Anda di halaman 1dari 10

ESAI GURU PENGGERAK

Oleh : Marianus Haryanto, S. Pd.


Guru Matematika SMK Negeri 1 Welak

1. Apa yang memotivasi Anda Menjadi Guru Penggerak?

Apa yang memotivasi Anda menjadi Guru Penggerak? Apa yang Anda lakukan dalam
mewujudkan motivasi tersebut?

Hal yang memotivasi Saya menjadi Guru Penggerak antara lain yaitu ingin melihat Peserta
Didik yang Cerdas dan lebih percaya diri di dalam kelas melalui pengelolaan pembelajaran
yang berkualitas dan tidak kaku. Untuk mewujudkan Motivasi tersebut, hal yang akan Saya
lakukan adalah mengambil bagian dan mengikuti dengan sungguh-sungguh Program Guru
Penggerak yang dicanangkan oleh Kementrian Pendidikan dalam rangka mengupgrade
pengetahuan dan kompetensi sebagai Guru. Menurut saya, kualitas pembelajaran sangat
bergantung pada cara Guru dalam mengelola kelasnya. Untuk itu, menurut hemat saya, para
Guru yang mengajar di Kelas perlu mengupgrade pengetahuan dan kompetensinya terutama
tentang bagaimana mengelola kelas yang berdampak positif terhadap kemajuan dan
perkembangan Peserta Didik.
Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru Penggerak? Jelaskan
alasannya dan berikan contohnya!

Meski saya akui memiliki keterbatasan dalam pengetahuan, tetapi saya memiliki keyakinan
dan kemauan yang sagat kuat untuk terus mempelajari sesuatu dan mencoba hal-hal baru.
Dalam rangka mendukung peran saya sebagai Guru Penggerak, Saya memiliki kemampuan
dan terus melakukan upgrading dalam bidang Teknologi dan Informasi secara autodidak
maupun dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan seperti Google Master Trainer (GMT).
Sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan itu saya pernah diberi kepercayaan menjadi Pemateri
dalam kegiatan Workshop Pembuatan Email, Google Form, dan Google Classroom yang
diselenggarakan oleh Sekolah. Saya juga salah seorang penggiat Literasi. Saya sering
mengikuti kegiatan dialog, menulis, dan berdiskusi bersama para pihak yang peduli dengan
Pendidikan dan Teknologi. Beberapa kegiatan Literasi yang saya ikuti adalah Penyusunan
Kurikulum Sekolah, menulis Berita di Halaman Facebook Sekolah, mempublikasi kegiatan-
kegiatan di Sekolah pada media-media online dan youtube.
Di Sekolah tempat Saya mengabdi, Saya diberi kepercayaan untuk mengemban tugas
tambahan di bagian Kehumasan. Saya menjalankan tugas itu mulai Juli 2021 sampai dengan
saat ini. Saya yakin bahwa Saya bisa menjalankan tugas itu dengan penuh tanggungjawab.
Saya adalah salah seorang Guru yang tidak terlalu betah dengan pembelajaran yang
monoton yang hanya berpusat pada Guru. Rasa kurang betah itu bukan disebabkan oleh
faktor kemalasan saya sendiri, tetapi hal itu muncul karena reaksi siswa di dalam kelas
ketika pembelajaran yang berpusat pada Guru sedang berlangsung. Berdasarkan hasil
pengamatan maupun yang saya alami Sendiri, suasana di Kelas menjadi hening dan kaku
ketika pembelajaran dibawakan dengan cara yang monoton, didominasi dan hanya berpusat
pada Guru. Akibatnya, Peserta didik kehilangan motivasi belajar dan cenderung melakukan
aktivitas yang lain.
Berikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang
memberikan dampak nyata berdasarkan inisiatif Anda sendiri. Apa yang mendorong
Anda melakukan hal tersebut? (Jawaban Anda harus mencakup waktu kejadian,
dampak atas inisiatif Anda, upaya yang Anda lakukan agar inisiatif tersebut
terlaksana, peran Anda dan pihak lain yang terlibat bila ada)

Beberapa contoh perubahan yang timbul karena inisiatif saya sendiri, yaitu: Sekolah kami
semakin dikenal oleh kalangan Masyarakat luas melalui publikasi kegiatan-kegiatan Sekolah
lewat media online. Hasil yang terlihat misalnya semakin meningkatnya Siswa yang
mendaftar di Sekolah Kami pada setiap Tahun Ajaran Baru. Ditengah pesatnya kemajuan
Teknologi seperti saat ini, begitu banyak informasi yang beredar secara cuma-cuma dan
mudah didapat. Kondisi itu melahirkan paradigma baru bahwa Guru bukan lagi satu-
satunya sumber pengetahuan. Hal ini kemudian secara tidak langsung menuntut Guru untuk
lebih kreatif. Namun realitanya, sebagian besar para Guru belum begitu terbiasa dengan
perubahan-perubahan itu atau dengan kata lain belum sepenuhnya bisa beradaptasi. Guru
sebagian besar belum mampu menjadi fasilitator yang mumpuni untuk mengelola
pembelajaran secara kreatif yang berbasis digital. Melihat segala keterbatasan yang ada di
Sekolah, pada Juli 2022 Saya dan salah seorang Rekan Guru yang sudah terbiasa
memanfaatkan Teknologi dalam Pembelajaran merasa terpanggil untuk membantu Sekolah
menyelesaikan persoalan tersebut.
Berdasarkan usulan yang kami ajukan, Sekolah mengadakan workshop sebagai forum
pelatihan para Guru dalam pemanfaatan media-media pembelajaran online seperti Email,
Google Form, Google Class Room, Google Slide, Google Site, dan lain sebagainya. Saya
dan beberapa Rekan Guru yang dipercayakan sebagai pemateri membagikan pengetahuan
yang kami miliki secara sukarela dalam forum tersebut.
Perubahan positif yang timbul sebagai akibat dari inisiatif itu, antara lain : Para Guru yang
sebelumnya apatis terhadap perkembangan Teknologi mulai menyesuaikan dirinya dengan
perubahan yang terjadi dan memiliki kecenderungan untuk mencari tahu.
Kegiatan berbagi semacam ini sangat penting agar Sekolah bisa mangatasi persoalan-
persoalan Teknologi dan mudah melakukan penyesuaian ketika ada pembaharuan
Kurikulum. Dengan bekal kemampuan di bidang Teknologi setiap Guru mampu merancang
kegiatan pembelajaran yang kreatif melalui media pembelajaran yang menarik perhatian
dan minat Peserta Didik.
2. Berinteraksi dengan orang lain terkadang dapat menjadi sebuah tantangan. Ceritakan kesulitan
yang anda alami saat bekerjasama dengan pihak lain (misalnya rekan sejawat, pimpinan di
Sekolah, Orang Tua, Wali Murid, Keluarga, Komunitas, Perangkat Desa, Tokoh Masyarakat,
Pemuka Agama, Instansi, maupun lainnya) guna menimbulkan kesadaran dan kesediaan agar
mereka berkomitmen membantu Anda mencapai tujuan bersama.
Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana
saja yang Anda minta untuk bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara jelas!

Di Sekolah tempat saya mengabdi, pada setiap hajatan Sekolah seperti Forum
Musyawarah Guru yang dilaksanakan setiap awal Tahun Ajaran baru, selalu memiliki
kecenderungan bersikap Individualisme. Hal semacam ini dapat terjadi bukan tanpa
sebab. Karakteristik setiap individu sulit kita ukur, dan karakteristik itu berbeda-beda
pada setiap Individu. Sikap Individualisme dapat terjadi karena merasa diri sudah
mampu, sehingga sulit bagi diri seseorang untuk berdialog atau berkolaborasi dengan
rekannya dan sulit menerima masukan dari orang lain. Hal semacam ini dapat diatasi
dengan cara membangun ruang diskusi publik yang terstruktur dan teroganisir dengan
baik di bawah Komando Pimpinan dalam suatu Lembaga. Forum diskusi Publik tersebut
bisa dalakukan dengan mengadakan workshop, pelatihan, atau mensosialisasikan
program-program yang dicanangkan oleh Pemerintah dengan menghadirkan
Narasumber Eksternal atau Praktisi Pendidikan agar Para Guru dan Tenaga Pendidikan
di Sekolah memiliki pemahaman yang komprehensif terhadap suatu topik atau issu
tertentu.
Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan
ataupun kegagalan yang Anda hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana respon
Anda dalam situasi tersebut? Upaya apa yang Anda lakukan untuk tetap fokus
mencapai tujuan yang telah direncanakan?

Kesulitan-kesulitan yang seringkali saya hadapi saat bekerjasama adalah pada saat
mengatasi perbedaan pendapat. Penolakan terhadap pendapat yang saya sampaikan
pernah saya alami pada forum-forum diskusi tertentu. Dalam menghadapi situasi
penolakan semacam itu, biasanya saya meminta waktu untuk mengulangi penyampaian
saya secara jelas dan komprehensif dengan tetap menghindari pemaksaan pendapat dan
pembenaran diri. Walaupun pendapat ataupun pandangan yang sudah saya sampaikan
pada akhirnya tidak diakomodir oleh forum-forum diskusi tersebut, saya akan tetap
melakukan pendalaman terhadap materi dan konsep yang sudah saya rencanakan dari
awal.
Saya memiliki keyakinan bahwa perubahan-perubahan positif itu pasti terjadi melalui
ketekunan, keuletan, dan kerja-kerja kreatif, meskipun saya akui juga bahwa perubahan-
perubahan yang terjadi pada setiap Individu tidak terlepas dari peran Individu lain,
peran dari lingkungan sebagai tempat Kita bersosialisasi, serta fasilitas-fasilitas
pendukung dalam mengerjakan karya-karya kreatif yang sudah direncanakan.
Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai
pihak untuk bekerja sama?

Untuk mendapatkan kepercayaan dan komitmen dari berbagai pihak dalam membangun
kerjasama, ada beberapa upaya yang akan saya lakukan, atara lain; meningkatkan rasa
kepercayaan diri, menjalin silaturahmi, menjaga hubungan yang baik, membangun
komunikasi yang baik, turut berpartisipasi dalam program kerja yang sudah
direncanakan bersama dengan berbagai pihak tersebut untuk mewujudkan tujuan
bersama. Dalam upaya mencapai visi/misi bersama, hal yang perlu dilakukan adalah
berpartisipasi dalam merumuskan tujuan bersama, kemudian merancang program-
program kerja secara bersama-sama, selanjutnya bahu-membahu merealisasikan
program-program kerja tersebut dengan tetap memperhatikan porsi kerja dan tidak
mengabaikan tugas pokok dan fungsi yang sudah diamanatkan oleh para pihak.
Selain itu, rasa mencintai suatu pekerjaan yang direncanakan bersama-sama juga
sebagai cikal bakal penerimaan berbagai pihak untuk kemudian mendapatkan komitmen
kerjasama lebih lanjut. Saya berpendapat bahwa, para pihak tidak menginginkan
kerugian dalam merumuskan, demikian pula dalam merealisasikan program-program
kerja yang sudah direncanakan melalui dan dengan cara membangun komitmen bersama
dengan pihak lain yang tidak mencintai program kerja atau suatu pekerjaan tertentu
yang sudah dirancang bersama.
Berbagai upaya yang saya jabarkan diatas, pun tidak berjalan mulus apabila kita tidak
ada dalam diri rasa memiliki terhadap suatu rencana pekerjaan, selain ketekunan,
keuletan, ketulusan, keiklasan yang turut menyertai sekaligus melekat pada ide-ide
yang sudah direncanakan dan kerja-kerja kreatif yang akan dilakukan.
Bagaimana hasilnya?

Melalui komunikasi yang baik, menjalin silaturahmi, menjaga hubungan yang baik,
ketulusan dan keiklasan dalam melaksanakan suatu pekerjaan, mencintai pekerjaan, ulet
dan tekun dalam menjalani suatu pekerjaan, berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan
tugas bersama, serta memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi akan meminimalisir
kecanggungan dalam forum kerjasama sehingga tercipta iklim kerja yang baik. Dengan
relasi dan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak, maka berbagai ide dan program
kerja yang sudah direncanakan bersama akan lebih mudah direalisasikan dalam rangka
mencapai tujuan bersama.
3. Permasalahan, tantangan, situasi yang kompleks adalah kondisi umum yang ditemui
dalam menjalankan pekerjaan. Berikan contoh pengalaman anda dalam menghadapi
situasi yang paling menantang, kompleks atau sulit saat menjalankan tugas anda.

Kapan waktu kejadiannya? Permasalahan, tantangan, atau kompleksitas apa yang


Anda hadapi saat itu? Gambarkan secara jelas!

Disekolah tempat saya mengabdi, saya seringkali diminta oleh kepala sekolah untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan limit waktu yang sangat mendesak. Di sisi lain
ketersediaan fasilitas, sarana dan prasarana untuk menunjang pekerjaan tersebut sangat
terbatas. Meskipun yang saya ketahui bahwa pekerjaan tersebut bukan tupoksi saya dan
terbengkelai akibat kelalaian dari Kepala Sekolah itu sendiri, saya berusaha
menyelesaikan pekerjaan tersebut sesuai kemampuan saya sendiri dengan tetap
melibatkan atau meminta bantuan kepada rekan lain yang memahami pekerjaan tersebut.

Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk memahami situasi tersebut secara
komprehensif? Peluang dan kesempatan apa saja yang Anda identifikasi dalam
situasi tersebut untuk membantu Anda menghadapinya?

Prinsip saya, kemajuan suatu lembaga adalah hal yang paling utama. Berangkat dari
mindset seperti itu, berbagai permasalahan yang bersifat pribadi bukan lagi dianggap
sebagai tantangan yang serius dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang mendesak
tersebut, akan tetapi saya berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan pekerjaan
tersebut dengan cara mempelajari berbagai literatur yang relevan dengan pekerjaan
tersebut, dan bertanya kepada rekan yang memahami dan berpengalaman dalam
pekerjaan tersebut. Meskipun kadangkala saya merasa bahwa pengetahuan saya masih
kurang untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut, tetapi disisi lain karena desakan ditengah
keterbatasan yang saya alami seringkali muncul dengan sendirinya ide-ide dan kerja-kerja
kreatif disertai keingintahuan yang begitu tinggi yang dapat menunjang kelancaran suatu
pekerjaan yang mendesak tersebut.
Pada situasi semacam ini, saya mendapatkan peluang dan kesempatan yang
menguntungkan bagi saya yang bisa saja orang lain tidak mendapatkannya. Misalnya
memperoleh pengetahuan baru, dan menemukan cara baru yang lebih efektif dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan.

Pertimbangan-pertimbangan atau alternatif apa saja yang Anda hadirkan dalam


membuat keputusan? Informasi apa lagi yang Anda gunakan untuk memperkuat
keputusan Anda?

Dalam membuat keputusan, perlu mempertimbangkan aspek-aspek yang memperkuat


keputusan tersebut. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara lain; Suasana yang
kondusif, Siapa yang membuat Keputusan tersebut, Kapan Keputusan tersebut dibuat, di
mana keputusan tersebut dibuat, berapa jumlah orang yang terlibat dalam membuat
keputusan tersebut, Siapa saja yang akan melaksanakan keputusan tersebut, bagaimana
rasio orang dengan jumlah tugas yang diberikan dalam keputusan tersebut, bagaimana
keseimbangan antara kemampuan orang dengan bobot tugas yang diberikan dalam
keputusan tersebut, berapa lama jangka waktu yang disediakan untuk melaksanakan
keputusan itu, apa saja fasilitas-fasilitas pendukung untuk memperkuat keputusan tersebut,
siapa saja yang bertanggungjawab terhadap masalah yang timbul akibat dari keputusan
tersebut, dan lain sebagainya yang dianggap relevan dengan keputusan yang akan dibuat.
Selain daripada aspek-aspek yang saya jabarkan di atas, adapun informasi dan materi
lain yang menjadi bahan pertimbangan untuk memperkuat sebuah keputusan antara lain;
hasil musyawarah dan mufakat antara pihak-pihak terkait, peraturan-peraturan terkait
yang relevan sebagai landasan dan acuan dibuatnya sebuah keputusan, pendapat-
pendapat para pihak terkait yang relevan dengan keputusan yang akan dibuat, beban
biaya yang timbul setelah berlakunya sebuah keputusan, berita acara pada saat keputusan
tersebut dibuat, daftar kehadiran para pihak yang terlibat pada saat membuat keputusan
tersebut.
Tindakan apa yang kemudian Anda ambil dan bagaimana hasilnya?

Setelah membuat keputusan, saya berani mengambil sikap dan tindakan yang perlu
apabila para pihak yang terlibat dalam membuat keputusan tersebut tidak melaksanakan
tugasnya. Salah satu contoh misalnya, melakukan monitoring progres kerja. Apabila para
pihak tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, maka diberikan peringatan lisan ataupun
tertulis dengan tujuan agar para pihak bisa memperbaiki pekerjaanya. Tindakan lain yang
saya lakukan adalah melakukan langkah-langkah persuasif, taktis, dan kolaboratif untuk
mencapai tujuan bersama.

4. Perkembangan menuntut kita untuk terus belajar hal-hal baru. Ceritakan


pengalaman anda saat mendapatkan masukan atau umpan balik terkait
kemampuan anda.

Kapan waktu kejadiannya? Masukan atau umpan balik apa yang secara spesifik Anda
dapatkan? Apa yang Anda rasakan saat menerima masukan atau umpan balik
tersebut?

Di Sekolah tempat saya mengabdi, Saya sering diberi tugas untuk menangani masalah
administratif yang berbasis Internet dan Digital. Saya pernah dipercayakan Oleh Pihak
Sekolah untuk menjadi Narasumber dalam sebuah kegiatan Workshop Tentang Pembuatan
Email, Google form, dan Google Class Room, Google Slide, Google Doc, Google Site, dan
lain sebagainya. Pada saat kegiatan berlangsung, rekan-rekan Guru di Sekolah yang
mengikuti kegiatan workshop tersebut berlomba-lomba menyampaikan pertanyaan.
Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh rekan- rekan Guru bermacam-macam
tipenya. Ada pertayaan yang sifatnya memang mau menggali dan mencari tahu tentang
materi tertentu yang Saya bawakan, tetapi ada pula yang menyampaikan pertanyaan yang
memiliki tendensi menguji.
Salah satu pertanyaan yang disampaikan oleh seorang rekan Guru tersebut adalah; "Apakah
kita bisa langsung mengetik soal pada halaman Google form?". Saya terkejut dengan
pertanyaan tersebut karena jenis google form yang saya buat pada saat itu adalah untuk
mengisi biodata. Tetapi disisi lain, pertanyaan dari rekan guru tersebut saya anggap justru
membuka wawasan baru bagi saya sebagai pemateri maupun bagi rekan-rekan Guru yang
lainnya. Adapun masukan atau umpan balik yang saya terima dari rekan Guru pada saat
mengakhiri kegiatan workshop tersebut, yaitu :"untuk menyampaikan materi, perlu
dibuatkan presentasi pada power point sebagai ringkasan materi agar para Guru mudah
memahami materi yang disampaikan". Saya sangat berterima kasih untuk masukan yang
konstruktif seperti ini, karena masukan seperti ini akan memacu saya untuk terus
mempelajari hal-hal baru.
Bagaimana cara Anda menyikapi masukan dan umpan balik tersebut untuk
pengembangan diri Anda?

Dalam menyikapi masukan dan umpan balik tersebut, terlebih dahulu saya menulisnya
dalam buku catatan. Setelah sampai di Rumah, saya memeriksa kembali buku catatan
tersebut, kemudian mempelajari hal-hal penting yang bisa menunjang proses pembelajaran
lebih lanjut. Sumber belajar yang seringkali saya gunakan adalah Youtube, Google, dan
buku. Sedangkan Media belajar yang sering saya gunakan adalah pulpen, buku catatan,
smartphone, dan laptop.
Beberapa fasilitas, sarana prasarana di atas sangat mendukung proses belajar autodidak
yang seringkali saya lakukan. Setelah mempelajari tentang suatu hal yang baru, hal yang
baru tersebut saya tidak simpan sendiri tetapi membagikan informasi tersebut kepada rekan-
rekan guru yang lain. Kebiasaan saling berbagi ini bukan sebagai keangkuhan diri atau
salah satu bentuk unjuk kehebatan diri tentang suatu hal. Tetapi dengan kebiasaan berbagi
pengetahuan tersebut, bagi saya adalah salah satu upaya merawat pengetahuan yang sudah
saya peroleh. Ada pepatah mengatakan: "Bisa karena biasa". Barangkali
pepatah itulah yang menggambarkan kebiasaan berbagi yang seringkali saya lakukan di
Sekolah dan juga di Lingkungan Keluarga.
Selain memanfaatkan masukan dan umpan balik dalam proses pengembangan diri
Anda, Hal berbeda apa yang Anda lakukan untuk mendukung proses pengembangan
diri Anda? Adakah cara-cara di luar kebiasaan yang Anda lakukan dimana hal
tersebut membuat Anda kurang nyaman namun mendukung proses pembelajaran
Anda?

Hal lain yang biasa saya lakukan dalam rangka pengembangan diri adalah mengikuti
pelatihan-pelatihan, seminar, dan bimbingan teknis. Selain itu, dalam rangka pegembangan
diri, saya selalu mengikuti forum diskusi publik, bertanya kepada guru- guru senior,
mengamati kelas, dan memberi angket atau meminta catatan dari peserta didik yang berisi
penilaian terhadap Guru. Catatan-catatan dari peserta didik yang sudah saya terima
kemudian saya gunakan sebagai bahan refleksi. Setelah melakukan refleksi dan pendalaman
terhadap catatan-catatan dari peserta didik, saya berusaha merubah pola asuh, pola didik,
dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa dan fasilitas-fasilitas penunjang
di Sekolah. Dalam proses pengembangan diri, ada upaya-upaya yang saya lakukan namun
hal tersebut sesungguhnya kurang nyaman bagi saya sendiri. Salah satu contohnya adalah
ketika meminjam buku, meminjam perangkat laptop, menyambung hotspot seluler, bahkan
sampai meminjam pulsa dari orang lain.
Hal-hal semacam itu sesungguhnya kurang nyaman bagi saya, namun karena dorongan dari
dalam diri untuk terus belajar dan mengembangkan diri, saya berusaha memanfaatkan
kesempatan itu untuk belajar.
Bagaimana aplikasi hasil proses pembelajaran yang Anda sebutkan di dalam pekerjaan
Anda?

Sebagai hasil dari proses pembelajaran dan pengembangan diri yang saya lakukan, saya
membagikan pengetahuan yang saya peroleh kepada rekan-rekan guru, peserta didik saya,
orang tua, dan lingkungan masyarakat. Beberapa pengetahuan yang saya bagikan tersebut
pada akhirnya dilakukan oleh rekan-rekan guru lain, dan bisa ditiru oleh siswa. Selain itu,
hasil dari proses pembelajaran yang saya lakukan pada akhirnya juga mempermudah
sekaligus membantu saya dalam menyelesaikan pekerjaan.
Beberapa contohnya antara lain, yaitu :
1. Penelusuran alumni dan pengisian biodata guru/siswa. Pekerjaan ini akan sangat mudah
saya lakukan dengan menggunakan Google Formulir. Dengan menggunakan google
form, pekerjaan yang memerlukan waktu, ruang, dan tenaga yang tidak sedikit pada
akhirnya bisa dikerjakan sendiri dalam waktu yang sangat singkat dan dengan tenaga
yang sedikit.
2. Membuat Materi Presentasi menggunakan Power Point dan melakukan presentasi atau
sosialisasi dengan menggunakan LCD. Kegiatan presentasi akan lebih efektif dan efisien
apabila materi-materi yang akan kita sampaikan diringkas atau dibuat peta konsep pada
power point. Selain menarik, cara ini lebih efektif dan mudah dipahami oleh para
audiens atau orang yang menerima materi tersebut.
3. Membuat Website Sekolah dengan menggunakan Google Site. Website itu kemudian
digunakan sebagai media publikasi Kegiatan-kegiatan Sekolah.
5. Ceritakan pengalaman anda melakukan pengembangan terhadap orang lain
(contohnya dengan guru, rekan sejawat lainnya, komunitas, tokoh masyarakat,
maupun lainnya), misalnya dalam kegiatan perlombaan, riset ilmiah, mempersiapkan
orang lain pada tugas dan tanggungjawab baru, maupun lainnya.

Kapan waktu kejadiannya? Siapa yang Anda kembangkan? Apa yang


memotivasi Anda melakukan pengembangan tersebut?

Pada Bulan Agustus 2022, Saya melakukan pengembangan terhadap Teman-teman


Guru di Sekolah melalui kegiatan Pengimbasan GMT Level 1 yang diselenggarakan
oleh Kementrian Pendidikan Bekerjasama dengan REFO Indonesia.
Beberapa materi yang Saya bagikan berkaitan dengan digitalisasi perangkat
pembelajaran, proses pembelajaran dengan menggunakan media digital power
point, membuat kelas online menggunakan google classrom, menyimpan file dalam
Google Drive, dan lain sebagainya. Adapun upaya upaya lain untuk
mengembangkan Teman-teman Guru di Sekolah yaitu dengan mengusulkan kepada
Pimpinan untuk mengadakan workshop tentang Pembuatan Email, Google Form,
dan Google Class Room pada Sekolah. Hal yang memotivasi Saya dalam melakukan
pengembangan tersebut di Sekolah Saya adalah ; "Saya ingin Sekolah Saya semakin
maju dibidang Teknologi dengan melatih para Guru agar ada keseragaman
pemahaman mengenai pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran sehingga bisa
memberi pelayanan yang efektif kepada anak didik maupun untuk urusan
administrasi pembelajaran lainnya.
Hal apa yang menjadi fokus pengembangan? Ceritakan pula cara Anda
membangun kesepakatan guna mencapai hasil pengembangan yang
diharapkan.

Yang menjadi fokus utama dalam upaya pengembangan yang Saya lakukan di
Sekolah adalah mengenai Pendidikan dan Pembelajaran Berbasis Teknologi. Guna
mencapai hasil pengembangan yang diharapkan, hal pertama yang saya lakukan
adalah konsultasi dan melakukan presentasi di hadapan Kepala Sekolah dan juga di
hadapan Forum Rapat Guru tentang pentingnya Teknologi serta keuntungannya
bagi Guru dan Lembaga.
Hal ini Saya lakukan untuk memperoleh dukungan dari Pihak Sekolah, sehingga
kemudian bisa difasilitasi Waktu, Tempat, dan sarana/prasarana pendukung lainnya
demi kelancaran proses pengembangan tersebut. Dalam proses pengembangan
tersebut di Sekolah, Saya tidak menuntut upah apapun dalam pelaksanaannya. Hal
yang paling penting bagi Saya adalah; "Rekan-rekan Guru di sekolah memperoleh
pemahaman yang seragam mengenai pemanfaatan teknologi dalam proses
pembelajaran". Selain melakukan pengembangan melalui forum workshop, Saya
seringkali membimbing dan membantu rekan-rekan Guru secara pribadi agar
Mereka memperoleh pemahaman yang maksimal.
Dukungan apa saja yang Anda berikan bagi orang tersebut? Hambatan apa
yang Anda temui dan bagaimana cara Anda mengatasinya? Upaya-upaya apa
saja yang Anda lakukan untuk mempertahankan motivasi orang tersebut?

Dukungan yang saya berikan adalah dukungan moril, kadang juga memberi
dukungan materil dengan kadar sesuai kemampuan. Untuk dukungan moril, Tentu
saja dalam melakukan pengembangan terhadap orang lain, transfer knowledge itu
terjadi, dan Saya selalu berusaha menyampaikan materi sesuai kadar pengetahuan
Saya. Untuk dukungan materil, kadang-kadang Saya mengisi pulsa atau membagi
perangkat hotspot seluler untuk mempermudah Rekan-rekan Guru dan orang lain
yang menjadi sasaran pengembangan. Dalam melakukan proses pengembangan,
seringkali pula mengalami hambatan. Dalam melakukan upaya pengembangan
terhadap orang lain, tentu saja mengalami hambatan. Beberapa contoh antara lain;
ketersediaan fasilitas pendukung dan sarana pendukung. Dalam mengatasi masalah
ini, biasanya meminta bantuan orang lain untuk meminjam fasilitas, sarana dan
prasarana yang dibutuhkan yang dapat menunjang kelancaran dalam melakukan
upaya pengembangan. Selain itu, untuk mengatasi masalah itu, kadangkala proses
pengembangan ditunda dulu sampai segala sesuatu yang dibutuhkan untuk
kelancaran proses pengembangan tersebut sudah benar-benar disiapkan sehingga
dalam pelaksanaan selanjutnya hambatan-hambatan itu dapat diminimalisir.
Hambatan yang paling fatal adalah, orang lain yang disasar untuk dilakukan
pengembangan kehilangan motivasi belajar. Untuk mengatasi hal semacam ini, Saya
berusaha melakukan pengembangan semenarik mungkin, menyampaikan semua
tentang manfaat dan keuntungan setelah memahami materi yang Saya sampaikan.
Cara lain yang Saya lakukan untuk mempertahankan motivasi orang yang disasar
untuk dilakukan pengembangan adalah melakukan pendekatan persuasif, dari
pribadi ke pribadi, menuntunnya dalam proses belajar, dan mengatasi masalah
belajar yang dihadapinya.
Bagaimana hasilnya?

Hasil dari upaya pengembangan yang Saya lakukan, antara lain: gairah Belajar dan
motivasi Belajar dari Orang yang disasar dalam proses pengembangan yang Saya
lakukan semakin meningkat, penguasaan terhadap materi pengembangan yang Saya
berikan semakin meningkat, kepedulian terhadap bidang yang menjadi fokus dalam
pengembangan yang Saya lakukan semakin tinggi, dan lain sebagainya.
Selain itu, hasil atau perubahan yang bisa dilihat dan bisa dirasakan setelah
melakukan pengembangan tersebut, terutama di sekolah tempat Saya mengabdi,
yaitu : pekerjaan- pekerjaan yang berbasis teknologi atau digital menjadi pekerjaan
bersama dan bukan lagi pekerjaan orang tertentu saja, urusan-urusan menyangkut
penyusunan perangkat pembelajaran dan metode pembelajaran dengan penggunaan
perangkat teknologi mulai dilakukan oleh para Guru dan penggunaan Teknologi
dalam Pembelajaran mulai membudaya.

Anda mungkin juga menyukai