Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN OBSERVASI WAWANCARA GURU MATA PELAJARAN

MATEMATIKA DI MAN 2 KUDUS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling

Dosen Pengampu : Afriyadi Sofyan, S.Pd.I., M.Pd.

Oleh

Zainagnes Almawardhani (4101418079)

Universutas Negeri Semarang

2019
PRAKATA

Pertama, penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT. karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan observasi ini
tepat pada waktunya. Penulis juga sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu sehingga observasi ini dapat terselesaikan. Terima kasih penulis
ucapkan kepada:

1. Bapak Drs. H. Shofi, M.Ag. selaku kepala Madrasah Aliyah Negeri 2


Kudus.
2. Ibu Zeni Rofiqoh, S.Pd. selaku guru mata pelajaran Matematika di MAN 2
Kudus.
3. Bapak Ardian Awaluddin, S.Pd., M.Si. selaku guru mata pelajaran
Matematika di MAN 2 Kudus.
4. Staff dan tenaga kependidikan MAN 2 Kudus.

Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir mata kuliah
Bimbingan dan Konseling yang diampu oleh Bapak Afriyadi Sofyan, S.Pd.I., M.Pd.
Tiada gading yang tak retak. Berdasarkan peribahasa tersebut penulis menyadari
bahwa laporan ini bukanlah karya yang sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
laporan ini. Akhir kata semoga laporan ini bisa memberikan manfaat bagi penulis
dan pembaca. Aamiin.

Semarang, 14 Desember 2019

Zainagnes Almawardhani
BAB I

PENDAHULUAN

Frank Parsons merupakan pelopor munculnya Bimbingan dan Konseling


dari Amerika pada tahun 1909. Ia mendirikan Boston Vocational Bureau dengan
tujuan untuk membantu anak-anak muda dalam menentukan keputusan karir
mereka. Di Indonesia Bimbingan dan Konseling mulai ada karena salah satu hasil
konferensi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Malang memasukkan
Bimbingan dan Penyuluhan pada setting sekolah mulai tahun 1960. Sejak saat
itulah Bimbingan dan Konseling ada di sekolah-sekolah mulai dari jenjang Taman
Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah.

Guru sebagai tenaga pendidik tugas utamanya adalah untuk mendidik siswa-
-siswanya, membantu siswa untuk mencapai kedewasaan baik kedewasaan dalam
berpikir maupun kedewasaan dalam bertindak. Seorang guru juga harus memahami
segala aspek pribadi siswanya dari segi jasmani maupun psikis. Selain itu guru juga
harus memahami dirinya sendiri, hal tersebut bertujuan supaya guru dapat
memahami siswanya dengan lebih mudah.

Layanan Bimbingan dan Konseling tidak hanya diberikan dari guru BK


kepada siswa, Bimbingan dan Konseling juga bisa di berikan dari guru mapel
kepada siswanya, Bimbingan dan Konseling dari guru mapel dapat berupa layanan
remidial atau program pengayaan. Di sisi lain peran antara guru BK dan guru mapel
tidak dapat dipisahkan. Kerja sama yang baik diantara guru BK dan guru mapel
akan menghasilkan kolaborasi yang bagus bagi siswa.

Untuk mengetahui lebih banyak lagi mengenai peran guru mapel dalam
melakukan Bimbingan dan Konseling saya Zainagnes Almawardhani dan dua
teman saya Herlina Siswandari dan Deva Rizqia Damayanti melakukan observasi
di Man 2 Kudus pada Sabtu, 30 November 2019. Dalam observasi ini kami
melakukannya bersama-sama karena menyesuaikan dengan jadwal sekolah, tetapi
dalam pengerjaan laporan kami mengerjakan secara individu.
BAB II

HASIL WAWANCARA

Daftar pertanyaan yang diberikan kepada Bu Zeni:

1. Apakah ada kerjasama antara guru mapel dengan guru BK? Jika ada
bagaimana bentuk kerjasamanya?
2. Tugas guru mapel dalam memberikan bimbingan dan konseling seperti apa?
3. Kendala saat pertama kali menjadi guru mapel?
4. Bagaimana partisipasi guru mapel dalam penanganan masalah siswa?
5. Matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang susah, cara ibu
mengatasi hal tersebut bagaimana?
6. Kendala sebagai guru selain guru sebagai pengajar apa?
7. Apakah setelah BK memberi pelayanan kepada siswa, siswa tersebut
dikembalikan ke ibu?
8. Cara ibu menyikapi siswa yang pendiam?
9. Apakah saat BK melakukan study kasus melibatkan guru mapel?

Daftar pertanyaan yang diberikan kepada Pak Awank:

1. Permasalahan siswa yang pernah bapak temui apa saja?


2. Cara Pak Awank mengetahui permasalahan siswa tersebut bagaimana?
Apakah siswa cerita atau bagaimana?
3. Alur kerjasama guru mapel dengan guru BK seperti apa pak?
4. Seberapa perlu guru mapel memberikan bimbingan kepada peserta
didiknya?
5. Bentuk bimbingan yang bapak berikan?
6. Pendapat bapak mengenai siswa yang pendiam?
7. Saran untuk saya sebagai calon pendidik?

Jawaban dari kedua narasumber akan saya paparkan dalam bentuk paragraf.
Kerjasama antara guru mapel matematika dengan guru BK di MAN 2 Kudus
yakni guru BK memperoleh informasi mengenai karakteristik anak selama
mengikuti pelajaran matematika. Setelah itu guru BK akan mengkaitkan dengan
masalah yang sedang dimiliki siswa.

Tugas guru mapel matematika dalam bimbingan dan konseling biasanya


lebih kepada cara anak untuk belajar. Jika anak susah memahami materi yang
disampaikan oleh guru mapel, guru mapel akan koordinasi dengan guru BK,
koordinasinya berupa guru mapel akan menanyakan masalah apa yang dimiliki
anak tersebut sehingga kurang bisa memahami suatu materi. Setelah mengetahui
masalah yang dimiliki anak guru mapel bisa memberikan bantuan untuk anak
seperti memberikan solusi belajar.

Kendala awal mengajar yang dialami Bu Zeni yakni belum menemui semua
tipe anak, sehingga perlu banyak adaptasi. Selain itu, guru harus bisa membungkus
materi sesuai dengan versi peserta didik yang guru ajarkan, misalkan versi
penyampaian untuk anak IPS berbeda dengan penyampaian untuk anak IPA.

Partisipasi guru mapel dalam penanganan masalah siswa tidak 100%, dalam
artian porsi guru mapel hanya 25%. Peranan yang sering diambil dalam penanganan
masalah siswa yaitu guru kelas (wali kelas). Guru mapel hanya mengetahui bahwa
si anak tersebut mempunyai masalah, setelah itu saat pelajaran di kelas guru mapel
harus bisa melakukan pendekatan supaya si anak bisa menyeimbangkan antara
masalah yang dimiliki dengan memahami pelajaran yang disampaikan. Dalam
penyelesaian masalah yang berperan penting adalah wali kelas dan guru BK, guru
mapel hanya sebagai referensi. Namun saat guru mapel di kelas menjelaskan
pelajaran, guru mapel mengambil peran 100% karena kewajibannya untuk
menyampaikan materi. Jadi, menghadapi siswa yang mempunyai masalah jika
dilihat dari sisi penyelesaian masalah maka guru mapel hanya berperan 25%,
sisanya untuk wali kelas dan guru BK. Jika dilihat dari kewajiban guru mapel
menyampaikan pelajaran dalam kelas maka masalah siswa menjadi tanggung jawab
sepenuhnya guru mapel.

Pada saat awal mengajar Bu Zeni masih memprioritaskan nilai. Namun


seiring berjalannya waktu Bu Zeni kurang memprioritaskan nilai. Evaluasi
pembelajaran selain nilai juga progress secara kualitatif. Cara yang dilakukan Bu
Zeni adalah berbicara dengan peserta didik supaya bisa beradaptasi dalam belajar
mateatika, beradaptasi yang dimaksud adalah anak dapat memahami cara belajar
mereka masing-masng, saat anak sudah berhasil beradaptasi maka nilai bisa
menyesuaikan.

Kendala yang dialami dari sudut pandang guru selain sebagai pengajar
yakni guru tersebut sebagai pendamping ekstrakurikuler, Bu Zeni merasa khawatir
jika harus meninggalkan peserta didiknya. Kendalanya yakni bagaimana cara
mengatur anak supaya mereka dapat belajar mandiri. Kendala lain adalah
bagaimana cara mengatur strategi untuk anak yang pemahamannya kurang dari
yang lain.

Komunikasi antara guru BK dan guru mapel lebih kepada masalah


akademik. Jika masalah anak tersebut adalah masalah pribadi maka guru BK akan
mengkomunikasikannya dengan wali kelas.

Cara menyikapi anak yang pendiam yakni dengan mengetahui tipe anak
tersebut, apakah ia tipe yang pemalu atau memang tipe yang memang tipe pendiam.
Untuk tipe pemalu guru mapel harus memancing dengan cara diajak berbicara
terlebih dahulu. Untuk tipe pendiam menurut Bu Zeni lebih susah, karena hasilnya
tidak akan terlihat langsung, bisa jadi tipe pemalu ini akan berubah saat ia sudah
naik kelas. Tips lain yakni gunakan pembelajaran yang interaktif di dalam kelas,
seperti mengajak berdiskusi, bercerita. Hasil dari treathment ter sebut tidak
bisa dilihat langsung, perlu waktu untuk melihat hasilnya.

Di MAN 2 Kudus dalam hal studi kasus guru BK lebih sering mengajak
wali kelas. Jarang guru BK mengajak guru mapel dalam mengadakan studi kasus,
sejauh ini masih melihat Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi), jika anak bermasalah
tupoksinya ke wali kelas. Guru mapel tupoksinya di kelas.

Uraian diatas merupakan hasil wawancara kepada Bu Zeni. Hasil


wawancara kepada Pak Awank akan penulis paparkan setelah ini.

Saya menemui Pak Awank di kantin MAN 2 Kudus saat jam pulang
sekolah, disana saya melihat Pak Awank dan Bu Qosid serta satu siswa kelas X.
Mereka bertiga terlihat sedang membahas suatu permasalahan yang serius. Setelah
mereka bertiga selesai, saya lanjut mewawancarai Pak Awank, pertanyaan pertama
yang saya tujukan kepada Pak Awank yakni tentang permasalahan siswa yang
sering beliau temui, beliau menjawab yang barusan tadi, lalu beliau menjelaskan
apa yang dibahas tadi, yakni tidak kerasan di madrasah karena pelajaran agamanya
banyak, tidak kerasan di asrama, tidak nyaman ketika berhubungan dengan angka-
angka, tidak nyaman dengan beberapa guru, ingin pindah kelas karena tidak
nyaman dengan temannya.

Permasalahan siswa dapat diketahui karena ada beberapa siswa yang cerita
langsung kepada Pak Awank, ada yang melalui perantara orang tua, jadi orang tua
menghubungi pihak sekolah, ada yang langsung menemui BK.

Dalam membantu siswa memecahkan masalah, Pak Awank tidak memiliki


pakem yang spesifik, Pak Awank beranggapan bahwa yang terpenting siswanya
memperoleh sedikit pencerahan, ada beberapa siswa yang langsung ke BK tapi
tidak mendapatkan pencerahan, karena ada siswa yang mempunyai karakteristik
sendiri seperti masuk ruang BK saja sudah takut. Saat siswa tersebut menemui guru
selain BK akan lebih enjoy maka tidak semua masalah diselesaikan bersama atau
oleh BK. Namun jika masalahnya besar seperti melanggar tata tertib madrasah
maka harus dipecahkan oleh BK, dan BK yang lebih tahu alur kerjanya.

Peran guru mapel selain memberikan materi di dalam kelas yakni


memberikan suntikan semangat kepada siswa-siswanya supaya giat belajar , selain
itu guru mape juga diharuskan memberikan bimbingan kepada siswa-siswanya.
Perjuangan siswa dalam mencari ilmu harus dilandasi dengan kesiapan mental yang
benar-benar matang. Jika ada beberapa siswa yang kurang siap mentalnya maka
akan diselesaikan diluar kelas bersama guru mapel.

Bentuk bimbingan yang dilakukan Pak Awank yaitu melalui WhatsApp,


ngobrol di luar kelas seperti di kantin, di cafetaria, di kantor, namun untuk
bimbingan di kantor sangat jarang.

Dalam menghadapi siswa yang pendiam, Pak Awank memberi tips supaya
guru itu bisa menyatu dengan siswanya, buat mereka nyaman, karena pada dasarnya
siswa yang pendiam itu karena mereka kurang nyaman dengan keadaan sekitar,
mereka tidak mendapat kepercayaan untuk sharing dengan orang disekitarnya.

Saran dari Pak Awank untuk saya adalah siswa adalah konsumenmu, jadi
walaupun berbeda generasi tetaplah menyatu dengan mereka. Cari cara untuk bisa
membuat mereka nyaman maka pasti akan ada jalan keluar untuk mereka belajar
dengan lebih bermakna.
BAB III

PEMBAHASAN

Menurut penulis, Bu Zeni dan Pak Awank sudah menjadi guru mapel yang
profesional, karena jika dilihat dari pengalaman mengajarnya seperti pak awank
sudah mengajar mulai tahun 2007. Yang ingin penulis garis bawahi disini adalah
tidak semua guru mapel bekerjasama dengan guru BK dalam hal penyelesaian
masalah siswa, karena kembali lagi kepada masalah yang dihadapi siswa, jika
masalahnya berkaitan dengan mata pelajaran yang diampu guru tersebut maka BK
akan bekerja sama dengan guru mapel. Namun jika, masalahnya berkaitan tentang
masalah individu yang berat, seperti masalah keluarga, masalah melanggar tata
tertib madrasah maka BK yang lebih mempunyai wewenang dalam masalah
tersebut bersama wali kelas.

Setiap guru mapel juga mempunyai caranya masing-masing untuk


berinteraksi dengan peserta didiknya. Setiap guru juga mempunyai treatment untuk
peserta didik supaya peserta didik mampu menuju hal yang guru-guru ingnkan.
Namun kembali lagi, individu di dalam kelas sangat beragam, masing-masing
mempunyai keunikannya serta karakteristiknya sendiri-sendiri. Sehingga sebagai
guru dituntut untuk bersabar melihat output dari treatment yang dilakukan, bisa saja
output tersebut akan muncul satu minggu atau bahkan satu bulan kemudian.

Sebagai seorang guru juga harus peka terhadap masalah siswanya, jangan
berpikir karena guru telah menuntaskan tugasnya yakni menyampaikan materi di
dalam kelas membuat guru menjadi tidak terbuka kepada siswanya saat siswanya
ingin bercerita tentang masalah mereka. Selalu mengingat bahwa peran guru tidak
hanya di dalam kelas, namun guru juga mempunyai peran penting di luar kelas.

Memperkuat koordinasi antara wali kelas, guru mapel dan guru BK juga
menjadi kunci utama dalam pemecahan masalah siswa supaya masalah siswa lebih
mudah terpecahkan, namun dalam hal ini masih melihat tupoksinya supaya berjalan
dengan tertib dan teratur.
Bimbingan dan konseling sangat penting karena dapat membangun mental
yang bagus bagi peserta didik. Saat menemui siswa yang pendiam tidak mau cerita
sebagai guru harus menciptakan suasana yang nyaman dan terus ajak anak tersebut
untuk berbicara, jika ia sudah nyaman maka anak tersebut secara tidak langsung
akan menceritakan keluh kesahnya.
BAB IV

PENUTUP

Mengutip pesan yang disampaikan Pak Awank kepada saya yakni buatlah
siswa-siswamu nyaman kepadamu, karena mereka adalah konsumenmu,
menyatulah dengan mereka walaupun kalian berbeda generasi. Jika hal tersebut
sudah terjadi maka mereka akan menemukan jalan belajar yang lebih bermakna.

Saran bagi pembaca adalah mari belajar bersama, kembangkan potensi yang
kalian miliki semaksimal mungkin. Setiap manusia memiliki jalannya masing-
masing.
Lampiran 1

Foto bersama dengan Bu Zeni dan Pak Awank


Lampiran 2

Biodata Guru I

Nama Lengkap : Zeni Rofiqoh, S.Pd.

TTL : Kudus, 13 Maret 1994

Alamat : Desa Getassrabi RT01/02 No. 16 , Kecamatan Gebog,


Kabupaten Kudus

Nomor Hp : 081391724875

Email : z.rofiqoh94@gmail.com

Pekerjaan saat ini : Guru Matematika MAN 2 Kudus

Riwayat Pendidikan :

No Institusi/Sekolah Periode
1 University of Bristol (Master in Mathematics Education) 2016-2017
2 Universitas Negeri Semarang (S1 Pendidikan 2011-2015
Matematika)
3 MAN 2 Kudus 2008-2011
4 MTs N 1 Kudus 2005-2008
5 SD 1 Getassrabi 1999-2005
Pengalaman Kerja dan Organisasi :
No Pengalaman di Institusi/Organisasi Tahun
1 Staff Divisi Kepengurusan Anak Pengajian Al-Hijrah, 2016-2017
Bristol, United Kingdom
2 Volunteer Patrimonito International Workcamp 2016 2016
3 Ketua Progam sosial ‘Bule Goes to Desa’ didanai oleh 2015
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UNNES
4 Staff Bagian Database Sedekah Rombongan Semarang 2015-2016
5 Sekretaris Kementrian Koordinator Pengembangan 2015
Potensi dan Kreasi Mahasiswa BEM-KM Universitas
Negeri Semarang
6 Student Staff di International Office Bidang Kerja sama Januari-
Universitas Negeri Semarang Desember
2014
7 Liaison Officer kegiatan Short Course of Environmental August 2014
Conservation and Indonesia Culture (SEE-CONIC),
Semarang State University
8 Ketua Mathematics English Club UNNES 2013
9 Sekretaris Bidang Penelitian dan Pengembangan 2012
Organisasi Mathematics Study Club
Lampiran 3

Biodata Guru II

Nama Lengkap : Ardian Awaluddin, S.Pd., M.Si.

TTL : Kudus, 23 Oktober 1984

Alamat : Lemahgunung RT06/02 Krandon , Kecamatan Kota,


Kabupaten Kudus

Nomor Hp : 081325628856

Email : ardianawaluddin@gmail.com

Pekerjaan saat ini : Guru Matematika MAN 2 Kudus

Riwayat Pendidikan :

 MI Darul Ulum Kudus


 SMP N 2 Kudus
 SMA N 1 Kudus
 S1 Pendidikan Matematika UNNES
 S2 Matematika Terapan IPB

Pengalaman Kerja :

 Tim Kreatif Tv Edukasi 2006


 Script Writer and coProduser Dreamlight World Media 2007
 Guru MTs N 1 Kudus 2007 – 2009
 Guru MAN 2 Kudus 2011 – Sekarang

Anda mungkin juga menyukai