Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

“PENDEKATAN, MODEL, STRATEGI,


DAN METODE PEMBELAJARAN PKN SD”
Makalah ini disusun untuk memenuhi
Mata Kuliah: Pembelajaran PKN SD
Dosen Pengampu: Muhammad Husni, M. Pd.

Oleh:

1. HALIZA AULIANA ALFATH (210102386)


2. MARIANA HARDIANTI (210102389)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN (FIP)
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2023

i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuhu

Puja-puji beserta syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah Swt, karena dengan rahmat
dan karunianya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu dalam keadaan sehat wal afiat, Alhamdulillah.

Sholawat beserta salam tidak lupa kami haturkan kepada Nabi akhirul zaman yang
Rahmatallilalamin Nabi Muhammad Saw, karena beliaulah yang telah membawa kita dari alam
kegelapan menuju alam yang terang benderang.

Pertama kami ucapkan terimakasih kepada Bapak dosen pengampu mata kuliah
“Muhammad Husni, M. Pd.”, yang telah memberikan kami tugas makalah ini, sehingga kami
dapat mengetahui, serta paham akan "Pendekatan, Model, Starategi dan Metode Pembelajaran
PKN SD.” untuk menjadi bekal ketika sudah terjun kepada masyarakat kelak, karena pada
hakikatnya ilmu itu semata-mata untuk diamalkan.

Kami mohon maaf apabila terdapat kekeliruan dalam penulisan akalah ini, terlebih kami
masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari Bapak Dosen dan pembaca. Semoga kita sama-sama dapat mengambil hal
yang baik dan membuang hal yang buruk dari isi makalah ini. Sekian dari kami lebih dan
kurangnya kami ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuhu

Pancor, 3 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN .........................................................................................................I

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... II

DAFTAR ISI.................................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

A. Pendekatan Pembelajaran PKN di SD .............................................................. 3


B. Model Pembelajaran PKN di SD ........................................................................ 9
C. Strategi Pembelajaran PKN di SD .................................................................... 13
D. Metode Pembelajaran PKN di SD ..................................................................... 17
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 22
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 22
B. Saran .................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran


yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia yang
cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Memperhatikan betapa strategisnya kajian tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
dalam ikut serta mewujudkan jati diri warga Negara Indonesia yang mandiri, demokratis,
bertanggung jawab, tolerans dan berkeadaban, sudah barang tentu dalam pelaksanaan
proses pembelajarannya haruslah diselenggarakan dengan baik dan senantiasa
mempehatikan berbagai temuan dan inovasi pendidikan terutama di bidang pengajaran
olah guru.

Salah satu tugas guru adalah mengajar. Hal ini menyebabkan adanya tuntutan
kepada setiap guru untuk dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana seharusnya
mengajar. Dengan kata lain, setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi mengajar.
Guru akan memiliki kompetensi mengajar jika, guru paling tidak memiliki pemahaman
dan penerapan dari berbagai metode belajar- mengajar serta hubungannya dengan belajar
disamping kemampuan-kemampuan lain yang menunjang. Bertolak dan bermuara pada
kebutuhan sebagai guru, maka makalah ini di sajikan tentang berbagai metode belajar
mengajar agar mampu melaksanakan tugas utama guru yaitu mengajar khususnya
pembelajaran Pkn di SD. Sesuai dengan karakteristik anak SD dan seusianya, metode
ceramah akan menyebabkan siswa bersikap pasif dan tentunya menjadi pelajaran hafalan
yang membosankan. Oleh karena itu, guru di harapkan mampu menguasai pendekatan,
model, strategi, dan metode yang cocok untuk pembelajaran Pkn agar siswa lebih tertarik
pada pelajaran tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pendekatan pembelajaran PKN di SD?

1
2. Bagaimana model pembelajaran PKN di SD?

3. Bagaiamana strategi pembelajaran PKN di SD?

4. Bagaimana metode pembelajaran PKN di SD?

C. Tujuan

1. Mengetahui pendekatan pembelajaran PKN di SD.


2. Mengetahui model pembelajaran PKN di SD.
3. Mengetahui strategi pembelajaran PKN di SD.
4. Mengetahui metode pembelajaran PKN di SD.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendekatan Pembelajaran PKN di SD


1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan (approach) diartikan sebagai cara menangani masalah, atau


prosedur khusus untuk membuka suatu organ atau satu bagian. Juga bisa diartikan
sebagai cara menangani konflik-konflik pribadi. Atau bisa diartikan sebagai langkah
awal atau langkah pendahuluan.

Istilah pendekatan dapat digunakan dalam berbagai apek :

1. Pendekatan behavioristik adalah metode untuk mempelajari individu-individu


melalui observasi atas apa yang mereka kerjakan.
2. Pendekatan dialog yaitu didasarkan pada pandangan bahwa manusia memiliki dua
hubungan fundamental yang berbeda. Misalnya hubungan dengan Pencipta dan
hubungan dengan sesama ciptaan.
3. Pendekatan holistik adalah pendekatan menyeluruh terhadap manusia guna
memperoleh segala macam pengertian tentang manusia itu sendiri.
4. Pendekatan normatif adalah pendekatan yang menggunakan norma-norma
tertentu sebagai patokan dan standar.
5. Pendekatan objektif adalah pendekatan yang bersifat sosial dengan tujuan
memperkuat atau menyanggah pengamatan itu sendiri.
6. Pendekatan sistem adalah kecenderungan metodologis yang meyakini metode
riset sebagai jalan terbaik untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
2. Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran Pkn merupakan dasar-dasar dalam pelaksanaan


proses belajar mengajar mata pelajran Pkn di MI. Pendekatan dalam pembelajaran
PKn pada prinsipnya lebih mengarah kepada pengembangan kurikulum atau
pengorganisasian isi materi pelajaran. Pendekatan ini akan membahas dengan
mengacu pada pembelajaran Pkn sebagai pendidikan nilai-moral.

3
Ada delapan pendekatan yang dipandang bisa mencapai tujuan Pembelajaran
PKn antara lain :

1. Evokasi

Pendekatan ini menekankan pada inisiatif peserta didik untuk


mengekspresikan dirinya secara spontan yang didasarkan pada kebebasan dan
kesempatan. Dalam mengimplikasikan pendekatan ini peran guru amat diperlukan
dalam apa yang disebut dengan “breaking the ice”, agar setiap anak merasakan
adanya suasana terbuka, bersahabat dan kondusif untuk dapat “menyatakan
dirinya, menyatakan apa yang menjadi pemikirannya dan mengungkapkan
perasaannya. Demikian juga dengan peranan keluarga dan masyarakat amat
penting, agar peserta didik bisa memadukan pendidikan formal disekolah dan
pengalaman diluar sekolah, khususnya berkaitan dengan nilai moral yang dibahas
dalam kelas harus sejalan dengan apa yang dialaminya daam kehidupan keluarga
dan dalam masyarakat. Jika tidak ada kesesuaian antara tiga unsur tersebut, maka
akan terjadi konflik dalam diri anak, yang dalam istilah pendidikan
kewarganegaraan “intra personal complict”. Komplik dalam diri anak bisa
berlanjut komplik antar pribadi yang disebut “inter personal complict” karena
melihat tidak adnya keajekan antara nila yang dipelajari dan diyakininya dengan
apa yang terjadi disekolah dan didalam masyarakat secara keseluruhan.

2. Inkulkasi (Menanamkan)

Pendektan ini didasarkan pada sejumlah pertanyaan nilai yang telah


disusun dahulu oleh guru. Tujuannya adalah agar pertanyaan-pertanyaan yang
menyangkut masalah nilai tersebut dapat digunakan untuk mempengaruhi dan
sekaligus mengarahkan siswa kedalam suatukesimpulan nilai yang sudah
direncanakan. Dalam aplikasinya teknik mengajar nilai yang tepat adalah teknk
innkuiri nilai (value inquiry) dimana target nilai yang diharapkan dapat dicapai
dengan memanipulasikan kedalam sejumlah pertanyaan.

3. Kesadaran

4
Dalam hal ini, yang menjadi sasaran adalah bagaimana mengungkap dan
membina kesadaran peserta didik tentang nilai-nilai tertentu yang ada pada
dirinya atau pada orang lain. Tentu aja kesadaran itu akan tumbuh menjadi
sesuatu yang menumbuhkan kesadaranya tentang nilai atau seperangkat nilai
tertentu. Hanya dengan kesadarannya tertentu itu melalui kegiatan-kegiatan yang
direncanakan oleh guru, anak dapat mengungkapkan nilai-nilai dirinya atau nilai-
nilai orang lain.

4. Penalaran Moral

Salah satu pendekatan dalam pendidikan moral adalah penalaran moral.


Anak dilibatkan dalam suatu dilema moral, sehingga kepatusan yang diambil
terhadap dilema moral harus diberikan alasan-alasan moralnya yang masuk akal.
Dilema moral adalah salah satu bentuk teknik mengajar nilai dan moral yang
dianggap tepat terutama bagi kelas-kelas yang tinggi misalnya kelas IV, V dan VI.
Patut disadari bahwa pendidikan nilai dan moral berbagai cara dapat digunakan
sebagai stimulus dalam melibatkan nalar dan afeksi siswa & siswi, dengan
melalui pertanyaan, pernyataan, gambar, cerita dan gambaran keadaan yang
bersifat dinamis.

Dalam pendekatan dilematis sebagai salah satu bentuk dalam


pembelajaraan PKn akan lebih afektif jika guru melibatkan secara intens nalar dan
perasaan untuk memberi alasan-alasan moral tersebut. Peranan stimulus yang
didasar pada hal yang bersifat dilematis tersebut. Yang menjadi fokus dalam
pendekatan ini adalah nalarnya atau yang berkaitan dengan kognitifnya dan
kematangan perkembangan moral.

5. Analisis Nilai

Melalui pendekatan ini peserta didik diajak untuk mengkaji atau


menganalisis nilai yang ada dalam suatu media atau stimulus yang memang di
siapkan oleh guru dalam mengajarkan pendidikan nilai dan moral. Tentu saja
sudah dibekali dengan kemampuan analisisnya. Dalam melakukan analisis nilai,
tentu saja peserta didik akan sampai pada tahapan menilai apakah suatu nilai

5
dianggap baik atau dianggap buruk. Analisis nilai dapat dimulai dari sekedar
melaporkan apa yang dilihat dan dihadapi sampai pada memilih dan
mengemukkan hasil pengkajian yang lebih teliti dan lebih tepat.

6. Pengungkapan Nilai

Pendekatan ini lebih pada upaya meningkatkan kesadaraan diri (self-


awareness) dan memperhatikan diri (self caring) dan bukannya pemecahan
masalah. Pendekatan ini juga lebih membuat peserta didik menemukan dan
memeriksa nilai mereka untuk menentukan keberartian dan rasa aman diri. Oleh
sebab itu pertimbangan adalah faktor kunci, namun pertimbangan yang dimaksud
adalah pertimbangan tentang yang disenangi dan yang tidak disenangi, bukan
sesuatu yang diyakini seseorang sebagai hal yang benar atau salah. Melalui
pendekatan ini peserta didik dibina kesadaran emosionalya tentang nilai yang ada
dalam dirinya melalui cara-cara kritis dan rational, dan akhirya menguji
kebenaran, kebaikan, dan ketepatan.

7. Komitmen

Pendekatan komitmen dalam pendidikan nilai dan moral mengarahkan dan


menekankan pada seperangkat nilai akan mendasari pola pikir setiap guru yang
bertanggung jawab terhadap pendidikan nilai moral. Dalam pembelajaran PKn
sudah barang tentu yang menjadi komitmen bangsa dan Negara Indonesia untuk
terus dilestarikan sebagai nilai-nilai luhur.

Tujuan utama pendekatan ini, adalah untuk melatih disiplin siswa dan
siswi dalam pola pikir dan tindakannya agar senantiasa sesuai dengan nilai-nilai
yang menjadi komitmen tersebut adalah nilai-nilai bersama, maka pendekatan
trsebut diharpakan dapat membina integrasi sosial para siswa.

8. Memadukan (Union Approch)

Pendekatan ini berusaha menyatukan diri peserta didik dengan


pengalaman riil yang dirancang oleh guru dalam proses belajar mengajar. Hal ini
dimaksudkan agar peserta didik benar-benar mengalami secara langsung

6
pengalaman-pengalaman yang direncanakan guru melalui berbagai metode.
Diantaranya partisipatori, simulasi, sosio drama dan studi lapangan.

3. Pendekatan Pembelajaran yang Tepat diterapkan di SD

Pendekatan yang tepat diterapkan di Sekolah Dasar adalah pendekatan


evokasi. Pendekatan ini menekankan pada inisiatif siswa untuk mengekspresikan
dirinya secara spontan yang didasarkan pada kekebasan dan kesempatan. Pendekatan
seperti ini baik sekali namun dilihat dari budaya masyarakat ini terumata yang jauh
dari kehidupan kota melaksanakan pendekatan tersebut tentulah menghadapi kendala-
kendala cultural dan psikologikal. Untuk dapat mengimplementasikan pendekatan ini,
pernana guru amat diperlukan dalam apa yang disebut dengan “breaking the ice” agar
setiap anak merasakan adanya suasana terbuka, bersahabat dan kondusif untuk dapat
“menyatakan dirinya” menyatakan apa yang menjadi pemikirannya dan
mengungkapkan perasaannya.

Melatih siswa dengan cara seperti itu pada dasarnya merupakan salah satu
bentuk pendewasaan agar terbiasa dalam merasakan manfaat situasi seperti itu,
sehingga untuk masa-masa yang akan dating mereka pun dapat berbuat yang sama
atau bahkan melebihinya. Keberhasilan pendekatan tersebut juga amat bergantung
pada dorongan dan rangsangan yang diberikan guru dengan mengandalkan pada
stimulus-stimulus tertentu. Selain peranan guru, peranan keluarga dan masyarakat
juga amat penting oleh karena apa yang dibicarakan dalam kelas yang dibatasi oleh
empat dinding kelas dapat member makna dalam belajar siswa.

Peranan kedua unsur tersebut dalam menumbuhkan keyakinan siswa tentang


nilai mora yang dibahas di kelas, harus sejalan dengan apa yang di lihat dan
dialaminya dalam kehidupan di keluarga dan di masyarakat. Jika tidak ada kesesuian
di antara ketifa unsut tersebut maka akan terjadi konflik dalam diri anak yang dalam
istilah Pendidikan Kewarganegaraan disebut intra personal conflict yaitu konflik yang
terjadi dalam diri siswa. Konflik dalam diri pribadi anak itu dapat berlanjur menjadi
konflik antar pribadi yang disebut inter personal conflict karena melihat tidak adanya

7
keajekan antara nilai yang dipelajari dan diuakininya dengan apa yang terjadi di
sekolah dan di masuarakat secara keseluruhan.

Pengalaman dan pembiasaan nilai-nilai Pancasila sebagai tujuan PKn


merupakan langkah-langkah penting dalam pengajaran nilai. Hal itu sejalan dengan
pendapat Dewey yang menyatakan bahwa “…intellectual and ethical competence
could be achieved only by reflecting on one’s actual, concrete, concrete experience.”
Sebabnya adalah walaupun dikenalkan berbagai konsep nilai misalnya tentang
demokrasi, keadilan dan menghargai orang lain jika struktur kelas dan sekolah tetap
saja mencontoh dan menekankan pada hubungan social yang otoriter maka hangan
diharapkan aka nada belajar yang efektif.

Kepedulian terhadap hubungan antara abstraksi dengan pengalaman siswa


sendiri dalam pemahaman Dewey disebut dengan istilah “child centeredness.” Anak
membutuhkan moral yang ideal yang diharapkan dapat dikuasainya secara intelektual.
Pendidikan moral yang didasarkan pada kerangka kerja Dewey adalah kegiatan
kerjasama kelompok, bekerja dengan orang lain dalam masalah yang katual atai
masalah yang sebenarnya, dalam bidang apa saja (seni, sains, politik, mekanik) akan
membantu anak menghargai pandangan dan nilai saling member dan menerima
(mutual exchange).

Moralita memang tidak dapat diajarkan hanya melalui contoh kata-kata yang
disampaikan oleh guru. Siswa membutuhkan untuk saling berinteraksi pada kegiatan-
kegiatan yang betul-betul merupakan kepedulian dan perhatian mereka. Teknik
mengajar yang dapat digunakan dalam menggunakan pendekatan ini diantaranya
adalah teknik mengungkapkan nilai yang dikenal dengan Value Clarification
Technique.

Hersh (1980) dkk. Misalnya menjelaskan bahwa Sikap atau perilaku moralitas
itulah yang kiranya menjadi tugas dan sekaligus tantangan utama guru SD. Masalah
akan semakin rumit terutama jika dikaitkan pengajar nilai dan moral untuk SD.

8
B. Model Pembelajaran PKN di SD
1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang menggambarkan


proses kegiatan belajar mengajar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas
oleh guru. Selain itu model pembelajaran juga merupakan bungkus atau bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, metode, strategi, dan tehnik pembelajaran. Sebuah
model pembelajaran biasanya tidak dipakai untuk menjelaskan proses pembelajaran
yang rumit, tetapi model pembelajaran dipakai untuk menyederhanakan proses
pembelajaran dan menjadikannya lebih mudah dipahami. Oleh karena itu pendidik
harus mengaitkan model-model pembelajaran pada siswa.

Menurut Joyce dan Weil bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana
atau pola yang digunakan untuk membentuk kurikulum dan pembelajaran jangka
panjang. Merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di
kelas atau diluar kelas.

Dalam implementasi kurikulum 2013 SD/MI merujuk permendikbud RI NO.


65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan disebutkan bahwa proses
pembelajaran pada satuan pendidikan (termasuk di SD/MI) diselenggarakan secara
interaktif, isnpriratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.

Dari pernyataan di atas, penulis menyimpulkan bahwa model pembelajaran


adalah prosedur, pola maupun bingkai secara sistematis yang digunaka oleh pendidik
sebagai pedoman didalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai dan didalamnya terdapat penerapan dari strategi, metode, pendekatan,
teknik, media dan penilaian pembelajaran sehingga tercapai pembelajaran yang
efektif dan efisien.

2. Macam-Macam Model Pembelajaran


1. Demonstrasion

9
Model pembelajaran demonstrasion adalah model mengajar yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada peserta didik.

2. Direct Intruction

Direct intruction atau model pembelajaran langsung dapat didefinisikan


sebagai model pembelajaran dimana guru mentransformasikan informasi atau
keterampilan secara langsung kepada peserta didik, pembelajaran berorientasi
pada tujuan dan distrukturkan oleh guru.

Menurut Killen dalam Depdiknas (2010:23), pembelajaran langsung


merujuk pada berbagai tekhnik pembelajaran ekspositori (pemindahan
pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung, misalnya melaui ceramah,
demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas.

3. Group Investigatiom

Menurut Trianto (2009: 78) Group Investigation tipe pembelajaran


berkelompok yang melibatkan siswa dalam perencanaan baik dari topik yang
dipelajari dan bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Pembelajaran tipe ini
bukan pembelajaran yang berpusat pada guru, disamping itu tipe ini memerlukan
pengajaran keterampilan komunikasi dan proses kelompok yang baik pada siswa.

Sedangkan menurut Joyce dan Weil (2009:317) menjelaskan Group


Investigation merupakan tipe pembelajaran kelompok yang memiliki konsep
dasar memberikan dan memunculkan Sebuah permasalahan uuntuk merangsang
siswa bereaksi dan melakukan pemecahan masalah tersebut.

Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa group investigation


adalah tipe pembelajaran yang kegiatan pembelajarannya dilakukan bersama-
sama secara berkelompok dan struktur dengan baik, dimana siswa ikut berperan
dalam pembelajaran yang dilaksanakan guna memecahkan masalah.

4. Jigsaw

10
Menurut Slapin (2010-237) yaitu dapat digunakan apabila materi
pembelajaran adalah materi yang berbentuk tertulis. Dalam model pembelajaran
Jigsaw, siswa belajar dalam tim yang heterogen, siswa tersebut diberikan tugas
untuk membaca beberapa bab atau unit diberikan ”lembar ahli” yang dibagi atas
topik-topik yang berbeda dan yang harus menjadi fokus perhatian anggota tim
saat mereka membaca. Setelah semua siswa selesai membaca siswa-siswa yang
dari tim yang memiliki topik yang sama bertemu dalam ’’ kelompok ahli’’ untuk
mendiskusikan topik mereka. Setelah itu para ahli kembali ke timnya secara
bergantian untuk mengajari teman satu timnya mengenai topik mereka.

5. Inquiry Based Learning

Model pembelajaran Inquiry Based Learning merupakan salah satu model


yang dapat mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran (Shoimin,2014, h.
85). Sedangkan menurut Gunawan dkk (2016) model pembelajaran inquiry based
learning merupakan kegiatan pembelajaran berbasis pendidikan dimana peserta
didik mencari sendiri jawaban dari permasalahan yang dihadapi. Selain itu,
menurut Trowbritg dan Bybee (Widiyanti dkk, 2013) pembelajaran inquiry based
learning merupakan suatu model pembelajaran yang berpusat kepada siswa,
kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari
jawaban atas pertanyaanpertanyaan melalui suatu prosedur yang telah
direncanakan secara jelas.

3. Model Pembelajaran yang Tepat diterapkan di SD

Pembelajaran PKn dengan model Inkuiri sangat tepat diterapkan, mengingat


dalam pembelajaran Kewarganegaraan perlu diikuti dengan praktik belajar
kewarganegaraan (PBK). Praktik belajar kewarganegaran ini adalah suatu inovasi
pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa memahami teori
kewarganegaraan melalui pengalaman belajar praktikempirik.

Secara umum Proses pembel ajaran dengan menggunakan model inkuiri dapat
ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut:

11
a. Tahap orientasi (membangun suasana pembelajaran yang responsive). Yang
dilakukan adalah menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharap kan
dapat dicapai oleh siswa.

b. Tahap perumusan masalah. Yaitu siswa merumuskan masalah sesuai dengan topic
yang telah diberikan berdasarkan konsepkonsep yang telah dipahami oleh siswa
sebelumnya.

c. Tahap perumusan hipotesis. Yaitu membuat jawaban sementara dari perumusan


masalah yang sedang dikaji. Jawaban sementara yang memiliki landasan berpikir
yang kokoh, sehingga akan rasional dan logis.

d. Tahap pengumpulan data. Yaitu menjaring informasi yang dibutuhkan untuk


menguji hipotesis yang diajukan.

e. Tahap pengujian hipotesis. yaitu proses menentukan jawaban yang dianggap


diterima sesuai data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan
data.

f. Tahap perumusan kesimpulan, yaitu mendeskripsikan temuan yang diperoleh


berdasarkan hasil pengujian hipotesis .

Penilaian yang dapat digunakan dalam penggunaan model Inkuiri ini di


antaranya dengan menggunakan penilaian non tes yang berupa portofolio. Dalam
penerapan model inkuiri, peran guru dalam pembelajaran di kelas diantaranya adalah
sebagai berikut:

1. Memfasilitasi sejumlah besar aktivitas yang berorientasi pada siswa.

2. Membantu siswa menentukan jawaban oleh mereka sendiri dengan menjadi nara
sumber, tetapi tidak memberikan jawaban secara langsung.

3. Memberikan referensi yang dibutuhkan dalam kelas.

4. Bertindak sebagai motivator bagi siswa, yang meliputi: (a) membangkitkan rasa
ingin tahu, (b) memberikan pertanyaan terbuka, (c) mendorong partisi pasi

12
individu dalam kelas, (d) mendorong siswa untuk lebih kreatif dan spekulatif
dalam berpikir,(e) mempromosikan penggunaan beberapa informasi, (f)
mendukung pemikiran yang divergen.

C. Strategi Pembelajaran PKN di SD


1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Dick dan Carey mengatakan, “Strategi pembelajaran adalah komponen umum


dari suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan secara
bersama-sama.” (Dick Walter dkk, 1990: 106). Menurut Seels dan Richey (1994: 31),
strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk memilih dan mengurutkan kejadian
dan aktifitas dalam pembelajaran. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem
pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai
tujuan umum pembelajaran yang melukiskan prosedur sistematis dalam membantu
usaha belajar peserta didik, mengorganisasikan pengalaman belajar, mengatur dan
merencanakan bahan ajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Sedangkan strategi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yaitu


suatu siasat atau kiat yang digunakan untuk memilih dan mengimplementasikan
segala teori, pendekatan, teknik, metode, model, media, materi dan sumber-sumber
belajar dalam proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) untuk
mencapai tujuan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang telah ditetapkan.

2. Macam-Macam Strategi Pembelajaran

Pada dasarnya tidak ada strategi pembelajaran yang dipandang paling baik,
karena setiap strategi pembelajaran saling memiliki keunggulan masing-masing.
Strategi pembelajaran yang dinyatakan baik dan tepat untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu belum tentu baik dan tepat digunakan dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang lain. ltulah sebabnya, seorang pendidik diharapkan memiliki
pengetahuan dan kemampuan dalam memilih dan menerapkan berbagai strategi
pembelajaran, agar dalam melaksanakan tugasnya dapat memilih alternatif strategi
yang dirasakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Berikut ini

13
dikemukakan berbagai strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di MI.

1. Jigsaw

Strategi ini digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi
menjadi beberapa bagian. Materi tersebut tidak harus disampaikan secara
berurutan. Strategi ini dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam pembelajaran
dan sekaligus dapat melatih peserta didik mengajarkan sesuatu kepada orang lain.
Jigsaw adalah salah satu teknik pembelajaran kooperatif.

2. Strategi Reading Guide (Membaca Buku Ajar)

;Strategi ini diterapkan jika waktu yang tersedia untuk membahas suatu
materi sangat terbatas. Para peserta didik untuk membaca materi yang akan
dibahas dengan memberikan dan membuat kisi-kisi panduan.

3. Information Search (Mencari Informasi)

Strategi ini dapat diterapkan pada materi yang padat, monoton dan
membosankan. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti koran, majalah,
tabloid dan sebagainya.

4. Critical Incident (Pengalaman Penting)

Strategi ini pada umumnya digunakan untuk memulai pembelajaran.


Tujuan penggunaan strategi ini adalah untuk melibatkan peserta didik sejak awal
dengan meminta peserta didik mengungkapkan pengalaman-pengalamannya.
Strategi ini juga cocok digunakan bila tujuan pembelajarannya mengajarkan
peserta didik untuk berempati (merasakan apa yang dirasakan orang lain).

5. Seeing How It Is (Melihat Kejadian Sebenarnya)

Strategi ini dimaksudkan untuk memahami suatu kondisi tidak lazim yang
terjadi atau dihadapi seseorang. Dengan strategi ini, peserta didik diminta

14
membayangkan bagaimana dan apa yang dilakukan oleh orang yang mengalami
kondisi tersebut.

6. Brainstorming (Curah Gagasan)

Strategi ini merupakan langkah inventarisasi ide melalui curah pendapat


tentang topik tertentu dengan bebas tanpa seleksi.

7. Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil)

Strategi ini dimaksudkan untuk membangun kerja sama individu dan


kelompok, kecakapan analitis, dan kepekaan sosial, serta tanggung jawab individu
dalam kelompok.

8. Point Counterpoint (Adu Argumen)

Strategi ini dimaksudkan untuk merangsang diskusi, membangun


argumentasi dan memiliki pemahaman yang Iebih mendalam tentang berbagai isu
yang kompleks.

9. Active Debate (Debat Aktif)

Active debate merupakan strategi yang dapat mendorong peserta didik


untuk berpikir kritis, argumentatif dan reflektif. Strategi ini secara aktif
melibatkan semua peserta didik di dalam kelas, bukan hanya para pelaku debatnya
(presenter) saja.

10. Role Playing (Bermain Peran)

Tujuan utama dari penerapan strategi ini adalah untuk mengajarkan


peserta didik bagaimana berempati. Strategi ini dapat menstimulasi peserta didik
untuk mengasosiasikan dirinya dalam suatu peran tertentu sehingga peserta didik
lebih dapat memahami, mendalami, dan mengerti tindakan sosial yang dilakukan
oleh orang lain di lingkungan sosial.

11. Poster Comment (Mengomentari Poster atau Gambar)

15
Strategi ini bertujuan untuk memberikan stimulus dan meningkatkan
kreativitas dan mendorong penghayatan peserta didik terhadap suatu
permasalahan. Dalam strategi ini peserta didik didorong untuk bisa
mengungkapkan pendapatnya secara lisan tentang suatu poster atau gambar.

12. Concept Map/Maping (Peta Konsep)

Strategi ini menuntut daya kreativitas dan kemampuan tingkat analisa


tinggi. Dalam pelaksanaan strategi ini peserta didik diminta membuat sintesis atau
diagram dari konsep-konsep utama yang sating berkaitan dengan memberikan
tanda panah atau garis yang memiliki arti hubungan antarkonsep tersebut. Strategi
ini berasal dari psikologi kognitif, dimana pemeroleh pemahaman yang lebih baik
dan mudah dengan cara mengaitkan atau menghubungkan satu konsep dengan
konsep lainnya.

3. Strategi yang Tepat diterapkan di SD

Dalam metode jigsaw ini, guru sebagai fasilitator pendidikan di kelas akan
membagi murid ke dalam kelompok asal dan kelompok ahli. Diskusi, team work dan
keterampilan memahami informasi yang diberikan sangat ditekankan dalam jigsaw.

Cara melakukan teknik pengajaran jigsaw secara teori cukup mudah, namun
di lapangan bisa jadi sangat menantang. Berikut adalah tiap-tiap langkah
pelaksanaanya:

1) Guru menerangkan kepada siswa cara melakukan jigsaw.


2) Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok. Kelompok ini kemudian
diberi nama kelompok asal.
3) Setiap kelompok asal diberi materi yang berbeda. Misalkan kelompok A diberi
materi pengertian atom. Kelompok B diberi materi pengertian
molekul. Kelompok C diberi materi pengertian senyawan.
4) Bagaimana cara memberi materi? Bisa dengan hand-out atau guru mendatangi
tiap kelompok dan memberikan penjelasan secara spesifik.

16
5) Setelah dirasa cukup, guru lalu membentuk kelompok baru. Inilah yang
dinamakan kelompok ahli, atau kelompok jigsaw. Kelompok ini terdiri dari
masing-masing kelompok asal. Misalkan kelompok Ahli 1 terdiri dari Jaka yang
tadinya berasal dari A, Michael yang tadinya berasal dari B dan Chandra yang
tadinya berasal dari C.
6) Di kelompok ahli, Jaka akan menjelaskan tentang atom, Michael menjelaskan
tentang molekul dan Chandra menjelaskan tentang senyawa.
7) Diharapkan semua anggota kelompok di kelompok ahli bisa memahami materi
yang diajarkan oleh anggota lainnya.
8) Setelah dirasa cukup, guru meminta masing-masing kelompok ahli membubarkan
diri dan kembali ke kelompok asal. Ke sembilan Guru bisa melakukan assessment
dan evaluasi setelahnya.

Dengan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw diharapkan minat serta


motivasi peserta didik dan medapatkan hasil serta wawasan yang luas dalam
pembelajaran PKN.

D. Metode Pembelajaran PKN di SD


1. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran, menurut Sagala (2003), adalah cara yang digunakan


oleh pendidik atau peserta didik dalam mengolah informasi yang berupa fakta, data,
dan konsep pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam strategi. Dalam
proses belajar mengajar, metode yang digunakan banyak sekali ragamnya. Sebagai
pendidik, hendaknya pandai dalam menggunakan atau memilih metode yang tepat
dan sesuai dengan materi dan kondisi peserta didik.

Tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara optimal jika pemilihan


strategi dan metodenya tepat. Perlu diketahui bahwa supaya proses belajar mengajar
dapat terlaksana dengan baik, dalam pelaksanaan pembelajaran dapat dipilih satu atau
lebih metode.

2. Macam-Macam Metode Pembelajaran

17
Ada beberapa macam metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran PKn,
diantaranya:

1. Metode Ceramah

Metode ini dalam menyajikan bahan ajar melalui penjelasan dan


penuturan lisan pendidik kepada peserta didik. Metode ini lebih tepat digunakan
apabila bahan ajar banyak mengandung informasi baru dan memerlukan
penjelasan dari pendidik. Kekuatan metode ini apabila digunakan dengan metode
lain seperti tanya jawab atau diskusi yang saat ini lebih dikenal dengan ceramah
bervariasi, sehingga peserta didik bukan hanya mendengarkan akan tetapi
berbicara dalam kegiatan pembelajarannya.

2. Metode Cerita

Metode ini merupakan suatu cara untuk menanamkan suatu nilai atau
moral kepada para peserta didik dengan mengungkapkan segala karakter
kepribadian tokoh-tokoh tertentu melalui cerita hikayat, legenda atau dongeng-
dongeng sejarah lokal. Metode ini lebih tepat digunakan dalam membantu
penghayatan nilai-nilai dan moral serta sikap para siswa.

3. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab dalam menyajikan bahan ajar melalui berbagai


pertayaan dari pendidik, terutama apabila dalam proses pembelajaran, pendidik
menggunakan Teknik Klarifikasi Nilai. Oleh karena itu pendidik dituntut
menguasai teknik-teknik bertanya (Questioning Skills). Metode ini lebih tepat
digunakan dalam pembelajaran yang menekankan keterlibatan peserta didik atau
aktivitas peserta didik.

4. Metode Diskusi

Metode diskusi digunakan untuk tujuan agar dalam proses pembelajaran


terjadi komunikasi bayak arah (Multiway Trafict Communication). Komunikasi
banyak arah yang terdiri dari pendidik-peserta didik, peserta didik-pendidik dan

18
peserta didik-peserta didik sangat dituntut dalam pembelajaran yang berorientasi
pada Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Akan tetapi dalam menggunakan metode
ini salah satu hal yang tidak boleh dilupakan yaitu harus ada masalah yang
didiskusikan.

5. Metode Penugasan

Metode ini berusaha melatih peserta didik untuk melaksanakan tugas


berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan oleh pendidik. Tujuan
penggunaan metode ini adalah agar peserta didik memperoleh pengalaman
langsung, nyata, bekerja mandiri dan jujur.

6. Metode Permainan Atau Kompetisi

Metode ini sangat menarik peserta didik dalam membangkitkan motivasi


belajar, latihan mengambil keputusan dan terutama dalam menciptakan suasana
senang dalam belajar (joyful learning). Dengan suasana suasana senang maka
materi pembelajaran akan mudah diserap oleh peserta didik. Oleh karena itu
metode ini berusaha dalam menyajikan bahan ajar melalui bentuk permainan
atau kompetisi. Permainan yang dimaksud adalah permainan yang diciptakan
sendiri oleh pendidik dan dapat berupa teka-teki, papan bergambar (sejenis ular
bertangga), kotak rahasia, kartu bergambar dan lain-lain yang diciptakan
pendidik. Isi pesan yang dimuat dalam permainan ini hendaknya tetap berupa
nilai, moral dan norma sesuai dengan tuntutan Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn).

7. Metode Simulasi

Metode ini merupakan cara penyajian bahan ajar yang dilakukan secara
langsung melalui kegiatan praktek tentang pelaksanaan nilai-nilai dan moral.
Melalui metode ini peserta didik dibantu memahami dan menghayati nilai-nilai
yang hidup dalam masyarakat.

3. Metode Pembelajaran yang Tepat diterapkan di SD

19
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya
komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialog
antara guru dan siswa, guru bertanya dan siswa menjawab atau siswa bertanya dan
guru menjawab, dalam komunikasi ini terlihat hubungan timbal balik secara langsung
antara guru dengan siswa'' (R. Ibrahim, 1996 : 106).

Memberi pertanyaan kepada siswa merupakan kegiatan yang tidak dapat


dipishkan dalam kegiatan belajar mengajar. Pertanyaan yang diajukan siswa pada
dasarnya bertujuan agar siswa lebih meningkatkan belajarnya dan berfikir terhadap
pokok bahasan yang sedang dipelajari, disamping masih ada tujuan lain yang masih
tersembunyi. Memberi pertanyaan perlu adanya latihan dari guru secara rutin,
sehingga diharapkan guru dapat menguasai dan dapat melaksanakan keterampilan
bertanya pada situasi yang tepat. Pemberian pertanyaan yang efektif dan efisien akan
dapat menimbulkan perubahan tingkah laku, baik dari guru maupun dari murid.
Perubahan dari guru yang sebelumnya aktif memberikan informasi menjadi
mengundang interaksi siswa, sedangkan dari siswa yang sebelumnya hanya secara
pasif mendengarkan keterangan guru akan berubah menjadi lebih baik perpartisipasi
dalam bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapat-pendapat. Hal
ini akan menimbulkan interaksi yang tinggi antara guru dan siswa.

Dalam menggunakan metode tanya jawab guru harus mempunyai


keterampilan bertanya. Penggunaan keterampilan bertanya yang tepat akan
mempunyai beberapa manfaat. Manfaat bagi guru maupun bagi murid. Manfaat
tersebut, antara lain:

1. Akan timbul rasa ingin tahu dari siswa sehingg akan membangkitkan minat yang
tinggi terhadap pokok bahasan yang akan dibahas. Karena biasanya sebelum
memberi pokok bahasan guru menngadakan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa.

2. Dapat merangsang keaktifan siswa, dan mengarahkan siswa pada tingkat interaksi
yang mandiri.

3. Siswa dapat mengemukakan pandangan pandangan yang berhubungan dengan


masalah yang sedang dibahas.

20
4. Membantu siswa dalam belajar dan dalam mencapai tujuan pelajaran yang telah
dirumuskan.

5. Meningkatkan kemampuan berpikir siswa dari kemampuan berpikir tingkat


rendah ke tingkat tinggi.

6. Sebagai umpan bali bagi guru untuk mengetahui sejauh mana hasil prestasi
belajar siswa selama KBM berlangsung. (J.J Hasibuan, 2003:63).

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendekatan (approach) diartikan sebagai cara menangani masalah, atau prosedur


khusus untuk membuka suatu organ atau satu bagian. Juga bisa diartikan sebagai cara
menangani konflik-konflik pribadi. Atau bisa diartikan sebagai langkah awal atau
langkah pendahuluan.

Model pembelajaran adalah prosedur, pola maupun bingkai secara sistematis yang
digunaka oleh pendidik sebagai pedoman didalam pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai dan didalamnya terdapat penerapan dari strategi,
metode, pendekatan, teknik, media dan penilaian pembelajaran sehingga tercapai
pembelajaran yang efektif dan efisien.

Strategi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yaitu suatu siasat


atau kiat yang digunakan untuk memilih dan mengimplementasikan segala teori,
pendekatan, teknik, metode, model, media, materi dan sumber-sumber belajar dalam
proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) untuk mencapai tujuan
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang telah ditetapkan.

Metode pembelajaran, menurut Sagala (2003), adalah cara yang digunakan oleh
pendidik atau peserta didik dalam mengolah informasi yang berupa fakta, data, dan
konsep pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam strategi.

B. Saran

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengharapkan pembaca berkenan


menyampaikan kekurangan-kekurangan yang ada dalam makalah ini, serta memberikan
saran dan masukan yang mendukung atas kekurangan makalah ini. Kritik dan saran yang
pembaca ajukan akan dijadikan bahan perbaikan untuk penyusunan makalah yang
selanjutnya agar tidak ada kesalahan yang terulang.

22
DAFTAR PUSTAKA

Budi Eko Soetjipto. 1997. Penggunaan pengajaran Inkuiri di Sebuah Sekolah Dasar Di Victoria,
Australia, dalam Jurnal IPS dan pengajarannya. Th 31,No.1.Juni. Malang: FPIPS IKIP.

Fathony. 2019. Pengaruh Metode Tanya Jawab Terhadap Hasil Belajar Siswa. Halaman 88-98.
Volume 3 Nomor 1 Tahun 2019

Gafur, Abdul. 2011. Model Strategi dan Metode Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Lubis, Maulana Arafat. 2018. Pembelajaran Tematik di SD/MI Pengembangan Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Samudra Biru.

Prastowo, Andi. 2015. Menyusun Rencana Pelaksanaan (RPP) Tematik Terpadu Implementasi
Kurikul 2013 untuk SD/MI. Jakarta: Prenadamedia Group.

23

Anda mungkin juga menyukai