100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
41 tayangan3 halaman
Tulisan reflektif ini membahas pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan yang memerdekakan aspek lahiriah dan batiniah manusia secara utuh. Pemikiran ini masih relevan dengan kurikulum 2013 dan konsep Merdeka Belajar. Penulis berharap dapat menerapkan pemikiran Ki Hajar Dewantara untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Tulisan reflektif ini membahas pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan yang memerdekakan aspek lahiriah dan batiniah manusia secara utuh. Pemikiran ini masih relevan dengan kurikulum 2013 dan konsep Merdeka Belajar. Penulis berharap dapat menerapkan pemikiran Ki Hajar Dewantara untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Tulisan reflektif ini membahas pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan yang memerdekakan aspek lahiriah dan batiniah manusia secara utuh. Pemikiran ini masih relevan dengan kurikulum 2013 dan konsep Merdeka Belajar. Penulis berharap dapat menerapkan pemikiran Ki Hajar Dewantara untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Sepanjang pengetahuan dan pemahaman saya tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara
mengenai pendidikan dan pengajaran bahwa pendidikan adalah upaya pemanusiaan manusia secara manusiawi secara utuh dan penuh ke arah kemerdekaan lahiriah dan batiniah. Menurut Ki Hadjar Dewantara pengajaran merupakan upaya memerdekakan aspek badaniah manusia (hidup lahirnya). Ini berarti bahwa pengajaran merupakan daya upaya untuk memberi pengetahuan/ilmu, kepandaian atau keterampilan kepada anak yang nantinya bisa bermanfaat untuk kelangsungan hidupnya. Pengajaran berhubungan erat dengan ‘olah pikiran’ supaya cerdas/pintar dan ‘olah raga’ supaya badan sehat, kuat dan terampil mengerjakan sesuatu. Sementara, pendidikan adalah upaya memerdekakan aspek batiniahnya. Hal ini dimaknai sebagai upaya ‘olah rasa’ dan ‘olah hati’ yang berarti penyadaran akan nilai-nilai moral (budi pekerti) kepada peserta didik. Berpadunya Pendidikan dan pengajaran akan membuat peserta didik menjadi insan yang berbudi pekerti yang mencerminkan perkemanusiaan dalam hidunya. Menurut pandangan saya sebagai pendidik, pemikiran Ki Hajar Dewantara masih tetap relevan dengan konteks pendidikan Indonesia yang saat ini menerapkan kurikulum 2013. Salah satu contoh nyata terhadap relevansi pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan Pendidikan Indonesia saat ini yaitu kriteria penilaian dalam praktek kurikulum pendidikan 2013, yang meliputi aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap/perilaku. Secara tidak langsung penerapan penilaian tersebut yang ada dalam muatan kurikulum 2013 memiliki kesamaan dengan upaya penerapan nilai-nilai yang serupa dalam konsep pendidikan yang memerdekakan yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara. Penilaian tersebut bertujuan untuk menilai seluruh aspek kehidupan anak didk sebagai manusia pembelajar. Perkembangan kepribadian berkarakter dan pengetahuan anak didik dibina secara menyeluruh agar keduanya dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal menuju pribadi mandiri dan dewasa. Dengan demikian, pendidikan saat ini ditujukan untuk melahirkan insan-insan generasi bangsa yang cerdas berkarakter. Gagasan dan pemikiran Ki Hajar Dewantara dijadikan dasar dalam visi Presiden Joko Widodo di bidang Pendidikan yang diantaranya dinyatakan bahwa masa depan Indonesia sangat ditentukan oleh generasi peserta didik masa kini yang memiliki karakter atau budi pekerti yang kuat serta menguasai berbagai bidang ilmu, keterampilan hidup, vokasi dan profesi abad 21. Sementara itu, konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara secara khusus di sekolah saya juga cukup relevan. Misalnya, saya sebagai pendidik di masa pandemi ini berusaha untuk menyuguhkan pembelajaran yang bermakna, kontekstual , menyenangkan dan tidak monoton. Semenjak digaungkannya istilah ‘Merdeka Belajar’ oleh Mas Menteri Nadiem Makarim, saya mulai mencoba untuk memahami dan mengkaji konsepnya yang nantinya saya terapkan pada peserta didik saya. Selama pandemi dan peserta didik belajar secara daring, saya merancang pembelajaran berbasis pengalaaman dan proyek untuk menumbuh-kembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, mampu memecahkan permasalahan, kolaboratif, mandiri dan komunikatif. Dan tentunya semuanya itu dirancang dengan prinsip Merdeka Belajar dimana siswa memiliki hak dan tanggung jawab untuk mengelola kegiatan pembelajarannya dan berusaha mandiri. Sepanjang karir saya menjadi seorang pendidik, saya merasa saya sudah menerapkan prinsip/pemikiran Ki Hajar Dewantara meskipun belum sepenuhnya. Dalam artian, saya belum sepenuhnya menerapkan konsep hanya sebatas dalam kriteria penilaian yang meliputi 3 ranah yakni pengetahuan, keterampilan dan sikap. Tetapi, semenjak pandemi melanda negeri ini, saya berusaha menerapkan konsep merdeka belajar yang menjadi intisari dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara. Salah satu contohnya yaitu saya mendesain pembelajaran berbasis proyek dan melakukan evaluasi melalui game pembelajaran digital. Semua hal tersebut saya lakukan hanya untuk memberikan layanan pembelajaran yang berpihak pada siswa dan memberikan mereka kenyamanan dan kenikmatan dalam belajar.
HARAPAN DAN EKSPEKTASI
Sebagai seorang pendidik, yang saya harapkan dari modul ini yaitu saya ingin memiliki pengetahuan dan pemahaman yang utuh tentang konsep/pemikiran Ki Hajar Dewantara yang penuh dengan filosofi yang menjadi dasar kebijakan Pendidikan nasional. Saya berharap saya mampu menerapkan pemikiran demi pemikiran dari bapak Pendidikan Nasional terutama dalam konsep Merdeka Belajar. Dari sudut pandang saya sebagai guru/pendidik, saya berharap memiliki kebebasan dalam menentukan/merancang pembelajaran yang berpusat pada siswa yang nantinya bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, tidak monoton dan bermakna bagi peseta didik. Melalui modul ini, saya juga mengharapkan para peserta didik untuk mengembangkan potensinya sesuai minat dan bakatnya untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Saya juga mengharapkan mereka belajar dengan nyaman tanpa tertekan/terkungkung dengan nilai/skor, tetapi mereka lebih ditekankan pada kreativitas dan inovasinya dalam pembelajaran. Kegiatan, materi dan manfaat yang saya harapkan dari modul ini yaitu ketika nantinya saya mampu mengimplementasikan prinsip/pemikiran Ki Hajar Dewantara yang pada akhirnya bisa menumbuhkan konsep Merdeka Belajar baik merdeka untuk saya sebagai guru maupun untuk peserta didik saya. Melalui konsep tersebut, besar harapan saya untuk memenuhi visi Pendidikan nasional yaitu terlahirnya profil pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global.