Anda di halaman 1dari 17

Motvasi menjadi guru penggerak dan bagaimana mewujudkanya

Motivasi saya mengikuti program guru penggerak yaitu saya ingin menjadi pemimpin pendidikan yang
dapat mewujudkan merdeka belajar bagi peserta didik dalam arti pemimpin yang mampu merancang,
melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik. Melalui kegiatan
pelatihan dan kegiatan kolektif guru pada program guru penggerak, saya berhadap mampu  
mengimplementasikan hasil belajar yang berbasis implementatif, yaitu   pembelajaran yang memberikan
pengalaman belajar terhadap peserta didik guna menyiapkan siswa untuk dapat hidup sukses di
masyarakat.
Saya akan belajar dengan sungguh-sungguh dan mengikuti segala aturan main pada program calon guru
pengegrak. Kemudian saya akan meningkatkan segala kreativitas saya sebagai guru guna mensukseskan
pembelajaran yang bebasis andragogi dan belended learning. Saya akan menjalin kerja sama dengan
rekan guru untuk dapat berkerjasama dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran di kelas sebagai wujud kurikulum diversifikasi sekolah. Saya juga akan memelihara
integritas saya sebagia guru yang memanusiakan hubungan, berkolaborasi dengan berbagai pihak,
memiliki standar kerja optimal dan adaptif terhadap perubahan.

Kelebihsan saya (Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru Penggerak?
Jelaskan alasannya dan berikan contohnya)

Kelebihan besar yang menjadi modal utama dalam mengikuti Calon Program Guru Pengegrak yaitu
bahwa motivasi belajar saya sangat besar. Alasannya bahwa modal tersebut merupakan satu-satunya
cara saya untuk mewujudkan mimpi saya yaitu menjadi guru yang baik bagi murid-muridnya, yaitu guru
yang menjadi role model bagi murid-muridnya,  guru yang dapat mewujudkan setiap cita-cita murid-
muridnya, guru yang berpihak kepada murid-muridnya, guru yang memberikan kebahagiaan dan
kesejahteraan belajar bagi murid-muridnya, dan guru yang menjadikan murid-muridnya memiliki sikap
dan prilaku yang ber-Profil Pelajar Pancasila. Motivasi belajar juga mengantarn saya untuk belajar
berinteraksi dengan teman guru (guru), atasan dan pihak-pihak kepentingan lainya sebagai wujud
potensi keprofesian dan sosial saya. Contoh motivasi belajar saya tinggi yaitu saya belajar tentang
pengembangan potensi keguruan melalui berbgai LMS seperti di portal guru belajar dan berbagi
kemdikbud, portal merdeka belajar dan belajar di LMS lain seperti di sekolah.mu. Topik yang tengah
hangat dipelajari
Rasa dorongan ingin belajar juga mengantarkan saya untuk bergabung dengan sebuah komunitas guru
belajar. Di Komunitas tersebut saya banyak belajar bagaimana menjadi guru yang menyenangkan, dan
bagaimana menjadi guru yang adaptif dengan tantangan dunia Pendidikan kedepanya. Dalam berbagai
kesempatan saya banyak belajar pada rekan satu komunitas (komunitas guru belajar), misalnya untuk
membuat suasana kelas menyenangkan dan menarik saya mengadopsi teknik mengajar teman saya
(Imam Setiawan) yang kerap sennag bermain sulap di kelas. Nah, kemdian tanpa berfikir lagi, saya juga
belajar sulap dan mengaplikasikan teknik tersebut di klas saya dan alhamdulilah anak-anak senang dan
bergairah dalam mengikutik kegiatan belajar mengajar di kelas. Saya juga belajar kepada teman-teman
lintas subject yaitu saya belajar Bahasa Inggis, hal tersebut agar memberikan wawasan global terhadap
anak-anak.
Inovasi

Atas dasar izin Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, saya berinisiatif membuat
Ektrakurikuler Cimematografi, yang didalamnya berisikan aktivitas-aktivitas pelatihan penggunaan
perangkat lunak (aplikasi) andorid seperti edit video dan foto untuk membuat konten di media sosial
dan membuat film pendek untuk dilombakan dan diunggah di media sosial sekolah.
Ektrakurikuler Cinematografi dimulai pada tanggal 24 Februari 2022 sampai sekarang. Dampak dari
inisiatif pembuatan Ektrakurikuler Cinematografi yaitu pada tahun ajaran 2021/2022 ektrakurikuler
tersebut dijadikan ektrakurikuler legal dan diikuti oleh banyak siswa. 
Sampai saat ini, ektrakurikuler ini berdampak positif atas kemajuan anggota dan prestasi sekolah.
Tercatat 3 Juara nasional dan 1 juara provinsi yang dihasilkan oleh angota-anggota ektrakurikuler
Cinematografi. Prestasi tersebut yaitu, Juara 2 Tk. Nasional Lomba Kampanye Pengurangan Sampah
Pelastik di Instagram dari Himpunan Penggiat Adiwiyata Indonesia 2021. Juara 5 Tk Nasional Lomba
Pelestarian Lingkungan Hidup dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2021 di Instagram, 50
Besar Tk. Nasional Lomba Rayakan Merdekamu dari Kemdikbudristek 2021 di Instagram, dan juara
harapan 2 Tk. Provinsi Lomba Film Pendek Hakordia dari Inspektorat Provinsi Jawa Barat 2021.
Untuk menunjukan kebermanfaatan ektrakurikuler Cinematografi, saya dan siswa yangt ergabung dalam
organsiasi mengadakan pelatihan rutin dan mengikuti berbagai perlombaan yang diadakan oleh
berbagai intansi. Saya sebagai pebimbing ekstrakurikuler mememberikan pelayanan khusus tehadap
anggota, seperti memberikan pelatihan secara bertahap dan sesuai dengan kemampuan dasar setiap
anggota, memberikan pernghargaan atas karya setiap anggota, memotivasi siswa untuk terus
berkerativitas dan berkarya, memberikan feedback positif dan mengajarkan anggota untuk menikmati
proses.
Banyak pihak yang mendukung kegiatan ini baik secara moril maupun materil, seperti wakil kepala
sekolah, kepala sekolah, wali kelas dan guru.

2. Berinteraksi dengan orang lain terkadang dapat menjadi sebuah tantangan. Ceritakan
kesulitan yang Anda alami saat bekerja sama dengan pihak lain (misalnya rekan guru,
pimpinan di sekolah, orangtua, wali murid, keluarga, komunitas, perangkat desa, tokoh
masyarakat, pemuka agama, instansi, maupun lainnya) guna menimbulkan kesadaran dan
kesediaan agar mereka berkomitmen membantu Anda mencapai tujuan bersam

Interaksi 1 Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana saja
yang Anda minta untuk bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara jelas! (500)
Pada tahun 2014 hinggal 2017 saya menjadi Pendidik Indonesia di Sabah Malaysia, saya
mengajar anak-anak tenaga kerja Indonesia (TKI). Ternyata mengajar anak-anak para buruh
sawit di Ladang Fortuna Sandakan Sabah Malaysia memiliki tantangan luar biasa. Saya
ditempatkan di sekolah yang belum sama sekali pernah ada guru dari Indonesia yang berarti
masyarkaat sekitar masih menyangsikan keberadaaan saya. Kebanyakan dari mereka tidak
percaya bahwa saya adalah guru yang dikirim oleh Pemerintah Indonesia untuk membantu anak-
anak di ladang sana. Hal tersebut dapat dilihat dari antusias warga Indonesia di sana yang sedikit
menyekolahkan anak-anaknya ke tempat belajar mengajr yang saya pegang. Warga Indoensia
disana lebih memilih memperkerjakan anak-anak mereka menjadi pemungut biji sawit dan tidak
peduli anak-anaknya pada buta hurup.

Mendapati maslaah pelik di atas, maka saya meminta Mr. Hilnan Bali, manager kilang sawit
Fortuna Leong untuk dapat bekerjasama dnegan saya. Bentuk kerjasamanya yaitu saya
diperbolehkan untuk mensoisalisasikan program pemerintah untuk membantu anak-anak buruh
migran di ladang tersebut untuk mendapatkan bangku sekolah kepada seluruh buruh sawit yanga
da di Kawasan ladang Fortuna Leong. Paling tidak saya akan membantu anak-anak untuk dapat
minimal memnaca, menulis dan berhitung.

Disamping saya berkerjasama dengan manager kilang sawit, saya juga bekerjasama dengan
tokoh buruh sawit setempat seperti mandor dan imam masjid.

Interaksi 2 Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan
ataupun kegagalan yang Anda hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana respon Anda dalam
situasi tersebut? Upaya apa yang Anda lakukan untuk tetap fokus mencapai tujuan yang telah
direncanakan?

Kesulitan yang saya hadapi pada saat menjadi Pendidik Indonesia di ladang sawit Sabah
Malaysia yaitu ternyata banyak sekali sikap apatis warga Indonesia yang bekerja di Sabah
Malaysia terhadap pemerintah Indonesia. Mungkin karena banyak sekali oknum pemerintah
yang melakukan korupsi atau mungkin karena mereka sudah terlalu lama tinggal di Malaysia
sehingga rasa nasionalisme dan respek terhadap Indonesia kurang.

Sikap apatis terhadap pemerintah berdampak pada sikap dan prilaku warga Indonesia di
ladang Fortuna Leong yang tidak menyambut program pemberantasan buta hurup anak-anak
TKI di Malaysia. Sedikit seklali ornag tua yang menyekolahkan anak-anaknya di TKB (tempat
kegiatan belajar) yang saya Kelola. Kebanyakan dari mereka lebih memilih mempekerjakan
anak-anaknya menjadi pemungut biji. Mereka merasa bahwa menyekolahkan anak-anak
tidaklah penting yang penting hanyalah bagaiamna caranya mengumpulkan ringgit sebanyak-
banyaknya untuk membangun rumah dan membeli tahan di kampung.

Respon yang saya tampilkan untuk mendahapi masalaah di atas yaitu tetap tenang dan terus
menjalin silaturahmi dengan tokoh-tokoh pekerja sawit setempat (mandor dan imam masjid).
Saaya tetap focus pada tujuan yaitu mendidik dan membebaskan anak-anak buruh mogram
sawit dari buta hurup. Dengan murid seadanya maka saya tetap mengajar sembari sesekali
mengajarkan anak-anak teknik menyablon.

Interaksi 3 Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari
berbagai pihak untuk bekerja sama?

Berbagai upaya saya lakukan guna mengambil hati para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang
bekerja sebagai buruh sawit di Ladang Fortuna Leong. Upaya yangs aya lakukan antara lain
yaitu mengadakan berbagai kegiatan pendidkans eperti kenaikan kelas (graduation) pada akhir
ajaran, perkemahan jumat, sabtu, dan minggu. Saya mengundang teman-teman yang mengajar di
TKB sekitar rayon untuk ikut bergabung. Hal tesebut dilakukana agar TKB yang saya Kelola
benar-benar memiliki eksistensi dan fokus pada tujuan yaitu membantu anak-anak Indonesia
yang ada di ladang sawit mendapatkan Pendidikan sesuai amanat konsitusi negara Indoensia
(UUD NRI 1945).

Pada berbagai kesempatan, saya juga terlibat pada kegiatan ke-Konsuleran, Warung Konsuler,
saya bekerja sama dengan Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) -Kota Kinabalu Sabah
Malaysia untuk mengadakan sidang isbat nikah yaitu menikahkan Kembali warga Indoensia
yang ada di sabah Malaysia yang awalnya menikah secara agama kini syah di mata hukum
Indonesia. Kemudian saya juga bekerja sama dengan Konsulat untuk membuat surat keterangan
lahir bagi anak-anak yang lahir di Sabah. Saya dan rekan saya dibantu oleh tokoh TKI
berkeliling ladang sawit untuk mengajak para TKI menikah di sidang isbat nikah dan
mendaptarkan anak-anaknya pada program pembuatan surat keterangan lahir bagi anak-anak
Indonesia yang lahid di Malaysia. Saya membantu warga untuk menyiapkan dokumen seperti
pasport, kartu keluarga dan KTP. Fasilitas sekolah digunakan juga sebgai tempat
transit/pengumpulan data atau dokumen warga.

Interaski 4 Bagaimana hasilnya?


Seiring waktu berjalan, banyaks ekali program yang sukses yang salkukan Bersama teman-teman
di Tempat Kegiatan Belajar rayon sekitar. Hasil berbagai upaya diatas yaitu, siswa banyak yang
berprestasi, berbagai perlombaaan antar TKB sering kami menangi. Anak-anak yang buta hurup
perlahan bisa membaca, menulis dan berhitung. Siswa berhasil mengikuti ujian Paket A dan
masuk pada sekolah Community Learning Center (CLC).

Dengan berhasilnya program warung konuler seperti acara Isbat Nikah dan pembuatan surat
keterangan lahir bagi anak-anak Indonesia yang lahid di Malaysia, maka rasa skeptis adn apatis
warga Indonesia di Sabah Malaysia mulai hilang. Banyak TKI yang memilih menyekolahkan
anaknya ke TKB yang saya kelola ketimbang memungut biji. Para orang tua siswa juga aktif dan
selalu bersedia saat diminta bantuan tatkala TKB tengah mengadakan kegiatan seperti kemah dan
kenaikan kelas.

3. Permasalahan, tantangan, situasi yang kompleks adalah kondisi umum yang ditemui dalam
menjalankan pekerjaan. Berikan contoh pengalaman Anda dalam menghadapi situasi yang
paling menantang, kompleks atau sulit saat menjalankan tugas Anda. Intera

1. Kapan waktu kejadiannya? Permasalahan, tantangan, atau kompleksitas apa yang Anda
hadapi saat itu? Gambarkan secara jelas!

Pada pertengahan bulan Juli hingga September 2021 saya dipercaya untuk membimbing
siswa-siswi yang akang mengikuti lomba Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI). Kala it
saya dipercaya untuk membimbing penelitian bidang Ilmu Teknologi dan Rekayasa. Masalah
muncul teman guru (pengelola Lab Komputer) menunjukan ketidak sukaanya dengan
kehadiran tim di lab tersebut untuk mengerjakan penelitian. Ketidak sukaan tersebut
dibuktikan pernah ada pristiwa mematikan wifi (internet). Hal tersebut saya ketahui selain
anak-anak yang laporan kepada saya, teman guru tersebut juga mengatakan hal serupa yaitu
telah mematikan wifi/internet lab komputer dengan alasan anak-anak berisik.

Peristiwa di atas membuat anak-anak sempat down, dan merasa bahwa project penelitianya
ingin disudahi saja.

2. Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk memahami situasi tersebut secara komprehensif?
Peluang dan kesempatan apa saja yang Anda identifikasi dalam situasi tersebut untuk
membantu Anda menghadapinya?
Mendapati siswa-siswi yang terlibat project penelitian menunjukan sikap putus asa, maka
saya langsung mengajak mereka untuk menjadikan peristiwa tersebut di atas sebagai
tantangan dan senantiasa untuk selalu merepleksikan diri. Saya dan siswa melalakukan
introspeksi diri agar tidak terjadi lagi hal serupa seperti pemadaman wifi/internet sekolah.
Saya dan siswa akan lebih berhati-hati untuk bersikap dan berprilaku terutama Ketika
mengerjakan project di lab komputer. Kami berjanji untuk menjaga konsivitas lab komputer
yaitu dengan menjaga kebersihan, tetap tenang dan menjaga sopan santun kami.

Upaya yang juga saya lakukan untuk mengantisifasi peristiwa di atas terulang yaitu dengan
mengajak teman guru (pengelola lab computer) untuk ikut serta membantu siswa pada setiap
proses bimbingan perlombaan khususnya perlombaan yang membutuhkan Teknik
komputerisasi. Saya merekomendasikan teman tersebut kepada Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kesiswaan.

Peluang dan kesempatan yang harus saya jaga dan diperjuangkan yaitu saya memiliki tim
(siswa) Olimpiade Penelitian Siswa yang sangat luar biasa. Mereka mau mengikuti arahan
saya dan mau berumah menuju kea rah yang lebih baik lagi. Termasuk untuk merubah sikap
dan prilaku Ketika berada di Lab Komputer. Sikap dan prilaku sopan santun mereka tunjukan
dan selalunya memastikan ruangan Lab Komputer selalu bersih.

3. Pertimbangan-pertimbangan atau alternatif apa saja yang Anda hadirkan dalam membuat
keputusan? Informasi apa lagi yang Anda gunakan untuk memperkuat keputusan Anda?

Peristiwa ketidaksukaan teman guru (pengelola lab komputer) terhadap saya dan tim (peserta
Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia) memang membuat saya sedikit tersinggung. Hal
tersebut karena secara prosedural saya dan tim dikatakan dikatakan legal dalam
menggunakan fasiltas sekolah. Surat tugas bimbingan sudah saya kantongi dan diketahui
oleh Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan. Teman yang bersangkutan juga
telah menerima tembusannya.

Namun dalam menyikapi masalaah di atas, banyak sekali hal yang patut dipertimbangkan.
Saya hanya ingin memelihara kondusifitas sekolah, sehingga tercipta suasana sekolah yang
harmonis dan penuh dengan rasa kekeluargaan. Terlebih saya percaya hal yang saya lakukan
di sekolah dengan penuh keikhlasan dan berorientasi pada tujuan mulia yaitu ingin
mengembangkan potensi siswa dan mewujudkan visi dan misi sekolah.

Saya juga meyakini bahwa sekeras apapun batu pasti akan luluh juga walaupun hanya dengan
tetesan air. Atas dasar kepercayaan tersebut, saya dan anak-anak terus berkarya sambil
menujukan niat baik kami di sekolah. Kami percaya bukan hanya guru (pengelola lab
komputer) saja yang akan luluh hatinya tapi juga semua guru. Kami yakin karya kami akan
diakui dan kebermanfatan kami di sekolah akan mendapatkan tempat di masing-masing hati
warga sekolah.

Maka dengan berbagai pertimbangan dan informasi di atas lah saya lebih memilih untuk
mengalah namun terus berkarya bersama tim sambil terus merefleksikan diri. Kami dan tim
bukan hanya mengikuti lomba Olimpiade Penelitian Siswa saja tapi melalui Ekstrakurikuler
Cinematography, kami mengikuti berbagai perlombaan khususnya perlombaan yang
menggunakan Teknik komputeralisasi.

4. Tindakan apa yang kemudian Anda ambil dan bagaimana hasilnya?


Saya dan anak-anak terus berkarya dengan mengikuti berbagai perlombaan yang bernuansa
informasi dan teknologi. Perlombaan-perlombaan tersebut seperti Kampanye Pengurangan
Sampah Plastik di Media Sosial, Film Pendek tentang Anti Korupsi Dunia, Rayakan Merdekamu
dan Pelestarian Lingkungan Hidup.

Agara tidak terjadi peristiwa seperti di atas, maka kami selalu meminta ijin sekaligus mengajak
guru pengelola lab computer untuk ikut bersama-sama dalam project tersebut.

Hasil dari Tindakan-tindakan diatas yaitu guru pengelola lab komputer kini bisa menerima kami,
walaupun beliau tidak ikut serta dalam proses project bersama anak-anak. Kemudian karna
tercipta suasana sekolah yang kondusif maka anak-anak leluasa dan bebas untuk berkarya
sehingga menghasilkan berbagai prestasi seperti juara 2 tingkat Nasional Lomba Kampanye
Pengurangan Sampah Pelastik, Finalis Film Anti Korupsi Dunia, Juara 5 Tingkat Nasonal Lomba
Melestarikan Lingkungan Hidup dan 50 pester terbaik tingkat national pada lomba rayakan
merdekamu.

Interaksi 1
November tahun 2021,  saya dan Bu Lany (rekan Guru) berinisiatip mengajukan kelas model, yaitu satu
kelas dengan fasilitas teknologi ICT yang memadai seperti tersedianya infokus, komputer, dan pengeras
suara serta kedap udara. Hal tersebut kami gagas karena kebetulan ada satu ruangan kosong yang kamk
nilai pantas untuk dijadikan kelas model. Disamping itu, SMP 5 Banjar yang berada di tengah kota, signal
stabil, seharusnya sudah memiliki kelas berbasis multi media, sehingga guru dalam pelaksanaan belajar
mengajar bisa menggunakan powerpoint, pemutaran video, kuisi interaktif dan banyak lagi.
Oleh karena itu, terlebih dahulu kami meminta bantuan terhadap Kepala Sekolah,  wakasek sarana
prasarana, kesiswaan, kurikulum dan rekan guru untuk meminta bersama-sama membut kelas tersebut.
Khsusunya kepala sekolah, beliaulah yang berhak menyetujui ya atau tidak diadakanya kelas model
tersebut.

Interaksi 2
Kesulitan yang kami hadapi yaitu tatkala banyak guru yang menyaksikan kelas model akan terbuat. Hal
tersebut karena pembuatan kelas tersebut akan membutuhkan biaya operasional yang besar. Kemudian
tidak sedikit guru yang meragukan keberlangsungan atau manfaat dari adanya kelas model, karena
mayoritas guru-guru di sekolah tidak memahami tentang penggunaan teknologi seperti komputer dan
perangkat lainya. Terakhir banyak guru guru yang berpendapat bahwa kelas dengan teknologi lengkap
akan cepat rusak karena kebanykan siswa di sekolah kami sering usil atau suka merusak fasilitas sekolah.
Untuk menindaklanjuti hal di atas, maka saya menjelaskan kepada berbagai pihak bahwa kelas model
yang dimaksud akan menggunakan alat-alat yang sudah dimiliki, barang yang belum dimiliki
akandiadakan secara bertahap. Saya juga menjelaskan ke berbagai pihak bahwa kelas model nantinya
akan ada pengelola atau yang bertanggung jawab dalam pengurusanya sehingga akan tercipta situasi
yang kondusif dan terasa kebermanfaatanya.
Interaksi 3

Untuk membantu guru yang kurang memahami bagaiman mengoperasikan komputer saat mengajar,
maka saya menadampingi dan memberikan pelatihan bagi guru tersebut. Bahkan saya juga memberikan
pelatihan secara intensif terhadap guru-guru yang mau membuat media ajar (powerpoint, google
classroom, quziz) dan video pembelajaran.
Untuk membuktikan kebermanfaatan kelas model, sesekali saya menyuruh siswa untuk unjuk tampil
menampilkan projek pembuatan film pendek dengan harapan siswa lain juga menyaksikan dan
termotivasi untuk meningkatkan kreativitasnya.
Saya juga mengajak guru-guru untuk memasang media pembelajaran dan hasil projek setiap mata
pelajaran untuk dipajang di kelas model sebagai pameran yang akan menginpirasi siswa dan guru lain. 
Terakhir, pada kesempatan lain, kelas model juga digunakan untuk rapat interen sekolah. Kelas yang
kondusif, nyaman dan fasilitas memadai perlahan membuat berbagai pihak setuju kalau kelak kelas
model kelak akan dijadikan studio yang kedap suara dan berinterprestasi kelas modern berbasis digital.

Interaksi 4
Hasil dari inisitaif saya dan Bu Lany yaitu pembuatan kelas dengan ICT lengkap yaitu bahwa telah terbuat
kelas model yang memiliki fasilitas teknologi seperti komputer, infokus dan pengeras suara yang
memadai untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media pembelajaran
berbasis digial. Saat ini banyak guru yang memakai kelas tersebut, karena memudahkan mereka dalam
menampilkan bahan ajar secara kontekstual (video, powerpoint) dan kuis secara interaktif. Bahkan
sesekali kelas model juga digunakan pada rapat-rapat penting sekolah karena sangat nyaman dan
mudah menggunakan alat-alat presentasi.

KemampuanBElajar 1

Kapan waktu kejadiannya? Masukan atau umpan balik apa yang secara spesifik Anda
dapatkan? Apa yang Anda rasakan saat menerima masukan atau umpan balik tersebut?
November 2012, sepulang dari tugas sebagai guru SM3T di Amfoang Barat Laut Kabupaten Kupang Nusa
Tenggara Timur, banyak teman dan rekan guru yang menyarankan untuk memperbaiki kemampuan
bahasa inggris saya, karena menurut mereka bahwa menjadi guru hebat yang berwawasan gelobal itu
harus ditunjang dengan kemampuan bahasa asing, salah satunya bahasa inggris. 
Ketika itu saya merasa bahwa belajar bahasa inggris itu sangat sulit, terlebih saya lahir sebagai suku
sunda yang aksennya kental sekali sehingga menurut saya itu menjadi kendala ketika saya berbicara
bahasa inggris. Kemudian saat sekolah di SMP dan SMA, pelajaran bahasa inggris merupakan pelajaran
yang sangat saya tidak sukai.
Namun setelah saya pikirkan kembali, masukan dari teman-teman memang ada benarnya dan sangat
bersifat positif sekali. Hemat saya dalam muatan subjek Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ada
tujuan generasi bangsa yang berwawasan gelobal yang artinya generasi Idnoensia diharapkan mampu
membawa nama Indonesia dalam berbagai interaksi Internasional. Saya sebagai guru PPKn yang
berharap dapat menjadi role mode siswa, juga diharapkan dapat memiliki wawasan gelobal yang salah
satunya penggunaan Bahasa Inggris.

Kemapuan Belajar 2
Untuk menyikapi masukan dan umpan balik dari teman dan rekan guru yang mengharuskan saya belajar
bahasa inggris, maka saya memutuskan untuk pergi ke Kampung Ingris di Pare Kediri Jawa Timur. Di sana
saya belajar bahasa inggris selama satu bulan. Saya mengambil kurusus keahlian speaking english di Elfas
English Course. Dalam prosesnya saya dibantu oleh guru di sana yang penuh semangat dan penuh
kesabaran. Saya terus berusaha untuk praktek bahsa inggris secara jelas. Saya juga berusaha menghapal
vocabulary dan english grammar for speaking.
Kemudian sepulang dari kampung inggris, saya melanjutkan belajar bahasa inggris secara mandiri di
rumah yaitu dengan membeli DVD tutorial belajar bahasa ingris secara otodidak. Saya
mengkonsistenkan waktu untuk terus dan terus mengikuti langkah demi langkah untuk mendapatkan
pengalaman berbicara bahasa ingris. Kemudian, saya juga selalu menyimak dan mendengar berita yang
berbahasa ingris di youtube. 
terakhir saya juga membeli buku grammar untuk persiapan test toefl.

Kampuan Belajar 3
Seperti yang kita ketahui belajar berbicara bahsa ingris itu tidak mudah, agar cepat dan mahir berbicara
Bahasa Ingris secara jelas  dan dapat dimengerti maka kita harus belajar langsung dengan orang asli yang
berbahasa ingris (native speaker), oleh karena itu pada tahun 2014,  sewaktu saya bertugan menjadi
Pendidik Indonesia di Sabah Malaysia, saya mengajak orang Philipina (Mr. Nelson Jabanilo) yang kerja di
Sabah Malyaysia untuk mengajarkan saya mahir berbicara bahasa inggris. Setiap satu pekan sekali saya
datang kerumah Mr. Nelson Jabanilo untuk praktek speaking english. 
Hal di atas sebenarnya di luar kebiasaan saya yang tidak terlalu mudah bergaul dengan orang asing.
Namun karena rasa ingin belajar yang tinggi, sehingga saya memutuskan untuk meminta Mr. Jabanilo
untuk mengajari saya berbicara Bahasa Inggris secara personal.
Kemudian tatkala saya berkunjung ke tempat pariwisata dimaana banyak sekali touris yang berkunjung
seperti di Kuala Lumpur, maka saya segera menghampiri dan mengajaknya untuk berbicara. Banyak
orang asing yang respek terhadap saya dan berkomunikasi, tapi banyak juga yang enggan untuk diajak
berinteraksi.
Kemampuan Belajar 4
Sekalipun saya bukan guru mata pelajaran Bahasa Inggris di sekolah, namun saya mencoba untuk
membuka dan menutup kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dengan menggunakan bahasa inggris.
Hal tersebut saya lakukan untuk membiasakan siswa agar lebih dekat dengan bahasa tersebut.
Kemudian untuk tujuan mata pelajaran PPKn, yaitu pelajaran yang saya ampu, penggunaan bahasa
nggris di kelas juga sebagai upaya mendidik siswa untuk menjadi generasi Indonesia yang berwawasan
gelobal. Saya berharap menjadi contoh bahwa untuk mengenalkan Indonesia menjadi negara unggul
dan baik lagi ke seluruh dunia, maka kita sebagai generasi penerus harus memiliki modal dasar yaitu
komunikasi yang mana komunikasi yang bersifat menggelobal saat ini yaitu bahasa inggris.
Kemudian, sesekali saya juga diminta untuk membantu guru bahasa inggris dalam membimbing siswa
pada lomba story telling.
Terakhir, dengan saya memiliki kemahiran bahasa inggris walalupun sangat terbatas,  sedikitnya saya
terbantu tatkala tengah menggali informasi seputar dunia pendidikan di media online luar negeri seperti
CNN, National Geography, Youtube dan banyak lagi.

Pengembangan 1 
Pengalaman yang paling berkesan dalam melaksankaan proses pengembangan terhadap orang lain bagi
saya yaitu dengan menjadi pembimbing pembuatan ideo pembelajaran dengan menggunakan aplikasi
andorid sederhana seperti kinemaster,  picart, dan phonto terhadap guru-guru di SMP Negeri 5 Banjar
pada tanggal 05 s.d 15 Juli 2021. Bahkan sampai saat ini masih banyak guru yang meminta saya untuk
mengajarkan tentang teknik editing video pembelajaran. 
Motivasi saya melakukan pengembangan terhadap orang lain di atas yaitu saya menginginkan ilmu saya
bermanfaat, bukan saja bermanfaat untuk diri pribadi tetapi juga untuk orang lain (guru) dan institusi
(sekolah).

Pengembangan 2
Adapun yang menjadi fokus pengembangan pada proses membimbing guru dalam membuat video
pembelajaran yaitu bagaimana setiap guru dapat membuat video pembelajaran secara mandiri dengan
menggunakan aplikasi edit video dan foto sederhana seperti kinemaster dan picsart. 
Untuk mewujudkan fokus pengembangan di atas, saya dan guru membuat beberapa kesepakatan.
Kesepakatan tersebut antara lain:
1. Belajar bisa kapan saja dan di mana (di luar jam mengajar) saja baik secara daring maupun luring. Hal
itu agar tujuan proses bimbingan cepat tercapai.
2. Saya hanya mengajarkan tidak membantu guru untuk membuat video pembelajaran dalam artian
saya hanya mengajrkan bagaimana teknik edit video saja, untuk perihal membuat sampai tuntas itu
dilakukan oleh guru yang bersangkutan. Hal tersebut agar guru nantinya terbiasa membuat dan
mengedit video pembelajaran secara mandiri.
3.  Saya memberikan materi tahap demi tahap, mulai cara pengambilan video, penggunaan greenscreen,
pemanfaatan animasi, pemanfaatan fiture aplikasi sampai proses eksport video. Hal tersebut bertujuan
agar guru mudah memahami setiap langkah proses editing.

Dukungan apa saja yang Anda berikan bagi orang tersebut? Hambatan apa yang Anda temui
dan bagaimana cara Anda mengatasinya? Upaya-upaya apa saja yang Anda lakukan untuk
mempertahankan motivasi orang tersebut?

Bentuk dukungan yang saya berikan kepada guru-guru yang tengah belajar bagaiman cara membuat
video pembelajaran yaitu:

1. Saya tidak menampilkan rasa bosan ketika guru-guru meminta saya untuk mengajarkan
bagaiamana cara membuat video pembelajaran.

2. Kapanpun dan dimanapun saya selalu menyempatkan untuk membalas menerima konsultasi
tentang bagaimana cara pembuatan video pembelajaran.

3. Selalu menghargai dan menghormati hasil yang telah dbuat oleh guru.

4. Meminjamkan semua fasilitas pribadi saya seperti greenscreen dan tripod.

5. Saya pun mengajarkan bagaimana cara mendownload aplikasi knemaster dan picart.

6. Saya berusaha untuk menjelaskan teknik edit video dan gambar secara sederhana agar mudah
difahami oleh guru-guru yang baru pertama kali belajar edit video dan edit gambar.

Adapun hambatan yang serikali saya dapati yaitu, adakalanya guru yang sudah lanjut usia merasa cepat
bosan dan merasa bahwa kemampuan pengguaan informasi dan teknologi di usianya sudah tidak perlu
lagi karena sebentar lagi mau pensiun.

Kemudian hambatan yang saya dapatkan juga ketika perankat gawai guru sperti VGA dan memori yang
tidak memenuhi sentandarsehingga sulit seklai untuk mengintal aplikasi edit video dan edit gambar.

Untuk menepis hambatan di atas yaitu:

1. Saya berusaha untuk selalu meyakinkan bahwa kreativitas tidak mengenal usia

2. Selalu dan selalu mem

bererikan semangat dengan terus melayani konsultasi ketika guru tersebut mendapatkan kesulitan.
3. Mencarikan aplikasi edit video dan gambar yang sesuia dengan kemampuan prangkat gawai milik
guru tersebut.

Bagaimana hasilnya?

Hasil yang diperoleh dari kegiatan bimbingan pembauatn video pembelajaran yangs aya lakukan yaitu
ada 10 guru yang berhasil membuat video pembelajaran dengan bagus dan digunakan untuk
kepentingan belajar mengajar di masa pandemi covid 19 serta berhasil diunggah di youtube MGMP-nya
masing-masing.

Kemudian ada beberapa guru seperti Bu Eti Sunarti yang sebanag sekali belajar edit video dan foto.
Beliau adalah guru Bahasa Sunda. Hingga saat ini beliau selalu membuat video pembelajaran secara
mandiri dan selalu berkonsultasi dengan saya apabila mendapatkan kesulitan.

KOmunitas Guru BEaljar Nusantara

Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN) adalah salah satu komunitas belajar yang para pengurus dan
pesertanya dari kalangan guru-guru. Mulai guru dari kabupaten kota, propinsi hingga nasional. KGBN
dirintis sejak tahun 2015. Tahun 2019 KGBN dideklarasikan sebagai organisasi profesi guru yang didirikan
oleh guru, dikelola oleh guru, dan diperutukan sebesar-besarnya untuk kemaslahatan guru.

Visi KGBN yaitu menjadi guru belajar, yang mana guru dan belajar merupakan dua peristiwa yang tidak
boleh dipisahkan karena guru sejatinya pribadi yang terus menerus tidak boleh berhenti untuk belajar
guna mewujudkan guru menjadi profesi yang agung.

Ada 5 aspek yang diperjuangkan oleh KGBN. Kelima aspek tersebut antara lain.

1. Memperjuakan kemerdekaan belajar


2. Memastikan setiap guru memperoleh kesempatan untuk mengembangkan kompetensinya
3. Memberdasyakan guru terlibat dalam kolaborasi yang beragam
4. Memberikan dukungan kepada guru untuk mengembangkan kariernya
5. Mewujudkan tata Kelola organisasi yang adaptif terhadap perubahan

Peran Saya dalam KGBN

Saya berperan sebagai Wakil Ketua Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN) tingkat Kota Banjar. Tugas
saya yaitu bekerja mendampingi ketua dalam melakukan segala kegiatan yang diadakan oleh KGBN Kota
Banjar. Saya sering dipercay antuk mengadakan kegiatan Temu Pendidik Daerah, yaitu agenda bulanan
yang diadakan secara daring. Kegiatan tersebut membahas isu-isu sepeutar dunia Pendidikan, misalnya
tentang Konsepsi Guru Penggerak, Kurikulum Paradigma Baru, Pembelajran Berbasis Project dan banyak
lagi. Sebgaai pengurus inti, tugas saya bersifat luwes, artinya tatkala teman guru berhalangan untuk
melaksanakan tugasnya, saya dengan senang hati mengambil alih. Misalnya untuk urusan mencari
narasumber yang harusnya dilakukan oleh Divisi Kerjasama, namun divisi kerjasamanya sedang
berhalangan untuk melaksankan tugasnya, maka saya dapat mengambil alih. Misalnya dalam perihal
mencari narasumber untuk TPD, saya menghubungi teman saya alumni SM3T dan Pendidik Sabah
Malaysia untuk mengisi materi pada tema Guru Penggerak.

Kemudian peran saya juga sebagai wakil ketua KGN Kota Banjar juga selalunya berkolaboreasi dengan
teman-teman seprofesi. Msialnya waktu tanggal 28 Agustus lalu, KGBN mengadakan Temu Pendidik
Nasional 9 Daerah Kota Banjar dan Tasikmalaya secara luring danbertempat di SMPN 5 Banjar. Saya
bersama teman-teman KGBN melaksanakan kegiatan tersebut hingga berhasil. Kegiatan tersebut
dihadrii oleh 80 peserta, Kabid Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Kabid Pendidikan Dasar, Kasi
Pendidik dan Tenaga Kependidikan dan dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjar.

Organisasi Profesi 2

MGMP PPKN

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PPKn Kota Banjar merupakan sebuah forum atau
wadah yang memfasilitasi komunitas guru mata pelajaran PPKN dalam mengembangkan
profesionalitas sesame guru PPKn.
Beberapa tujuan MGMP PPKn antara lain:

1. Meningkatkan komptensi serta keterampilan guru PPKn dalam proses kegiatan


belajar mengajar, yang meliputi persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil
pembelajaran.
2. Menjadi komunitas guru PPKn yang menyetarakan kemampuan guru PPKn guna
menunjang pemerataan peningkatan kegiatan belajar mengajar.
3. Merupakan wadah diskusi untuk guru PPKn mengenai permasalahan atau isu
yang terjadi sehari-hari selama proses belajar mengajar.
4. Membantu guru untuk mendapatkan berbagai informasi tentang pendidikan,
contohnya tentang perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
perubahan kurikulum, dan sebagainya.
5. Forum untuk saling berbagi serta bertukar ilmu pengetahuan..
6. Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan Perangkat
Pembeajaran seperti RPP..
7. Meningkatkan kompetensi dalam penyelenggaraan pembelajaran aktif, inovatif,
keratif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
Peran Saya di MGMP PPKn

Peran saya di MGMP PPKn yaitu sebagai anggota aktif. Saya selalu ikut bergagai kegiatan
yang diadakan oleh MGMP PPKn seperti penyusunan soal PTS dan PAS. Kemudian saya juga
pernah dipercaya menjadi koordinator pembuatan video pembelajaran pada tahun ajaran 2021-
2022. Pada ksempatan itu saya dipercaya menjadi tim edit konten video dan juga sebagai
admin youtube MGMP PPKn. Dampak dari tugas saya tersebut, MGMP PPKn memiliki koleksi
video pembelajran PPKn untuk jenjang SMP. Kemudian karna saya juga membuka konsultsi
bagaiamana cara pembuatan video pembelajaran, banyak guru PPKn di Kota Banjar yang
merasa terbantu sehingga proses pembuatan video pembelajaran dapat berhasil.
PGRI

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Banjar merupakan perkumpulan atau perum
guru-guru se Kota Banjar. PGRI memiliki tiga jati diri organisasi. Jati diri tersebut yaitu
organisasi, profesi, dan ketenaga kerjaan. Adapun sifat dari PGRI yaitu:
1. Unitaristik, yaitu tanpa memandang perbadaan tempat kerja, ijazah, keduukan, agama,
suku, golongan, asal usul dan juga gender.
2. Independen berarti segalanya berdasarkan pada kemandirian serta kemitrasejajaran.
3. Nonpartisan yaitu bahwa PGRI bukan merupakan afiliasi dari partai politik atau pihak
kepentingan lainya.

Peran di PGRI

Peran saya pada forum guru PGRI yaitu sbegai anggota aktif. Saya sellau ikut serta pada
kegiatan yang diadakan oleh PGRI misalnya pada kegiatan tahunan yaitu hari guru nasional
(HGN). Pada HGN 2021 lalu saya menjadi partisifan yaitu dengan peserta lomba cipta dan baca
puisi dan alhamdulilah menjadi juara harapan 3. Karna hal tersebut kegaitan HGN yang
diadakan oleh PGRI Kota Banjar berjalan lancar dan bermakna.

Sukarelawan 1
Saya berperan sebagai ketua rombongan. Tugas saya yaitu menjadi inisiator dan menjadi
koordinator rombongan sukarelawan. Bersama teman-teman, kami membersihkan salah satu
sekolah korban banjir yang ada di Kudus. Kami juga menjaring dana untuk kemudian dana
dibelikan barnang barang keperluan anak-anak korban banjari di sana. Antusias teman-teman
sangat luar biasa, kami membantu skeolah dan anak-anak korban banjir dengan sukarela.
Begitupun dengan kepala sekolah dan anak-anak di SD Palemkerep yang kami bantu. Mereka
sangat senang sekali dan menyambut kami dengan hangat. Kami bersama-sama
membersihkan sekolah hingga sekolah bersih dan kembali dapat digunakan.

Suakarelawan 2

Tahun 2011 hingga 2012 saya berperan menjadi guru di daerah terpencil pada program Guru
SM3T (Sarnaja Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Terdepan). Tugas saya yaitu
menjadi guru di sekolah SD dan SMPN Leonai Amfoang Barat Laut Kabupaten Kupang Nusa
Tenggara Timur. Saya dan teman-teman SM3T mengisi kekurangan guru di sekolah tersebut
dan membantu siswa-siswi dis ana mengenyam pendidikan. Selama pengabdian tersebut saya
juga dipercaya mendampingi kepala sekolah untuk mengurus dapodik sekolah. Saya juga aktif
pada kegiatan kemasyarkaatan misalanya membantu warga yang mengadakan upacara
pernikahan. Biasanya saya dipercaya untuk mendokumentasikan kegiatan tersebut.

Relawan 3 Pendidik Indonesia di Sabah Malaysia

Pada tahun 2014 hingga 2017 saya menjadi Pendidik Indonesia di Sabah Malaysia. Saya
menjadi guru bagi anak-anak TKI di Ladang Sawit Fortuna Sandakan Sabah Malaysia. Pagis
aya mengajar di NGO Humana, menjar anak-anak Indonesia dananak-anak Pilipina, sore
harinya saya mengajar di TKB/CLC Pamol (sekolah khusus bagi anak-anak Indonesia).
Selain memberikan pelayanan Pendidikan, sesekalis aya juga terlibat dalam kegiatan
kekonsuleran. Saya bersama rekan-rekan pendidik bejerjasama dengan KJRI Kota Kinabalu
untuk melaksanakan sidang isbat nikah bagi para TKI yang berada di Sabah Malaysia
kemduian saya juga berkerjasama dengan pihak KJRI Kota Kinabalu dalam pembuatan surat
keterangan lahir bagi anak-anak Indonesia yang lahir di Malaysia.

Ceritakan proses pengembangan yang Anda lakukan, kesulitan yang dihadapi dan dampaknya  *

Tuliskan 3 pengalaman anda dalam mengembangkan atau melatih orang lain secara
berkelanjutan (selain mengajar di Sekolah)
Pengembangan 1

Temu Pendidik Daerah


Pada tanggal 10 Februari saya dipercaya untuk menjadi wakil ketua Komunitas Guru Belajar
Nusantara. Pada salah satu kegiatan komunitas kami yaitu Temu Pendidik Daerah (TPD) yang
diadakan secara daring, pada tanggal 9 Februari 2022 lalu saya menjadi pembicara pada
kegatan tersebut. Judul yangs aya sajikan yaitu Pembelajaran Berbasis Project dengan
Pendekatan Cinematography. Kegiatan tersebut memiliki kendala karena peserta yang
mengikuti kegiatan tersebut hanya beberapa puluh guru saja dan berasal dari dalam kota dan
luar kota Banjar.
Namun kendati demikian ada beberapa guru yang tertarik dengan cara saya mengajar di kelas
apalagi Teknik tersebut membuahkan hasil berupa peretasi siswa di berbagai perlombaan.
Setelah kegiatan ada beberapa guru yang mengajak saya untuk berdiskusi, khsusunya
bagaiamna cara mengaplikasikan strategi pembelajran dengan menggunakan teknik
cinematography pada kegiatan belajar mengajar di kelas.

TPN 9 Derah Kota Banjar dan Tasikmalaya

Pada tanggal 28 Agustus 2022, kami, Komunitas Guru Belajar Nusantara melaksanakan Temu
Pendidik Nasional 9 Daerah Kota Banjar dan Tasikmalaya bertempat di SMPN 5 Banjar.
Kegiatan tersebut berisikan seminar, pameran karya guru dan silaturahmi antar guru.
Tantangan yang dihadapi yaitu panitia penyelenggaran dari Tasikmalaya mangkirdan tidak ikut
andil dalam kegiatan tersebut sehingga kami KGBN Kota Banjar harus melaksankan secara
mandiri.
Namun kegiatan berjalan lancar. Sebanyak 80 peserta dari Kota Banjar dan Ciamis datang
menghadiri kegiatan. Para peserta belajar besama-sama baik secara daring (mengerjakan LMS
di Sekolah.mu) dan secara luring yaitu melaksankan seminar dan pameran karaya. Saya yang
kala itu menjadi panitia juga ikut menjadi narasumber dengan memaparkan best practice saya
yaitu Pembelajaran Berbasis Project dengan pendekatan Cinematography.
Dampak dari kegiatan di atas. Komunitas Guru Belajar Nusantara mendapatkan tempat di hati
guru-guru, khususnya guru Kota Banjar.

Konsultasi Pendidikan Sohibul Ilmi

Berawal dari banyaknya siswa yang bertanya seputar pendidikan waktu saya menjadi Pendidik
di Sabah Malaysia, maka saya membuka layanan konsultasi Pendidikan Sohbul Ilmi (sahabat
Ilmu). Banyak dari siswa bertanya bagaimana bisa melajutkan ke perguruan tinggi dan jurusan
apa yang sesuai dengan potensi siswa masing masing. Tantangan yang dihadapi ketika ada
orang tua tidak setuju jika anaknya melanjutkan kuliah, misalnya waktu saya mengajar di
Madrasah Aliyah 1 Kota Tasikmalaya, ada siswa yang bersikeras untuk melanjutkan
Pendidikan, namun orang tuanya lebih memilih anaknya menjadi guru ngaji.
Sampai saat ini saya denganterbuka menerima konsultasi seputar Pendidikan bagi siapa saja.
Dampaknya ada satu anak TKI Sabah Malaysia yang bernama Azuzila Wati. Dia berhasil
melanjutkan sekolah di Indonesia dan sekarang tengah menempuh pendidikan di Universitas
Negeri Mataram dengan beasiswa. Saya selalu memotivasi anak itu untuk terus belajar dan
semangat dalam meraih kesuksesan..

seperti harus kemana melanjutkan dan jurusan apa yang susai dengan minta bakat siswa.
Maka

Anda mungkin juga menyukai