Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN STUDI KASUS

Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling


di SD Inpres Maccini Sombala I

Disusun sebagai pemenuhan Ujian Akhir Semester (UAS)


Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling di SD
Dosen Pengampu : Hotimah, S.Pd.Si., M.Pd.

Disusun oleh :
TRIA ANITA WELUJENG
NIM. 230407501083

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya. Lah,
penulis dapat menyelesaikan laporan studi kasus yang berjudul Implementasi Layanan
Bimbingan dan Konseling di SD Inpres Maccini Sombala I. Tidak lupa pula kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat untuk memberikan penulis dukungan dalam
menyelesaikan laporan ini.

laporan ini disusun berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap wali kelas
dan murid di SD Inpres Maccini Sombala I dengan tujuan kita dapat mengetahui bagaiamana
implementasi BK di SD tersebut.

Penulis sadar dalam penyusunan laporan ini tidaklah sempurna. Semoga laporan ini
bisa memberikan manfaat bagi para pembaca. Penulis sangat senang apabila pembaca dapat
memberikan saran dan kritik yang membangun, agar di penyusunan laporan berikutnya
penulis dapat menyajikannya dengan lebih baik lagi. Terima kasih.

Makassar, 26 November 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2
1.4 Sasaran Studi Kasus 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Hasil Wawancara dengan Guru 4
2.2 Hasil Wawancara dengan Siswa 5
2.3 Analisis Hasil Informasi Wawancara dan Observasi 6
2.4 Usulan Rekomendasi Program Perbaikan Pelaksanaan BK 10
BAB III PENUTUP 11
3.1 Kesimpulan 11
DAFTAR PUSTAKA 12
LAMPIRAN 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sekolah merupakan pendidikan formal. Dikatakan formal karena disekolah terlaksana
serangkaian kegiatan terencana dan terorganisasi, termasuk kegiatan dalam rangka proses
belajar-mengajar. Kegiatan tersebut bertujuan menghasilkan perubahan-perubahan positif
didalam diri peserta didik yang sedang dalam proses menuju kedewasaan.

Disekolah selain melakukan kegiatan pembelajaran, peserta didik juga melakukan


interaksi dengan warga sekolah lainnya seperti guru, teman-teman dan petugas sekolah dan
lainnya. Tentu saja setiap peserta didik mempunyai permasalahan, dan permasalahan tersebut
bisa sangat bervariasi. Masalah di lingkungan peserta didik dapat bersifat pribadi, sosial, atau
meliputi pembelajaran. Karena peserta didik sekolah dasar memiliki tingkat pemecahan
masalah yang terbatas maka dari itu terkadang ada peserta didik yang memecahkan masalah
dengan ribut ataupun dengan memberitahukan pada guru atau orang tuanya. Dan sebelum
masalah dari lingkungan sekolah tersebut menyebarluas ke orangtua sebaiknya dibicarakan
oleh wali kelas yang merangkup sebagai guru bimbingan dan konseling terlebih dahulu.

Layanan bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri
untuk menemukan dan mengembangkan kemampuanya agar memperoleh kebahagiaan sosial.
Sedangkan konseling adalah salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan, dimana proses
pemberian ini dilakukan dengan individu ataupun berkelompok antara konselor dan
siswanya.

Konselor sekolah dasar bertugas memberikan layanan dan membantu siswa mencapai
potensi maksimalnya. Untuk itu adalah salah satu cara untuk membantu peserta didik yaitu
dengan melakukan studi kasus.

Studi kasus adalah cara untuk memperoleh data selengkap mungkin tentang seseorang.
Data tersebut diolah dan dianalisis, kemudian hasilya akan dapat digunakan untuk menduga
permasalahan dari individu, sehingga dapat di berikan bimbingan dan konseling yang tepat.
Melalui studi kasus ini konselor dapat memahami peserta didiknya dengan baik. Konselor
juga dapat mengetahui informasi mengenai penyebab permasalahan dan memutuskan
langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh peserta didik tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan studi kasus nyata di SD Inpres Maccini
Sombala I untuk mengetahui permasalahan peserta didik dan bagaimana impelementasi wali
kelas terhadap permasalahan tersebut.

1
1.2 Tujuan
Untuk pembaca memahami peserta didik sebagai individu dalam keunikannya dan dalam
keseluruhan serta mencapai penyesuaian yang lebih baik.

1.3 Manfaat
Agar pembaca dapat memahami peserta didik sebagai individu dalam keunikannya dan
dalam keseluruhan.

1.4 Sasaran Studi Kasus


Sasaran studi kasus ini ditujukan kepada guru dan salah satu peserta didik SD Inpres
Maccini Sombala I, sasaran ini diambil karena penulis melaksanakan observasi dan
wawancara di SD Inpres Maccini Sombala I.

2
BAB II

PENDAHULUAN

2.1 Data Informasi


2.1.1 Hasil Wawancara dengan Guru
Nama : Dhani Aswira, S.Pd.

Wali kelas : IV/A

Jumlah siswa : 26

No Pertanyaan yang diajukan Jawaban


1. Apakah ada BK khusus yang diadakan di SD Di SD ini tidak terdapat BK
Inpres Maccini Sombala I ini? khusus yang dilaksanakan
biasanya wali kelas
langsung yang menangani
peserta didik secara
langsung.
2. Menurut ibu bagaimana konsep BK di SD ini? BK ini merupakan program
yang dibuat untuk
membantu peserta didik
dalam menyelesaikan
masalah mereka.
3. Menurut ibu seberapa penting pelaksanaan BK di penting bagi peserta didik
SD ini? apalagi dalam membantu
peserta didik tersebut tetapi
BK di SD ini belum berjalan
dengan baik.

4. Dalam pelaksaan BK, jenis bimbingan dan Kalau ibu sendiri melakukan
konseling apa yang ibu berikan kepada peserta bimbingan itu secara
didik? individu, dengan
menanyakan masalah
mereka dan memberikan
nasihat terkait masalah yang
mereka alami.
5. Jika ada peserta didik yang bermasalah baik itu Tergantung dari masalah
dalam belajar ataupun sosial, apakah ibu yang dibuat dari anak
memberikan solusi secara personal atau tersebut, jika dia melakukan
berkelompok? kesalahan atas kehendak
dirinya sendiri saya akan
memberikan bimbingan
secara individu, tetapi kalau
anaknya melakukan bersama
teman-temannya itu saya

3
akan melakukannya secara
berkelompok di kelas.
6. Selama ini masalah belajar apa yang sering terjadi Yang paling sering itu,
pada peseta didik? ketika guru sedang
menerangkan peserta didik
itu biasanya kurang fokus,
tidak mengerjakan tugas,
dan seharusnya kelas 4 itu
sudah bisa membaca tetapi
masih ada peserta didik yang
belum bisa membaca.
7. Bagaimana solusi ibu terhadap peserta didik yang Untuk anak yang belum bisa
memiliki masalah belajar? membaca itu biasanya
setelah atau sebelum
pembelajaran dimulai saya
memberikan bimbingan
selama 30 menit sampai 1
jam untuk belajar membaca.
8. Pasti di kelas itu terdapat peserta didik yang Kalau peserta didik di kelas
memiliki perilaku bermasalah, bisakah Ibu itu keseringan ribut,
menyebutkan beberapa contoh perilaku mengejek temannya,
bermasalah yang terjadi di kelas? mengambil barang
temannya, ataupun
mengganggu temannya.
9. Bagaimana Ibu mengatasi perilaku bermasalah Dengan memberikan nasihat
yang terjadi didalam kelas? dan arahan.
10. Sekian banyaknya peserta didik dikelas pasti ada Biasanya siswa itu diajak
salah satu siswa yang memiliki masalah pribadi berbicara secara pribadi,
dan kemudian menggangu nilai akademis atau ditanyakan masalah
proses pembelajarannya, bagaimana Ibu sebagai belajarnya dan dibicarakan
wali kelas yang merangkup sebagai guru BK dengan orangtuanya,
mengatasi masalah pribadi dan akademis dari bagaimana supaya masalah
siswa tersebut? tersebut tidak menganggu
nilai akademis peserta didik
tersebut.
11. Dalam konseling keluarga, apakah terdapat Sejauh ini hanya membuat
program atau metode khusus yang digunakan agar grup WhatsApp dengan para
membangun komunikasi dan pemahaman yang orangtua peserta didik.
lebih baik di antara anggota keluarga?
12. Apakah terdapat teknik spesifik yang digunakan Untuk teknik spesifik sendiri
dalam konseling berkelompok untuk siswa SD itu tidak ada.
yang berbeda dari konseling individu?
13. Didalam bimbingan konseling di SD terdapat Untuk bimbingan karir di
bimbingan karir, apakah di SD ini terdapat SD ini itu tidak
bimbangan karir terhadap peserta didik? dilaksanakan.
14. Bagaiamana peserta didik dapat mengetahui minat Peserta didik dapat
dan bakatnya selama bersekolah jika tidak mengikuti organisasi yang
terdapat bimbingan karir? ada di sekolah untuk minat
dan bakat mereka.
15. Jika anak tersebut tidak ingin ikut berorganisasi Menanyakan kepada peserta

4
untuk mencari tahu minat dan bakat mereka, apa didik tersebut secara pribadi,
yang akan ibu lakukan? dengan menanyakan
kesukaan mereka seperti
apa, dan mengarahkan
mereka untuk
mengembangkan secara
pribadi, atau dengan ikut
organisasi.
16. Apakah ada sistem manajemen dan koordinasi Untuk sistem manajemen
dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di dan koordinasi tentang BK
sekolah? Jika ada bagaimana pelaksaannya? di SD ini tidak ada, karena
memang tidak ada BK
khusus yang ada di SD ini.
17. Bagaimana menurut Ibu menilai keberhasilan Kalau ibu sendiri tidak
individu siswa dalam mengimplementasikan melakukan BK itu secara
keterampilan yang mereka peroleh dari sesi khusus dengan waktu yang
bimbingan dan konseling? tentukan tetapi untuk
menilai peserta didik dengan
keberhasilan mereka
terhadap sesuatu itu
biasanya menjadi poin
tambahan dihasil laporan
belajar mereka.
18. Selama Ibu melakukan proses bimbingan maupun Kendala, terkadang peserta
konseling apa kendala yang Ibu hadapi dan didik itu melakukan
bagaimana cara mengatasi kendala tersebut? kesalahan yang sama
berulang kali tapi kita
sebagai guru itu harus sabar
karena mengubah kebiasaan
buruk anak itu butuh waktu.

2.1.2 Hasil Wawancara dengan Murid


Nama : Fara Natalia

Kelas : IV/A

No Pertanyaan yang diajukan Jawaban


1. Ketika berangkat sekolah apakah kamu biasa Tidak pernah, biasanya
terlambat? diantar sama mama
2. Mata pelajaran apa yang kamu tidak sukai? IPAS dan Bahasa daerah
3. Kenapa kamu tidak suka pelajaran itu? Biasanya tidak paham dan
susah
4. Apa hobi kamu? Menggambar dan Menyanyi
5. Apa cita-cita kamu ketika sudah dewasa nanti? Jadi Arsitektur

5
2.1.3 Analisis Hasil Informasi Wawancara dan Observasi
Setelah melakukan wawancara dan obervasi dengan guru di SD Inpres Maccini Sombala
I ini, penulis dapat memberikan hasil analisis sebagai berikut :

 BK khusus di SD Inpres Maccini Sombala I

Menurut Ibu Dhani Aswira, Di SD ini tidak terdapat BK khusus yang dilaksanakan
biasanya wali kelas yang menangani peserta didik secara langsung. Berdasarkan prinsip BK
khusus terdapat kriteria untuk mengatur prioritas pelayanan BK kepada individu atau siswa
agar siswa tersebut dapat terbuka dan mengatakan kendalanya agar dalam proses
pembelajaran dapat berjalan baik selain itu belum terdapat aturan bahwa di SD memiliki BK
khusus.

 Konsep dan pentingnya pelaksaan BK di SD

Ibu Dhani Aswira mengatakan bahwa, BK ini merupakan program yang dibuat untuk
membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah mereka. Jadi, penting bagi peserta
didik tetapi BK di SD ini belum berjalan dengan baik. Sedangkan menurut Jones dan M.
Surya dalam Djumbur 1975:10 bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu-
individu dalam menentukan pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai penyesuian secara
bijaksana dengan lingkungannya. Dalam arti lebih luas bimbingan menurut Suherman
(2015:11) berarti:

1. Proses yang berkesinambungan


2. Bantuan bagi seluruh individu
3. Bertujuan mengembangkan potensi secara optimal.
4. Bimbingan dilakukan oleh tenaga professional.

 Terkait Jenis Bimbingan dan Konseling

Menurut Ibu Dhani Aswira, Jenis bimbingan dan Konseling yang Ibu Dhani Aswira
lakukan yaitu itu secara individu, dengan menanyakan masalah mereka dan memberikan
nasihat terkait masalah yang mereka alami. Menurut Setiawati dan Chudari (2008: 137-141)
terdapat 4 jenis bimbingan yaitu bimbingan dasar, bimbingan responsif, bimbingan
perencanaan individual, dan dukungan sistem. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi,
bidang Bimbingan dan Konseling (2004) dinyatakan bahwa kerangka kerja layanan BK
dikembangkan dalam suatu program BK yang dijabarkan dalam empat kegiatan utama yaitu:

1. Layanan dasar bimbingan Layanan dasar bimbingan adalah bimbingan yang


bertujuan untuk membantu seluruh siswa dalam mengembangkan perilaku efektif dan
ketrampilanketrampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan siswa.

2. Layanan responsive Layanan responsif adalah layanan bimbingan yang bertujuan


untuk membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh peserta didik saat
ini. Layanan ini lebih bersifat preventif atau mungkin kuratif. Stategi yang digunakan adalah
konseling individual, konseling kelompok dan konsultasi.

6
3. Layanan perencanaan individual Layanan perencanaan individual adalah layanan
bimbingan yang membantu seluruh peserta didik dan mengimplementasikan rencanarencana
pendidikan, membantusiswa memantau pertumbuhan dan memahami perkembangan sendiri.

4. Dukungan system Dukungan system adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang


bertujuan memantapkan, memelihara dan meningkatkan program bimbingan secara
menyeluruh. Hal itu dilaksanakan melalui pengembangan profesionalitas, hubungan
masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, (Thomas Elis, 1990).

 BK individu dan BK kelompok

Ibu Dhani Aswira mengatakan bahwa jika anak tersebut memiliki masalah dalam
belajar ataupun sosialisasi, maka saya akan memberikan bimbingan secara individu,
mengarahkan dan memberikan nasihat. BK individu yang dilakukan oleh Ibu Dhani Aswira
ini agar peserta didik dapat memberitahukan kepada Ibu Dhani Aswira tanpa ada rasa
sungkan terhadap teman lainnya. Secara umum bimbingan kelompok untuk membantu
murid-murid yang mengalami masalah melalui prosedur kelompok. Suasana kelompok yang
berkembang dalam bimbingan kelopmpok itu dapat memanfaatkan semua informasi,
tanggapan dan berbagai reaksi teman-temannya untuk kepentingan pemecahan masalah-
masalah yang dihadapinya. Di samping untuk kepentingan pemecahan masalah, bimbingan
kelompok juga bertujuan untuk mengembangkan pribadi masing-masing anggota kelompok.
Pengembangan pribadi itu akan diperoleh kelompok melalui berbagai suasana yang muncul
dalam kegiatan itu, baik suasana yang menyenangkan atau pun suasana yang tidak
menyenangkan.

 Masalah Belajar dan Solusi

Menurut Ibu Dhani Aswira masalah belajar peserta didik yang paling sering itu,
ketika guru sedang menerangkan peserta didik itu biasanya kurang fokus, tidak mengerjakan
tugas, dan seharusnya kelas 4 itu sudah bisa membaca tetapi masih ada peserta didik yang
belum bisa membaca. Untuk anak yang belum bisa membaca itu biasanya setelah atau
sebelum pembelajaran dimulai saya memberikan bimbingan selama 30 menit sampai 1 jam
untuk belajar membaca. Hal ini merupakan Siswa lambat belajar (slow learner) berarti siswa
yang intelegensi atau kemampuan dasarnya setingkat lebih rendah daripada intelegensi siswa
normal. Menurut klarifikasi Terman, IQ anak lambat belajar berkisar 70-90. Siswa seperti ini
tidak digolongkan sebagai siswa yang memiliki keterlambatan mental karena dia dapat
mencapai hasil belajar yang cukup memadai kendatipun pada tingkat yang lebih rendah
daripada siswa yang memiliki kemampuan normal atau sedang ( Krik,1962). Sebagaimana
telah disinggung bahwa siswa lambat belajar dapat dididik bersama dengan siswa normal,
tetapi mereka tidak dapat diharapkan mencapai hasil belajar sebaik yang dicapai oleh siswa-
siswa yang normal. Mereka kurang dapat berpikir secara abstrak. Oleh sebab itu, bimbingan
terhadap siswa lambat belajar hendaklah selalu terkait dengan pengalaman nyata siswa.

7
 Perilaku bermasalah dan solusi

Pengalaman yang ibu Dhani Aswira selama mengajar di SD ini, peserta didik di kelas
itu keseringan ribut, mengejek temannya, mengambil barang temannya, ataupun mengganggu
temannya. Menurut ibu Dhani Aswira bahwa solusi yang tepat itu memberikan arahan dan
nasihat. Yang membuat anak memiliki perilaku bermasalah dalam kelas ataupun luar kelas
itu tergantung dari faktor lingkungan atau keluarga, jika lingkungan sekitar dan keluarga
melakukan hal yang baik dan positif maka anak itupun akan terbiasa jika sudah di lingkup
sekolah, dan sebaliknya jika lingkungan sekitar dan keluarga melakukan hal yang buruk maka
anak itupun akan terbiasa jika sudah di lingkup sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut akan
memakan waktu lama karena perilaku anak tergantung bagaimana lingkungan dan keluarga
yang membentuk mereka terlebih dahulu.

 Cara mengatasi masalah pribadi siswa agar tidak menggangu nilai akademis

Ibu Dhani Aswira mengajak siswa itu berbicara secara pribadi, ditanyakan masalah
belajarnya dan dibicarakan dengan orangtuanya, bagaimana supaya masalah tersebut tidak
menganggu nilai akademis peserta didik tersebut. Dengan masalah tersebut dilakukan
bimbingan secara individu terhadap peserta didik dan disini juga terdapat BK keluarga di
karenakan melibatkan peran orang tua dalam perilaku bermasalah anak.

 Program atau metode BK keluarga

Ibu Dhani Aswira mengatakan, sejauh ini hanya membuat grup WhatsApp dengan para
orang tua peserta didik, dan tidak terdapat teknik spesifik yang digunakan. Kita kembali
kepada tujuan dari BK keluarga yaitu untuk membantu, anggota-anggota keluargar belajar
dan menghargai secara emosional bahwa dinamika keluarga adalah kait mengait di antara
anggota keluarga, serta membantu anggota keluarga agar menyadari tentang fakta jika satu
anggota keluarga bermasalah, maka akan mempengaruhi kepada persepsi, ekspektasi, dan
interaksi anggota-anggota lainnya. Manfaat yang di maksud ibu Dhani Aswira dari grup
WhatsApp ini bahwa orang tua siswa dapat mengetahui kegiatan anak mereka di sekolah dan
jika ada masalah terhadap anak langsung menghubungi orang tua peserta didik, tetapi bukan
seperti itu maksudnya. Program BK keluarga ini diadakan dengan pertemuan antar keluarga
peserta didik dengan wali kelas nya lalu diberikan pemahaman dan gambaran BK keluarga
itu seperti apa.

 Bimbingan karir di SD

Menurut Ibu Dhani Aswira, untuk bimbingan karir di SD ini itu tidak dilaksanakan.
Agar peserta didik dapat mengetahui minat dan bakatnya, mereka dapat mengikuti kegiatan
organisasi di sekolah, jika memang mereka tidak ingin mengikuti kegiatan organisasi di
sekolah maka guru berhak menanyakan kepada peserta didik tersebut secara pribadi, dengan
menanyakan kesukaan mereka seperti apa, dan mengarahkan mereka untuk mengembangkan
secara pribadi, atau dengan ikut organisasi. Zunker (2006) menyatakan bahwa kesadaran karir
(career awareness) merupakan kematangan karir yang perlu dicapai oleh individu dan perlu
diberikan pada awal tahun individu di sekolah, yaitu pada tingkat pendidikan dasar. Lebih

8
lanjut, dia menjabarkan bahwa penekanan perhatian terhadap perkembangan karir peserta
didik di SD diarahkan pada pencapaian tujuan secara keseluruhan pada tercapainya
pemahaman dan kesadaran atas dirinnya, maka dari itu penting jika ada bimbingan karir di
SD karena dapat memberikan gambaran kepada peserta didik.

 Sistem dan manajemen pelaksanaan BK di SD

Selama Ibu Dhani aswira menjabat sebagai wali kelas IV ibu tidak pernah merasakan
pihak sekolah mengatur manajemen layanan BK di SD. Maksud manajemen pelaksanaan BK
dapat berarti proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan aktivitas-
aktivitas pelayanan bimbingan dan konseling dan penggunaan sumber daya-sumber daya
lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, tetapi di SD Inpres Maccini Sombala I
ini tidak terdapat sistem dan manajemen pelaksanaan BK di SD.

 Penilaian keberhasilan peserta didik dalam implementasi BK

Kalau ibu Dhani Aswira sendiri tidak melakukan BK itu secara khusus dengan waktu
yang ditentukan tetapi untuk menilai peserta didik dengan keberhasilan mereka terhadap
sesuatu itu biasanya menjadi poin tambahan dihasil laporan belajar mereka. Penilaian tersebut
kembali kepada masingg-masing peserta didik dikarenakan ada peserta didik yang mudah di
beritahukan dan diarahkan, ada juga yang sulit diarahkan dan di nasehati. Untuk peserta didik
yang melakukan hal-hal positif ketika telah selesai diberikan bimbingan maka bisa saja guru
tersebut memberikan apresiasi bisa berubah hadiah.

 Kendala yang dialami ketika melakukan Bimbingan

Kendala yang dialami ibu Dhani Aswira, terkadang peserta didik itu melakukan
kesalahan yang sama berulang kali tapi kita sebagai guru itu harus sabar karena mengubah
kebiasaan buruk anak itu butuh waktu.

Analisis selanjutnya terkait hasil wawancara dengan salah satu murid SD Inpres
Maccini Sombala I, berikut analisis hasil wawancara :

 Terkait Masalah belajar

Siswi atas nama Fara Natalia mengatakan bahwa dia memang memiliki masalah
belajar di mata pelajaran tertentu seperti IPAS dan bahasa daerah, terkait itu maka masalah
belajar tersebut bisa diatas dengan pembaharuan terkait metode dan media belajar, serta
pendekatan dengan peserta didik.

 Terkait Karir peserta didik

Fara Natalia ini sudah bisa mengetahui apa yang ia sukai seperti pada wawancara ia
mengatakan bahwa ia menyukai menggambar dan menyanyi dan ia bercita-cita menjadi
arsitek, disinilah BK karir dapat berperan untuk mengembangkan lagi karir yang telah di pilih
sendiri oleh peserta didik dengan cara walikelas mengenalkan seperti apa itu dunia arsitektur.

9
2.1.4 Usulan Rekomendasi Program Perbaikan Pelaksanaan BK
Setelah menganalisis hasil wawancara dan observasi, penulis memiliki beberapa
usulan rekomendasi untuk program perbaikan pelaksanaan BK di SD Inpres Maccini
Sombala I.

 Teruntuk Sekolah

Sebagai langkah awal penerapan BK mempersiapkan sistem dan manajemen


pelaksanaan BK di SD Inpres Maccini Sombala I yang disesuaikan dengan fungsi-fungsi
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau
kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan
(controlling).

 Teruntuk guru

Langkah awal untuk seorang guru yaitu melalui pendekatan, diharapkan seorang guru
dapat membangun kedekatan dengan peserta didik agar tetap menjaga hubungan baik.
Melalui hubungan yang baik diharapkan ada keterbukaan dan kejujuran dari khususnya
peserta didik untuk menyampaikan segala informasi yang diperlukan guru. Guru dapat
mengidentifikasi masalah yang dialami murid dan melakukan perencanaan untuk
menyelesaikan masalah tersebut, dan para guru juga bisa kembali memahami terkait
implementasi BK di SD untuk membantu guru dalam rangkaian program bimbingan dan
konseling di SD.

Bimbingan kelompok dan rangkaian program BK di SD sebaiknya dilaksanakan agar


seluruh siswa dapat bersosialisasi dengan baik kepada teman-temannya, menumbuhkan rasa
tanggung jawab dan lain-lainnya. Selain itu penulis melihat bahwa banyak siswa yang
memliki cita-cita atau karir yang bagus, meskipun di usia dini, siswa itu masih belum pasti
terhadap karirnya setidaknya mereka sudah tau apa saja yang dilakukan jika memilih karir
tersebut.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bimbingan dan Konseling merupakan bagian dari program sekolah dalam hal proses
pemberian bantuan kepada individu (peserta didik). Layanan bimbingan merupakan suatu
proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan
kemampuanya agar memperoleh kebahagiaan sosial. Sedangkan konseling adalah salah satu
teknik dalam pelayanan bimbingan, dimana proses pemberian ini dilakukan dengan individu
ataupun berkelompok antara konselor dan siswanya. Perlu kerja sama yang baik antara
sekolah dengan para guru agar bisa terlaksana bimbingan dan konseling di SD Inpres Maccini
Sombala I dengan baik./

11
DAFTAR PUSTAKA

Musyirifin, Z. (2015). Kolaborasi Guru BK, Guru Pendidikan Agama Islam, dan Wali Kelas

Dalam Mengatasi Perilaku Bermasalah Siswa. Hisbah: Jurnal

Bimbingan dan Konseling Islam, 12(1), 1-19.

Rosita, T., Irmayanti, R., & Hendriana, H. (2020). Urgensi Bimbingan Karir Di Sekolah

Dasar. Abdimas Siliwangi, 3(1), 109-205.

Telaumbanua, K. (2016). Konsep Dasar Layanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah

Dasar. Warta Dharmawangsa, (49).

12
LAMPIRAN

 Dokumentasi

(Kegiatan wawancara bersama guru dan siswi kelas IV/A)

(Foto bersama siswi kelas IV/A)

13
 Data Informan Guru

Nama : Dhani Aswira, S.Pd.

Jabatan : Guru/wali kelas IV

Tempat, tanggal lahir : Makassar, 12 Februari 1995

Alamat : Jl. Gontang Raya

Riwayat pendidikan : - SDN Parang Tambung I

- SMPN 27 Makassar

- SMAN 14 Makassar

- Strata 1 - (PGSD) Universitas Muhammadiyah Makassar

 Data Informan Peserta Didik


Nama : Fara Natalia

Tanggal lahir : 04 Desember 2014

Alamat : BTN Hartaco Indah

Kelas : IV/A

14

Anda mungkin juga menyukai