Anda di halaman 1dari 16

AKSI NYATA

MODUL 1

MENGENAL DIRI DAN PERANNYA SEBAGAI


PENDIDIK

OLEH

ZELINA AFFRIANI
NIP. 19940705 201902 2 009

UPTD SDN 1 METRO UTARA


TAHUN 2022
AKSI NYATA
MODUL 1

MENGENALI DIRI DAN PERANNYA SEBAGAI


PENDIDIK

Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan dengan efektif dan berpihak pada peserta didik
jika dalam pelaksanaanya ada keyakinan dan dorongan yang kuat dari dalam diri pendidik.
Pendidik merupakan salah satu kunci yang berperan untuk melakukan perubahan yang
mendasar dalam proses pembelajaran.
Platform Merdeka Mengajar (PMM) merupakah salah satu sarana pembelajaran yang
digunakan untuk mengubah paradigma lama menuju paradigma baru dalam proses
pembelajaran. Melalui PMM ini, kita diajak untuk melakspeserta didikan pembelajaran yang
lebih bermakna, berpihak pada peserta didik dan pembelajaran yang menyenangkan. Dalam
topik satu ini, kita sebagai pendidik diajak untuk merubah diri menjadi pendidik yang lebih
adaptif terhadap proses pembelajaran. Dalam Topik Merdeka Mengajar terdapat 5 modul yang
harus dipelajari, yakni :
- Modul 1 : Mengenali diri dan perannya sebagai pendidik,
- Modul 2 : Mendidik dan mengajar,
- Modul 3 : Mendampingi peserta didik dengan utuh dan menyeluruh,
- Modul 4 : Mendidik dan melatih kecerdasan budi pekerti,
- Modul 5 : Pendidikan yang mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan

Rangkuman ini penulis sampaikan dalam rangka menerapkan aksi nyata tentang
pemahaman yang ada pada modul satu. Aksi nyata ini dibuat untuk menyampaikan pesan
berbagi praktik baik kepada peserta didik, pendidik, dan orang tua peserta didik. Praktik baik
ini dilakukan dengan kolaborasi kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik
dan orang tua peserta didik.
1. Modul 1 : Mengenali Diri dan Perannya Sebagai Pendidik
Dalam modul 1 ini, ada 2 materi yaitu : Apa Peran Saya Sebagai Pendidik dan Ingin
Menjadi Pendidik Seperti Apa Saya? Sebagai pendidik saya ingin melakspeserta didikan
pembelajaran dengan berusaha memenuhi kebutuhan belajar peserta didik, baik
kebutuhan dasar pembelajaran atau kebutuhan dasar pendampingan dalam pembelajaran.
Untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik perlu dilakukan kolaborasi yang baik
dengan semua pihak, baik pendidik, kepala sekolah dan tenaga kependidikan. Kolaborasi
menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Kolaborasi ini diperlukan untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi oleh
pendidik. Dengan kolaborasi kita bisa saling mengisi kekurangan dan kelemahan masing-
masing guru.

1.1 Apa Peran Saya Sebagai Pendidik ?


Pembelajaran yang menarik dan berpihak pada peserta didik tentu sangat ideal
dilakspeserta didikan jika kita sebagai pendidik dapat memenuhinya. Peran yang
demikian dapat kita lakspeserta didikan jika kita berusaha untuk terus adaptif terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan. Perubahan peradaban dan perkembangan ilmu
pengetahuan berkembang begitu pesat, sehingga kita sebgai pendidik harus dapat
peradaptasi dengan baik dan terus memacu diri untuk dapat menjadi lebih baik.
Sebagai seorang pendidik kita harus terus berinovasi dalam menjalankan tugas kita
sebagai pendidik, selalu mengembangkan diri baik dari teori-teori pembelajaran
maupun praktik-praktik baik dalam pembelajaran.
1.2 Ingin Menjadi Pendidik Seperti Apa Saya?
Pendidik yang menjadi teladan dan sumber inspirasi bagi peserta didik tentu
menjadi harapan yang ingin dicapai oleh semua pendidik. Selain dapat mentranfer ilmu
pengetahuan yang maksimal, dapat juga memberikan pengaruh positif yang akan
menjadi bekal bagi peserta didik untuk hidup di masa depan.
Bersikap dan berperilaku yang baik merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar
lagi, agar peserta didik dapat meneladani setiap sikap dan perilaku kita sebagai
pendidik. Dengan harapan agar kedepannya peserta didik dapat menerapkan di
kehidupannya, di mana kehidupan masa depan peserta didik sangat jauh berbeda
dengan kehidupan kita sekarang.
Agar peserta didik memiliki bekal untuk bisa survive melanjutkan kehidupannya,
sebagai pendidik memiliki peran yang sangat penting untuk menanamkan karakter
yang baik kepada peserta didik. Karakter yang dimaksud tentulah sesuai dengan Profil
Pelajar Pancasila. Kemampuan peserta didik dalam menjalani kehidupan di masa
depan akan dipengaruhi oleh bagaimana mereka mendapatkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan saat ini. Dengan bekal yang cukup, diharapkan mampu memberikan
kemampuan bagi peserta didik untuk bersaing dan berkompetisi dengan baik dimasa
yang akan datang.

2. Modul 2 : Mendidik dan mengajar


Dalam modul 2, ada 3 materi yakni; Mendidik Menyeluruh, Pendidikan Selama Satu
Abad, dan Menjadi Manusia Secara Utuh.
2.1 Mendidik Menyeluruh
Pendidikan dan pengajaran tidak dapat dipisahkan. Menurut Ki Hajar
Dewantara pengajaran (onderwijs)  adalah bagian dari pendidikan. Pengajaran
merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan
hidup peserta didik secara lahir dan batin. Sedangkan pendidikan
(opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki
peserta didik agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Ki
Hajar Dewantara memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia
yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya.

2.2 Pendidikan Selama Satu Abad


Ki Hajar Dewantara adalah seorang tokoh yang menggagas sistem pendidikan
yang humanis dan transformatif, yang dapat memelihara kedamaian dunia.  Beliau
menciptakan sistem among, ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut
wuri handayani yang artinya seorang pendidik haruslah memberikan contoh yang
baik.  Seorang pendidik haruslah membangkitkan semangat pada peserta didik.
Seorang pendidik haruslah selalu memberikan dorongan/menjadikan peserta didik
mandiri. Logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah tut wuri handayani.
Ruh dari ajaran ini adalah untuk memerdekakan peserta didik. Cita-cita utama Ki
Hajar Dewantara yaitu kemerdekaan setiap peserta didik untuk mampu mengatur
dirinya sendiri agar peserta didik berperasaan, berpikiran, dan bekerja merdeka
dalam ketertiban bersama, demi mewjudkan cita-cita pendidikan nasional.
Pendidikan yang sesuai dengan bangsa kita adalah pendidikan yang humanis,
kerakyatan, dan kebangsaan. Pendidikan kultural yaitu pendidikan yang berdasarkan
garis bangsa dan budaya. Pendidikan kultural ini yang akan melengkapi,
memperrtajam, dan memperkaya pendidikan kecerdasan peserta didik. Diharapkan
nantinya peserta didik dapat mengangkat derajat rakyat dan negerinya serta mampu
bekerjasama dengan bangsa-bangsa lain demi kemuliaan umat manusia di dunia.

2.3 Menjadi Manusia Secara Utuh


Ada dua kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan lahir (jasmani) dan batin
(rohani). Manusia diberi akal yang digunakan untuk berpikir, merasa, dan berkarya.
Jika pikiran, perasaan, dan kehendak berpadu, maka timbullah daya dan budi pekerti
sebagai ciri khas manusia merdeka. Manusia merdeka adalah manusia yang dapat
memerintah dan menguasai dirinya secara mandiri dan inilah yang disebut dengan
kodrat sebagai manusia.
Sebagai pendidik, kita harus memandang peserta didik sebagai manusia secara
utuh dalam mendampingi mereka menentukan tujuan belajarnya. Pendidik harus
menentukan rencana pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik yang akan
membantu mereka untuk mengembangkan kekuatan lahir dan batin. Pendidik tidak
cukup hanya membantu memberikan pendidikan yang berorientasi pada kemampuan
kognitif, tetapi juga sisi kekuatan batinnya, yaitu sosial, empati, emosi, dan lainnya.

3. Modul 3 : Mendampingi Peserta Didik dengan Utuh dan Menyeluruh


Ada 2 materi dalam modul 3 ini yakni Kodrat Peserta didik dan Azas Trikon
3.1 Kodrat Peserta didik
Kodrat peserta didik sebagaimana yang dimaksud dalam pemikiran Ki Hajar
Dewantara dapat diartikan sebagai potensi diri yang dimiliki oleh seorang peserta
didik, seperti potensi berpikir, potensi emosi dan potensi fisik. Ki Hajar Dewantara
menyebutnya sebagai budi pekerti. Budi pekerti yaitu perpaduan antara cipta
(kognitif), karsa (afektif) dan karya (psikomotor). Potensi diri ini adalah anugerah
dari Allah SWT yang diberikan kepada manusia. Potensi diri antara peserta didik
yang satu dengan lainnya berbeda, dan ini merupakan karakteristik yang unik bagi
setiap peserta didik tersebut.
Potensi peserta didik harus senantiasa selalu dikembangkan. Potensi adalah
kemampuan, kekuatan, daya atau kesanggupan yang mempunyai kemungkinan
untuk dikembangkan, sedangkan diri adalah orang atau seseorang yang terpisah dari
yang lainnya. Maka dalam konteks ini potensi diri pada peserta didik dapat kita
artikan sebagai kemampuan, kekuatan, daya dan kesanggupan yang dimiliki oleh
seorang peserta didik, baik itu berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor
yang memungkinkan untuk dapat dikembangkan.
- Kodrat Keadaan
Pendidikan itu sangat dinamis, menyesuaikan keadaan yang terus bergerak
begitu cepat. Sebagai pendidik kita perlu mengantisipasi dan membaca arah
perubahan tersebut.

- Kodrat Alam
Sebagai pendidik kita harus menyadari akan kodrat alam anak. Anak yang
dilahirkan di pedesaan akan berbeda karakter dengan anak yang dilahirkan di
perkotaan. Anak yang ada disekitar pantai akan berbeda pula dengan anak yang
hidup di pegunungan. Dengan adanya kodrat alam tersebut, maka pendidik harus
menyesuaikan konteks pendidikan dan pembelajaran anak sesuai dengan kondisi
di mana anak tersebut tinggal.

- Kodrat Zaman
Perkembangan dan percepatan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat
dielakkan lagi. Oleh sebab itu, sebagai pendidik kita harus mampu memberikan
bekal kepada peserta didik untuk mampu hidup diabad 21. Bekal kecakapan dan
keterampilan yang dimiliki peserta didik harus dipersiapkan dengan matang untuk
bersaing dan berkompetisi dengan peradaban dan perkembangan ilmu
pengetahuan. Pendidik harus adaptif terhadap perkembangan dan percepatan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3.2 Azas Trikon
Di antara beberapa azas pendidikan yang perlu diketahui oleh seorang pendidik antara
lain, azas trikon. Azas Trikon dianggap menjadi jawaban yang tepat menuju pembelajaran
yang berpihak kepada murid. Dengan Trikon (kontinyu, konvergen dan konsentris) guru
dapat merancang pembelajaran yang berkelanjutan, terbuka dan berdasarkan kebudayaan
bangsa. Seorang pendidik harus memahami asas Trikon dan praktiknya dalam pembelajaran.
- Kontinu
Azas trikon yang pertama adalah kontinuitas, maksudnya tidak melupakan akar nilai
budaya. Dalam pembelajaran selalu diselipkan nilai-nilai budaya positif yang ada dalam
masyarakat.
- Konvergen
Azas trikon yang kedua adalah konvergen, maksudnya pendidikan harus
memanusiakan manusia. Dalam pembelajaran, guru harus menghargai dan memberikan
apresiasi kepada peserta didik, sekecil apapun prestasi yang ditunjukkan.

- Konsentris
Azas trikon yang ketiga adalah konsentris, maksudnya pendidikan itu harus
menghargai keberagaman dan memerdekakan murid, ini harus kita terapkan dalam
pembelajaran. Dalam pembelajaran guru harus menghargai keberagaman peserta didik.
Keberagaman menyangkut latar belakang keluarga, ekonomi, termasuk keterbatasan
fisik. Hal ini menyangkut gaya belajar anak yang harus kita ketahui dan bagaimana cara
menerapkannya dalam pembelajaran
4. Modul 4 : Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti
Dalam modul 4 ada 2 materi yakni; Budi Pekerti dan Teori Konvergensi dan
Pengaruh Pendidikan
4.1 Budi Pekerti
Setiap peserta didik memiliki kecerdasan berpikir masing-masing. Kecerdasan berpikir
peserta didik harus dapat mengembangkan budi pekerti atau watak peserta didik yang tidak
hanya diberntuk di sekolah, tetapi dalam keluarga dan lingkungannya. Sebagai pendidik
harus memahami bagaimana watak atau budi pekerti diasah dan dilatihkan ke peserta didik.

4.2 Teori Konvergensi dan Pengaruh Pendidikan


Teori ini berpendapat bahwa hal yang dominan dalam pendidikan anak adalah
faktor bawaan atau hereditas. Dalam hal ini setiap anak membawa potensi yang
diperoleh secara genetis dari pendahulunya termasuk ayah dan ibunya.
Fungsi pendidikan adalah mengembangkan potensi bawaan anak yang positif
dan menyamarkan potensi bawaan anak yang negatif. Potensi posistif dapat
dikembangakan dengan proses pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan
serta berpihak pada peserta didik.

5. Modul 5 : Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan


Ada 2 materi dalam modul 5 ini yakni, Mengantarkan Peserta didik Selamat dan
Bahagia dan Menciptakan Lingkungan Pembelajaran Terbaik Peserta didik
5.1 Mengantarkan Peserta Didik Selamat dan Bahagia
Dalam materi Mengantarkan Murid Selamat dan Bahagia ini ada 3 poin penting yang
kita pelajari yaitu selamat dan bahagia, Sistem Among dan Merdeka Belajar Abad 21.
- Selamat dan Bahagia
Pendidikan seharusnya dapat mengantarkan peserta didik untuk keselamatan dan
kebahagiaan hidupnya. Pendidik tidak hanya mengajarkan materi pelajaran, tetapi
mendorong murid untuk menemukan pemahaman bermakna yang relevan dengan
kehidupannya.

- Sistem Among
Sistem Among yang diciptakan Ki Hajar Dewantara yaitu: Ing Ngarsa Sung
Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani. Ing Ngarsa Sung
Tuladha, berarti sebagai pendidik harus bisa menjadi teladan yang dapat
memberaikan inspirasi dan contoh yang baik bagi peserta didiknya. Dengan bisa
dijadikanya contoh tersebut, maka tugas berat yang harus dilaksanakan pendidik
menjadi tantangan sekaligus menjadi harapan. Ing Madya Mangun Karsa,
berarti sebagai pendidik harus bisa membangun semangat kepada peserta didik
untuk giat belajar dan berbuat kebaikan. Ini meruapakan tugas mulia yang harus
dilakukan, tugas mulia tersebut memberikan pengaruh kepada peserta didik dan
pendidik pribadi, agar senantiasa menjadi mentor dan fasilitator yang baik dalam
proses pembelajaran. Tut Wuri Handayani, berarti sebagai pendidik harus bisa
memberikan dorongan kepada peserta didik untuk belajar hal-hal yang
bermanfaat. Dorongan untuk selalu senantiasa berprilaku baik dan terus
mengembangkan diri menuju persaingan hidup abad 21.

- Merdeka Belajar Abad 21


Kompetensi yang diharapkan di abad 21 menjadi kompetensi yang perlu dimiliki
murid untuk menghadapi tantangan-tantangan ke depan. Untuk mencapai itu,
pendidikan yang memerdekakan peserta didik menjadi salah satu cara, murid merdeka
dalam belajar, menggali keingintahuannya dengan bimbingan guru. Pendidik
harus memahami bagaimana murid merdeka belajar untuk mencapai kompetensi abad
21.

5.2 Menciptakan Lingkungan Pembelajaran Terbaik Peserta didik


Untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang baik, kita harus memahami
bagaimana cara membimbing peserta didik, bagaimana peran keluarga, sekolah dan
masyarakat.
- Membimbing Peserta didik, Memperbaiki Bangsa
Membimbing peserta didik pada hakikatnya juga memperbaiki bangsa.
Dengan pembelajaran yang bermakna dan berpihak pada peserta didik akan
menghasilkan proses pembelajaran yang esensial. Dengan pembelajaran yang
esensial tersebut, akan menghasilkan lulusan peserta didik yang bermutu.
Dengan peserta didik yang berumutu tersebut secara langsung atau tidak
langsung akan memperbaiki bangsa kedepan.

- Peran Keluarga, Sekolah dan Masyarakat


Keluarga meruapakan madrasah pertama dan utama bagi peserta didik.
Keluarga merupakan awal pembelajaran yang utama yang harus diperhatikan
oleh semua orang tua peserta didik. Peran keluarga yang begitu vital akan
mempengaruhi perkembangan dan kemajuan peserta didik, baik dari segi
pembelajaran atau dalam tingkah laku. Oleh sebab itu kerjasama pendidik dan
oragtua senantiasa harus terjalin agar harmonisasi hubungan dapat sinergis
dengan kepentingan pembelajaran, baik di rumah maupun di sekolah. Demikian
aksi nyata saya untuk menyebarkan pemahaman hasil dari pelatihan mandiri di
Platform Merdeka Mengajar. Semoga bermanfaat. Salam dan Bahagia!
UMPAN BALIK PENYEBARAN PEMAHAMAN KURIKULUM MERDEKA

Data umpan balik terkait penyebaran pemahaman kurikulum merdeka


Refleksi Aksi Nyata Penyebaran Pemahaman
Kurikulum Merdeka Mengajar

1. Hal apa yang anda pelajari dari proses berbagi pemahaman mengenai topik
merdeka mengajar?
Hal yang dapat saya pelajari yaitu berkaitan dengan mengenal diri dan peran kita
sebagai pendidik, saya juga menjadi paham bagaimana cara mendidik dan mengajar
yang sebenarnya, bagaimana upaya atau langkah yang akan kita lakukan dalam
mendidik dan mengajar sebagaimana pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara. Saya
juga menjadi paham, bagaimana kita sebagai pendidik mendampingi secara utuh
peserta didik ketika belajar, memahami kodrat peserta didik yang meliputi kodrat
keadaan, alam, dan zaman serta tidak lupa untuk menanamkan budi pekerti kepada
peserta didik.

2. Bagian mana yang mengubah anda?


Berkaitan dengan kodrat peserta didik. Seperti yang kita ketahui bahwa dengan
memahami kodrat peserta didik yang meliputi kodrat keadaan, kodrat alam, dan
kodrat zaman, kita sebagai pendidik dapat menyesuaikan pembelajaran yang akan kita
laksanakan sesuai dengan keadaan nyata peserta didik. Dengan memahami kodrat
peserta didik kita dapat melaksanakan pembelajaran yang dapat mewujudkan profil
pelajar Pancasila.

3. Apa langkah konkrit anda selanjutnya?


Langkah yang akan saya lakukan yaitu terus belajar dan adaptif terhadap perubahan
zaman, terutama dalam perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi karena seperti yang kita ketahui bahwa saat ini kita sudah memasuki abad
21. Oleh karena itu, kita sebagai pendidik harus dapat mengembangkan kompetensi
agar kita dapat membekali peserta didik kita untuk menghadapi tantangan di masa
depan.

Anda mungkin juga menyukai