Anda di halaman 1dari 3

TULISAN REFLEKTIF KRITIS

Sepanjang pengetahuan dan pemahaman saya tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara


mengenai pendidikan dan pengajaran bahwa pendidikan adalah upaya pemanusiaan manusia
secara manusiawi secara utuh dan penuh ke arah kemerdekaan lahiriah dan batiniah. Menurut
Ki Hadjar Dewantara pengajaran merupakan upaya memerdekakan aspek badaniah manusia
(hidup lahirnya). Ini berarti bahwa pengajaran merupakan daya upaya untuk memberi
pengetahuan/ilmu, kepandaian atau keterampilan kepada anak yang nantinya bisa bermanfaat
untuk kelangsungan hidupnya. Pengajaran berhubungan erat dengan ‘olah pikiran’ supaya
cerdas/pintar dan ‘olah raga’ supaya badan sehat, kuat dan terampil mengerjakan sesuatu.
Sementara, pendidikan adalah upaya memerdekakan aspek batiniahnya. Hal ini dimaknai
sebagai upaya ‘olah rasa’ dan ‘olah hati’ yang berarti penyadaran akan nilai-nilai moral (budi
pekerti) kepada peserta didik. Berpadunya Pendidikan dan pengajaran akan membuat peserta
didik menjadi insan yang berbudi pekerti yang mencerminkan perkemanusiaan dalam
hidunya.
Menurut pandangan saya sebagai pendidik, pemikiran Ki Hajar Dewantara masih
tetap relevan dengan konteks pendidikan Indonesia yang saat ini menerapkan kurikulum
2013. Salah satu contoh nyata terhadap relevansi pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan
Pendidikan Indonesia saat ini yaitu kriteria penilaian dalam praktek kurikulum pendidikan
2013, yang meliputi aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap/perilaku. Secara
tidak langsung penerapan penilaian tersebut yang ada dalam muatan kurikulum 2013
memiliki kesamaan dengan upaya penerapan nilai-nilai yang serupa dalam konsep pendidikan
yang memerdekakan yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara. Penilaian tersebut bertujuan
untuk menilai seluruh aspek kehidupan anak didk sebagai manusia pembelajar.
Perkembangan kepribadian berkarakter dan pengetahuan anak didik dibina secara
menyeluruh agar keduanya dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal menuju pribadi
mandiri dan dewasa. Dengan demikian, pendidikan saat ini ditujukan untuk melahirkan
insan-insan generasi bangsa yang cerdas berkarakter. Gagasan dan pemikiran Ki Hajar
Dewantara dijadikan dasar dalam visi Presiden Joko Widodo di bidang Pendidikan yang
diantaranya dinyatakan bahwa masa depan Indonesia sangat ditentukan oleh generasi peserta
didik masa kini yang memiliki karakter atau budi pekerti yang kuat serta menguasai berbagai
bidang ilmu, keterampilan hidup, vokasi dan profesi abad 21.
Sementara itu, konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara secara khusus di sekolah saya
juga cukup relevan. Misalnya, saya sebagai pendidik di masa pandemi ini berusaha untuk
menyuguhkan pembelajaran yang bermakna, kontekstual , menyenangkan dan tidak monoton.
Semenjak digaungkannya istilah ‘Merdeka Belajar’ oleh Mas Menteri Nadiem Makarim, saya
mulai mencoba untuk memahami dan mengkaji konsepnya yang nantinya saya terapkan pada
peserta didik saya. Selama pandemi dan peserta didik belajar secara daring, saya merancang
pembelajaran berbasis pengalaaman dan proyek untuk menumbuh-kembangkan kemampuan
berpikir kritis, kreatif, mampu memecahkan permasalahan, kolaboratif, mandiri dan
komunikatif. Dan tentunya semuanya itu dirancang dengan prinsip Merdeka Belajar dimana
siswa memiliki hak dan tanggung jawab untuk mengelola kegiatan pembelajarannya dan
berusaha mandiri.
Sepanjang karir saya menjadi seorang pendidik, saya merasa saya sudah menerapkan
prinsip/pemikiran Ki Hajar Dewantara meskipun belum sepenuhnya. Dalam artian, saya
belum sepenuhnya menerapkan konsep hanya sebatas dalam kriteria penilaian yang meliputi
3 ranah yakni pengetahuan, keterampilan dan sikap. Tetapi, semenjak pandemi melanda
negeri ini, saya berusaha menerapkan konsep merdeka belajar yang menjadi intisari dalam
pemikiran Ki Hajar Dewantara. Salah satu contohnya yaitu saya mendesain pembelajaran
berbasis proyek dan melakukan evaluasi melalui game pembelajaran digital. Semua hal
tersebut saya lakukan hanya untuk memberikan layanan pembelajaran yang berpihak pada
siswa dan memberikan mereka kenyamanan dan kenikmatan dalam belajar.

HARAPAN DAN EKSPEKTASI


Sebagai seorang pendidik, yang saya harapkan dari modul ini yaitu saya ingin
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang utuh tentang konsep/pemikiran Ki Hajar
Dewantara yang penuh dengan filosofi yang menjadi dasar kebijakan Pendidikan nasional.
Saya berharap saya mampu menerapkan pemikiran demi pemikiran dari bapak Pendidikan
Nasional terutama dalam konsep Merdeka Belajar. Dari sudut pandang saya sebagai
guru/pendidik, saya berharap memiliki kebebasan dalam menentukan/merancang
pembelajaran yang berpusat pada siswa yang nantinya bisa menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, tidak monoton dan bermakna bagi peseta didik.
Melalui modul ini, saya juga mengharapkan para peserta didik untuk mengembangkan
potensinya sesuai minat dan bakatnya untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Saya
juga mengharapkan mereka belajar dengan nyaman tanpa tertekan/terkungkung dengan
nilai/skor, tetapi mereka lebih ditekankan pada kreativitas dan inovasinya dalam
pembelajaran.
Kegiatan, materi dan manfaat yang saya harapkan dari modul ini yaitu ketika nantinya
saya mampu mengimplementasikan prinsip/pemikiran Ki Hajar Dewantara yang pada
akhirnya bisa menumbuhkan konsep Merdeka Belajar baik merdeka untuk saya sebagai guru
maupun untuk peserta didik saya. Melalui konsep tersebut, besar harapan saya untuk
memenuhi visi Pendidikan nasional yaitu terlahirnya profil pelajar Pancasila yang bernalar
kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global.

NAMA CGP : NI MADE WAHYU SUPRABA WATHI


INSTANSI : SMA NEGERI 1 KUBU, KARANGASEM

Anda mungkin juga menyukai