NIM : 235076654 Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan Indonesia Program : PPG Prajabatan Gelombang 2 Tahun 2023 Program Studi/LPTK : PGSD / Universitas Pasundan
01.01.2-T1-7. Koneksi Antar Materi - Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional
1. Tinjau kembali tugas individu dan kelompok yang telah dikembangkan pada fase Mulai Dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual. 2. Buatlah sebuah kesimpulan dan penjelasan untuk menguatkan pemahaman Anda tentang materi Perjalanan Pendidikan Nasional. 3. Buatlah sebuah refleksi dari pengetahuan dan pengalaman baru yang Anda peroleh dalam materi ini dan perubahan diri yang yang Andal alami dan akan Anda praktekan di sekolah dan kelas Anda. 4. Kesimpulan dan refleksi disajikan dalam bentuk media informasi. Format media dapat disesuaikan dengan minat dan kreativitas Anda. Contoh media yang dapat dibuat: artikel, ilustrasi, grafik, video, rekaman audio, presentasi infografis, artikel dalam blog, dan lainnya. 5. Unggah hasil kerja Anda sesuai petunjuk pengiriman di bawah. Jawab: Menjadi seorang guru adalah cita-cita saya sejak berada di Sekolah Dasar. Saya senang belajar dan memberikan hal-hal yang saya tahu. Guru merupakan orang tua di sekolah yang mendidik dan mengajar untuk anak-anak. Saya memilih menjadi guru karena guru merupakan profesi yang sangat mulia dan saya ingin menyalurkan kecintaan saya terhadap anak-anak, serta ingin membagikan ilmu yang saya punya kepada mereka. Saya juga ingin meningkatkan kualitas Pendidikan yang ada di Indonesia, terutama didaerah saya tinggal yaitu pulau Belitung. Sebagai calon guru yang professional, tentu harus menjadi guru yang berdedikasi untuk memberikan Pendidikan yang layak dan bermakna serta membantu peserta didik mencapai potensi mereka. Strategi yang saya lakukan untuk mewujudkan motivasi tersebut yaitu dengan berkuliah jurusan S1 PGSD untuk hasil yang maksimal dan tepat waktu, mengikuti seminar tentang Pendidikan dan mengikuti kegiatan Kampus Mengajar pada tahun 2021, dan pastinya berbagi pengalaman dengan rekan yang berprofesi sebagai guru untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan yang luas. Dengan menjadi guru diharapkan dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam belajar terutama siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kemudian perkembangan Pendidikan di Indonesia sudah dimulai sejak zaman Pra Sejarah, Hindu Budha, Kolonial hingga saat ini. Meskipun Indonesia sudah merdeka, namun kenyataannya masih ada belenggu-belenggu kemerdekaan peserta didik dan guru didalam praktik pendidikan di Indonesia hingga sekarang. Sehingga masalah ini menjadi penghambat dalam kemajuan Pendidikan di Indonesia. Jika dibandingkan dengan pelaksanaan Pendidikan dahulu dan saat ini, Pendidikan sekarang sudah lebih mementingkan kualitas dan berpedoman pada UU Sisdiknas dan hasil pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara. Saat ini pemerintah sudah berupaya untuk memerdekakan peserta didik melalui paradigma baru dalam proses pembelajaran. Melalui mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia, saya mendapatkan pemahaman dan pengalaman baru mengenai nilai-nilai filosofi Ki Hajar Dewantara. Gagasan yang dikemukakan Ki Hajar Dewantara mengenai Pendidikan yang memperhatikan kodrat peserta didik dan tentunya mempertimbangkan aspek keseimbangan cipta, rasa, dan karsa. Pendidikan yang tidak hanya mengedepankan pengetahuan, namun juga mengembangkan keterampilan dalam berpikir dan kecerdasan batin. Pemahaman baru ini yang menjadi refleksi untuk saya agar bisa mengajar di sekolah. Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik dalam Pendidikan saat ini, yang akan saya praktekkan dalam PPL di sekolah mitra saya nantinya. Menjadi seorang guru pada zaman sekarang tentu berbeda dengan generasi sebelumnya, dikarenakan ilmu hari ini sangat mudah untuk diperoleh dan diakses oleh peserta didik dikehidupan sehari-hari, yang artinya sekolah hari ini bukanlah satu-satunya sumber ilmu yang bisa didapatkan oleh peserta didik. Menjadi guru di zaman sekarang, yang dimana guru harus menguasai banyak hal, salah satunya adalah bagaimana guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan di kelas yang tentu harus berpihak kepada peserta didik dan dapat membimbing mereka untuk bisa terkontrol agar ilmu yang didapatkan dari sekolah maupun diluar sekolah dapat berdampak positif bagi peserta didik dan masyarakat lainnya. Sebagai seorang guru harus bisa fleksibel, terkadang guru menjadi mentor di kelas dan terkadang guru menjadi teman bicara Ketika diluar kelas. Hala-hal tersebut harus dikuasai oleh guru pada generasi Z sekarang agar dapat menciptakan hubungan yang baik dan kepercayaan antar guru dan peserta didik menjadi harmonis sehingga berdampak pada proses pembelajaran. Secara tidak langsung kita menyadari atau tidak menyadari bahwa perjalanan pendidikan di Indonesia terus bergerak seiring perkembangan zaman dari keadaan Pendidikan yang sangat memprihatikan hingga keadaan pendidikan yang menyenangkan bagi peserta didik dan kemudahan dalam menempuh pendidikan saat ini sangat jauh berbeda dengan zaman masa kolonial dahulu seperti kata Ki Hajar Dewantara “setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah”, kondisi tersebut yang saat ini dialami di dunia pendidikan. Pendidikan dan kebudayaan adalah satu kesatuan utuh yang tidak terpisahkan. Ki Hajar Dewantara menjelaskan tentang tujuan pendidikan yaitu menuntut segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat menciptakan keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Menurut Ki Hajar Dewantara, budi pekerti terdiri dari kata budi dan pekerti. Budi itu sendiri terdiri dari cipta, rasa, dan karsa. Sedangkan pekerti adalah tenaga sehingga pendidikan yang diharapkan adalah sebagaimana mestinya anak didik kita memiliki pemikiran yang tajam, perasaan yang halus dan mampu bergerak demi menghasilkan sebuah karya sesuai dengan bakat dan minat peserta didik sesuai dengan perkembangan zaman. Begitu banyak pemikiran-pemikiran yang relevan dari Bapak Ki Hajar Dewantara, seperti kurikulum merdeka tentang perkembangan aspek keterampilan, kompetensi, dan karakter sesuai dengan nilai-nilai dan norma bangsa Indonesia. Ki Hajar Dewantara menekankan peserta didik agar memiliki budi pekerti sehingga mampu mencapai keseimbangan hidup setinggi-tingginya.