Anda di halaman 1dari 16

PENGERTIAN, PENDEKATAN, BATASAN, TUJUAN,

DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN


Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Landasan Kependidikan

Dosen Pengampu :

1. Dr. Herpratiwi, M.Pd.


2. Dr. Sugeng Widodo, M.Pd.

Disusun Oleh:
Diah Ayu Andina
NPM. 2013034039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulliah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat


dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah dan tugas dengan
judul “PENGERTIAN, PENDEKATAN, BATASAN, TUJUAN, DAN UNSUR-
UNSUR PENDIDIKAN”
Tujuan saya membuat makalah ini adalah agar saya dapat mengetahui dengan
jelas bagaiamana penerapan materi Pengertian, Pendekatan, Batasan, Tujuan, dan
Unsur-Unsur Pendidikan yang tepat dalam pembelajaran dan tujuan yang paling
utama bagi saya untuk membuat makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah belajar dan pembelajaran.
Selanjutnya, dalam penulisan Makalah ini saya selaku penulis sudah berusaha
seoptimal mungkin untuk menyusun secara sistematis sesuai dengan ketentuan dalam
penulisan yang berlaku. Dengan terwujudnya makalah ini kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada Ibu Dr. Herpratiwi, M.Pd. dan Bapak Dr. Sugeng Widodo, M.Pd.
selaku dosen pengampu yang telah memberikan banyak petunjuk dan dorongan
dalam melaksanakan tugas ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari Ibu Dr. Herpratiwi, M.Pd.
dan Bapak Dr. Sugeng Widodo, M.Pd., selaku dosen pengampu dan para pembaca
yang membaca makalah ini.

Bandar Lampung, 12 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ………………………………………………….......……... i

DAFTAR ISI ……………………………………………………….......…………. ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………............... 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………….........…… 1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………….........…… 1

1.3 Tujuan …………………………………………………………….......... 1

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………........... 2

2.1 Pengertian, Pendekatan, serta Batasan Pendidikan..................................... 2

A. Pengertian Pendidikan......................................................................... 2
B. Pendekatan Pendidikan........................................................................ 3
C. Batasan Pendidikan.............................................................................. 6

2.2 Unsur-Unsur yang Membangun suatu Sistem Pendidikan ....................... 7

2.3 Tujuan Pendidikan.....................................................................….......... 9

BAB III PENUTUP ………………………………………………….......………... 12

3.1 Kesimpulan …………………………………………….......………….. 12

3.2 Saran ………………………………………………………….......…… 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan sarana untuk mengembangkan potensi diri agar


menjadi manusia yang mempunyai nilai tri-kompetensi dasar, yaitu: intelektualitas,
humanitas, dan religiusitas. Karena itu pendidikan merupakan agen of change untuk
mengubah diri sendiri dan masyarakat sekitar. Dalam arti sederhana pendidikan
sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan
nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

Selain itu pendidikan adalah konsep yang memberikan apresiasi dan


pemahaman yang seluas-luasnya terhadap peserta didik untuk memahami keragaman
budaya sebagai realitas sosial yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Melalui pendidikan, keberadaan, sifat, dan hakikat manusia senantiasa menarik untuk
dipelajari dan digali dari berbagai berbagai macam sudut pandang disiplin ilmu.

Pada makalah ini akan dijelaskan tentang bagaimana pengertian pendidikan.


Selanjutnya tentang unsur-unsur yang ada dalam suatu pendidikan dan yang terakhir
akan membahas tentang pendidikan sebagai sistem.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diajukan beberapa permasalahan


yang diantaranya meliputi:
1. Apa Pengertian, Pendekatan, serta Batasan Pendidikan ?
2. Apa saja Unsur-Unsur yang membangun suatu Sistem Pendidikan ?
3. Apa Tujuan Pendidikan ?

1.3. Tujuan Penulisan


Sesuai dengan adanya perumusan masalah diatas, maka dapat disusunnya tujuan
penulisan sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui dan memahami mengenai Pengertian, Pendekatan, serta


Batasan Pendidikan.
2. Dapat memberikan pemahaman mengenai apa saja Unsur-Unsur yang
membangun suatu Sistem Pendidikan.
3. Dapat memberikan Pemahaman mengenai Tujuan Pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian, Pendekatan, serta Batasan Pendidikan

A. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam situasi


yang bertujuan memberdayakan diri. Arti pendidikan itu sendiri juga menimbulkan
berbagai macam pandangan, termasuk bagaimana pendidikan harus diselenggarakan
dan metode seperti apa yang harus di terapkan dalam pendidikan.

Secara bahasa pendidikan berasal dari bahasa Yunani “paedagogy” yang


mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar oleh seorang
pelayan. Pelayan yang mengantar dan menjemput dinamakan “paedagogos”. Dalam
bahasa Romawi pendidikan diistilahkan sebagai educate yang berarti mengeluarkan
sesuatu yang berada di dalam. Dalam bahasa Inggris pendidikan diistilahkan to
educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual.
Berikut ini, pandangan dari para ahli mengenai pendidikan :
1. Ki Hadjar Dewantara mengemukakan bahwa pendidikan berarti daya upaya
untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin dan karakter),
pikiran, dan tumbuh anak. Definisi lain tentang pendidikan adalah menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat mendapat keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
2. Nursid Sumatmadja, mengemukakan bahwa secara gamblang pendidikan
sebagai proses pengubah perilaku individu ke arah kedewasaan dan
kematangan.
3. M.J. Langeveld, mengemukakan pendidikan ialah pemberi bimbingan dan
bantuan rohani bagi yang masih memerlukan.
4. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal
1 ayat (1); pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
5. Paulina Pannen, mengemukakan bahwa pengertian pendidikan sebagai sistem,
yaitu sebagai satu keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian
yang mempunyai hubungan fungsional dalam usaha mencapai tujuan akhir.

B. Pendekatan Pendidikan

1.      Pendekatan Reduksionisme

Pendekatan tentang hakekat pendidikan ini dinamakan dengan reduksionisme


karena dalam pandangannya berusaha menyederhanakan konsep pendidikan (reduksi)
sehingga dapat mudah dipahami konsep pandangan yang ingin ditandaskan.
Pendekatan ini meliputi enam teori, yaitu :

a.      Pendekatan Pedagogisme

Pendekatan ini termasuk pendekatan yang sudah kuno sehingga titik tolaknya
bertumpu dari teori Nativisme dari Schopenhauer yang berpendapat bahwa
sesungguhnya peserta didik sejak awal telah mempunyai potensi yang siap

3
dikembangkan sehingga tugas pendidikan adalah mengembangkan potensi secara
optimal. Hakekat pendidikan dengan demikian merupakan kegiatan pengembangan
potensi peserta didik.

b.      Pendekatan Filosofis

Pendekatan ini bertitik tolak dari pertentangan mengenai hakekat  manusia dan


hakekat anak. Dalam pandangan pendekatan ini anak berbeda dengan orang dewasa
sehingga anak bukan orang dewasa yang berbentuk kecil.

c.       Pendekatan Religius

Pendekatan tentang hakekat pendidikan ini memandang bahwa hakekatnya manusia


adalah mahluk religi, sehingga kegiatan pendidikan adalah kegiatan yang
mengantarkan pada keadaan manusia sebagai mahluk ke Tuhanan. Pendekatan ini
sangat memperoleh pengaruh pada sekolah yang menganut pendidikan keagamaan
seperti sekolah kejuruan keagamaan. Pada pendidikan reguler pun adanya mata
pelajaran pendidikan agama menunjukkan adanya pengaruh pendekatan religius pada
pendidikan di Indonesia.

d.      Pendekatan Psikologis

Permulaan abad 20 pendekatan ini memperoleh momentumnya ketika lahir ilmu


pendidikan. Kuatnya pendekatan ini maka telah melahirkan pandangan pendidikan
yang sangat behavioristik (mengacu pada tolok ukur perilaku) sehingga pengaruhnya
sampai pada munculnya taksonomis Bloom yang sangat mengkuantifikasikan hasil
belajar sebagai suatu yang eksak melalui ukuran-ukuran yang behavioristik. Di
Indonesia kuantifikasi hasil belajar ini sangat terasa sekitar tahun 70-an.

e.       Pendekatan Negativis

Menurut Negativisme ini ada tiga teori pendidikan yang sifatnya


negatif. Pertama, teori yang menyatakan bahwa tugas pendidikan ialah menjaga

4
pertumbuhan anak. Dalam kegiatan ini sangat penting dihindarkan adanya intervensi
hal-hal yang merugikan pertumbuhan peserta didik. Hakekat pendidikan adalah
mengisolasikan hal negatif dari siswa agar perkembangannya wajar. Mungkin sistem
sekolah dengan menggunakan asrama merupakan contoh pendekatan dari aliran ini
tentang hakekat pendidikan.

Kedua,  hakekat pendidikan adalah pembudayaan individu. Pandangan kedua


tampak ada kontradiksi sebab tidak mungkin dengan langkah pertama (menjaga hal
negatif) akan dapat dilakukan langkah pembudayaan mengingat pembudayaan
membutuhkan interkasi sosial yang didalamnya akan penuh dengan pengaruh negatif.
Jadi langkah kedua (pembudayaan) tersimpan pertentangan dengan langkah pertama
(isolasi). Karena demikian, maka pendekatan ini dinamakan dengan negatifisme.

Ketiga, hakekat pendidikan adalah melatih peserta didik menjadi warga


negara yang berguna. Konsep ini dipandang tidak realistic sebab tidak mungkin
tumbuh menjadi warga negara yang berguna apabila tidak diperkenalkan hal-hal yang
sebaliknya sebab kuatnya pribadi apabila mengenal yang negatif pula , seharusnya
proses pendidikan yang baik adalah yang memberikan kesempatan seluas-luasnya
untuk belajar mandiri dan mengambil keputusan sendiri secara moral.

f.       Pendekatan Sosiologis

Pendekatan ini mengintrodusir bahwa hakekat pendidikan adalah diarahkan


pada kepentingan hidup bersama dalam masyarakat. Dengan demikian identifikasi
kebutuhan masyarakat menjadi sangat esensial dalam perumusan materi pelajaran di
sekolah sebab sekolah diorientasikan pada kepentingan masyarakat (orientation
society).

2.      Pendekatan Holistik

5
Berbeda dengan pendekatan reduksionisme yang menggunakan orientasi
utilitas serta partial, maka dalam pendekatan holistik ini akan diorientasikan secara
komprehensif akan hakekat pendidikan.

C. Batasan Pendidikan

Dilihat dari segi fugsinya, pendidikan dapat dibedakan sebagai berikut.

a. Pendidikan sebagai Proses Trasnportasi Budaya

Pendidikan yang diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke
generasi yang lain merupakan proses transformasi budaya. Dalam proses ini terdapat
tiga bentuk transformasi, yaitu :

1. Nilai-nilai yang masih cocok diteruskan seperti nilai rasa tanggung jawab;
2. Nilai-nilai yang kurang cocok diperbaiki, seperti nilai dalam adat istiadat;
3. Nilai-nilai yang tidak cocok untuk diganti, seperti nilai yang dahulu ditabukan,
diganti dengan transparansi contohnya masalah pendidikan seks.

b. Pendidikan sebagai Pembentukan Pribadi

Dalam kaitannya dengan proses pembentukan pribadi, pendidikan dapat diartikan


sebagai suatu kegiatan yang sistematik dan sistemik. Untuk itu, ada dua sasaran
dalam proses pembentukkan pribadi.

1. Pembentukkan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang telah
dewasa;
2. Pembentukkan pribadi bagi mereka yang telah dewasa atas usaha mereka sendiri.

c. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warga Negara

6
Pendidikan bermakna sebagai proses penyiapan warga negara diartikan sebagai
kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara
yang baik. Warga negara yang baik adalah penafsiran suatu bangsa berdasarkan
falsafah hidup bangsa yang bersangkutan.

d. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja

Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja dapat diberi makna sebagai kegiatan
membimbing peserta didik sehingga peserta didik memiliki bekal dasar untuk
bekerja.

Perlunya hak atas pekerjaan telah ditegaskan pada Pasal 27 ayat (2) UUD
1945 yang berbunyi bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaannya dan
penghidupannya yang layak bagi kemanusiaan.

2.2. Unsur-Unsur yang Membangun suatu Sistem Pendidikan

Unsur-unsur dalam pendidikan meliputi beberapa hal yang saling terkait.


Unsur-unsur tersebut antara lain tujuan pendidikan, kurikulum, peserta didik,
pendidik, interaksi edukatif, isi pendidikan, dan lingkungan pendidikan. Berikut ini
akan diuraikan tentang unsur-unsur yang ada dalam pendidikan tersebut. Proses
pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik).
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik yaitu subjek atau pribadi yang
otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Ciri khas peserta didik yang perlu
dipahami oleh pendidik ialah:
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga
merupakan insan yang unik.
b. Individu yang sedang berkembang.

7
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan
manusiawi.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
2. Orang yang membimbing (pendidik).
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
khususannya, serta berpartisipasi dalam menyelanggarakan pendidikan.
Dalam menyampaikan materi tentang ilmu pengetahuan yang diampu oleh
setiap pendidik.

3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)


Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antarpeserta
didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian
tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi
intensif dengan memanipulasikan isi, metode serta alat-alat pendidikan.

4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).


Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai oleh
peserta didik setelah diselenggarakan kegiatan pendidikan. Seluruh kegiatan
pendidikan, yakni bimbingan pengajaran atau latihan, Tujuan pendidikan
memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah
untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu
memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu
yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi atau isi pendidikan).
Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum
yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Isi pendidikan
merupakan materi dan kompetesi untuk mencapai kompetensi lulusan
minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Isi pendidikan juga
merupakan materi-materi dalam proses pembelajaran yang bertujuan agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

8
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara.
6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode atau kurikulum).
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman cara
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
memberikan makna bahwa di dalam kurikulum terdapat panduan interaksi
antara pendidik dan peserta didik. Alat dan metode merupakan suatu cara
yang digunakan dalam mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan
dibedakan atas dua :
a. Yang bersifat preventif, yaitu yang bermaksud mencegah terjadinya hal-
hal yang tidak dikehendaki misalnya larangan, pembatasan, peringatan
bahkan juga hukum.
b. Yang bersifat kreatif, yaitu yang bermaksud memperbaiki, misalnya
ajakan contoh, nasehat, dorongan, pemberian kepercayaan, saran,
penjelasan, bahkan juga hukuman.
7. Kesesuaian dengan situasi dan kondisi saat digunakannya alat tersebut Tempat
di mana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan).
Lingkungan pendidikan sering dijabarkan dengan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.

2.3. Tujuan Pendidikan

Ada empat macam tujuan pendidikan yang tingkatan dan  luasnya


berlainan. Yaitu tujuan umum atau pendidikan nasional, tujuan institusional,
tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional.

a.       Tujuan Umum atau Pendidikan Nasional

9
Tujuan pendidikan ini merupakan tingkatan yang tertinggi. Pada tujuan ini
digambarkan harapan masyarakat atau negara tentang ciri-ciri seorang manusia yang
dihasilkan proses pendidikan atau manusia yang terdidik. Adapun yang dimaksud
dengan tujuan pendidikan nasional adalah tujuan umum yang hendak dicapai oleh
seluruh bangsa Indonesia dan merupakan rumusan kualifikasi terbentuknya setiap
warga negara yang dicita-citakan bersama.
Perumusan tujuan pendidikan nasional tersebut dapat memberikan arah
yang jelas bagi setiap usaha pendidikan di Indonesia. Untuk dapat mencapai tujuan
pendidikan nasional tersebut, dibutuhkan adanya lembaga-lembaga pendidikan yang
masing-masing mempunyai tujuan tersendiri, yang selaras dengan tujuan nasional.
Oleh karena itu, setiap usaha pendidikan di Indonesia tidak boleh bertentangan
dengan tujuan pendidikan nasional, bahkan harus menopang atau menunjang
tercapainya tujuan tersebut.

b.      Tujuan Intitusional
Tujuan Institusional adalah tujuan pendidikan yang akan di capai oleh
suatu lembaga pendidikan tertentu. Tujuan Institusianal itu sendiri harus bersumber
dari tujuan umum pendidikan dan merupakan penjabaran tujuan umum yang telah
digariskan oleh negara.
Tujuan institusional adalah perumusan secara umum pola perilaku dan
pola kemampuannya yang harus dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan yang
berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan tugas yang harus dipikul oleh setiap lembaga
dalam rangka menghasilkan lulusan dengan kemampuan dan keterampilan tertentu.

c.       Tujuan Kurikuler
Tujuan Kurikuler yaitu untuk mencapai pola perilaku dan pola
kemampuan serta keterampilan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu lembaga, yang
sebenarnya merupakan tujuan intitusional dari oleh bagan pendidikan tersebut. Atau
dapat juga diartikan sebagai tujuan yang ingin dicapai dari suatu bidang studi pada
suatu sekolah/lembaga pendidikan, yang masih bersifat umum.

10
Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang dirumuskan secara formal pada
kegiatan kurikuler yang ada pada lembaga-lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler
sifatnya lebih khusus jika dibandingkan dengan tujuan institusional, tetapi tidak boleh
menyimpang dari tujuan institusional. Seperti misalnya, tujuan kurikulum di sekolah-
sekolah ada mata pelajaran kewarganegaraan yang berbeda dibandingkan dengan
SMP.

d.      Tujuan instruksional
Adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa
dan anak didik sesudah melewati kegiatan instruksional yang bersangkuatan dengan
berhasil. Tujuan Instruksional merupakan tujuan yang hendak dicapai setelah selesai
proses belajar mengajar/program pengajaran. Tujuan tersebut merupakan penjabaran
dari tujuan kurikuler, yang merupakan perubahan sikap atau tingkah laku secara jelas.
Tujuan Instruksional dapat dibagi menjadi dua, yaitu Tujuan Instruksional Umum
(TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
Tujuan pendidikan harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan
Nasional untuk mengakomodasikan berbagai tuntutan peran yang multi dimensional.
Secara umum, pendidikan harus mampu menghasilkan manusia sebagai individu dan
anggota masyarakat yang sehat dan cerdas dengan: Kepribadian kuat, religius dan
menjunjung tinggi budaya luhur, Kesadaran demokrasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Kesadaran moral hukum yang tinggi dan ,
Kehidupan yang makmur dan sejahtera.

11
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam situasi


yang bertujuan memberdayakan diri. Dalam arti luas pendidikan adalah hidup.
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala
lingkungan dan sepanjang hidup. Dalam arti sempit pendidikan adalah sekolah.
Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal. Dalam arti alternatif atau luas terbatas pendidikan adalah usaha
sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar
sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan
peran dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.

3.2. Saran

Dengan belajar tentang pengertian dan unsur-unsur pendidikan maka kita bisa
tahu bagaimana bagaimana hakikat pendidikan yang sesungguhnya dan pentingnya
pendidikan dalam proses pembentukan karakter suatu bangsa. Oleh karena itu sebagai
generasi muda seharusnya kita dapat berusaha lebih giat lagi untuk memajukan
pendidikan di negara ini dengan terus berkarya. Tingkatkan rasa kepedulian terhadap
pendidikan terutama dalam diri masing-masing. Jangan hanya karena tingginya biaya
pendidikan bisa menghambat kita untuk memperoleh suatu pendidikan, karena pada
hakikatnya kita bisa mendapatkan pendidikan dimana saja, kapan saja, dan dengan
siapa saja tanpa dibatas oleh ruang dan waktu.
DAFTAR PUSTAKA

B. Uno, Hamzah. Nina Lamatenggo. 2016. Landasan Pendidikan. Jakarta : Bumi


Aksara.

Hisbullah. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.

Kadir, Abdul, dkk. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Pidarta, Made:Landasan Kependidikan; Rineka Cipta, Jakarta, 1997.

Mudyahardjo, Redja. 2012. Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal tentang


Dasar-Dasar Pedidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia.
Jakarta: Rajawali Press.

Soyomukti, Nurani. 2015. Teori-Teori Pendidikan: Dari Tradisional, (Neo) Liberal,


Marxis-Sosialis, Hingga Postmodern. Yogyakarta: Ar-Russ Media.

Anda mungkin juga menyukai