OLEH :
ADE YAMASITA NIM 20518241035
YOGA ARIF PARIPURNA NIM 20518241036
MUHAMMAD IHSAN SAFI’I NIM 20518241037
DIMAS ITTOK NIM 20518241038
SATRIA PRAMUDIANSYAH NIM 20518241039
RENALDY WISNU WARDHANA NIM 20518241040
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan pada hakikatnya merupakan hal yang sangat penting untuk
menjamin perkembangan kelangsungan kehidupan bangsa. Tanpa pendidikan
yang memadai suatu bangsa akan mengalami ketertinggalan dari bangsa lain
di segala bidang. Oleh karena itu tujuan pendidikan nasional adalah
mencerdaskan kehidupan dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, berkepribadian mantap dan mandiri serta tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Keberhasilan proses pendidikan dalam
rangka menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional ditentukan oleh komponen-komponen pendidikan,
yaitu tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik, isi/ materi pendidikan, alat
pendidikan dan lingkungan pendidikan. Komponen-komponen tersebut salig
berkaitan dan saling menunjang satu sama lainnya. Salah satu komponen
penting adalah guru atau pendidik. Peran guru sangat vital bagi pembentukan
kepribadian, cita-cita, dan visi misi yang menjadi impian hidup anak didiknya
di masa depan. Di balik kesuksesan murid, selalu ada guru yang memberikan
inspirasi dan motivasi besar pada dirinya sebagai sumber stamina dan energi
untuk selalu belajar dan bergerak mengejar ketertinggalan, menggapai
kemajuan, menorehkan prestasi spektakuler dan prestisius dalam panggung
sejarah kehidupan manusia. Di sinilah urgensi melahirkan guru-guru
berkualitas, guru-guru yang ideal dan inovatif yang mampu membangkitkan
semangat besar dalam diri anak didik untuk menjadi aktor perubahan
peradaban dunia di era global ini.
1
Kalau guru-guru yang berinteraksi langsung dengan murid kurang profesional,
kreatif, dan produktif, maka anak didik akan lahir sebagai kader penerus
bangsa yang malas, suka mengeluh, dan pesimis dalam menghadapi masa
depan. Tidak ada etos dan spirit perjuangan yang membara dalam dadanya. Ia
lebih suka menikmati hidup yang hedonis dan konsumtif dari pada capek-
capek belajar dan mengejar cita-cita mulia yang melelahkan dan
membutuhkan perjalanan panjang yang berliku. Karena kita menyadari bahwa
guru yang profesional dapat melahirkan generasi-generasi yang berkualitas
sebagaimana yang menjadi tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang
diamanatkan dalam UUD 1945. Untuk itu sikap profesional sangat dibutuhkan
bila ingin membangun sikap mental diri dan bangsa ini menjadi lebih maju
dan lebih berkualitas terhadap pekerjaan yang dilakukan.
2
hidup agar siswa memiliki sikap kemandirian, perilaku adaptif, koperatif,
kompetitif dalam menghadapi tantangan, tuntutan kehidupan sehari-hari.
Secara efektif menunjukkan motivasi percaya diri serta mampu mandiri dan
dapat bekerjasama. Selain itu guru masa depan juga dapat
menumbuhkembangkan sikap, disiplin, bertanggungjawab, memiliki etika
moral dan memiliki sikap kepedulian yang tinggi, serta memupuk kemampuan
otodidak anak didik, memberikan reward ataupun apresiasi terhadap siswa
akan mereka bangga akan sekolahnya dan terdidik juga untuk mau
menghargai orang lain, baik pendapat maupun prestasinya. Kerendahan hati
juga perlu dipupuk agar tidak terlalu over motivated sehingga menjadi
congkak. Diberikan pelatihan berpikir kritis dan strategi belajar yang mampu
mengatur waktu serta pelatihan cara mengendalikan diri dan emosi agar
Intelektual Capacity, Emosional Capacity dan Social Capacity berkembang
secara seimbang. Guru masa depan juga harus memiliki keterampilan dasar
pembelajaran, kualifikasi keilmuan yang optimal, performance indoor class
maupun outdoor class tidak diragukan lagi. Tentunya sebagai guru masa
depan harus bangga dengan profesinya, dan akan tetap setia menjunjung
tinggi kode etik profesinya. (Isjoni, 2007: 85-86).
Guru profesional di samping mereka berkualifikasi akademis juga
dituntut memiliki kompetensi, artinya memiliki pengetahuan, keterampilan
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasainya dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya. Dalam Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005, pasal 4 disebutkan peran guru adalah agen pembelajaran,
kemudian Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pasal 28 ayat 3 juga
disebut agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan anak usia dini meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. (Martinis Yamin,
2006: 2).
3
Hal itu berarti sebagian besar guru yang ada saat ini harus
ditingkatkan kualifikasi akademiknya sampai jenjang S1 atau D4. Sedang
besar jumlah guru yang belum memiliki kualifikasi akademik sebanyak 1.
789. 225 orang [66,84 %] sebelum mengikuti pendidikan dan mendapatkan
sertifikasi guru. (Isjoni, 2007: 91).
http://eprints.walisongo.ac.id/3794/2/093111114_bab1.pdf
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa saja yang harus dimiliki untuk menjadi seorang
guru yang ideal dan inovatif.
2. Untuk mengetahui peranan-peranan menjadi seorang guru yang ideal dan
inovatif.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
3. Komunikatif
Guru yang suka menyapa dan memperhatikan kondisi muridnya
lebih diterima peserta didiknya dari pada guru yang egois, yang datang
hanya untuk menerangkan pelajaran, setelah itu pulang.
4. Dialogis
Pada prinsipnya tugas guru tidak hanya mengajar, tapi juga
menggali potensi terbesar peserta didiknya.
6. Bertahap
Belajar ilmu yang baik adalah setahap demi setahap, dari satu dua
dan seterusnya. Materi yang disampaikan harus berurutan, tidak
meloncat-loncat. Ketika mengajar seorang guru harus arif dan
bijaksana. Jangan memberikan semua pengalaman dan ilmu kepada
peserta didik dalam satu kesempatan. Berilah sedikit demi sedikit agar
peserta didik bisa menerimanya dengan baik.
6
pengajaran yang banyak, proses belajar dan mengajar dapat berjalan
secara variatif, tidak monoton dan selalu segar.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
8
C. Daftar Pustaka
https://www.kompasiana.com/ikorizkiamaliyah/55547d56b67e616714ba54f5/
menjadi-guru-ideal.
https://www.google.com/amp/s/blog.ruangguru.com/fakta-kualitas-guru-di-
indonesia-yang-perlu-anda-ketahui%3fhs_amp=true.
http://www.rise.smeru.or.id/id/blog/3-karakteristik-yang-harus-dimiliki-guru-
ideal.
https://disdik.bengkaliskab.go.id/mobile/detailberita/334/2018/11/22/menjadi-
guru-ideal-dan-inovatif.