Anda di halaman 1dari 23

PERTANYAAN ESSAY GURU PENGGERAK

1. Apa yang memotivasi anda menjadi guru penggerak?


a. Apa yang memotivasi anda menjadi guru penggerak? Apa yang anda lakukan dalam
mewujudkan motivasi tersebut?
Program guru penggerak adalah inisiatif pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di berbagai daerah. Program ini mengajak guru-
guru berkualitas berkontribusi sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia. Dengan motivasi yang tepat, guru-guru dapat memberikan dampak positif
yang besar. Program ini merupakan langkah yang penting dalam memajukan
pendidikan di Indonesia, yang pada gilirannya akan berkontribusi pada pembangunan
negara secara keseluruhan. Beberapa motivasi saya mengikuti program guru
penggerak adalah:
1. Patriotisme dan Pengabdian
Motivasi utama saya mengikuti program guru penggerak adalah rasa patriotisme dan
pengabdian terhadap pendidikan Indonesia. Saya menyadari bahwa kualitas
pendidikan sangat penting untuk ditingkatkan sehingga dapat menciptakan
kesempatan yang lebih baik lagi untuk generasi penerus bangsa yang sedang saya
didik. Beberapa hal yang dapat saya lakukan dalam mewujudkan motivasi saya yaitu
mendukung pendidikan yang berkualitas, melibatkan dan mendorong orang tua untuk
mendukung pendidikan anak-anak dan terlibat aktif dalam sekolah, menerapkan
pendidikan karakter dalam kurikulum sekolah, memperlihatkan komitmen, integritas
dan semangat dalam menjalankan tugas serta membangun semangat kebersamaan
antar semua stakeholder pendidikan.
2. Peningkatan Kompetensi guru
Harapan saya, dengan mengikuti program pendidikan guru penggerak dapat
meningkatkan kompetensi saya yang akan berdampak positif pada pengajaran dan
pembelajaran di sekolah. Beberapa hal yang dapat saya lakukan sebagai proses
meningkatkan kompetensi saya yaitu mengikuti pelatihan dan pengembangan berkala
bagi guru mencakup pelatihan dalam metode pengajaran baru, teknologi pendidikan
dan pengembangan kurikulum. Melakukan kolaborasi dan berbagi pengalaman
dengan sesama guru yang bisa dilakukan melalui rapat guru, komunitas belajar dan
platform daring.

b. Apa kelebihan yang mendukung peran anda sebagai guru penggerak? Jelaskan
alasannya dan berikan contohnya!
Sebagai calon guru penggerak, saya merasa memiliki beberapa kelebihan dalam diri saya
yang dapat mendukung peran saya sebagai guru penggerak yaitu:
1. Bersemangat
Salah satu kelebihan utama saya adalah semangat yang tinggi dalam mengajar dan
memotivasi murid. Semangat ini akan menular pada murid-murid saya,
membangkitkan minat mereka untuk belajar dan membuat proses pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan. Sebagai seorang guru penggerak, semangat saya akan
menjadi sumber inspirasi bagi semua orang di sekitar saya.
Contoh nyata: Saya memiliki semangat yang besar dalam mengajar IPA Terpadu dan saya
sering mengadakan kelas tambahan secara sukarela untuk membantu murid-murid
yang mengalami kesulitan dalam mata pelajaran tersebut. Semangat saya mendorong
murid-murid untuk berusaha lebih keras dan meraih hasil yang lebih baik.

2. Pantang Menyerah
Saya adalah sosok yang tidak pernah menyerah dalam menghadapi tantangan.
Kemampuan ini sangat penting dalam dunia pendidikan, karena proses belajar
mengajar sering kali melibatkan berbagai hambatan dan kesulitan. Saya memiliki
tekad kuat untuk mencari solusi terbaik dalam situasi apa pun dan ini akan menjadi
contoh yang baik bagi murid-murid saya.
Contoh nyata: Meskipun ada murid yang awalnya kesulitan dalam memahami pelajaran,
saya tidak pernah menyerah. Saya mencari berbagai cara untuk menjelaskan materi
secara berbeda dan memberikan bantuan tambahan kepada murid tersebut. Akhirnya,
mereka mengalami kemajuan yang signifikan dan merasa terinspirasi oleh tekad saya.

3. Kerjasama
Kemampuan saya dalam berkolaborasi dan bekerjasama dengan baik adalah nilai tambah
sebagai seorang guru penggerak. Pendidikan adalah upaya bersama antara guru,
siswa, orangtua dan staf sekolah. Saya dapat menjadi penghubung yang kuat antara
semua pihak ini, menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran yang
efektif.
Contoh nyata: Saya sering bekerjasama dengan orangtua murid dalam mengidentifikasi
kebutuhan dan perkembangan anak-anak mereka. Saya mengadakan pertemuan orang
tua-guru rutin dan melibatkan mereka dalam proses pembelajaran. Hasilnya, murid-
murid merasa lebih didukung dan kerjasama ini menciptakan suasana yang positif di
sekolah.

4. Inovasi
Saya selalu memiliki keinginan untuk berinovasi dalam pengajaran. Dunia pendidikan
terus berkembang dan saya siap untuk mengikuti perkembangan terbaru dan
menerapkannya dalam metode pengajaran saya. Kemampuan ini akan membantu
murid-murid saya untuk lebih siap menghadapi perubahan dalam dunia yang terus
berubah.
Contoh nyata: Saya memanfaatkan teknologi terbaru dalam pembelajaran, seperti
penggunaan aplikasi edukasi atau platform daring. Selain itu, saya sering mencari
metode pengajaran yang lebih menarik dan interaktif, seperti pembelajaran berbasis
proyek. Hal ini membuat murid-murid saya lebih termotivasi dan siap menghadapi
tantangan masa depan.

c. Berikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang


memberikan dampak nyata berdasarkan inisiatif Anda sendiri. Apa yang
mendorong Anda melakukan hal tersebut? (Jawaban Anda harus mencakup
waktu kejadian, dampak atas inisiatif Anda, upaya yang Anda lakukan agar
inisiatif tersebut terlaksana, peran Anda dan pihak lain yang terlibat bila ada)

1. Inisiatif saya untuk memberikan kelas tambahan kepada murid-murid yang


mengalami kesulitan dalam mata pelajaran IPA Terpadu adalah langkah
positif. Inisiatif ini mencerminkan peran aktif saya dalam membantu
perkembangan pendidikan murid-murid saya. Saya memberikan kelas
tambahan setiap kali ada waktu luang di sekolah, ini adalah langkah yang baik
karena memanfaatkan waktu yang ada secara efisien. Selain itu, saya juga
memberikan bantuan lewat chat pribadi dan grup di media sosial. Hal ini
memungkinkan murid untuk mendapatkan bimbingan kapan pun mereka
butuhkan. Inisiatif ini memiliki beberapa dampak positif yaitu:

a. Perbaikan pemahaman materi: Murid-murid yang menghadiri kelas tambahan


dapat memperbaiki pemahaman mereka dalam mata pelajaran IPA Terpadu.

b. Peningkatan prestasi akademik: Ini akan membantu meningkatkan prestasi


akademik murid-murid tersebut, yang pada gilirannya akan meningkatkan
kepercayaan diri mereka.

c. Meningkatnya Keterlibatan Orang Tua: Orang tua dapat melihat upaya saya
untuk membantu anak-anak mereka dan dapat mendukung upaya tersebut.

Beberapa upaya saya dalam melaksanakan inisiatif ini yaitu:

a. Perencanaan: Saya merencanakan materi dan metode pengajaran yang akan


digunakan dalam kelas tambahan.

b. Komunikasi: Saya menggunakan chat pribadi dan grup di media sosial untuk
berkomunikasi dengan murid-murid, ini penting untuk menginformasikan
jadwal dan materi yang akan dibahas.

c. Evaluasi: Saya memantau perkembangan murid-murid dalam kelas tambahan


dan menyesuaikan pendekatan jika diperlukan.

Beberapa pihak yang berperan dalam inisiatif ini yaitu rekan sejawat yang
mendukung inisiatif saya dengan berbagi sumber daya, pengalaman dan
informasi tentang pendekatan yang efektif dalam mengajar mata pelajaran IPA
Terpadu. Kepala sekolah memberikan dukungan administratif seperti
penggunaan ruang kelas tambahan atau pengumuman kepada murid-murid
tentang kelas tambahan ini. Orang tua mendukung inisiatif ini dengan
memastikan anak-anak mereka hadir dalam kelas tambahan, memberikan
dukungan di rumah dan berkomunikasi dengan saya untuk memahami
perkembangan anak-anak mereka.

2. Gerakan perubahan yang saya lakukan lainnya yaitu mengadakan pertemuan


rutin antara orang tua dan pihak sekolah setiap 3 bulan sekali di sekolah, hal
ini berpotensi untuk memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan
pendidikan dan komunikasi antara sekolah dan orang tua murid. Pertemuan
diadakan setiap 3 bulan sekali di sekolah. Jadwal yang tetap seperti ini
membantu dalam perencanaan dan keteraturan acara. Dampak dari inisiatif ini
yaitu:

a. Komunikasi yang Lebih Baik: Pertemuan ini menciptakan kesempatan bagi


orang tua dan guru untuk berbicara tentang perkembangan anak-anak, prestasi
serta masalah yang mungkin timbul di sekolah. Ini memungkinkan
terbentuknya komunikasi yang lebih baik antara berbagai pihak, yang pada
gilirannya dapat memengaruhi perkembangan murid.

b. Partisipasi Orang Tua yang Lebih Aktif: Orang tua akan merasa lebih terlibat
dalam pendidikan anak-anak mereka karena mereka memiliki wadah untuk
mengungkapkan kekhawatiran dan ide mereka.

c. Pemahaman yang Lebih Baik tentang Proses Pendidikan: Orang tua akan
mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang bagaimana sekolah beroperasi,
kurikulum dan harapan-harapan pada murid.

Beberapa upaya untuk mewujudkan inisiatif yaitu:

a. Penjadwalan yang Tepat: Memastikan jadwal pertemuan sudah direncanakan


jauh-jauh hari sehingga semua pihak dapat mengatur jadwal mereka.

b. Komunikasi Efektif: Memastikan bahwa semua pihak terinformasi dengan baik


tentang waktu dan tempat pertemuan. Menggunakan berbagai saluran
komunikasi seperti surat, email, pesan teks dan pemberitahuan sekolah.

c. Persiapan yang Baik: Menyediakan agenda pertemuan yang jelas dan informatif
sehingga semua pihak terkait memiliki pemahaman yang sama tentang topik
yang akan dibahas.

d. Evaluasi dan Pembaruan: Setelah pertemuan berlangsung, evaluasi dilakukan


untuk menentukan apa yang telah berjalan dengan baik dan apa yang perlu
ditingkatkan. Menggunakan masukan dari guru, orang tua dan murid untuk
mengembangkan pertemuan selanjutnya.

Pihak-pihak yang berperan dalam inisiatif ini adalah guru lain di sekolah dengan
hadir dan berpartisipasi aktif dalam pertemuan. Mereka dapat memberikan
wawasan tentang perkembangan murid yang mereka ajari dan mendukung
upaya komunikasi dengan orang tua. Kepala sekolah memiliki peran penting
dalam mendukung dan memfasilitasi pertemuan. Kepala sekolah dapat
membantu dalam mengorganisasi acara, memastikan bahwa staf sekolah hadir
dan memberikan arahan yang diperlukan. Orang tua murid juga harus
berpartisipasi aktif dalam pertemuan ini. Mereka perlu hadir dan berkontribusi
dengan pertanyaan, masukan dan umpan balik untuk memastikan bahwa
pertemuan ini berjalan dengan baik.

3. Gerakan perubahan yang saya lakukan dengan memanfaatkan teknologi terbaru


dalam pengajaran adalah suatu inisiatif yang penting dan berdampak besar
dalam perkembangan pendidikan. Inisiatif ini dimulai ketika saya menyadari
pentingnya pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, sekitar 2 tahun yang
lalu. Saya kemudian memutuskan untuk mengikuti berbagai pelatihan tentang
pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran secara signifikan selama 6 bulan
terakhir. Saya mengikuti berbagai pelatihan yang mencakup penggunaan
perangkat lunak pendidikan, pembuatan materi pembelajaran digital dan
strategi pembelajaran online. Setelah pelatihan, saya mulai mengaplikasikan
keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh dalam pembelajaran di kelas.
Dampak positif yang terlihat adalah meningkatnya keterlibatan murid dalam
pembelajaran. Murid lebih antusias. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dan
meningkatnya fleksibilitas dalam proses belajar-mengajar. Upaya yang saya
lakukan dalam mencapai tujuan dari inisiatif ini yaitu secara aktif mencari
pelatihan yang relevan dan berkomunikasi dengan kolega guru berbagi
pengalaman serta strategi pembelajaran yang memanfaatkan teknologi di
dalamnya. Saya juga terus melakukan evaluasi dan penyesuaian terhadap
metode pembelajaran. Peran rekan sejawat atas inisiatif saya adalah
mendukung pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Kepala sekolah
mendukung gerakan perubahan ini dengan memberikan akses ke perangkat
dan sumber daya teknologi yang diperlukan serta membantu memotivasi dan
memberikan pengakuan atas usaha saya.
2. Berinteraksi dengan orang lain terkadang dapat menjadi sebuah tantangan.
Ceritakan kesulitan yang anda alami saat bekerja sama dengan pihak lain (misalnya
rekan sejawat, pimpinan di sekolah, orang tua, wali murid, keluarga, komunitas,
perangkat desa, tokoh masyarkat, pemuka agama, instansi maupun lainnya) guna
menimbulkan kesadaran dan kesediaan agar mereka berkomitmen membantu anda
mencapai tujuan bersama.

a. Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana
saja yang Anda minta untuk bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara
jelas!

Saya melaksanakan kelas tambahan untuk murid-murid yang masih kesulitan pada
materi-materi tertentu mata pelajaran IPA Terpadu sejak 2 tahun yang lalu
tepatnya di Tahun 2021. Saya mengambil inisiatif tersebut karena beberapa
hal berikut:

1. Heterogenitas dalam Kelas: Kelas terdiri dari beragam tingkat pemahaman dan
kemampuan murid terhadap materi IPA Terpadu. Beberapa murid memiliki
latar belakang pengetahuan yang lebih kuat, sementara yang lain kesulitan
untuk mengikuti pelajaran.

2. Keterbatasan Sumber Belajar: Sumber daya dan materi pembelajaran yang


terbatas, seperti buku teks yang tidak memadai dan peralatan laboratorium
yang kurang, dapat menghambat pemahaman murid terhadap IPA Terpadu.

3. Perbedaan Gaya Belajar: Setiap murid memiliki gaya belajar yang berbeda.
Beberapa mungkin belajar lebih baik melalui pendekatan visual, sementara
yang lain lebih suka pembelajaran praktis. Kurangnya variasi dalam metode
pengajaran bisa membuat sebagian murid merasa kesulitan untuk memahami
materi.
Beberapa pihak yang saya libatkan dalam inisiatif ini yaitu rekan sejawat, kepala
sekolah dan orang tua murid. Alasan penting saya melibatkan mereka adalah:

1. Penggunaan Sumber Daya yang Efisien: Melibatkan rekan sejawat, seperti


guru-guru yang mengajar mata pelajaran terkait dapat memanfaatkan sumber
daya internal yang sudah ada di sekolah. Ini dapat mengurangi biaya dan
waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kelas tambahan dan juga
memaksimalkan penggunaan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
oleh staf sekolah.

2. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Kepala sekolah memiliki peran penting dalam


memberikan dukungan dan arahan untuk inisiatif seperti ini. Melibatkan
kepala sekolah dalam proses ini akan memastikan bahwa perubahan tersebut
mendapatkan dukungan dan legitimasi dari pihak berwenang yang dapat
memengaruhi penentuan anggaran dan sumber daya lainnya.

3. Keterlibatan Orang Tua: Orang tua adalah pemangku kepentingan yang sangat
penting dalam pendidikan anak-anak. Melibatkan mereka dalam inisiatif kelas
tambahan akan membantu membangun dukungan dari rumah, memungkinkan
orang tua untuk memahami upaya sekolah dalam membantu anak-anak
mereka dan mendorong partisipasi aktif dalam pemantauan perkembangan
anak-anak.

b. Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan
ataupun kegagalan yang Anda hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana
respon Anda dalam situasi tersebut? Upaya apa yang Anda lakukan untuk
tetap fokus mencapai tujuan yang telah direncanakan?
Saat ingin melaksanakan kelas tambahan mata pelajaran IPA Terpadu bagi murid-
murid yang masih kesulitan pada materi-materi tertentu sekitar 2 tahun yang
lalu, saya menghadapi sejumlah tantangan yang cukup signifikan. Tantangan-
tantangan tersebut mencakup:
1. Waktu yang Terbatas: Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan waktu.
Melaksanakan kelas tambahan membutuhkan investasi waktu tambahan baik
dari guru maupun murid. Terkadang, waktu yang tersedia untuk menjalankan
kelas tambahan ini sangat terbatas, mengingat padatnya jadwal pelajaran rutin
dan aktivitas ekstrakurikuler.
2. Rintangan dari Kepala Sekolah: Kepala sekolah memiliki peran penting dalam
menentukan apakah kelas tambahan dapat dilaksanakan. Dalam situasi ini,
kepala sekolah mungkin memiliki pandangan yang berbeda mengenai
efektivitas kelas tambahan dan dapat menghambat upaya untuk
menyelenggarakannya.
3. Tidak Setuju dari Beberapa Rekan Guru: Tidak semua rekan guru mendukung
inisiatif kelas tambahan. Mereka mungkin merasa bahwa beban kerja mereka
sudah cukup besar dan tidak ingin terlibat dalam kegiatan tambahan yang
dapat meningkatkan tekanan kerja mereka.
4. Tidak Mendukung dari Orang Tua: Mendapatkan dukungan dari orang tua
adalah hal yang penting untuk keberhasilan kelas tambahan. Namun, dalam
situasi ini, beberapa orang tua merasa skeptis atau tidak mendukung gagasan
kelas tambahan, mungkin karena mereka menganggap anak-anak mereka
sudah cukup sibuk atau merasa khawatir dengan beban kerja tambahan yang
akan diberikan kepada anak-anak mereka.
5. Persiapan Materi dan Kurikulum: Persiapan materi tambahan untuk kelas
tersebut juga merupakan tantangan. Perlu merancang kurikulum tambahan
yang sesuai dengan kebutuhan murid yang dapat membantu mereka mengatasi
kesulitan pada materi-materi IPA Terpadu.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, perlu adanya komunikasi yang kuat


antara guru, kepala sekolah dan orang tua. Perlu juga mempertimbangkan cara
efektif untuk memotivasi murid agar menghadiri kelas tambahan dan
menjadikan kelas tersebut menarik bagi mereka. Selain itu, mengumpulkan
data dan bukti nyata mengenai peningkatan hasil belajar murid sebagai akibat
dari kelas tambahan dapat membantu meyakinkan mereka yang meragukan
efektivitasnya.

c. Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari
berbagai pihak untuk bekerja sama?
Mendapatkan komitmen dari rekan sejawat, kepala sekolah dan orang tua murid
untuk melaksanakan gerakan perubahan kelas tambahan dalam mata pelajaran
IPA Terpadu memerlukan berbagai upaya yang cermat dan terstruktur. Berikut
adalah upaya yang saya lakukan:
1. Merancang Proposal yang Komprehensif: Membuat proposal yang merinci
tujuan, manfaat dan cara pelaksanaan dari kelas tambahan. Proposal tersebut
mencakup alasan mengapa perubahan ini diperlukan dan dampak positif yang
akan dihasilkan.
2. Berkonsultasi dengan Rekan Sejawat: Saya mendiskusikan rencana ini dengan
rekan sejawat. Mengajak mereka untuk berkolaborasi dalam menyusun materi
dan metode pengajaran tambahan. Memastikan mereka merasa terlibat dalam
proses perencanaan.
3. Pertemuan dengan Kepala Sekolah: Menjadwalkan pertemuan dengan kepala
sekolah untuk memaparkan proposal dan mendiskusikan manfaatnya.
Mengajukan data yang menunjukkan bahwa kelas tambahan akan
meningkatkan hasil belajar murid.
4. Membentuk Tim Kerja: Membentuk tim kerja yang terdiri dari guru, kepala
sekolah dan perwakilan orang tua murid. Tim ini dapat membantu
mengkoordinasikan pelaksanaan kelas tambahan dan memastikan semua pihak
terlibat.
5. Komunikasi yang Efektif: Memastikan komunikasi yang jelas dan terbuka
dengan semua pihak terlibat. Menyampaikan secara rutin perkembangan dan
hasil dari kelas tambahan kepada orang tua dan kepala sekolah.
6. Sosialisasi kepada Orang Tua Murid: Selain berkomunikasi secara pribadi, saya
mengadakan pertemuan khusus dengan orang tua murid untuk menjelaskan
manfaat kelas tambahan dan bagaimana mereka dapat mendukungnya.
7. Dokumentasi Hasil: Selama pelaksanaan kelas tambahan, saya
mendokumentasikan hasilnya. Menunjukkan perbaikan yang telah dicapai oleh
murid dalam mata pelajaran IPA Terpadu.
8. Evaluasi dan Penyesuaian: Selalu membuka diri terhadap umpan balik dan
evaluasi dari semua pihak yang terlibat. Jika ada perubahan yang perlu
dilakukan, maka segera dilakukan penyesuaian.

d. Bagaimana hasilnya?

Mendapatkan komitmen dari rekan sejawat, kepala sekolah dan orang tua murid
dalam melaksanakan inisiatif kelas tambahan bagi murid yang merasa
kesulitan pada materi IPA Terpadu memerlukan berbagai upaya komunikasi
dan persuasi. Berikut adalah deskripsi mengenai hasil dari upaya-upaya yang
dilakukan:

1. Pemahaman dan Penjelasan yang Jelas: Sebagai langkah awal, hasil yang
dicapai melalui upaya komunikasi yang efektif adalah pemahaman yang lebih
baik tentang tujuan dan manfaat dari inisiatif kelas tambahan. Rekan sejawat,
kepala sekolah dan orang tua perlu memahami mengapa inisiatif ini penting
untuk membantu murid yang kesulitan dalam materi IPA Terpadu.

2. Konsultasi dan Kolaborasi: Hasil yang dicapai adalah terjalinnya kerjasama


yang erat antara guru, kepala sekolah dan orang tua. Mereka dapat bersama-
sama merancang program kelas tambahan yang sesuai dengan kebutuhan
murid, sehingga semua pihak merasa terlibat dan memiliki rasa kepemilikan
terhadap inisiatif tersebut.

3. Penyuluhan dan Presentasi: Guru dan tim pengajar dapat memberikan


presentasi yang informatif kepada rekan sejawat, kepala sekolah dan orang tua
untuk menjelaskan bagaimana program kelas tambahan akan dijalankan,
sejauh mana akan membantu murid dan bagaimana program ini akan
dievaluasi. Hasilnya adalah pemahaman yang lebih baik dan dukungan yang
lebih kuat.

4. Alasan dan Manfaat yang Jelas: Dalam upaya mendapatkan komitmen, penting
untuk menyoroti manfaat yang akan diperoleh oleh murid yang akan
mengikuti program ini. Hasil yang dicapai adalah keyakinan bahwa inisiatif
ini akan meningkatkan pemahaman dan kinerja murid dalam IPA Terpadu.
5. Rencana Evaluasi dan Pengukuran: Dalam proses komunikasi, guru dan kepala
sekolah dapat menggambarkan bagaimana mereka akan mengevaluasi
efektivitas program ini. Hal ini dapat mencakup pengukuran kemajuan murid,
pertemuan berkala dengan orang tua dan penggunaan data untuk mendukung
keputusan.

6. Fleksibilitas dan Penyesuaian: Dalam hasil yang diinginkan, program kelas


tambahan harus dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan individual murid.
Komitmen untuk menyediakan dukungan yang sesuai dengan tingkat kesulitan
murid dapat memberikan hasil yang lebih positif.

7. Dukungan dan Keterlibatan Orang Tua: Hasil yang paling penting adalah
dukungan dan keterlibatan orang tua. Mereka dapat berperan penting dalam
memastikan bahwa inisiatif ini berjalan dengan baik. Oleh karena itu,
mendapatkan komitmen orang tua adalah kunci untuk kesuksesan inisiatif ini.

8. Kesuksesan Murid: Hasil yang diharapkan adalah meningkatnya pemahaman


dan kinerja murid dalam materi IPA Terpadu. Ketika murid-murid yang
mengikuti program ini mencapai hasil yang lebih baik, itu akan menjadi bukti
nyata bahwa upaya-upaya komunikasi dan komitmen yang dilakukan telah
berhasil. Dengan menggabungkan upaya komunikasi yang baik, pemahaman
yang mendalam tentang manfaat inisiatif dan dukungan yang kuat dari semua
pihak yang terlibat, hasil yang diinginkan adalah keberhasilan program kelas
tambahan untuk murid yang merasa kesulitan dalam materi IPA Terpadu.

3. Permasalahan, tantangan, situasi yang kompleks adalah kondisi umum yang ditemui dalam
menjalankan pekerjaan. Berikan contoh pengalaman anda dalam menghadapi situasi yang
paling menantang, kompleks atau sulit saat menjalankan tugas anda.

a. Kapan waktu kejadiannya? Permasalahan, tantangan, atau kompleksitas apa yang


Anda hadapi saat itu? Gambarkan secara jelas!

Situasi yang paling menantang saat saya menjalankan tugas sebagai guru adalah ketika
beberapa rekan guru menunjukkan resistensi atau tidak mau bekerja sama dalam
melaksanakan inisiatif yang saya buat, seperti kelas tambahan bagi murid yang
mengalami kesulitan pada beberapa materi IPA Terpadu. Salah satu tantangan utama
dalam situasi ini adalah menghadapi ketidaksetujuan beberapa rekan guru terhadap
inisiatif saya. Beberapa dari mereka mungkin merasa bahwa penambahan kelas
tambahan tersebut membebani mereka dengan beban kerja tambahan atau kurang
relevan dengan pendekatan pembelajaran yang mereka anut. Kurangnya dukungan
dari rekan-rekan guru membuat saya merasa sendirian dalam upaya saya untuk
membantu murid yang kesulitan. Situasi ini menciptakan konflik dan ketegangan
dalam lingkungan kerja. Ketika pendekatan saya dalam memberikan bantuan kepada
murid yang kesulitan berlawanan dengan pandangan rekan-rekan guru, hal ini
menciptakan ketegangan interpersonal yang merugikan atmosfer di sekolah. Sebagai
seorang guru, saya merasa frustrasi karena saya berusaha keras untuk membantu
murid-murid yang memerlukan perhatian khusus, tetapi menghadapi hambatan dari
rekan-rekan. Perasaan frustrasi ini mengganggu fokus dan semangat saya dalam
melaksanakan inisiatif tersebut.

b. Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk memahami situasi tersebut secara
komprehensif? Peluang dan kesempatan apa saja yang Anda identifikasi dalam situasi
tersebut untuk membantu Anda menghadapinya?
Untuk mengatasi situasi ini, saya membangun komunikasi yang baik dengan rekan-rekan
guru dan berusaha untuk menjelaskan mengapa inisiatif ini penting. Mencoba untuk
mencari titik temu dan berkolaborasi dengan rekan-rekan guru dalam menentukan
cara terbaik untuk memberikan kelas tambahan tanpa mengorbankan beban kerja
mereka. Bekerja sama dengan rekan-rekan guru yang mendukung inisiatif saya
akhirnya membantu saya membangun dukungan dalam menghadapi tantangan ini.
Selain itu, dengan mendapat dukungan dari kepala sekolah dan orang tua murid untuk
melaksanakan inisiatif perubahan ini serta seiring berlalunya waktu, kesabaran dan
usaha yang tepat, saya dapat memenangkan hati beberapa rekan guru dan mencapai
tujuan saya untuk membantu murid-murid yang kesulitan. Situasi ini memang bisa
sangat menantang, namun dengan komunikasi yang baik, kesabaran dan upaya yang
tekun, saya dapat mengatasi hambatan ini dan terus memberikan dukungan yang
berarti bagi murid-murid yang membutuhkannya dalam memahami materi IPA
Terpadu.

c. Pertimbangan-pertimbangan atau alternatif apa saja yang Anda hadirkan dalam


membuat keputusan? Informasi apa lagi yang Anda gunakan untuk memperkuat
keputusan Anda?
Keputusan untuk melaksanakan gerakan perubahan kelas tambahan bagi murid yang
mengalami kesulitan pada beberapa materi IPA Terpadu adalah keputusan penting
dalam konteks pendidikan. Beberapa pertimbangan yang saya hadirkan sebelum
membuat keputusan meliputi:
1. Kepentingan Murid: Pertama-tama, saya mempertimbangkan perkembangan murid.
Apakah kelas tambahan akan membantu mereka mengatasi kesulitan dan
meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi IPA Terpadu? Fokus pada
kepentingan dan kebutuhan murid merupakan faktor kunci dalam pengambilan
keputusan ini.
2. Analisis Kinerja Murid: Saya melakukan analisis mendalam terhadap kinerja murid
pada materi IPA Terpadu. Apakah terdapat tren yang menunjukkan bahwa mereka
secara konsisten mengalami kesulitan atau meraih nilai rendah? Analisis kinerja akan
membantu saya menentukan apakah intervensi diperlukan.
3. Konsultasi dengan Guru Mata Pelajaran: Saya berkomunikasi dengan guru lainnya
karena mereka bisa saja memiliki wawasan lebih lanjut mengenai kesiapan dan
kebutuhan murid. Pendapat rekan sejawat adalah sumber informasi berharga dalam
pengambilan keputusan.
4. Perencanaan Kurikulum Tambahan: saya mempertimbangkan apakah saya memiliki
sumber daya yang cukup untuk melaksanakan kelas tambahan. Perencanaan
kurikulum tambahan, waktu pelaksanaan dan materi yang akan diajarkan juga perlu
dipertimbangkan.
5. Dampak pada Keseimbangan Belajar Murid: Saya harus memastikan bahwa
penambahan kelas tambahan tidak akan memberikan beban berlebihan bagi murid.
Saya mempertimbangkan bagaimana keputusan ini akan memengaruhi keseimbangan
antara waktu belajar, aktivitas ekstrakurikuler dan waktu istirahat mereka.
6. Keterlibatan Orang Tua: Saya melibatkan orang tua murid dalam proses pengambilan
keputusan ini. Mereka mungkin memiliki wawasan dan masukan yang berharga
terkait dengan kebutuhan anak mereka.
7. Evaluasi Program yang Tersedia: Saya meninjau program-program kelas tambahan
yang tersedia dan mencari yang sesuai dengan kebutuhan murid. Saya memastikan
program ini dapat memberikan bantuan yang efektif dalam mengatasi kesulitan
mereka.
8. Rencana Tindak Lanjut: Setelah membuat keputusan untuk melaksanakan kelas
tambahan, saya mempertimbangkan juga rencana tindak lanjut. Bagaimana saya akan
memantau perkembangan murid dan kapan saya akan mengevaluasi apakah intervensi
ini berhasil.
9 Kesetaraan dan Keadilan: Saya memastikan bahwa keputusan untuk melaksanakan
kelas tambahan dilakukan secara adil dan setara untuk semua murid yang mengalami
kesulitan dalam materi IPA Terpadu. Tidak ada diskriminasi atau perlakuan yang
tidak adil.
10. Efektivitas dan Efisiensi: Terakhir, saya mempertimbangkan apakah kelas tambahan
ini akan efektif dalam meningkatkan pemahaman dan kinerja murid.

Keputusan ini saya ambil secara hati-hati, dengan mempertimbangkan semua faktor di
atas guna memastikan bahwa langkah yang saya ambil akan memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi murid yang mengalami kesulitan dalam materi IPA Terpadu.

d. Tindakan apa yang kemudian Anda ambil dan bagaimana hasilnya?

Saya telah mengambil tindakan yang sangat positif dalam melaksanakan gerakan
perubahan dengan memberikan kelas tambahan bagi murid yang mengalami kesulitan
pada beberapa materi IPA Terpadu. Berikut adalah deskripsi langkah-langkah yang
saya ambil dalam tindakan tersebut:
1. Identifikasi Masalah: Pertama-tama, saya mengidentifikasi murid-murid yang
mengalami kesulitan dalam materi IPA Terpadu. Ini melibatkan evaluasi hasil belajar
mereka, observasi kelas dan berbicara dengan murid, orang tua atau guru mata
pelajaran terkait.

2. Penjadwalan Kelas Tambahan: Setelah mengidentifikasi murid-murid yang


memerlukan bantuan tambahan, saya membuat jadwal kelas tambahan yang memadai.
Saya memastikan jadwal ini tidak bertabrakan dengan pelajaran atau aktivitas
ekstrakurikuler lainnya agar semua murid dapat berpartisipasi.

3. Penentuan Materi yang Akan Diajarkan: Saya menentukan materi-materi khusus yang
akan diajarkan dalam kelas tambahan. Fokus pada topik atau konsep yang menjadi
hambatan utama bagi murid-murid tersebut.

4. Penggunaan Metode Pengajaran yang Beragam: Saya menyesuaikan metode


pengajaran dalam kelas tambahan untuk memenuhi kebutuhan

beragam murid. Saya menggunakan pendekatan yang lebih visual, praktik atau interaktif
sesuai dengan preferensi belajar masing-masing.

5. Evaluasi Kemajuan: Selama dan setelah kelas tambahan, saya melakukan evaluasi
kemajuan murid secara teratur. Ini melibatkan ujian, tugas atau observasi langsung.

6. Dukungan Individual: Saya memberikan dukungan individu kepada murid yang


memerlukan bantuan tambahan.

7. Komunikasi dengan Orang Tua: Saya memberi tahu orang tua tentang perkembangan
anak-anak mereka dalam kelas tambahan. Mendiskusikan strategi yang dapat mereka
terapkan di rumah untuk mendukung pembelajaran anak.

8 Motivasi dan Dukungan Emosional: Saya tidak lupa untuk memberikan motivasi dan
dukungan emosional kepada murid.

Hasil dari tindakan ini dapat bervariasi tergantung pada situasi dan murid-murid yang
terlibat. Namun, beberapa hasil sesuai harapan saya termasuk:

1. Peningkatan pemahaman: Murid-murid yang mengikuti kelas tambahan mengalami


peningkatan pemahaman terhadap materi yang sebelumnya sulit bagi mereka.

2. Peningkatan nilai: Seiring berjalannya waktu, mereka dapat mencapai hasil yang lebih
baik dalam ujian atau tugas terkait IPA Terpadu.

3. Peningkatan rasa percaya diri: Dengan mendapatkan bantuan tambahan, murid-murid


ini dapat merasa lebih percaya diri dalam menghadapi materi pelajaran di masa depan.
4. Motivasi untuk belajar: Pengalaman positif dalam kelas tambahan memotivasi murid
untuk lebih rajin belajar dan mengembangkan minat dalam mata pelajaran IPA
Terpadu.

5. Keterlibatan orang tua: Dengan komunikasi yang baik antara sekolah dan orang tua, ini
juga memperkuat keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka.

6. Hasil akhir yang paling penting adalah membantu murid-murid mencapai potensi
maksimal mereka dalam pembelajaran dan membuka peluang bagi perubahan positif
dalam pemahaman dan pencapaian akademik mereka.

4. Perkembangan menuntut kita untuk terus belajar hal-hal baru. Ceritakan pengalaman anda
saat mendapatkan masukan atau umpan balik terkait kemampuan anda.

a. Kapan waktu kejadiannya? Masukan atau umpan balik apa yang secara spesifik Anda
dapatkan? Apa yang Anda rasakan saat menerima masukan atau umpan balik
tersebut?

Di akhir tahun 2020, saat itu kita sedang menghadapi masa pandemi Cov-19 dan sedang
melaksanakan pembelajaran darurat sebab tidak setiap hari kita bisa melaksanakan
pembelajaran tatap muka dengan murid di sekolah. Saat itu pula sedang gencar-
gencarnya proses peralihan pendidikan dari pendidikan konvensional menuju
pendidikan modern yang memanfaatkan teknologi. Saat itu, kepala sekolah memberi
saran kepada saya untuk memahami teknologi yang relevan dengan dunia pendidikan.
Hal ini mencakup pemahaman terhadap perangkat keras (hardware) seperti komputer,
tablet dan proyektor serta perangkat lunak (software) yang dapat mendukung
pembelajaran. Dengan pemahaman yang kuat, saya akan lebih mudah
mengintegrasikan teknologi ke dalam proses pembelajaran. Kepala sekolah
menyarankan saya untuk mengikuti pelatihan khusus yang fokus pada teknologi
dalam pendidikan. Ini bisa berupa kursus online, workshop atau seminar yang
diselenggarakan oleh lembaga-lembaga terkait. Menurut beliau, pelatihan-pelatihan
seperti ini akan membantu saya mengembangkan keterampilan khusus dalam
penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Menurut beliau, dengan mengikuti
pelatihan-pelatihan terkait, saya bisa belajar untuk merencanakan dan
mengembangkan materi pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi. Ini termasuk
membuat konten digital, merancang tugas online dan memanfaatkan platform
pembelajaran digital. Dengan demikian, harapannya adalah saya akan lebih efektif
dalam mengajar dan melibatkan murid. Saat saya menerima saran dari kepala sekolah
untuk mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan
penggunaan teknologi dalam pembelajaran, saya merasa sangat antusias dan
bersemangat mendengar saran tersebut. Pelatihan teknologi dalam pembelajaran
terdengar sebagai peluang besar untuk meningkatkan keterampilan saya, menciptakan
pembelajaran yang lebih efektif dan membantu murid. Saran tersebut meningkatkan
rasa percaya diri saya sebagai pendidik. Ini menunjukkan bahwa kepala sekolah
mempercayai kemampuan dan potensi saya untuk berkembang dalam mengadopsi
teknologi dalam pembelajaran, yang bisa meningkatkan harga diri saya. Mengikuti
pelatihan teknologi juga menimbulkan rasa tantangan, terutama saat saya merasa
kurang berpengalaman dalam hal tersebut. Namun, rasa tantangan ini juga bisa
menjadi dorongan untuk meningkatkan diri dan mengatasi ketidaknyamanan di awal.
Kepala sekolah memberikan saran ini karena beliau peduli dengan perkembangan
saya sebagai pendidik. Ini menimbulkan perasaan puas bahwa saya bekerja di
lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan pribadi. Saran tersebut
juga menimbulkan rasa tanggung jawab terhadap pengembangan diri saya dan
penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Saya menjadi merasa perlu untuk
merespons saran ini dengan serius.

b. Bagaimana cara Anda menyikapi masukan dan umpan balik tersebut untuk
pengembangan diri Anda?
Cara saya menyikapi saran dari kepala sekolah untuk mengembangkan diri dengan
mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan penggunaan teknologi dalam
pembelajaran adalah merespons saran tersebut dengan antusiasme tinggi dan
semangat untuk memulai perjalanan pengembangan diri. Saya melihat pelatihan
sebagai peluang emas untuk meningkatkan keterampilan dan efektivitas pengajaran
saya. Saya menerima saran tersebut tanpa banyak pertanyaan dan bersedia untuk
mengikuti pelatihan sebagaimana yang disarankan oleh kepala sekolah. Saya
menganggap kepala sekolah sebagai otoritas yang tahu apa yang terbaik untuk
perkembangan saya. Saya merasa tertantang oleh saran tersebut. Saya merasa perlu
untuk mengatasi rasa takut atau ketidaknyamanan awal terkait dengan penggunaan
teknologi, tetapi saya juga merasa penasaran dan ingin mengatasi tantangan tersebut.
Saya menyadari bahwa penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat
meningkatkan pengalaman belajar murid dan saya merasa perlu untuk memberikan
yang terbaik. Saya merespons saran tersebut dengan merencanakan langkah-langkah
konkret untuk mengikuti pelatihan dan mengembangkan diri. Saya juga merenung
tentang bagaimana penggunaan teknologi dapat memperkaya pengalaman belajar
murid. Saya mencari dukungan dan nasihat dari rekan guru yang lebih berpengalaman
dalam penggunaan teknologi dalam pembelajaran.

c. Selain memanfaatkan masukan dan umpan balik dalam proses pengembangan diri
Anda, Hal berbeda apa yang Anda lakukan untuk mendukung proses pengembangan
diri Anda? Adakah cara-cara di luar kebiasaan yang Anda lakukan dimana hal
tersebut membuat Anda kurang nyaman namun mendukung proses pembelajaran
Anda?
Beberapa hal berbeda yang saya lakukan dalam proses pengembangan diri saya terkait
penggunaan teknologi dalam pembelajaran yaitu:
1. Menerapkan Metode Pembelajaran Terbalik (Flipped Classroom): Ini adalah
pendekatan di mana saya memberikan materi belajar kepada murid sebelum
pertemuan kelas yang memungkinkan waktu kelas digunakan untuk diskusi dan
aplikasi. Ini membuat saya merasa tidak nyaman karena memerlukan persiapan yang
lebih intensif, namun akan meningkatkan interaksi langsung dengan murid.
2. Melibatkan Murid dalam Pengambilan Keputusan Teknologi: Saya membiarkan murid
berpartisipasi dalam pemilihan perangkat lunak, aplikasi atau platform pembelajaran
yang akan digunakan. Meskipun ini menimbulkan ketidaknyamanan awal dalam hal
kendali, namun memberikan kesempatan kepada murid untuk merasa memiliki dalam
pembelajaran mereka.
3. Kolaborasi dengan Murid dalam Pengembangan Materi Pembelajaran: Saya mencoba
berkolaborasi dengan murid dalam merancang materi pembelajaran dengan bantuan
teknologi termasuk dalam proses pembuatan video pembelajaran atau aplikasi
pembelajaran. Meskipun ini terasa tidak biasa, namun dapat meningkatkan motivasi
murid dan memberikan pengalaman yang lebih kontekstual.
4. Menyediakan Fleksibilitas dalam Penilaian: Saya merasa tidak nyaman dengan
pendekatan penilaian yang lebih fleksibel, seperti proyek murid yang memungkinkan
mereka menunjukkan pemahaman mereka melalui berbagai media digital. Ini
memerlukan keterampilan penilaian yang berbeda, tetapi memungkinkan murid
mengekspresikan diri lebih kreatif.
5. Mendukung Pembelajaran Mandiri: Memberikan lebih banyak kendali kepada murid
dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri dengan bantuan teknologi, seperti
memberi mereka pilihan untuk memilih topik proyek. Hal ini tidak biasa tetapi
mendukung pengembangan diri murid.
6. Mengintegrasikan Permainan Pendidikan: Menggunakan permainan pendidikan atau
simulasi untuk mengajarkan konsep materi terasa asing pada awalnya. Namun, hal ini
dapat meningkatkan keterlibatan murid dan memberikan cara yang menyenangkan
untuk belajar.

Pendekatan-pendekatan ini tidak konvensional dan membuat saya merasa tidak nyaman
pada awalnya namun memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna
dan memperluas pemahaman saya tentang bagaimana teknologi dapat digunakan
dalam pembelajaran. Hal ini juga memberikan manfaat besar bagi murid, membantu
mereka beradaptasi dengan lingkungan belajar yang semakin digital.

d. Bagaimana aplikasi hasil proses pembelajaran yang Anda sebutkan di dalam


pekerjaan Anda?

Hasil pengembangan diri yang saya peroleh dengan mengikuti pelatihan yang
memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan Keterampilan Teknologi: Melalui pelatihan ini, saya dapat


mengembangkan keterampilan teknologi yang lebih kuat, termasuk pemahaman
tentang perangkat keras dan perangkat lunak yang relevan untuk pembelajaran. Saya
lebih percaya diri dalam menggunakan teknologi dalam pembelajaran.
2. Peningkatan Efektivitas Pembelajaran: Pelatihan yang berkaitan dengan penggunaan
teknologi dalam pembelajaran sangat membantu saya menjadi guru yang lebih efektif.
Saya memiliki alat baru untuk merancang pembelajaran yang lebih interaktif, menarik
dan relevan bagi murid.

3. Peningkatan Keterlibatan Murid: Saya mengamati peningkatan keterlibatan murid


dalam proses pembelajaran. Penggunaan teknologi yang tepat dapat memotivasi
murid, membantu mereka terlibat lebih aktif dalam pembelajaran dan memberikan
pengalaman yang lebih menarik.

4. Peningkatan Kemampuan Penilaian: Saya akhirnya bisa mengembangkan kemampuan


untuk melakukan penilaian yang lebih canggih dan beragam dengan menggunakan
teknologi termasuk mengintegrasikan alat penilaian otomatis, mengumpulkan data
tentang kemajuan murid dan memberikan umpan balik yang lebih akurat.

5. Dampak Positif pada Hasil Belajar Murid: Dengan penggunaan teknologi yang efektif,
murid dapat mencapai pencapaian yang lebih baik dalam mata pelajaran yang saya
ajarkan.

6. Kemampuan Beradaptasi yang Lebih Baik: Dengan pelatihan ini, saya menjadi lebih
terampil dalam menghadapi perubahan dan perkembangan dalam teknologi
pendidikan yang membantu saya tetap relevan dalam dunia pendidikan yang terus
berubah.

5. Ceritakan pengalaman anda melakukan pengembangan terhadap orang lain (contohnya


dengan guru, rekan sejawat lainnya, komunitas, tokoh masyarakat maupun lainnya), misalnya
dalam kegiatan perlombaan, riset ilmiah, mempersiapkan orang lain pada tugas dan tanggung
jawab baru atau lainnya.

a. Kapan waktu kejadiannya? Siapa yang Anda kembangkan? Apa yang memotivasi
Anda melakukan pengembangan tersebut?

Salah satu pengalaman saya dalam mengembangkan orang lain yaitu saat saya melakukan
proses pengembangan terhadap murid-murid saya dalam kegiatan ekstrakurikuler
kepramukaan. Proses pengembangan ini sudah saya lakukan sejak saya menjadi
pendidik dimulai dari Tahun 2015 hingga saat ini. Saya telah menjadi seorang
pemimpin dan pembina yang peduli terhadap para murid saya yang terlibat dalam
kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan. Dalam peran ini, saya telah menghabiskan
banyak waktu dan energi untuk membimbing, mendukung dan menginspirasi mereka
untuk tumbuh dan berkembang secara pribadi. Saya telah menciptakan lingkungan
yang aman dan mendukung dimana para murid dapat belajar keterampilan praktis,
seperti survival di alam bebas, orienteering, memasak di alam terbuka dan banyak
lagi. Selain itu, saya juga memfokuskan pada pengembangan karakter dan
kepemimpinan. Saya telah membantu mereka memahami nilai-nilai kepramukaan,
seperti kesetiakawanan, kemandirian, kejujuran dan tanggung jawab. Yang lebih
penting lagi, saya tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga memberikan pengalaman
praktis. Saya telah membawa para murid untuk berpartisipasi dalam perjalanan dan
petualangan di alam terbuka, serta kegiatan sosial dan pelayanan masyarakat. Melalui
pengalaman ini, mereka belajar bekerja dalam tim, mengatasi tantangan dan
mengembangkan kepercayaan diri.

Motivasi saya dalam melakukan pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Kepedulian terhadap Pertumbuhan Murid: Saya peduli secara mendalam terhadap


perkembangan pribadi dan akademik para murid. Saya ingin memberikan mereka
kesempatan untuk tumbuh, belajar dan menjadi individu yang lebih baik.

2. Cinta Terhadap Kepramukaan: Saya memiliki pengalaman positif dengan kepramukaan


selama masa muda dan ingin membagikan manfaatnya kepada generasi berikutnya.

3. Kepuasan Pribadi: Melihat perkembangan dan prestasi para murid yang saya bina
memberikan kepuasan pribadi dan rasa prestasi.

4. Pembentukan Karakter: Saya menyadari pentingnya pembentukan karakter pada usia


muda dan ingin memberikan fondasi yang kuat bagi murid-murid saya.

5. Pengembangan Kepemimpinan: Saya percaya bahwa dengan mendukung para murid


dalam pengembangan kepemimpinan, mereka akan menjadi pemimpin yang
kompeten dan berempati di masa depan.

Keseluruhan pengalaman saya dalam pengembangan kepramukaan adalah contoh nyata


dari dedikasi, cinta dan komitmen saya terhadap pendidikan dan pembentukan
karakter para generasi muda. Upaya saya memberikan dampak positif yang mendalam
pada para murid, membantu mereka menjadi warga yang bertanggung jawab,
berkompeten dan berkontribusi dalam masyarakat.

b. Hal apa yang menjadi fokus pengembangan? Ceritakan pula cara Anda membangun
kesepakatan guna mencapai hasil pengembangan yang diharapkan.
Fokus pengembangan terhadap murid-murid saya dalam kegiatan ekstrakurikuler
kepramukaan sangat penting untuk memberikan arah yang jelas dalam upaya
pembentukan karakter dan pengembangan keterampilan mereka. Berikut adalah fokus
pengembangan saya guna membangun kesepakatan untuk mencapai hasil yang
diharapkan:

1. Pembentukan Karakter:
a. Nilai-nilai Kepramukaan: Menekankan nilai-nilai seperti kesetiakawanan, kejujuran,
disiplin, tanggung jawab dan kemandirian sebagai dasar karakter.
b. Contoh dan Diskusi: Melibatkan para murid dalam diskusi dan studi kasus untuk
memahami bagaimana nilai-nilai ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Keterampilan Praktis:
a. Keterampilan Outdoor: Membelajarkan keterampilan seperti survival di alam bebas,
orienteering, pemaduan tali, pemanduan dan teknik berkemah.
b. Keterampilan Kreatif: Mengajarkan keterampilan seperti seni, kerajinan dan musik
yang dapat membantu dalam pengembangan aspek kreativitas mereka.

3. Kepemimpinan:
a. Model Peran: Memperlihatkan praktek kepemimpinan positif sebagai pembina dan
pemimpin mereka.
b. Tugas-tugas Kepemimpinan: Memberikan kesempatan untuk memimpin kegiatan,
seperti merencanakan perjalanan, mengatur perkemahan, atau mengkoordinasi proyek
pelayanan masyarakat.

4. Pelayanan Masyarakat:
a. Proyek-Proyek Sosial: Mengorganisir kegiatan yang melibatkan para murid dalam
pelayanan masyarakat seperti membersihkan lingkungan, membantu masyarakat
kurang beruntung, atau proyek peduli lingkungan.
b. Refleksi: Setelah proyek selesai, refleksi bersama untuk memahami dampak positif
yang telah mereka buat dalam masyarakat.

5. Keterlibatan dalam Tim:


a. Kegiatan Bersama: Mengorganisir aktivitas yang memerlukan kerjasama tim seperti
permainan, tantangan, atau proyek kelompok.
b. Pembinaan Hubungan: Mengajarkan keterampilan komunikasi, kerjasama dan
pemecahan masalah untuk membantu para murid bekerja dalam tim dengan efektif.

Untuk membangun kesepakatan guna mencapai hasil pengembangan yang diharapkan,


saya melibatkan murid-murid dalam proses perencanaan dan evaluasi. Berikut adalah
cara yang saya gunakan:
1. Pengembangan Bersama:
Melibatkan para murid dalam merencanakan tujuan dan aktivitas kepramukaan. Ini
membantu mereka merasa memiliki proses dan memiliki kepentingan dalam
pencapaian tujuan tersebut.

2. Evaluasi Berkala:
Melakukan evaluasi berkala bersama para murid untuk menilai perkembangan mereka.
Ini memungkinkan saya untuk menyesuaikan program jika diperlukan.

3. Komunikasi Terbuka:
Membuka saluran komunikasi yang efektif dengan para murid, sehingga mereka merasa
nyaman berbicara tentang kekhawatiran, ide dan harapan mereka.

4. Pemberian Umpan Balik:


Memberikan umpan balik positif dan konstruktif tentang kinerja para murid dan mencari
peluang memotivasi mereka untuk terus berkembang.

5. Pencapaian dan Pengakuan:


Mengakui pencapaian para murid dan memberikan penghargaan untuk memberikan
dorongan ekstra dan menghargai usaha mereka.

Dengan pendekatan ini, saya dapat membangun kesepakatan yang kuat dengan para
murid dalam kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan sehingga mereka dapat mencapai
hasil pengembangan yang diharapkan sambil merasa terlibat dan termotivasi untuk
tumbuh dan berkembang.

c. Dukungan apa saja yang Anda berikan bagi orang tersebut? Hambatan apa yang Anda
temui dan bagaimana cara Anda mengatasinya? Upaya-upaya apa saja yang Anda
lakukan untuk mempertahankan motivasi orang tersebut?
Saya memberikan berbagai dukungan penting kepada murid-murid dalam pengembangan
diri melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan. Namun, seperti dalam setiap
upaya pembelajaran, terdapat juga hambatan yang dihadapi. Berikut adalah cara saya
memberikan dukungan, mengatasi hambatan dan mempertahankan motivasi para
murid.

Dukungan yang Diberikan:


1. Bimbingan dan Pembinaan: Saya berperan sebagai pembina yang memberikan arahan
dan panduan kepada para murid dalam pengembangan karakter, keterampilan dan
kepemimpinan mereka.

2. Pendidikan Karakter: Saya memberikan pendidikan nilai-nilai kepramukaan,


memperkuat etika, moralitas dan tanggung jawab, serta memberikan contoh yang
baik.

3. Pengalaman Praktis: Saya memberikan kesempatan bagi para murid untuk mengalami
kegiatan kepramukaan langsung seperti berkemah, memasak di alam terbuka dan
pelayanan masyarakat.

4. Kemajuan Pribadi: Saya membantu setiap murid menetapkan tujuan individu untuk
pertumbuhan pribadi mereka dan memberikan dukungan untuk mencapainya.
5. Kepemimpinan dan Tanggung Jawab: Saya memberikan kesempatan kepada murid
untuk memegang peran kepemimpinan dalam kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan
dan memberikan panduan dalam menjalankannya.

Hambatan yang Dihadapi dan Cara Mengatasinya:


1. Keterbatasan Sumber Daya: Keterbatasan peralatan, anggaran, atau fasilitas menjadi
hambatan. Mengatasi hal ini melibatkan upaya penggalangan dana atau pendekatan
kreatif dalam menggunakan sumber daya yang ada.

2. Ketidaksetaraan Akses: Beberapa murid menghadapi kesulitan dalam mengakses


kegiatan ekstrakurikuler. Saya mencari cara untuk memastikan ketersediaan kegiatan
kepada semua murid termasuk yang memiliki keterbatasan fisik atau ekonomi.

3. Motivasi Rendah: Tidak semua murid memiliki tingkat motivasi yang sama. Mengatasi
hambatan ini dengan cara melibatkan pembinaan yang lebih intensif, pembinaan
khusus dan membangun hubungan yang kuat dengan para murid untuk memahami
apa yang memotivasi mereka.

Upaya untuk Mempertahankan Motivasi:


1. Relevansi dan Kebermaknaan: Memastikan bahwa kegiatan kepramukaan memiliki
relevansi dan makna yang jelas bagi para murid. Saya merencanakan kegiatan yang
menarik bagi mereka.

2. Pujian dan Pengakuan: Memberikan pujian dan pengakuan atas pencapaian dan usaha
mereka berupa penghargaan formal atau pengakuan sederhana di depan kelompok.

3. Keterlibatan Orang Tua: Melibatkan orang tua dalam proses pengembangan


kepramukaan para murid. Hal ini membantu mempertahankan motivasi. Orang tua
dapat mendukung dan mendorong anak-anak mereka dalam kegiatan ini.

4. Tantangan yang Sesuai: Merancang kegiatan dan tantangan yang sesuai dengan tingkat
keterampilan dan perkembangan para murid. Hal ini memungkinkan mereka untuk
merasa berhasil dan termotivasi untuk terus berkembang.

5. Kegiatan Bersama: Mendorong kolaborasi dan kerja sama antar murid. Aktivitas dalam
kelompok dapat memelihara semangat dan motivasi.

Dalam kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan, memahami kebutuhan dan tantangan


individu para murid adalah kunci untuk memberikan dukungan yang efektif,
mengatasi hambatan dan mempertahankan motivasi mereka dalam perjalanan
pengembangan diri mereka. Dengan kesabaran, komunikasi yang baik dan perhatian
terhadap kebutuhan mereka, saya dapat membantu para murid mencapai potensi
penuh mereka dalam kepramukaan.

d. Bagaimana hasilnya?
Proses pengembangan diri dalam kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan dapat
menghasilkan sejumlah manfaat positif bagi saya sebagai pembina dan juga bagi
murid-murid saya. Berikut adalah hasil yang diperoleh dari proses pengembangan diri
dalam kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan.

Bagi saya sebagai pembina:

1. Pengembangan Keterampilan Kepemimpinan: Melalui pembinaan, panduan dan


bimbingan kepada murid-murid, saya dapat mengembangkan keterampilan
kepemimpinan saya sendiri. Pengalaman memimpin dan mengelola kelompok
kepramukaan membantu saya menjadi pemimpin yang lebih efektif dalam peran saya
sebagai pembina.

2. Peningkatan Kemampuan Komunikasi: Berinteraksi dengan berbagai kelompok usia


dan kepribadian dalam kepramukaan memperkuat kemampuan komunikasi saya. Ini
membantu saya dalam berkomunikasi dengan lebih efektif dalam situasi sehari-hari
dan profesional.

3. Pemahaman Mendalam tentang Pembelajaran Anak-anak dan Remaja: Melalui kerja


dengan para murid, saya memperoleh wawasan yang lebih mendalam tentang
perkembangan anak-anak dan remaja, serta cara terbaik untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan mereka.

4. Pencapaian Pribadi dan Kepuasan: Melihat murid-murid saya tumbuh dan berkembang
dalam banyak aspek hidup mereka memberikan kepuasan pribadi yang signifikan.
Pencapaian mereka adalah bukti kesuksesan saya sebagai pembina.

Bagi Murid-murid Saya:

1. Pengembangan Karakter: Para murid akan memperoleh nilai-nilai kepramukaan,


seperti kesetiakawanan, kejujuran, disiplin dan tanggung jawab yang akan
membentuk karakter mereka sepanjang hidup.

2. Keterampilan Keterampilan Praktis: Mereka akan belajar keterampilan praktis yang


dapat membantu mereka dalam berbagai situasi seperti keterampilan survival di alam
bebas, orienteering dan keterampilan sosial.
3. Pengembangan Kepemimpinan: Para murid akan memiliki kesempatan untuk
mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang kuat, yang akan bermanfaat
dalam kehidupan pribadi, pendidikan dan karier mereka di masa depan.

4. Rasa Kemandirian: Melalui kegiatan seperti berkemah dan petualangan di alam


terbuka, mereka akan mengembangkan rasa kemandirian dan kepercayaan diri dalam
mengatasi tantangan.

5. Pengalaman Sosial dan Hubungan yang Kuat: Kepramukaan adalah tempat dimana
persahabatan yang kuat dan hubungan positif seringkali terbentuk. Ini memungkinkan
para murid untuk belajar tentang kerja tim, toleransi dan kerjasama.

6. Pertumbuhan Pribadi: Mereka akan merasakan pertumbuhan pribadi yang signifikan,


terutama dalam hal peningkatan kepercayaan diri, rasa tanggung jawab dan
kemampuan berpikir kritis.

7. Pemberian Kepada Masyarakat: Melalui proyek pelayanan masyarakat, mereka akan


belajar tentang pentingnya memberikan kembali kepada masyarakat dan menjadi
warga yang bertanggung jawab.

Hasil-hasil ini mencerminkan berbagai manfaat yang diperoleh dari proses


pengembangan diri dalam kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan, baik bagi saya
sebagai pembina maupun bagi para murid yang saya pandu. Proses ini memberikan
fondasi yang kuat untuk pertumbuhan, pembelajaran dan perkembangan seumur
hidup.

Anda mungkin juga menyukai