Anda di halaman 1dari 11

Yang memotivasi saya mendaftar guru penggerak adalah:

1. Adanya dukungan dari teman, kepala sekolah, dan keluarga.

Secara jujur, sebenarnya saya merasa belum pantas untuk menjadi guru penggerak. Karena pengetahuan dan
kemampuan saya yang saat ini masih sangat terbatas dan sedikit. Namun, akhirnya saya termotivasi karena
dukungan dari teman, kepala sekolah, dan keluarga.

2. Adanya pelatihan secara terprogram untuk pengembangan diri.

Dengan adanya program guru penggerak yang ada pelatihan, membahas modul secara bertahap membuat
saya mau untuk mengikutinya dengan tujuan tholabul 'ilmi.

Yang saya lakukan dalam mewujudkan motivasi tersebut yaitu dengan ucapan Bismillah akan mengikuti
program guru penggerak. Dan berusaha bersungguh-sungguh mengikuti pelatihannya serta mempraktikkannya
jika lolos dalam penjaringan Calon Guru Penggerak.

Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru Penggerak? Jelaskan alasannya dan
berikan contohnya!

Kelebihan yang mendukung peran saya sebagai guru penggerak menurut pendapat teman, kepala
sekolah, ataupun keluarga yang memberikan dukungan agar saya mengikuti program ini adalah:

a. Kemampuannya dalam berpartisipasi merencanakan program, menerapkan manajemen


perubahan di sekolah dan mewujudkan program untuk kemajuan di sekolah.

Sering memberikan masukan program dan langkah-langkahnya demi kemajuan sekolah. Contoh:

- Pengadaan alat-alat ekstrakurikuler drumband, hadroh. Saya berpikir bahwa kecerdasan anak
yang majemuk tidak cukup jika hanya dibimbing dengan bimbingan secara intrakurikuler saja.
Sehingga sangat penting untuk mengaktifkan kegiatan ekstrakurikuler. Dalam menentukan program
ekstrakulerpun juga harus mengikuti perkembangan jaman. Sekolah juga perlu memperhatikan
keinginan masyarakat umumnya dan wali murid pada khususnya.

- Pengadaan wifi (internet) yang memadai. Mengingat kebutuhan dan rencana jangka panjang
adanya ujian secara online, perlu adanya wifi (internet) yang

memadai.

- Dan beberapa program lain yang tertuang dalam program sekolah dan RKAS.

b. Kemampuan memotivasi rekan sejawat baik sebagai guru maupun ketika menjadi
bendahara sekolah.

Sering memberikan motivasi kepada teman tentang kemampuan dalam melaksanakan tugas.
Contoh: Meyakinkan dan membimbing teman dalam

pengerjaan tugas secara online seperti e-kin, pengerjaan raport, pembuatan media atau sarana
dalam pembelajaran, pengerjaan administrasi BOS ketika

menjadi bendahara, pengerjaan Dapodik, dll.

c. Profesionalitas dalam pendidikan. Misalnya siap untuk diberi tugas mengajar di kelas
apapun, diberi tanggung jawab dalam melaksanakan program sekolah. Jika belum bisa, maka akan
berusaha untuk mencari informasi.
d. Pernah menjadi operator dapodik dan bendahara BOS. Sehingga cukup memiliki
kemampuan mengoperasikan laptop dan perangkatnya dalam melaksanakan tugas. Di era digital ini
tidak bisa dipungkiri, masih banyak guru yang belum mampu dalam mengoperasikan laptop, LCD
proyektor, dll yang berkaitan dengan pembelajaran.

e. Kemampuan bekerjasama dalam kegiatan. Setiap kegiatan tentunya tidak bisa dilaksanakan
secara sendirian. Dalam hal ini saya sering koordinasi dalam setiap kegiatan tersebut. Contohnya:
Kegiatan di sekolah seperti: Karnaval, perkemahan, kegiatan PHBN, PHBI. Kegiatan pembuatan
video pembelajaran saat pandemi. Saya bekerja sama dalam satu tim sesuai dengan kemampuan
masing-masing. Misalnya saya membuat skripting dan melaksanakannya untuk pengambilan video.
Sedangkan untuk editing diserahkan pada teman lain yang lebih kompeten.

Berikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang memberikan dampak
nyata berdasarkan inisiatif Anda sendiri. Apa yang mendorong Anda melakukan hal tersebut?
(Jawaban Anda harus mencakup waktu kejadian, dampak atas inisiatif Anda, upaya yang Anda
lakukan agar inisiatif tersebut terlaksana, peran Anda dan pihak lain yang terlibat bila ada)

Contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang memberikan dampak nyata
berdasarkan inisiatif saya dan didukung oleh teman serta pemangku kepentingan:

A. Kegiatan di sekolah

1. Kegiatan pembiasaan yang dulunya setiap jum'at diisi dengan kegiatan senam bersama. Saya
merasa kesulitan untuk memasukkan kegiatan keagamaan yang sebenarnya saat ini sangat
diinginkan oleh masyarakat sekitar. Hal itu saya ketahui ketika saya cari informasi banyak anak
yang disekolahkan di MI dengan alasan menginginkan anak mempelajari agama lebih banyak.
Sedangkan saat itu di sekolah saya belum ada guru agama PNS. Dan sulit untuk diajak kerjasama
untuk memasukkan kegiatan keagamaan di luar pelajaran Pendidikan Agama. Akhirnya saya
mempunyai inisiatif untuk membuat jadwal pembiasaan tiap hari Jumat pagi sebelum masuk
pelajaran. Jumat pertama diadakan kegiatan senam bersama dilanjutkan makan sehat bersama,
jumat kedua jumat bersih, jumat ketiga doa bersama pembacaan tahlil dan asmaul husna, jumat
keempat jalan sehat dan jumat kelima(jika ada) jumat bersih. Inisiatif tersebut saya sampaikan
pada Kepala Sekolah dan teman yang lain dan Alhamdulillah di setujui. Dampaknya bagi anak-anak
tidak bosan dengan kegiatan pembiasaan tiap jumat, orang tua juga mendukung kegiatan tersebut.

2. Kegiatan memperingati PHBI dan PHBN. Kegiatan PHBN salah satunya yaitu inisiatif untuk
menampilkan kemampuan anak dalam rangka kegiatan Hari Guru Nasional Tahun 2019. Dan Guru
masak bersama menu nasi kuning untuk makan bersama setelah kegiatan sebagai salah satu bukti
cinta kasih pada anak-anak. Dampaknya anak-anak antusias untuk berlatih, memunculkan rasa
percaya diri dan guru yang lain juga menjadi aktif membantu persiapan kegiatan. Setelah kegiatan
anak-anak juga merasa senang dengan makan bersama. Orang tua juga memberikan apresiasi
yang bagus. Anak-anak yang biasanya tidak mau makan sampai minta nambah lagi. Dan kegiatan
memberikan nasi kuning pada anak saat hari guru berlanjut di tahun berikutnya. Mungkin hal kecil
bagi orang lain, namun kegiatan itu menambah keharmonisan keluarga besar di SD saya.

3. Kegiatan berbagi bersama saat Ramadhan. Inisiatif ini muncul saat pandemi covid-19 yang
akhirnya berdampak pada kondisi ekonomi orang tua di sekolah tempat saya mengabdi. Saat itu di
sekolah lain mengadakan kegiatan berbagi takjil. Namun saya berpikir, beberapa teman saya
rumahnya jauh, sehingga merasa kasihan jika ada kegiatan sore hari. Akhirnya saya berinisiatif usul
untuk pembagian santunan anak yatim, piatu, dan sembako pada anak-anak didik. Alhamdulillah
didukung oleh teman-teman, kepala sekolah, dan komite. Semua teman memberikan donasi
seikhlasnya. Namun saat itu belum berani untuk menghubungi wali murid, mengingat Kegiatan bisa
berjalan lancar berkat kerja sama yang baik, dan akan dijadikan agenda tahunan. Bahkan ada wali
murid yang bersedia untuk ikut mambantu.

4. Berinisiatif untuk berbagi ilmu dengan teman satu lembaga ataupun lembaga lain yang
membutuhkan. Hal ini biasa saya lakukan sesuai motto organisasi yang saya ikuti yaitu "Sharing
and Growing Together". Salah satu contohnya yaitu saya berikan aplikasi raport K-13 yang saya
dapatkan dari teman instruktur dan tentunya sudah sesuai dengan standar penilaian. Setelah saya
berikan, saya juga memberikan informasi tata cara pengerjaannya. Dampak bagi teman yaitu
merasa terbantu dengan adanya aplikasi tersebut. Penilaian menjadi lebih mudah, tidak harus
mendeskripsikan secara manual.

5. Mencari bantuan untuk pembuatan mushola sekolah. Inisiatif ini muncul untuk melaksanakan
sholat jamaah perlu adanya sarana di dalam sekolah yang memadai. Namun, upaya tersebut belum
berhasil dan belum berlanjut. Rencana selanjutnya jika kondisi pembelajaran sudah normal mungkin
akan berusaha untuk mewujudkan pembuatan mushola sekolah tersebut.

B. Kegiatan di luar sekolah

1. Ketika saya masih menjadi operator sekolah sering mengajak teman-teman sesama operator
sekolah ketika ada kesulitan mengerjakan tugas.

2. Ketika menjadi bendahara BOS, sering mengajak teman-teman untuk ketemu ketika ada kesulitan
atau permasalahan. Bukan berarti saya merasa pintar. Namun, biasanya jika ada masalah yang
tidak bisa diselesaikan saya coba mencari penyelesaian dengan bertanya pada teman-teman yang
lebih paham.

3. Ketika bekerja dalam satu Tim pembuatan video untuk pembelajaran, tiba-tiba dalam satu tim
ada yang tidak bisa melaksanakan tugas karena kondisi, sedangkan batas waktu pengerjaan
semakin dekat. Akhirnya saya berinisiatif untuk mengambil alih tugas agar pekerjaan bisa selesai
tepat waktu.

2. Berinteraksi dengan orang lain terkadang dapat menjadi sebuah tantangan. Ceritakan kesulitan yang
Anda alami saat bekerja sama dengan pihak lain (misalnya rekan sejawat, pimpinan di sekolah,
orangtua, wali murid, keluarga, komunitas, perangkat desa, tokoh masyarakat, pemuka agama, instansi,
maupun lainnya) guna menimbulkan kesadaran dan kesediaan agar mereka berkomitmen membantu
Anda mencapai tujuan bersama.

Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana saja yang Anda minta
untuk bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara jelas!

Kesulitan yang pernah saya alami saat bekerja sama dengan pihak lain:
1. Dengan rekan sejawat. Dalam melaksanakan tugas tentunya tidak semua hal bisa kita lakukan
sendiri, ada pekerjaan yang bisa dilakukan sendiri, ada juga yang harus bekerja sama dengan orang
lain. Salah satunya dengan rekan sejawat. Terkadang apa yang kita sampaikan dengan tujuan baik,
namun diterima/diartikan berbeda dengan apa maksud/tujuan perkataan tersebut. Pernah saya
mengalami hal tersebut. Saya menyampaikan sesuatu hal berkaitan dengan tugasnya yang mungkin
beliaunya lalai dengan tujuan demi kebaikan bersama. Namun tidak diterima baik oleh yang
bersangkutan dengan alasan Kepala Sekolahnya saja tidak menyuruh. Akhirnya saya instropeksi diri
apa yang salah dengan ucapan saya dan berusaha memahami karakter orang tersebut. Komunikasi
tidak efektif bisa terjadi karena dipengaruhi oleh kondisi hati orang yang kita ajak bicara atau memang
watak dari orang tersebut kadang memandang jabatan orang yang bicara. Dan orang tersebut masuk
kategori orang yang memandang jabatan orang yang diajak bicara. Sejak saat itu jika ada sesuatu hal
yang perlu saya ingatkan, saya sampaikan kepada Kepala Sekolah dalam arti sebagai masukan.
Sehingga akan diterima dengan baik ketika yang menyampaikan pesan adalah atasannya.
2. Dengan perangkat desa. Hal ini terjadi ketika saya diberi tugas untuk meminta surat keterangan dari
kantor desa. Surat permintaan surat tersebut dari Dinas Pendidikan Kabupaten Ngawi sudah saya print
out, Saya sampaikan tujuan datang ke kantor desa. Namun, saat itu yang ada baru anak SMK yang
magang dan BPD. Saya merasa sudah menyampaikan tujuan saya datang dan beberapa surat
keterangan yang diminta sesuai isi surat. Akhirnya surat keterangan sudah dibuatkan. Namun ada hal
yang kurang sesuai dengan permintaan dari Dinas Pendidikan. Akhirnya saya telepon perangkat desa
yang membuat, karena saya khawatir mungkin apa yang saya minta dan saya sampaikan pada anak
SMK magang dan BPD kurang jelas dan diterima oleh perangkat desa pembuat surat keterangan
memang seperti itu. Namun ternyata perangkat desa tersebut memang membuat seperti itu saja.
Padahal sudah jelas apa yang diminta oleh Dinas tidak seperti yang diberikan. Akhirnya saya
sampaikan masalah tersebut pada Kepala Sekolah, sekaligus untuk menanyakan secara langsung pada
perangkat desa. Komunikasi ternyata berjalan agak alot karena masing-masing pihak mempertahankan
pendapatnya sendiri. Hal tersebut akhirnya diserahkan Kepala sekolah kepada Ketua Korwil sebagai
atasan Kepala Sekolah. Dan ternyata masalah tersebut tidak hanya sekolah saya yang mengalaminya.
Akhirnya oleh ketua korwil disampaikan kepada camat yang secara administratif sebagai atasan kepala
desa.

Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan ataupun kegagalan
yang Anda hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana respon Anda dalam situasi tersebut? Upaya
apa yang Anda lakukan untuk tetap fokus mencapai tujuan yang telah direncanakan?
Kesulitan yang saya hadapi saat bekerja sama adalah:
1. Adanya anggota dalam satu tim yang kurang bertanggung jawab pada tugasnya dan tidak ada
komunikasi padahal pekerjaan tersebut ada batas waktunya. Dalam situasi tersebut saya berusaha
untuk mencari tahu penyebab keterlambatan untuk menyampaikan tugas tersebut. Setelah itu saya
berusaha mencari solusi yang terbaik agar masalah secepatnya selesai. Hal itu saya lakukan agar
pelaksanaan kerja tim bisa diselesaikan dengan baik sesuai batas waktu yang ditentukan. Meskipun
dalam beberapa hari akhirnya saya harus lembur dan kurang tidur agar pekerjaan bisa selesai tepat
waktu. Dan alhamdulillah, akhirnya semua masalah selesai dan pekerjaan bisa diserahkan sesuai
jadwal yang ditentukan.
2. Adanya keteledoran dari konveksi tempat pemesanan seragam yang tidak jadi dalam batas waktu
yang telah ditentukan. Upaya yang saya lakukan dalam situasi tersebut yang pertama yaitu berusaha
terus menghubungi pemilik konveksi dan berusaha untuk membuat kesepakatan dalam mencari solusi
masalah tersebut. Akhirnya pemilik konveksi bersedia untuk melepaskan pesanan dan
menyerahkannya kepada lembaga untuk pesan ditempat yang lain. Mengingat batas waktu yang
diberikan sudah sangat terlambat.

Upaya yang saya lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak untuk bekerja sama yaitu:
1. Berusaha bekerja sesuai dengan prosedur yang ada. Dengan berusaha menjalankan tugas sesuai
prosedur, maka orang lain/pihak lain akan memberikan komitmen kepada kita.
2. Menjalin komunikasi yang efektif dengan pihak terkait. Komunikasi yang efektif sangat diperlukan
dalam bekerja sama. Oleh karena itu, komunikasi dua arah sangat penting dilaksanakan agar tidak
terjadi salah paham. Meskipun kadang komunikasi satu arah juga perlu dilakukan ketika kondisinya
harus seperti itu.
3. Melakukan pendekatan persuasif, yaitu pendekatan yang dilakukan dengan membujuk secara halus
tanpa adanya paksaan. Contohnya dalam upaya perekrutan peserta didik baru. Diadakan sosialisasi
kepada wali murid TK sebagai upaya pendekatan kepada mereka serta guru TK dengan melibatkan
kegiatan bersama. Melalui persuasif setiap individu akan mencoba untuk berusaha mempengaruhi
kepercayaan dan harapan orang lain
4. Jujur. Jujur sangat penting dalam setiap ucapan maupun perbuatan. Seperti yang telah disampaikan
oleh Ali bin Abi Tholib bahwa "Orang yang jujur akan mendapatkan tiga hal, yaitu: kepercayaan,
cinta, dan rasa hormat". Dari kalimat tersebut sudah sangat jelas, dengan kejujuran yang kita miliki,
maka orang lain atau pihak lain akan memberikan kepercayaan, cinta, dan rasa hormat kepada kita
tanpa kita minta.
5. Disiplin. Disiplin terutama disini disiplin kerja berhubungan erat dengan kinerja. Tentunya
dipengaruhi juga oleh hal lain seperti komitmen organisasi dan kerja sama tim. Ketika kita bekerja
dengan disiplin, kerja sama tim yang bagus, dan komitmen dalam sebuah organisasi bagus. Maka akan
otomatis terbentuk kinerja yang bagus. Ketika kinerja kita bagus, maka pihak lain akan mempercayai
kita dalam bekerja sama.

Hasil dari apa yang sudah saya upayakan dirasakan oleh siswa, orang tua, juga pihak lain yang bekerja sama.
- Siswa merasa lebih dekat dengan saya sebagaimana saya sebagai orang tuanya di sekolah.
- Orang tua juga merasa nyaman dan mempercayakan putra putrinya dalam bimbingan saya karena adanya
komunikasi yang efektif.
- Pihak lain yang bekerja sama dengan lembaga sekolah saya atau perorangan akan lebih percaya dan
seringkali menjadi tujuan pertama ketika meminta data atau format yang sekiranya saya miliki, karena bisa
saya berikan dengan cepat dan sesuai dengan harapan mereka.

3. Permasalahan, tantangan, situasi yang kompleks adalah kondisi umum yang ditemui
dalam menjalankan pekerjaan. Berikan contoh pengalaman Anda dalam menghadapi situasi
yang paling menantang, kompleks atau sulit saat menjalankan tugas Anda.

Kapan waktu kejadiannya? Permasalahan, tantangan, atau kompleksitas apa yang Anda
hadapi saat itu? Gambarkan secara jelas!
Contoh pengalaman saya dalam menghadapi situasi yang paling menantang, kompleks atau
sulit saat menjalankan tugas beberapa diantaranya yaitu:
A. Dalam kondisi mendesak dan harus segera diambil tindakan.
1. Tahun 2018 yaitu ketika ada perubahan jadwal visitasi akreditasi secara mendadak,
sementara persiapan tempat, penataan dan pengecekan berkas belum selesai dan Kepala
Sekolah sedang bermasalah kesehatannya. Ini terjadi karena adanya informasi pengunduran
waktu akreditasi sekolah, sedangkan saat itu dalam waktu bersamaan ada banyak kegiatan
peringatan HUT RI, HUT Pramuka yang menguras tenaga dalam mempersiapkannya. Ketika
ada informasi jadwal diundur, dalam kondisi masih capek akhirnya semua pulang dan tidak
melanjutkan untuk membersihkan, menata ruang, dan berkas sesuai standar kompetensinya
dengan pemikiran masih bisa disiapkan pada hari Senin. Ternyata setelah maghrib ada
informasi bahwa visitasi akreditasi dilaksanakan hari Senin. Akhirnya dalam sehari berupaya
untuk membersihkan lingkungan sekolah, menata berkas sesuai dengan kompetensi, dan
keesokan harinya harus ditambah menggantikan kepala sekolah untuk menghadapi asesor
pada bagian tugas kepala sekolah karena Kepala sekolah kurang sehat.
2. Tahun 2021 yaitu ketika ada informasi sebagai perwakilan dalam pemeriksaan BOS oleh
BPK secara mendadak. Meskipun SPJ sudah disiapkan sebelumnya, namun karena infonya
sangat mendadak yaitu info diterima setelah magrib dan dalam kondisi hujan serta listrik
padam, membuat saya harus mengecek kelengkapan berkas ditemani dengan penerangan
yang terbatas. Koordinasi untuk konsumsi juga terhambat karena sinyal internet juga hilang.
3. Tahun 2022 yaitu ketika saya akan menghadapi seleksi CGP Angkatan 5 Tahap 2.
Bersamaan dengan waktu tersebut ada permasalahan kompleks yang sangat menguras
waktu, tenaga, dan pikiran. Yaitu adanya informasi bahwa semua PNS yang lolos CGP Tahap
2 harus mau untuk ikut tes CKS. Padahal saya sedikitpun tak ingin jabatan tersebut.
Bersamaan itu juga masalah keluarga muncul, yaitu gangguan secara psikologis pada
keponakan setelah ibunya meninggal. Hingga akhirnya kondisi kesehatan saya terganggu.

B. Dalam kondisi tidak mendesak dan bisa diatasi jangka panjang


- Adanya ekstrakurikuler yang diprogramkan, namun belum ada sarana yang dibutuhkan.

Upaya yang saya lakukan ketika mendapati situasi seperti yang saya paparkan dalam kondisi
mendesak dan harus segera diambil tindakan, yaitu:
Pada situasi pertama:
- Berusaha tetap tenang agar bisa berpikir jernih,
- Berkoordinasi dengan teman-teman untuk pembagian tugas
- Menghubungi wali murid yang bisa dihubungi untuk membantu persiapan,
- Menyiapkan diri untuk membuka berkas yang akan diperiksa sebelum asesor datang.

Pada situasi kedua:


- Berusaha tetap tenang,
- Koordinasi dengan teman yang bisa dihubungi malam itu juga. Takdir Allah saya diuji lagi.
Teman satu lembaga sulit dihubungi malam itu. Akhirnya saya hubungi teman dari lembaga
lain untuk persiapan konsumsi dan ruangan.
- Koordinasi dan minta tolong teman dekat yang pernah diperiksa oleh BPK untuk membantu
mengecek persiapan berkas pada pagi hari sebelum BPK datang dan penataannya.
- Koordinasi dengan petugas dari Dinas Pendidikan untuk persiapan berkas dan pelaksanaan
pemeriksaan.

Pada situasi ketiga:


- Berusaha tenang, pasrah akan ketentuan yang diberikan Allah untuk mendapat penyelesaian
dan mencapai ridhoNya.
- Berkomunikasi dengan atasan (KS), keluarga, guru di sekolah keponakan

Pada ketiga situasi tersebut intinya diambil satu kesimpulan. Ketika kondisi mendesak,
komunikasi yang efektif dengan orang-orang yang kita kenal sangat penting. Sehingga jika
kita tidak memiliki banyak teman yang kesehariannya dekat, maka kita akan kesulitan untuk
menyelesaikan masalah sendirian. Begitu juga kondisi ruhiyah teman dan keluarga yang baik
juga sangat penting. Sehingga ketika kita dalam kondisi psikologis yang tidak stabil, akan ada
yang mengingatkan bahwa kita punya Allah, Tuhan kita yang senantiasa akan bersama
dengan hambaNya yang berserah diri.

Dalam setiap permasalahan tentunya ada pertimbangan-pertimbangan atau alternatif yang


saya hadirkan dalam membuat keputusan yaitu:
Dalam setiap permasalahan tentunya ada pertimbangan-pertimbangan atau alternatif yang dihadirkan dalam
membuat keputusan agar masalah tidak berlarut-larut dan terselesaikan dengan baik. Untuk itu dibutuhkan
kebijaksanaan dalam mengambil keputusan. Saya sendiri juga akan memiliki pertimbangan dalam membuat
keputusan agar masalah selesai tanpa diikuti masalah lanjutan karena adanya pihak yang merasa tidak puas
dengan hasil keputusan yang diambil, apalagi sampai merasa menjadi golongan minoritas yang dirugikan.
Sehingga, saya akan berusaha untuk mengedepankan diskusi secara terbuka, mengutamakan kepentingan
bersama dalam mengambil keputusan.
Namun saya juga menyadari, dalam sebuah komunitas kadang ada juga orang-orang yang memiliki sifat tidak
berani menyampaikan pendapat ketika di forum. Sehingga mereka kadang menyampaikan ide melalui WA
dengan jaringan pribadi (japri). Semua masukan yang masuk baik secara langsung pada diskusi secara terbuka
maupun secara japri akan saya pertimbangkan.
Penyelesaian masalah diambil dengan mencari kesepahaman bersama atau mufakat. Jika akhirnya kata
mufakat tidak ada, bisa mengambil langkah dengan mempertimbangkan dampak negatif yang terkecil.
Meskipun langkah-langkah yang diambil sudah difikirkan dengan cermat, dengan meminimalisir dampak
lanjutan yang negatif, namun adakalanya ada pihak-pihak yang merasa kurang puas dalam keputusan tersebut.
Maka dari itu, dalam keputusan yang diambil tetap harus koordinasi dengan kepala sekolah sebagai pimpinan
di sekolah.

Tindakan yang saya ambil ketika mengalami permasalahan yang saya uraikan di atas yaitu:
- Masalah dengan kondisi mendesak dan harus segera diambil tindakan.
Saya koordinasikan dengan orang-orang yang menurut saya harus terlibat dalam urusan tersebut. Dengan
harapan masalah segera terselesaikan dan
meminimalisir kesalahan serta tidak ada masalah lanjutan.
- Masalah dengan kondisi tidak mendesak dan bisa diatasi jangka panjang
a. Untuk pengadaan sarana prasarananya saya koordinasikan dengan pihak terkait pemangku kebijakan dalam
hal ini Kepala Sekolah dan bendahara
sekolah. Selain itu saya juga koordinasikan dengan pelatih ekstrakurikulernya. Sarana apa yang dibutuhkan,
sehingga tidak keliru dalam pembelian.
Setelah itu menyampaikan kepada Kepala Sekolah dan bendahara, serta menggunakan skala prioritas dalam
pembelian secara bertahap.
b. Mencari pelatih ekstrakurikuler yang dibutuhkan.

Hasil dari tindakan yang saya lakukan:


- Masalah dengan kondisi mendesak dan harus segera diambil tindakan.
Masalah terselesaikan dengan baik. Meskipun ada kekurangan, namun masih dapat ditolerir dan diperbaiki.
- Masalah dengan kondisi tidak mendesak dan bisa diatasi jangka panjang
Sarana Prasarana satu persatu dipenuhi, pelatih yang kompeten saya hubungi dan minta untuk melatih.
Sehingga anak-anak bisa berlatih dan menampilkan
hasil ekstrakurikuler.

Pengalaman saya saat mendapatkan masukan atau umpan balik terkait kemampuan saya:
1. Masih saya ingat selalu salah satu hal yang membuat saya menjadi seperti sekarang ini adalah karena
motivasi Kepala Sekolah saya yang pertama saat mengajar di SD. Saat itu sekitar tahun 2009 saya masih
merangkap mengajar di TK dan di SD. Karena saat itu saya diangkat PNS dari honorer di TK, namun akhirnya
ditempatkan di SD. Saat itu saya masih dalam taraf belajar memahami pembelajaran di SD. Oleh kepala
sekolah diberikan kepercayaan memberikan bimbingan pelajaran tambahan untuk persiapan USBN. Saat itu
saya menolak karena merasa belum mampu untuk mengemban tugas itu. Apalagi pelajaran yang diberikan IPS.
Itu adalah salah satu kelemahan saya. Saat itu saya bersyukur diberikan kepala sekolah yang sangat bijak.
Kepala sekolah tersebut mencari pokok masalah penolakan saya dan memberikan masukan yang sangat baik
dan bisa saya terima.
2. Sekitar tahun 2009. Saat itu saya belum mampu dengan baik untuk mengoperasikan komputer. Saat itu
penggunaan komputer masih minim. Namun, Kepala sekolah saya memberikan masukan bahwa saya masih
muda, sehingga harus mau untuk belajar. Karena itu juga akan sangat berguna di kemudian hari. Sungguh, satu
nasehat yang sangat saya ingat karena berkat masukan dan dukungannya saya bisa rasakan manfaatnya saat
ini.
3. Sekitar tahun 2009. Saat itu saya memiliki rekan kerja adik kelas waktu di SMA. Kami begitu dekat sehingga
saya sering langsung memanggil namanya tanpa ada kata sapaan. Saat itu saya dipanggil oleh kepala sekolah
secara pribadi dan diberi masukan terkait etika dalam bergaul. Meskipun usia di bawah kita jangan langsung
memanggil dengan langsung menyebut nama. Bagi saya masukna-masukan itu sangat penting, apalagi
masukan yang secara pribadi selalu diberikan secara pribadi juga, sehingga saya bisa menerima dengan baik.
4. Tahun 2019. Ketika ada wabah covid-19 ada perubahan pembelajaran dari luring menjadi sistem daring. Saat
itu Dinas Pendidikan Kabupaten Ngawi membuat program "SIMPEL" dengan konten awal video pembelajaran.
Saat itu saya sama sekali belum mengenal cara pembuatan video pembelajaran. Bagaimana pembuatan
skripting, cara pengambilan video, bagaimana harus bersikap ketika di depan kamera. Banyak masukan dan
umpan balik yang diberikan oleh teman-teman satu tim, juga dari tim kecamatan yang lain.

5. Tahun 2022. Ketika saya mengalami masalah yang saya rasakan begitu kompleks, informasi Calon Kepala
Sekolah (CKS), CGP tahap 2, dan kondisi anak-anak yang secara psikologis belum stabil. Saat dipanggil
pembinaan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sudah beredar di luar bahwa saya dan beberapa teman
dipanggil untuk jadi Calon Kepala Sekolah (CKS). Bagi orang yang sudah ingin atau siap menjadi Kepala Sekolah
mungkin langsung disambut baik. Namun bagi saya, Kepala sekolah adalah amanah yang berat, perasaan tidak
siap dan keinginan untuk mendampingi anak-anak almarhumah kakak dalam melewati masa-masa sulit mereka
setelah ditinggal ibunya berkecamuk dalam pikiran. Hingga akhirnya asam lambung naik, tekanan darah tinggi,
sering pusing. Padahal sebelumnya tidak pernah ada keluhan asam lambung dan tekanan darah tinggi.
Alhamdulillah, banyak teman, saudara, keluarga, dan yang utama orang tua dan suami memberikan masukan-
masukan yang akhirnya saya menjadi kuat lagi, serta mengikuti seleksi CGP Angkatan 7.

Cara menyikapi masukan dan umpan balik untuk pengembangan diri saya yaitu:
1. Saya terima masukannya untuk memilih pelajaran yang lebih saya kuasai. Selanjutnya saya berusaha
mempelajari materi dan soal-soal yang harus saya sampaikan pada anak-anak. Karena saat itu saya masih
berstatus sebagai CPNS yang latar belakang pendidikan saya PGTK, tentunya harus belajar lagi agar mengingat
pelajaran yang harus saya sampaikan. Berkat kepercayaan yang diberikan kepala sekolah saya waktu itu,
akhirnya saya jadi terbiasa ketika diberi tugas untuk berpindah kelas saya terima dengan ikhlas demi
pengembangan diri saya.
2. Saya terima masukannya dengan ikhlas dan berusaha untuk mempelajari dan mengerjakan tugas-tugas
tambahan di luar jam mengajar. Dan nyatanya memang apa yang disampaikan oleh Kepala sekolah saya waktu
itu benar-benar terbukti. Seandainya saya tidak mau belajar, maka mungkin saat ini akan merasakan
penyesalan yang mendalam.
3. Saya terima masukannya dengan ikhlas. Justru saya merasa senang diingatkan, karena kadangkala kita
kurang memperhatikan hal itu karena seumuran, dan karena sudah terbiasa tidak merasa salah jika tidak
diingatkan. Padahal seorang guru harus memperhatikan etika dalam bergaul.
4. Saya terima masukan-masukan dari teman satu tim ataupun dari tim kecamatan lain. Karena saya
menyadari, ini adalah hal baru bagi saya yang harus saya pelajari demi pengembangan diri saya.
5. Saya terima dengan hati lapang, masukan-masukan yang diberikan teman, saudara, keluarga, dan yang
utama orang tua serta suami. Akhirnya saya berpikir dan punya keyakinan bahwa semua yang terjadi adalah
bagian proses kehidupan yang harus saya jalani. Ketika saya berpasrah diri pada Allah sebagai tuhan saya.
Tentunya akan senantiasa diberikan petunjuk yang terbaik.

Selain memanfaatkan masukan dan umpan balik dalam proses pengembangan diri Anda, Hal
berbeda apa yang Anda lakukan untuk mendukung proses pengembangan diri Anda? Adakah cara-
cara di luar kebiasaan yang Anda lakukan dimana hal tersebut membuat Anda kurang nyaman
namun mendukung proses pembelajaran Anda?
Selain memanfaatkan masukan dan umpan balik dalam proses pengembangan diri saya, hal berbeda yang saya
lakukan untuk mendukung proses pengembangan diri saya yaitu:
1. Mengikuti diklat-diklat yang berkaitan dengan ilmu yang harus saya kembangkan. Saya sudah terbiasa
mengikuti diklat-diklat untuk pengembangan diri ketika masih mengajar di TK. Hal itu masih saya lanjutkan
mengingat ilmu pengetahuan dan teknologi senantiasa berkembang. Diklat-diklat itupun dilaksanakan di luar
jam kerja, dimana waktu itu biasanya saya pergunakan untuk istirahat atau untuk bersama keluarga, namun
saya berusaha untuk tetap mengikutinya. Pemikiran saya toh tidak tiap minggu, dan ilmu itu sangat penting
2. Mengikuti pendidikan S1 PGSD sesuai bidang mengajar saat ini. Sesuai dengan janji saya waktu itu. Bahwa
saya akan menempuh pendidikan lagi sesuai bidang yang saya ampu yaitu PGSD. Waktu itu pendidikan saya
terakhir masih D2 PGTK, dan ketika saya kuliah di S1 PGSD, saya harus mengulangi dari nol. Dan karena saat itu
yang ada perkuliahan di luar jam mengajar hanya di UT, akhirnya saya tempuh pendidikan S1 saya selama 5
tahun untuk belajar. Meskipun teman-teman yang lain akhirnya mengambil jalan kuliah di jurusan lain yang
lebih cepat agar bisa segera sertifikasi, namun saya berempat dalam 1 kecamatan tetap melanjutkan kuliah di
S1 PGSD sebagai konsekuensi janji dan demi ilmu yang selaras dengan mengajar kami yaitu di SD.

Bagaimana aplikasi hasil proses pembelajaran yang Anda sebutkan di dalam pekerjaan Anda?
Aplikasi hasil proses pembelajaran yang saya sebutkan di atas dalam pekerjaan saya yaitu:
1. Dalam mengikuti diklat untuk pengembangan diri, tentunya saya juga memilih yang nantinya
diklat tersebut bisa saya terapkan pada siswa. Aplikasi proses
pembelajaran yang saya terapkan hasil dari diklat yang saya ikuti misalnya penggunaan media
belajar quizizz, google form, dan media lain serta strategi
pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran yang saya berikan. Dengan media dan metode
yang beragam dalam pembelajaran anak akan merasa
senang dan mudah menerima pembelajaran. Selain untuk pembelajaran harian juga saya
aplikasikan pada kegiatan ekstrakurikuler. Seperti Kursus Mahir
Lanjutan Siaga, ilmu yang saya dapatkan tentunya saya terapkan pada kegiatan ekstrakurikuler
pramuka.
2. Dengan menempuh pendidikan S1 PGSD yang sesuai dengan bidang pekerjaan saya, tentunya
banyak ilmu yang akhirnya saya terapkan dalam
pembelajaran. Baik itu dalam kompetensi pedagogik maupun profesional.
Kompetensi Profesional, sudah jelas kita terapkan dalam memberikan materi pelajaran pada
peserta didik kita. Sedangkan kompetensi Pedagogik pun
demikian. Yang sudah saya aplikasikan misalnya dalam pengelolaan kelas, program
pengembangan kemampuan mencari dan menyelesaikan masalah
pribadi anak. Masalah anak yang tidak terselesaikan akan sangat mempengaruhi hasil belajar
anak, juga perilakunya sehari-hari.

Pengalaman saya melakukan pengembangan terhadap orang lain yaitu:


1. Ketika dimulai kurikulum 2013 dan menggunakan aplikasi berbasis excell. Meskipun aplikasi bukan buatan
saya sendiri, setidaknya saya memberikan aplikasi raport tersebut kepada rekan-rekan sejawat satu lembaga
maupun lembaga lain. Untuk pengembangannya ada yang secara langsung, ada yang melalui Whatsapp.
2. Tahun 2019. Saya berbagi dengan teman yaitu cara menggunakan quizziz dan googleform daam
pembelajaran pada beberapa guru kelas 1, cara pembuat konten video SIMPEL dengan tim SIMPEL baru.
3. Tahun 2020. Saya berbagi dengan teman yang akan naik tingkat dengan memberikan aplikasi pengajuan
Dupak dan aplikasi persyaratan dupak yang lainnya. Untuk cara pengerjaannya seperti pengerjaan raport. Ada
yang secara langsung, ada juga yang secara tidak langsung.
4. Tahun 2020. Saya berbagi dengan teman dalam mengerjakan ARKAS, mengumpulkan beberapa operator
BOS yang merasa kesulitan serta membahasnya bersama.

Yang memotivasi saya melakukan pengembangan tersebut adalah keinginan untuk maju bersama. sesuai
dengan motto organisasi yang saya ikuti yaitu Sharing and Growing Together, karena bagi saya jika memiliki
ilmu harus dibagikan pada orang lain agar lebih bermanfaat.

Hal apa yang menjadi fokus pengembangan? Ceritakan pula cara Anda membangun kesepakatan
guna mencapai hasil pengembangan yang diharapkan.
Pengembangan yang saya lakukan, saya fokuskan pada pengembangan peserta didik dalam kematangan
emosi, pengetahuan, juga keterampilan dan peningkatan kompetensi bidang pendidikan untuk mendukung
peningkatan profesionalisme guru. Untuk melakukan pengembangan terhadap peserta didik maupun terhadap
guru dibutuhkan kesepahaman bersama untuk mendapatkan kesepakatan. Biasanya saya membuat sebuah
komitmen bersama untuk maju dan berkembang di awal pertemuan. Dengan demikian, minat dan semangat
dari diri anak didik saya pun akan muncul dan menjadi motivasi untuk melakukan pengembangan secara
maksimal. Saya yakin bahwa sehebat apapun saya dalam mengembangkan anak didik saya tidak akan berarti
apapun jika tidak ada minat dari dirinya sendiri. Setelah kesepakatan di awal tadi tercapai maka yang tidak
kalah pentingnya adalah konsistensi dalam melaksanakan pengembangan tersebut. Ketekunan, keuletan, dan
semangat dalam melakukan kegiatan harus dimaksimalkan guna mencapai hasil yang optimal. Yang terpenting
adalah kemauan untuk belajar dan berkembang. Seringkali memiliki kemampuan tapi tidak ada kemauan
untuk berkembang maka itu akan sulit untuk kita mendapatkan hasil yang maksimal. Akan tetapi sebaliknya,
meski kemampuan kurang namun memiliki kemauan dan semangat belajar yang tinggi maka hasilnya pun akan
maksimal.
Fokus pengembangan juga dilakukan pada pengembangan kompetensi guru baik pengetahuan dan
ketrampilannya dalam mengelola pembelajaran.

Kesulitan yang pernah saya alami saat bekerja sama dengan pihak lain:
1. Dengan rekan sejawat. Dalam melaksanakan tugas tentunya tidak semua hal bisa kita lakukan
sendiri, ada pekerjaan yang bisa dilakukan sendiri, ada juga yang harus bekerja sama dengan orang
lain. Salah satunya dengan rekan sejawat. Terkadang apa yang kita sampaikan dengan tujuan baik,
namun diterima/diartikan berbeda dengan apa maksud/tujuan perkataan tersebut. Pernah saya
mengalami hal tersebut. Saya menyampaikan sesuatu hal berkaitan dengan tugasnya yang mungkin
beliaunya lalai dengan tujuan demi kebaikan bersama. Namun tidak diterima baik oleh yang
bersangkutan dengan alasan Kepala Sekolahnya saja tidak menyuruh. Akhirnya saya instropeksi diri
apa yang salah dengan ucapan saya dan berusaha memahami karakter orang tersebut. Komunikasi
tidak efektif bisa terjadi karena dipengaruhi oleh kondisi hati orang yang kita ajak bicara atau
memang watak dari orang tersebut kadang memandang jabatan orang yang bicara. Dan orang
tersebut masuk kategori orang yang memandang jabatan orang yang diajak bicara. Sejak saat itu
jika ada sesuatu hal yang perlu saya ingatkan, saya sampaikan kepada Kepala Sekolah dalam arti
sebagai masukan. Sehingga akan diterima dengan baik ketika yang menyampaikan pesan adalah
atasannya.
2. Dengan perangkat desa. Hal ini terjadi ketika saya diberi tugas untuk meminta surat keterangan
dari kantor desa. Surat permintaan surat tersebut dari Dinas Pendidikan Kabupaten Ngawi sudah
saya print out, Saya sampaikan tujuan datang ke kantor desa. Namun, saat itu yang ada baru anak
SMK yang magang dan BPD. Saya merasa sudah menyampaikan tujuan saya datang dan beberapa
surat keterangan yang diminta sesuai isi surat. Akhirnya surat keterangan sudah dibuatkan. Namun
ada hal yang kurang sesuai dengan permintaan dari Dinas Pendidikan. Akhirnya saya telepon
perangkat desa yang membuat, karena saya khawatir mungkin apa yang saya minta dan saya
sampaikan pada anak SMK magang dan BPD kurang jelas dan diterima oleh perangkat desa
pembuat surat keterangan memang seperti itu. Namun ternyata perangkat desa tersebut memang
membuat seperti itu saja. Padahal sudah jelas apa yang diminta oleh Dinas tidak seperti yang
diberikan. Akhirnya saya sampaikan masalah tersebut pada Kepala Sekolah, sekaligus untuk
menanyakan secara langsung pada perangkat desa. Komunikasi ternyata berjalan agak alot karena
masing-masing pihak mempertahankan pendapatnya sendiri. Hal tersebut akhirnya diserahkan
Kepala sekolah kepada Ketua Korwil sebagai atasan Kepala Sekolah. Dan ternyata masalah
tersebut tidak hanya sekolah saya yang mengalaminya. Akhirnya oleh ketua korwil disampaikan
kepada camat yang secara administratif sebagai atasan kepala desa.
3. Wali murid. Hal ini terjadi ketika pergantian seragam batik anak. Sekolah pesan kepada konveksi
yang sudah direkomendasikan oleh teman, Namun, hasilnya memang kurang memuaskan. Jahitan
kurang rapi dan bahan yang tdak sesuai dengan harapan. Akhirnya, berdasarkan musyawarah pihak
sekolah mengundang wali murid untuk meminta maaf atas ketidaknyamannya, dan minta masukan
untuk pemesanan berikutnya.
4. Keluarga. Hal ini terjadi ketika kakak kandung saya meninggal. Beliau meninggalkan 3 anak laki-
laki yang semuanya sangat dekat dengan ibunya dan kurang dekat dengan bapaknya. Kehilangan
orang tua untuk selamanya, apalagi sosok yang sangat dekat akan menimbulkan masalah
psikologis yang luar biasa. Apalagi 2 anak yang masuk usia remaja, pada masa-masa butuh
dukungan dengan segala permasalahannya. Namun, ternyata ketika ibunya meninggal. Harapan
agar bapaknya lebih memperhatikan, bisa menjadi sosok seperti almarhumah ibunya tidak didapat.
Justru bapaknya yang merasa kehilangan sosok istri sudah proses untuk mencari pengganti ibunya
tanpa mendengar sedikitpun pendapat anak. Ketika watak seseorang tak bisa dirubah, upaya
komunikasi sudah tak sejalan. Langkah selanjutnya adalah mendewasakan anak lebih dini. Akhirnya
kedua anak almarhumah kakak bisa dipahamkan agar lebih memikirkan masa depannya. Masih ada
keluarga yang selalu mendukung. Termasuk saya sendiri yang akhirnya menggantikan posisi
sebagai ibunya, meskipun saya sendiri menyadari, tak mungkin bisa sosok ibu kandung bisa
digantikan oleh orang lain meskipun saya adik ibunya yang sejak mereka kecil juga ikut merawat
mereka. Namun, setidaknya anak tahu kemana harus mengadu ketika punya masalah yang dialami
selain kepada Tuhan. Selain itu saya juga berupaya untuk bekerjasama dengan guru (pihak sekolah
keponakan saya) untuk memantau perkembangan dan menyelesaikan masalah yang mereka
hadapi.Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan ataupun
kegagalan yang Anda hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana respon Anda dalam situasi
tersebut? Upaya apa yang Anda lakukan untuk tetap fokus mencapai tujuan yang telah
direncanakan?
1. Adanya anggota dalam satu tim yang kurang bertanggung jawab pada tugasnya dan tidak ada komunikasi
padahal pekerjaan tersebut ada batas waktunya. Dalam situasi tersebut saya berusaha untuk mencari tahu
penyebab keterlambatan untuk menyampaikan tugas tersebut. Setelah itu saya berusaha mencari solusi yang
terbaik agar masalah secepatnya selesai. Hal itu saya lakukan agar pelaksanaan kerja tim bisa diselesaikan
dengan baik sesuai batas waktu yang ditentukan. Meskipun dalam beberapa hari akhirnya saya harus lembur
dan kurang tidur agar pekerjaan bisa selesai tepat waktu. Dan alhamdulillah, akhirnya semua masalah selesai
dan pekerjaan bisa diserahkan sesuai jadwal yang ditentukan.
2. Adanya keteledoran dari konveksi tempat pemesanan seragam yang tidak jadi dalam batas waktu yang telah
ditentukan. Upaya yang saya lakukan dalam situasi tersebut yang pertama yaitu berusaha terus menghubungi
pemilik konveksi dan berusaha untuk membuat kesepakatan dalam mencari solusi masalah tersebut. Akhirnya
pemilik konveksi bersedia untuk melepaskan pesanan dan menyerahkannya kepada lembaga untuk pesan
ditempat yang lain. Mengingat batas waktu yang diberikan sudah sangat terlambat.

Aplikasi hasil proses pembelajaran yang saya sebutkan di atas dalam pekerjaan saya yaitu:
1. Dalam mengikuti diklat untuk pengembangan diri, tentunya saya juga memilih yang nantinya diklat tersebut
bisa saya terapkan pada siswa. Aplikasi proses pembelajaran yang saya terapkan hasil dari diklat yang saya ikuti
misalnya penggunaan media belajar quizizz, google form, dan media lain serta strategi
pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran yang saya berikan. Dengan media dan metode yang beragam
dalam pembelajaran anak akan merasa
senang dan mudah menerima pembelajaran. Sehingga kemampuan anak meningkat dan hasil belajar menjadi
lebih bagus. Selain untuk pembelajaran di kelas, juga saya aplikasikan pada kegiatan ekstrakurikuler. Seperti
Kursus Mahir Lanjutan Siaga, ilmu yang saya dapatkan tentunya saya terapkan pada kegiatan ekstrakurikuler
pramuka. Hasilnya anak lebih disiplin dan riang dalam belajar.
2. Dengan menempuh pendidikan S1 PGSD yang sesuai dengan bidang pekerjaan saya, tentunya banyak ilmu
yang akhirnya saya terapkan dalam
pembelajaran. Baik itu dalam kompetensi pedagogik maupun profesional. Kompetensi Profesional, sudah jelas
kita terapkan dalam memberikan materi pelajaran pada peserta didik kita. Sedangkan kompetensi Pedagogik
pun demikian. Yang sudah saya aplikasikan misalnya dalam pengelolaan kelas, program pengembangan
kemampuan mencari dan menyelesaikan masalah pribadi anak. Masalah anak yang tidak terselesaikan akan
sangat mempengaruhi hasil belajar anak, juga perilakunya sehari-hari. Sehingga hal ini justru menjadi pokok
masalah yang harus segera dicari penyelesaiannya. Alhamdulillah, anak yang sudah bisa menyelesaikan
masalahnya dengan bimbingan saya perilakunya menjadi lebih baik dan hasil belajar juga lebih baik juga.

Anda mungkin juga menyukai