas anak-anak usia sekolah agar tidak menyalahgunakan imej
tradisi sebagai bentuk kenakalan remaja yang terkamuflase.

Kelengkapan data esai


Kapan waktu kejadiannya? Permasalahan, tantangan, atau kompleksitas apa yang Anda hadapi saat
itu? Gambarkan secara jelas!

Kejadiannya semester ini (Maret 2022). Saya adalah guru bersertifikasi pendidik dan mengajar di SMPN 6
Satu Atap Subah yang hanya memiliki tiga rombel. Pada sekolah saya, 7 guru termasuk kepala sekolah sudah
bersertifikat pendidik. Sesuai dengan aturan mainnya, guru yang berserdik harus mengajar 24 jam tatap
muka untuk mendapatkan tunjangan profesi. Sedangkan untuk saya yang mengajar Bahasa Inggris hanya
mendapatkan 12 jam total dengan nihil tugas tambahan utama karena telah diampu oleh guru-guru yang lain.
Saya juga mengampu mapel lain, namun tak diakui didapodik sebagai jam linear. Olehnya itu, saya harus
mencari kelas Bahasa inggris pada sekolah yang lain. Ada sebuah sekolah, yaitu SMPN 7 Subah dengan tiga
rombel, yang baru saja ditinggal mutasi oleh guru Bahasa Inggrisnya. Ini ialah peluang saya untuk
menambah jam di luar, namun kepala SMPN 7 tersebut meminta saya untuk mengajar seluruh kelas(3
rombel), artinya 12 jam. Sementara yang diakui untuk sekolah non induk hanya 6 JTM saja. Walaupun ini
terlihat ambisius dan egois, namun hal ini penting karena menyangkut kesejahteraan guru.
Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk memahami situasi tersebut secara komprehensif? Peluang dan
kesempatan apa saja yang Anda identifikasi dalam situasi tersebut untuk membantu Anda menghadapinya?

Untuk memahami masalah yang saya hadapi secara komprehensif, saya melakukan beberapa upaya seperti:
1. Meminta izin kepada Kepala Sekolah agar diberikan izin untuk mengajar di sekolah luar untuk menambah
jam dengan resiko bahwa saya harus siap mengajar 3 rombel tambahan lagi di sekolah yang lain karena tidak
ada guru lain yang mengajar.
2. Berkordinasi dengan kepsek dan wakasek urusan kurikulum untuk mengatur kembali jadwal mengajar
saya agar tidak bersamaan dengan sekolah luar. Termasuk mengurangi jam mengajar yang tidak linear yang
saya ampu.
3. Berkordinasi dengan Operator Dapodik sekolah untuk menyesuaikan data saya.

Peluang dan kesempatan yang ada ialah:


1. Guru lain bersedia untuk mengambil tanggung jawab mengajar jam tidak linear yang saya ampu.
2. Walaupun lumayan jauh, namun sekolah induk dan non induk yang akan saya tempati berada pada jalur
yang sama jika berangkat dari tempat saya tinggal sehingga memungkinkan untuk saya dapat mengajar
ditempat yang satu dan move ke tempat lainnya dalam hari yang sama.
Pertimbangan-pertimbangan atau alternatif apa saja yang Anda hadirkan dalam membuat keputusan?
Informasi apa lagi yang Anda gunakan untuk memperkuat keputusan Anda?

Sebetulnya ada kemungkinan alternatif lainnya agar saya tetap fokus mengajar pada satu sekolah walaupun
dengan jumlah JTM linear yang tidak memenuhi 24 jam, yaitu dispensasi kemdikbud terhadap guru-guru
yang mengajar pada sekolah kecil. Kevalidan data dan pencairan tunjangan akan dilakukan diakhir semester.
Namun kebijakan tersebut masih abu-abu, karena tidak ada jaminan akan hal tersebut. Memang pada
semester sebelumnya saya masih mendapat TPG walaupun di akhir semester. Namun mengingat kebijakan
yang bahkan pihak dinas pun tidak memberikan kepastian, saya pun merasa ragu untuk tetap menunggu
akhir semester. Disamping itu, penentuan dispensasi tersebut juga dipengaruhi oleh status indeks desa
dimana desa Mensade lokasi SMPN 6 Satap Subah sudah berganti status dari sangat tertinggal menjadi
tertinggal.

Alternatif yang kedua ialah melepas beberapa mapel yang saya ampu untuk mengambil jam mengajar pada
sekolah non induk sebanyak 12 jam (3 rombel) walaupun yang diakui hanya 6 jam. Total JTM linear yang
akan saya dapatkan ialah 18 JTM (12+6). Untuk memenuhi 24 JTM, saya meminta tambahan jam di dapodik
yang dapat diatur oleh operator sekolah dan masih dapat diakui sebagai jam linear. Resikonya ialah saya
akan lebih sibuk untuk menghandel 2 sekolah dan melakukan penyesuaian pada sekolah yang non induk,
penyesuaian terhadap iklim sekolah, baik itu berkenalan dengan siswa dan dewan guru, maupun harus
menyesuaikan mata pelajaran yang diajarkan karena penerapan kurikulum pada masa pandemi ini berbeda
antara SMPN 6 Subah dan SMPN 7 Subah.
Tindakan apa yang kemudian Anda ambil dan bagaimana hasilnya?
Tindakan yang saya lakukan ialah memilih alternatif yang kedua, melepas beberapa mapel non linear yang
saya ampu dan mengajar Bahasa Inggris pada kedua sekolah dengan penyesuaian jadwal mengajar agar tidak
bentrok. Hasil dari pengambilan tindakan tersebut masih belum terlihat dan menunggu pada aplikasi
infoGTK. Karena periode penerbitan SKTP telah lewat sebelum data saya ditarik oleh operator sekolah non
induk, jadi saya harus menunggu progress penarikan data berikutnya sambil tetap menjalankan tugas
mengajar saya.

Kelengkapan data esai


Kapan waktu kejadiannya? Masukan atau umpan balik apa yang secara spesifik Anda dapatkan?
Apa yang Anda rasakan saat menerima masukan atau umpan balik tersebut?

Pada awal tahun 2022, seiring dengan dimulainya pembelajaran tatap muka secara normal, kepala sekolah
memprogramkan pelaksanaan supervisi terhadap guru-guru SMPN 6 Satu Atap Subah. Tidak hanya melihat
ketersediaan perangkat pembelajaran yang saya miliki, Pak Ipo juga melaksanakan pemantauan pelaksanaan
pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran yang telah saya susun.

Untuk pelaksanaan supervisi tersebut, saya sudah berusaha mempersiapkan diri sebaik mungkin
(semampuku). Setelah pelaksanaan pembelajaran, Kepala Sekolah memanggil saya secara khusus ke dalam
ruangannya untuk mendapatkan masukan dan umpan balik. Salah satu poin penting yang harus saya
tingkatkan ialah penggunaan media pembelajaran. Maksud Pak Ipo ialah agar saya lebih mengeksplor
potensi kecocokan media belajar untuk topik pembelajaran Bahasa Inggris yang saya ajarkan. Karena dengan
penggunaan media yang cocok, maka pembelajaran bisa lebih optimal dimana media selain dapat
menyampaikan pembelajaran kepada siswa, juga dapat menarik perhatian siswa agar fokus terhadap kegiatan
pembelajaran.

Saran tersebut saya anggap sebagai bahan pemicu semangat belajar saya. Memang saya akui jika dalam
pembelajaran yang saya terapkan jarang menggunakan media selain buku, papan tulis dan spidol.
Bagaimana cara Anda menyikapi masukan dan umpan balik tersebut untuk pengembangan diri Anda?

Saran yang diberikan Pak Ipo ialah tentang penggunaan media belajar di kelas. Saya harus menggunakan
media belajar yang lebih variatif dan dapat mengaktifkan siswa sebagai subyek kegiatan belajar. Saran
tersebut ialah pelecut semangat saya untuk belajar lagi, karena selama ini saya sudah merasa berada dalam
comfort zone saya dalam mengajar, jadi ada keengganan untuk mencoba hal-hal baru. Pak Ipo
merekomendasikan saya untuk menelaah lebih jauh tentang karakteristik materi dan potensi media yang
dapat digunakan untuk memaksimalkan pembelajaran. Oleh karena itu, saya browsing di internet untuk
mencari media yang cocok dengan tiap topik dalam pembelajaran Bahasa Inggris yang saya ampu.

Selain mencari ke internet, kebetulan saya punya grup PPG yang masih aktif berbagi dengan anggota dari
berbagai daerah di Indonesia. Saya manfaatkan untuk menanyakan kepada kawan-kawan di grup tersebut
tentang media yang cocok untuk topik tertentu. Pada intinya, saya mengaggap masukan yang diberikan oleh
Pak Ipo sebagai pelecut semangat saya kembali untuk belajar dan keluar dari zone nyaman yang bias.
Selain memanfaatkan masukan dan umpan balik dalam proses pengembangan diri Anda, Hal berbeda apa
yang Anda lakukan untuk mendukung proses pengembangan diri Anda? Adakah cara-cara di luar kebiasaan
yang Anda lakukan dimana hal tersebut membuat Anda kurang nyaman namun mendukung proses
pembelajaran Anda?

Tidak ada hal-hal di luar kebiasaan yang saya lakukan untuk menyikapi saran dari Kepala Sekolah. Kenapa?
Karena dengan informasi dari internet saya banyak memperoleh referensi tentang penggunaan media-media
belajar dalam berbagai bentuk untuk pembelajaran Bahasa Inggris. Bahan bacaan tersebut menjadi referensi
saya untuk menentukan media yang pas dengan karakteristik siswa, materi, dan kemampuan saya untuk
menyediakannya. Saya banyak mendapatkan berbagai media dalam bentuk card, board game untuk
permainan memperkaya kosakata Bahasa Inggris.

Selain itu, dengan rekan-rekan PPG di Grup WA yang selalu siap membantuku, saya merasa cukup dan tak
perlu lagi melakukan hal-hal yang diluar kebiasaan. Karena pada praktiknya, saya harus mengevaluasi ulang
setiap penggunaan media pembelajaran baru yang saya terapkan di kelas. Ada yang hasilnya sesuai
ekspektasi, namun ada juga yang kurang cocok karena berbagai macam alasan.

Yang mungkin belum saya lakukan ialah sharing dalam MGMP Bahasa Inggris wilayah saya, karena sampai
saat ini saya masih menunggu inisiatif dari guru-guru senior untuk memulai mengaktifkan kembali
pertemuan MGMP yang sudah lama vakum.
Bagaimana aplikasi hasil proses pembelajaran yang Anda sebutkan di dalam pekerjaan Anda?

Setelah mendapatkan referensi media belajar dari internet atau dari kawan-kawan PPG untuk suatu topik
tertentu, kemudian saya coba gunakan di kelas yang saya ajarkan. Ada yang berhasil baik sesuai harapan
yang saya inginkan, namun juga ada kekurangannya. Misalnya penggunaan boardgame sederhana untuk
pembelajaran kosakata, itu memang dapat menarik perhatian dan mengaktifkan siswa pada saat belajar,
namun disisi lain fokus materi kosakata yang saya ajarkan terlalu sempit, tidak sebanyak ketika
menggunakan model ceramah dan menulis di papan tulis. Jika saya harus mengunakan boardgame yang
sama untuk mempelajari kosakata yang lain, akan banyak menghabiskan waktu.

Meskipun hasilnya belum sesuai dengan yang saya inginkan, yaitu dapat meningkatkan kemampuan siswa
secara signifikan untuk mencapai kompetensi yang ditargetkan kurikulum sesuai standar kompetensi, namun
saya sangat bersyukur karena melalui proses belajar dan sharing tadi saya mendapatkan ilmu baru sebagai
referensi mengajar saya di masa yang akan datang.

Kelengkapan data esai


Kapan waktu kejadiannya? Siapa yang Anda kembangkan? Apa yang memotivasi Anda melakukan
pengembangan tersebut?

Pada tahun 2015 saya mulai honor di SMA asal saya di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Kemudian kepala
sekolah memberikan tugas tambahan kepada saya untuk menangani aplikasi dapodik SMA tersebut.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pentingnya manajemen data sekolah melalui dapodik karena
implikasinya ke banyak hal, termasuk dana bos dan tunjangan sertifikasi guru-guru.

Pada tahun 2016 pertengahan kemudian saya terpanggil sebagai peserta SM3T yang harus pindah tugas ke
daerah pelosok Kalimantan. Olehnya itu saya harus melepas tanggungjawab operator tersebut. Karena
pentingnya tugas tersebut, saya memberitahu kepala sekolah tentang kesiapan saya untuk memberikan tutor
kepada rekan guru lain yang dapat mengoperasikan komputer untuk mengisi tugas sebagai operator sekolah.
Hal apa yang menjadi fokus pengembangan? Ceritakan pula cara Anda membangun kesepakatan guna
mencapai hasil pengembangan yang diharapkan.

Yang menjadi fokus pengembangan ialah


1. mengajarkan pengalihan akun sebelumnya dari saya ke akun yang baru
2. memberitahu segala tanggung jawab sebagai operator dapodik (data-data yang harus diinput secara berkala
dan kapan waktu pengimputanya) dan memberitahukan website kependidikan lainnya yang harus selalu
dipantau karena masih ada kaitannya dengan manajemen data sekolah.
3. Termasuk memberitahukan hak-hak yang dia dapatkan setelah bertugas sebagai operator.

Karena waktu yang sudah sangat sedikit, dimana saya harus berangkat saat itu untuk mengikuti pelatihan
prakondisi sebelum penempatan SM3T, maka sebelum berangkat saya persiapkan pengalihan akunnya saja
dulu. Saya beritahukan kepada guru tersebut bahwa bimbingan lanjutannya akan saya lakukan lewat WA jika
dia mengalami kendala saat menginput data. Jadi teknisnya ialah saya akan mengingatkan jika sudah harus
menginput data baru atau mengupdate data, juga dia akan mengirimi saya pesan jika dalam proses
pengerjaan dapodik tersebut mengalami kendala.
Dukungan apa saja yang Anda berikan bagi orang tersebut? Hambatan apa yang Anda temui dan bagaimana
cara Anda mengatasinya? Upaya-upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mempertahankan motivasi orang
tersebut?

Dukungan yang saya berikan untuk rekan guru tersebut ialah:


1. Bimbingan komprehensif
2. Kesediaan saya untuk membantunya walaupun saya sudah berada di Makassar saat itu.

Hambatan-hambatan yang saya alami ialah:


1. Karena pada dasarnya rekan guru tersebut masih belum menguasai betul teknis perbaikan software dan
hardware laptop operator yang dia gunakan, maka akan menimbulkan masalah jika terjadi kegagalan
penginputan data karena kerusakan laptopnya. Untuk itu, saya mempersiapkan satu flashdisk untuk khusus
untuk fresh instalasi OS Windows dan kelengkapan aplikasinya jika dia mengalami kendala kesalahan OS.
Namun jika itu masalah hardware, saya akan memberikan bimbingan lewat video call. Apa yang harus
diganti atau diperbaiki.
2. Hambatan kedua ialah karena rekan guru yang menjadi operator tersebut termasuk masih belum lancar
dalam mengetik, maka akan memperlambat pengerjaan penginputan data. Saran saya dia harus bersabar dan
kuat untuk pekerjaan tersebut sambil belajar.

Setelah beberapa hari menjalani tugas sebagai operator, kemudian muncul masalah-masalah yang
alhamdulillah dapat dia dan saya atasi walau itu harus melalui bimbingan lewat WA dan telpon. Terkadang
ada kendala berat yang memang tak dapat di handle, terutama terkait keterlambatan pencairan tunjangan
profesi guru-guru. Karena operator selalu akan jadi sasaran jika terjadi keterlambatan. Olehnya itu saya
memberikan tips untuk meredam guru-guru tersebut dengan menyebutkan bahwa data mereka sudah aman,
tinggal menunggu lagi penarikan data dari pusat.
Bagaimana hasilnya?

Setelah beberapa bulan menjalani pekerjaan barunya sebagai operator, rekan tersebut akhirnya menjadi
terampil. Hingga pada saat akhir 2016 saya sudah berada di lokasi penempatan di daerah terpencil yang tak
bersinyal, dia sudah jarang menghubungi untuk menanyakan suatu masalah. Ketika suatu saat saya
berkesempatan bertanya bagaimana progres pekerjaannya, dia memberitahukan bahwa semua kendala-
kendala yang sering dia alami sudah dapat dia atasi walau harus sering kerja lembur. Walau memang pada
awalnya terseok-seok, namun karena keseringan dengan masalah yang sama, akhirnya didapatkan alternatif
pemecahan tiap masalah untuk pekerjaan operator tersebut.

Anda mungkin juga menyukai