Oleh:
Kelompok 7
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuhu
Puja-puji beserta syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah Swt, karena dengan
rahmat dan karunianya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu dalam keadaan sehat wal afiat, Alhamdulillah.
Sholawat beserta salam tidak lupa kami haturkan kepada Nabi akhirul zaman
yang Rahmatallilalamin Nabi Muhammad Saw, karena beliaulah yang telah membawa
kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Pertama kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Dosen pengampu mata kuliah
“Ade Irma Hariani, M. Pd”, yang telah memberikan kami tugas makalah ini, sehingga
kami dapat mengetahui, serta paham akan "Hambatan-Hambatan Pelaksanaan BK di
Sekolah Dasar” untuk menjadi bekal ketika sudah terjun kepada masyarakat kelak,
karena pada hakikatnya ilmu itu semata-mata untuk diamalkan.
Kami mohon maaf apabila terdapat kekeliruan dalam penulisan laporan ini,
terlebih kami masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Ibu Dosen dan pembaca. Semoga
kita sama-sama dapat mengambil hal yang baik dan membuang hal yang buruk dari isi
laopran ini. Sekian dari kami lebih dan kurangnya kami ucapkan terimakasih.
Kelompok 7
ii
PEMBAHASAN
4. Belum tersedianya model pengembangan program yang mudah dan praktis untuk
memandu guru kelas dalam mengembangkan sendiri program bimbingan dan
konseling di SD.
1. Faktor Internal
a. Guru Kelas
Hal ini disebabkan guru kelas sebagai pembimbing dan pengasuh utama
yang setiap hari berada bersama siswa dalam proses pendidikan sehingga lebih
1
memahami perkembangan siswanya sehingga guru kelas memiliki peran utama
dalam keefektifan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di kelas yang
menjadi tanggungjawabnya. Guru kelas yang memiliki kemampuan dan
kompetensi yang baik selalu dapat menciptakan hal-hal baru yang dapat
mendukung keefektifan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
sehingga mampu membimbing siswa sehingga dapat mencapai tugas
perkembangannya dengan baik.
2
3) Memandang layanan BK sebagai layanan yang menangani peserta didik yang
bermasalah melakukan tindakan indisipliner sehingga permasalahan di dalam
kelas umumnya diserahkan kepada Guru Pembimbing.
b. Kompetensi Konselor
2. Faktor Eksternal
3
a. Anggapan bahwa layanan bimbingan dan konseling hanya untuk orang yang
bermasalah saja.
b. Anggapan bahwa layanan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa
saja.
Sedangkan menurut Slameto 2003: 180 minat adalah “ suatu rasa lebih
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang
4
menyuruh”. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara
diri sendiri dengan suatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut
maka semakin besar pula minat. Minat merupakan ketertarikan seseorang
terhadap suatu hal atas dasar kesukaan tanpa ada rasa paksaan dari pihak lain.
Apabila individu sudah mempunyai minat terhadap suatu hal, maka ia akan
memberikan perhatian dan mengikuti segala sesuatu yang berkaitan dengan
kegiatan tersebut. Sama seperti dengan minat siswa terhadap pelayanan
bimbingan dan konseling, saat siswa sudah memiliki minat maka ia akan dengan
sukarela untuk mengikuti pelayanan bimbingan dan konseling tanpa harus
dipaksa.
1) Kesan siswa terhadap layanan bimbingan dan konseling seperti guru mata
pelajaran memberikan pembelajaran sehingga belum secara maksimal
dimanfaatkan sebagaimana fungsi layanan bimbingan dan konseling itu
sendiri.
2) Masih ada perasaan malu dan takut bila akan menyampaikan permasalahan
yang dihadapi sehingga permasalahan tersebut menumpuk pada diri siswa.
b. Orang tua
5
putrinya nakal atau melanggar tata tertib sekolah sehingga anak dicap nakal atau
bandel. Kondisi ini akan merusak citra layanan BK dimata orangtua.
1) Alat-alat pengumpul data: tes, non-tes, angket atau kuesioner, daftar isian
sosiometri dan perlengkapan lain yang berkaitan dengan non-testing.
4) Sarana tata laksana bimbingan: alat tulis menulis, blanko surat, agenda surat,
ekspedisi, arsip surat-surat dan laporan. Namun pada kenyataannya sarana dan
prasarana menjadi salah satu hal yang menghambat pelaksaanaan pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
2) Belum ada ruang untuk bimbingan kelompok, ruang terapi pustaka, kotak
masalah, dan sebagainya.
6
DAFTAR PUSTAKA