Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KETERAMPILAN DASAR ILMU-ILMU SOSIAL

MATA KULIAH

KONSEP DASAR IPS SD MI

Dosen Pengampu :

Parni, M.Pd.I

OLEH:

RACHMAWATI NIM.102.2022.006

TANIA NIM.102.2022.035

AYU WIDAWATI NIM.102.2022.037

Semester : III

Kelompok : 9

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN

SAMBAS

2023 M 1445 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul " keterempilan dasar ilmu-ilmu sosial” Makalah ini merupakan bagian dari
tugas mata kuliah pembelajaran konsep dasar IPS MI yang kami ikuti di bawah
bimbingan Dosen Bapak Parni, M.Pd.I. Dalam makalah ini, kami berusaha untuk
menggali pemahaman mendalam tentang struktur social dan pranata sosial dalam
konteks pendidika. Kami telah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk
mengumpulkan informasi dan pemikiran terbaru dalam bidang ini, sehingga
makalah ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang bermanfaat.Kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada Dosen Bapak Parni, M.Pd.I. yang telah
memberikan bimbingan, dorongan, dan arahan selama proses penyusunan
makalah ini. Tanpa bimbingan beliau, makalah ini tidak akan selesai dengan baik.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman


seangkatan yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam perjalanan
akademik kami. Semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang struktur social dan pranata sosial dalam konteks pendidikan.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, dan kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan di masa
depan. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca yang budiman.

Sambas, 29 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Keterampilan bertanya..........................................................................3
B. Kerampilan Memperoleh, Menganalisis, Menyajikan, Dan
Memanfaatkan Informasi......................................................................9
C. Keterampilan Menyusun Dan Menguji Generalisasi............................13
BAB III PENUTUP.........................................................................................16
A. Kesimpulan...........................................................................................16
B. Saran ....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Abad Informasi seperti sekaran ini menghendaki manusia, lembaga bahkan
Negara dapat memiliki informasi sebagai alat untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memperoleh informasi tersebut
diperlukan upaya tertentu sesuai dengan tingkat dan derajad manfaat dari
informasi yang ingin diperoleh. Salah satu upaya untuk memperoleh informasi itu
adalah dengan mencarinya pada sumber-sumber informasi, baik melalui media
elektronika seperti televise, radio, internet, maupun media cetak seperti buku,
bulletin, majalah, surat kabar, dll. Disamping itu diperlukan upaya menggali
informasi itu dari individu atau masyarakat sekitar. Untuk memperoleh informasi
yang lengkap dan akurat dari individu dan masyarakat diperlukan suatu
keterampilan tertentu yang berhubungan dengan cara memilih, menyusun,
menggunakan pertaanyaan, memperoleh, menganalisis menyajikan dan
memanfaatkan informasi.
Bagi seorang guru, termasuk guru IPS, selain harus menguasai materi bahan
yang akan diajarkan baik berupa konsep, prinsip teori maupun fakta, juga harus
mampu mentransfer mengajarkannya kepada siswa-siswanya. Agar tujuan
instruksional pembelajaran dapat dicapai dengan baik optimal, diperlukan
kemampuan keterampilan guru untuk menciptakan suasana belajar yang dapat
merangsang mendorong keterlibatan siswa, oleh karena itu guru harus mampu dan
terampil memilih metode pembelajaran, memanfaatkan sumber belajar,
menggunakan media alat bantu pembelajaran
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud keterampilan bertanya itu?
2. Bagaimana memperoleh, menganalisis, menyajikan, dan memanfaat-kan
Informasi?
3. Apakah yang dimaksud keterampilan menyusun dan menguji generalisasi?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keterampilan bertanya
Dalam berbagai kegiatan kehidupan sehari-hari orang biasa bertanya.
Kegiatan Tanya jawab ini terjadi di rumah, di pasar, perjalanan, di kantor, di
sekolah, dan dimanapun selalu terjadi kegiatan tanya jawab. Begitu pun halnya
seorang guru sudah sepatutnya memiliki keterampilan bertanya yang optimal
karena diantara beberapa provesi sebagaimana dikemukakan di atas, gurulah yang
paling sering menggunakan pertanyaan dalam tugas mengajarnya setiap hari.
Meskipun tujuan berbagai pendidikan yang ada memiliki perbedaan mendasar,
guru pada umumnya selalu bertanya kepada muridnya. Bentuk pertanyaan bisa
dilakukan kepada siswa secara individu maupun secara kelompok atau ke seluruh
kelas. Dari beberapa hasil penelitian terbukti bahwa penggunaan pertanyaan
memiliki pengaruh yang sangat berarti, tidak hanya terhadap hasil belajar siswa
tetapi juga terhadap situasi sosial di lingkungan kelas maupun antara murid
dengan murid.1
Guru yang menggunakan strategi bertanya yang baik terhadap siswa secara
individual ternyata membantu siswa memiliki harga diri, menciptakan rasa aman
dan memahami identitasnya. Melalui penggunaan pertanyaan oleh guru dalam
kegiatan belajar-mengajar, juga meningkatka cara berfikir siswa, mempengaruhi
secara positif, dalam pencapaian hasil belajar siswa, menjamin rasa percaya dan
kemampuan dirinya dalam belajar.
Dengan memperhatikan kutipan di atas ternyata bahwa guru tidak hanya
berlatih bagaimana bertanya yang baik dan benar, tetapi juga hurus memahami
bagaimana pengarahan setiap bentuk dan jenis pertanyaan terhadap proses belajar
siswa di dalam kelas. Tujuan pengajuan pertanyaan kepada siswa dalam proses
pembelajaran adalah untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan kemampuan

1
Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, Keterampilan Dasar Ilmu-Ilmu Sosial
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) hlm 34

3
berfikir dan melatih kebenaran siswa untuk mengemukakan pendapatnya dalam
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Dalam proses pembelajaran,
pertanyaan baik berupa kalimat Tanya maupun suruhan menuntut siswa untuk
mengemukakan pendapatnya maupun untuk mengingat kembali apa yang telah
dipelajarinya.
1. Contoh kalimat Tanya” Siapakah proklamator Republik Indonesia?”
Pertanyaan ini adalah kalimat Tanya yang menuntut siswa untuk mwngingat
kembali apa yang dipelajarinya.
2. Contoh kalimat suruhan” Jelaskan pendapatmu tentang hutan di Kalimantan
dan di Sumatera pada tahun 2000, jika kebakaran hutan terus terjadi dan
tidak bias dipadamkan dengan sempurna?”
Cara mengajukan pertanyaan yang baik dan efektif dalam proses
pembelajaran, agar memperoleh hasil positif bagi kegiatan belajar siswa, bukanlah
sesuatu hal yang mudah bagi guru IPS. Oleh karena itu seorang guru dalam
pembelajaran IPS harus berusaha agar memahami dan menguasai keterampilan
bertanya sebagai salah satu keterampilan dasar mengajar.2
Berbicara tentang keterampilan bertanya terdiri dari keterampilan bertanya
dasar dan keterampilan bertanya lanjut. (Bolla dan Pah, 1984). Keterampilan
bertanya dasar memiliki beberapa komponen yang perlu diterapkan dalam
menyajikan pertanyaan, sementara keterampilan bertanya lanjut merupakan
lanjutan dari keterampilan bertanya dasar, yang lebih mengutamakan upaya
mengembangkan kemampian berfikir siswa agar terbiasa melakukan inisiatif
sendiri.
Terdapat beberapa pertanyaan yang baik, bila guru akan mengajukan
pertanyaan kepada siswa saat proses pembelajaran berlangsung, yaitu:
1) Pertanyaan diungkapkan dengan kata-kata atau bahasa yang mudah
dimengerti oleh siswa.
2) Pertanyaan diungkapkan secara singkat dan jelas.
3) Pertanyaan tidak terlalu luas cakupannya, bersifat spesifik atau khusus.

2
N. Daldjoeni, Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (Buku Pengantar Bagi Mahasiswa
dan Guru) (Bandung: Alumni, 1981) hlm 12

4
4) Pertanyaan yang diajukan tidak mengandung makna yang ganda.
Selain bentuk pertanyaan yang harus memenuhi syarat, cara mengajukan
pertanyaan pun harus memiliki ketentuan sebagai berikut:
1) Pertanyaan hendaklah diajukan ke seluruh kelas, kemudian menunjuk
seseorang siswa untuk nenjawabnya. Hal ini untuk memberi waktu kepada
semua anak untuk befikir tentang jawaban pertanyaan yang diajukan oleh
guru.
2) Tidak memancing jawaban serentak.
3) Adakan penyebaran dan pemindahan giliran bagi siswa untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru.
4) Hindari pengulangan pertanyaan yang berkali-kali untuk melatih anak agar
lebih memusatkan perhatiannya pada guru pada saat guru mengajukan
pertanyaan.
Beberapa alasan mengapa sseorang guru sangat penting memiliki keterampilan
bertanya, antara lain:3
1) Kebiasaan guru terlalu sering menggunakan metode ceramah, kebiasaan
siswa dalam bertanya dapat melatih siswa untuk mengemukakan gagasan dan
memperbaiki salah persepsi tentang bertanya.
2) Kebiasaan guru menggunakan metode ceramah tidak menguntungkan bagi
tercapainya tujuan pembelajaran karena cenderung menempatkan guru
sebagai sumber informasi, sedangkan siswa hanya sebagai penerima
informasi yang pasif.
3) Latar belakang kehidupan anak di lingkungan keluarga dan masyarakat
kurang melatih anak untuk mengeluarkan pendapat atau mengajukan
pertanyaan.
4) Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) menuntut siswa lebih banyak terlibat secara
mental dalam proses pembelajaran, seperti bertanya dan berusah
mengemukakan jawaban-jawaban dari suatu masalah yang dihadapi siswa.

3
Cheppy, Hakikat Dasar Studi Sosial (Bandung: Sinar Baru) hlm 71

5
5) Adanya anggapan yang keliru tentang tujuan penggunaan pertanyaan yang
hanya dianggap suatu instrument untuk menilai hasil belajar siswa.
Pembelajaran pada diri guru diantaranya ialah, dari banyak memberi
informasi menjadi lebih banyak mengundang interaksi. Begitupun dari pihak
siswa, dari lebih banyak mendengarkan informasi dari guru menjadi lebih banyak
berpartisipasi dalam bentuk menjawab pertanyaan dan mengajukan pendapat.
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai agar seorang guru dapat
mengajukan pernyataan dengan menggunakan keterampilannya bertanya dasar
yang tepat, sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan yang ingin
dicapai dengan mengajukan pertanyaan antara lain ialah:
1) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok
bahasan.
2) Memusatkan perhatian siswa terhadap mutu pokok bahasan atau konsep.
3) Mendiagnosa kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
4) Mengembangkan Cara Belajar Siswa Aktif CBSA).
5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
6) Memperbaiki salah pengertian dan salah pemahan konsep oleh siswa.
7) Mendorong siswa mengemukakan pendapatnya dalam diskusi.
8) Menguji dan mengukur hasil belajar siswa. (Bolla dan Pah; 1984).
Agar tujuan pengguna keterampilan bertanya dapat tercapai dengan baik,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 4
1) Guru harus dapat memperhatikan ketepatan dalam pemakaian bahasa,
sehingga anak dapat memahami suatu konsep secara logis jika pertanyaan
ringkas dan jelas, serta frekuensi pertanyaan tidak terlalu tinggi untuk jarak
waktu yang tidak lama.
2) Pertanyaan yang dikemukakan guru perlu diarahkan pada pelajaran atau
informasi yang dikaitkan selaras dengan materi pelajaran sehingga dapat
membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

4
Tim Penulis Widina, Konsep Dasar IPS (Jakarta: Widina Media Utama) hlm 55

6
3) Pertanyaan harus disusun dengan kata-kata yang sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa yang ada dalam suatu kelas agar maksud pertanyaan
dapat tercerna oleh fikiran mereka.
4) Pilihan dan penggunaan kata-kata sebaiknya seefesien mungkin.
5) Dalam menyusun pertanyaan dapat diberikan kata-kata kunci untuk
mengarahkan jawaban siswa.
Pertanyaan yang diajukan oleh guru sebaiknya dipusatkan kepada dua
permasalahan yaitu:5
1) Memfokuskan kepada ruang lingkup pertanyaan yang bersifat luas atau
terbuka dan pertanyaan yang menyempit. Contoh pertanyaan yang terbuka
atau luas” Apa akibat kepadatan penduduk bagi Negara Indonesia?”
“Bagaimana cuaca berpengaruh bagi kehidupan manusia?” akan lain dengan
pertanyan “Apa akibat kepadatan penduduk terhadap kesempatan kerja di
Indonesia?” atau “Bagaimana pengaruh cuaca terhadap kehidupaan petani di
Indonesia?” pertanyaan terakhir lebih terfokus kepada suatu permasalahan
yang khusus. Sehingga memungkinkan siswa untuk bisa menjawabnya
secara lebih terarah kepada jawaban yang dikehendaki.
2) Memfokuskan terhadap jumlah tugas yang harus dilakukan siswa sebagai
akibat pertanyaan guru. Pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang
meminta dilakukannya suatu tugas sehingga lebih jelas apa yang harus
dilakukan siswa secara khusus. Contoh pertanyaan ialah :”Apa pengaruh
kepadatan penduduk terhadap kesempatan kerja, pendidikan dan
kesejahteraan rakyat Indonesia?” dengan pertanyaan tersebut bermanfaat
bagi siswa berfikir untuk memikirkan beberapa fokus permasalahan sebagai
jawaban pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Jika siswa gagal menjawab atau jawabannya kurang sempurna atas
pertanyaan yang diajukan guru, maka guru perlu melakukan antara lain hal-hal
sebagai berikut:

5
M. Ishomuddin, Keterampilan Dasar IPS (Yogyakarta: Yudhistira, 2014) hlm 31

7
a. Menyusun kembali redaksi pertanyaan dengan makna yang sama.
Kegagalan siswa dalam menjawab pertanyaan umumnya karena kegagalan
dalam memahami kata-kata atau konsep dalam pertanyaan. Guru dapat
menghindari kata-kata dalam pertanyaan yang sulit dimengerti siswa.
b. Mengajuka pertanyaan yang sederhana dan relevan dengan pertanyaan
sebelumnya, misalnya dengan menunjuk dan menggunakan pengalaman
siswa atau pengetahuan yang ada untuk membantu siswa menafsirkan
pertanyaan.
c. Mereview informasi yang diberikan sebelumnya ada kalanya dapat
membantu siswa dalam menjawab pertanyaan. Kegagalan dalam menjawab
pertanyaan sebagai tanda bahwa reaksi pembelajaran memiliki tingkat
kesulitan yang tinggi.

Ada beberapa kebiasaan yang perlu dihindari dalam mengajukan pertanyaan


antara lain:6
a. Mengulangi pertanyaan sendiri.
b. Mengulangi jawaban siswa.
c. Menjawab pertanyaan sendiri.
d. Pertanyaan yang memancing jawaban serentak.
e. Pertanyaan ganda.
f. Menunjuk salah seorang siswa sebelum pertanyaan diajukan.
Komponen-komponen bertanya lanjut adalah sebagai berikut:
a. Pengubahan tingkat konitif dalam menjawab pertanyaan.
b. Pengaturan urutan pertanyaan.
c. Penggunaan pertanyaan melacak.
d. Peningkatan terjadinya interaksi

6
A.F. Anshori, Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar (Jakarta: Erlangga, 2017) hlm 90

8
Disamping keeterampilan bertanya yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran IPS, ada pula keterampilan bertanya yang digunakan untuk
mengumpulkan data, antara lain:
1).Wawancara (Interview)
Adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung
oleh pewawancara kepada responden. Jawaban-jawaban dari responden dicatat
dan direkam dengan alat perekam (recorder).
.Penyebaran Angket
Angket merupakan alat atau teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau
mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.

B. Kerampilan Memperoleh, Menganalisis, Menyajikan, Dan Memanfaatkan


Informasi.

1. Keterampilan Memperoleh Informasi


Banyak cara yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi,
diantaranya dengan membaca buku teks atau buku sumber, melalui media massa
seperti radio, televisi, internet, surat kabar, dan majalah dan melalui lingkungan
sekitar manusia. Memperoleh informasi dengan melalui membaca buku teks atau
buku sumber diperlukan keterampilan membaca yang cukup tinggi. Tidak jarang
seseorang membaca suatu buku teks atau suatu sumber merasa cukup sulit
menangkap apa makna atau inti permasalahan yang sedang dibaca, sehingga sulit
pula menarik suatu kesimpulan tentang apa yang telah dibacanya.7
Untuk dapat membaca yang baik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.:
a. Pahamilah terlebih dahulu tema atau judul yang akan dibaca,
b. Bacalah dengan teliti dan pahami makna alineaatau paragraph yang telah
dibaca,
c. Catat kata-kata kunci dalam bacaan yang sedang dibaca,

7
Muhammad Zoher Hilmi, Implementasi Pendidikan IPS dalam Pembelajaran IPS di
Sekolah Dasar (Malang: Mandala Education, 2017). Hlm 77

9
d. Catat kata-kata sulit yang tidak dimengerti maknanya dan cari dalam kamus
atau ensiklopedia,
e. Tarik kesimpulan sementara tiap bab atau bagian yang telah dibaca.

Sumber lain untuk memperoleh informasi adalah media massa, baik media
cetak seperti surat kabar dan majalah, maupun media elektronik seperti radio,
televisi dan internet. Melalui media massa kita dapat memperoleh informasi actual
dan terkini, sehingga informasinya dapat dengan mudah dan cepat menyebar
keseluruh masyarakat, baik di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Informasi
seperti ini sangat diperlukan oleh setiap orang tentang sesuatu yang terjadi di
lokasi lain di luar jangkauannya.
Ada beberapa keuntungan perolehan informasi melalui media massa, yaitu:
a. Informasi dapat dengan cepat sampai si penerima informasi,
b. Informasi yang diterima lebih actual dan terkini,
c. Informasi yang diperoleh akan lebih dipercaya karena dilengkapi dengan
tayangan dan gambar-gambar atau foto-foto,
d. Lebih menarik dan mudah dicerna oleh penerima informasi.,
Adapun kelemahannya adalah:8
a. Tidak semua orang memiliki alat atau sarana media komunikasi yang
dibutuhkan,
b. Memerlukan waktu khusus untuk menyimak informasi, terutama media
elektronika, orang yang selalu sibuk tidak sempat menonton televise,
mendengarkan radio, dan membaca majalah serta surat kabar.
c. Belum seluruh pelosok tanah air telah dimasuki aliran listrik, jadi cukup
menyulitkan menggunakan media elektronik,
d. Tidak semua masyarakat mampu membeli televise, berlangganan surat kabar
dan majalah.

8
Nurdin Mansur, "Penerapan Keterampilan Mengajar dalam Upaya Pencapaian Hasil
Belajar siswa," Lantanida Jurnal, Vol. 1, No. 1 (2016): hlm 34-35.

10
Media massa apapun yang kita manfaatkan untuk memperoleh informasi
diperlukan kecermatan dan ketelitian menerima informasi tersebut. Terkadang
informasi yang diterima melalui media massa tidak sesuai dengan keadaan
sebenarnya, karena sering terjadi intervensi dari peliput berita, yang memiliki
kepentingan tertentu, walaupun demikian media massa merupakan sarana yang
patut kita manfaatkan sebagai sumber untuk memperoleh informasi. Dalam
kaitannya dengan pembelajaran IPS, materi yang disampaikan kepada siswa tidak
semata-mata bersumber dari buku teks, melaikan tidak jarang berasal dari
lingkungan masyarakat sekitar siswa. Oleh karena itu, sumber belajar IPS tidak
hanya berasal dari hasil interaksi guru dan siswa di dalam kelas, tetapi berasal dari
luar kelas.
2. Keterampilan Menganalisis Informasi
Dalam kegiatan penelitian social seorang peneliti sebelum menarik kesimpulan
atas data atau informasi yang diperoleh langkah yang tidak kalah pentingnya
adalah menganalisa atau menafsirkan data-data yang telah terkumpul. Adapun
tujuan yang dicapai dengan menganalisis data atau informasi dalam suatu
penelitian adalah:9
a. Untuk mengidentifikasikan motif, alasan atau sebab dari suatu kejadian,
b. Mempertimbangkan atau menganalisis informasi-informasi agar diperoleh
kesimpulan dan generalisasi berdasarkan informasi tersebut,
3) Menganalisis suatu kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan kejadia-
kejadian yang dapat mendukung atau menolak kesimpulan atau alasan itu.
Untuk menganalisis data atau informasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
oleh seorang peneliti social yaitu:
a. Penganalisis data atau informasi hendaklah memiliki ilmu yang memadai
sebagai peneliti , terutama dalam kaitannya dengan analisis data hasil
penelitian,
b. Alat (instrument) untuk menganalisa data harus sesuai dengan tujuan dan
teori penelitian, dalam hal ini metode penelitian,
9
Pusat Pengembangan Kurikulum Instruksional dan Sumber Belajar, Lembaga
Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Keterampilan Dasar Mengajar (Jakarta: 2013).
Hlm 21

11
c. Analisa data dilakukan berdasarkan informasi yang dikumpulkan secara
objektif dan factual,
d. Sebelum analisa data dilakukan perlu adanya pemilahan data-informasi
berdasarkan permasalahan penelitian yang sedang dilakukan.
3. Keterampilan Menyajikan Informasi
Dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar guru hendaknya dapat menjadi
guru menjadi penyaji yang baik dan menarik agar siswa memiliki minat dan
perhatian yang tinggi serta antusias dalam proses pembelajaran. Salah satu cara
yang digunakan guru dalam menyajikan materi pembelajaran adalah dengan
menggunakan media dan alat peraga pembelajaran. Apabila materi pembelajaran
berupa angka-angka maka guru akan lebih baik menggunakan bagan grafik dan
gambar-gambar. Dengan cara seperti ini akan membantu siswa untuk
mempermudah memahami materi pembelajaran.10
Seorang guru atau peneliti apabila akan menyajikan informasi secara efektif
hendaknya memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:
a. Penyaji informasi hendaknya berpribadi menarik dan pandai berbicara di
depan murid dan khalayak,
b. Informasi yang akan disajikan hendaknya dikemas secara apik dan menarik
sehingga informasi yang disampaikan dipercaya oleh penerima informasi,
c. Materi informasi yang akan disampaikan memiliki keterkaitan dengan
kepentingan penerima informasi,
d. Informasi yang disampaikan dapat dijadikan dasar penyusunan rencana
pembangunan di masa yang akan datang.

4. Keterampilan Memanfaatkan Informasi


Dalam suatu kegiatan penelitian social terdapat beberapa langkah kegiatan
yang ditempuh mulai dari mengumpulkan data atau memperoleh informasi,
mengolah data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Setiap informasi
yang dimiliki oleh seseorang baru dianggap bermanfaat bila ia dapat
memanfaatkan dan menggunakan informasi-informasi dalam pekerjaannya sehari-

10
Ibid, hlm 22

12
hari. Dalam memanfaatkan informasi untuk merencanakan pembangunan dimasa
yang akan dating ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang data atau
informasi yang diperoleh antara lain adalah:
a. Informasi hendaknya benar-benar diperoleh dari sumber yang dipercaya,
b. Pengolahan dan analisa data menggunakan teori-teori yang akurat supaya
dapat menarik kesimpulan yang lebih objektif,
c. Informasi yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian sehingga hasil
penelitiannya lebih akurat dan dapat dipercaya.

C. Keterampilan Menyusun Dan Menguji Generalisasi.

1. Keterampilan Menyusun Generalisasi


Generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk yang lengkap
yang merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip atau
ketentuan bagi IPS. Fakih Salawi (1998) mengemukakan pula beberapa ketentuan
tentang generalisasi yaitu:
1) Generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan makna,
2) Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep,
3) Generalisasi mengemukakan sejumlah besar informasi,
4) Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian,
5) Generalisasi yang kita jumpai hari ini mungkin pada masa yang akan datang
harus diperbaiki, sehingga diperlukan bukti-bukti baru pula.
Untuk menyusun suatu generalisasi diperlukan logika berfikir yang bersifat
universal dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Oleh karena itu guru IPS
maupun anak didiknya harus memiliki kemampuan untuk berfikir logis. Hal itu
menuntut keterampilan, baik keterampilan fisik biologis maupun keterampilan
mental psikologis.
Bagi seorang guru untuk menyusun suatu generalisasi perlu memperhatikan
hal-hal berikut ini:11
11
Yani Achdiani dan Dwi Ayu Rusliyani, "Pengetahuan Keterampilan Dasar Mengajar
Dalam Menyiapkan Guru Sekolah," Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, Vol. 2, No. 1
(2017): hlm 8-10.

13
a. Diperlukan sikap kehati-hatian yang tinggi dalam menyusun dan menetapkan
sebuah generalisasi.
b. Generalisasi yang disusun hendaklah didukung oleh data-data yang akurat
dan representatif(mewakili seluruh populasi yang digeneralisasikan).
c. Penyusun atau pembuat generalisasi adalah orang-orang yang bersifat objektif
dan meninggalkan sifat-sifat yang subjektif.
d. Jangan terlalu tergesa-gesa dalam membuat generalisasi agar tidak keliru
dalam mengambil suatu keputusan dan merugikan pihak lain.
e. Bila mungkin, pengumpulan data, penganalisan data perlu ditinjau kembali
agar tidak terjadi kekeliruan dalam mengambil suatu kesimpulan.
2. Keterampilan Menguji Generalisasi
Setiap generalisasi yang telah disusun dan dikembangkan masih perlu diuji
kebenaran dan keabsahannya. Sebelum kita menguji suatu generalisasi maka perlu
dipahami dulu beberapa karakteristik berikut ini:12
a. Generalisasi harus merupakan kalimat yang lengkap.
b. Generalisasi merupakan kalimat pernyataan yang deklaratif yang berlaku
sebagai suatu prinsip atau ketentuan pada konteks IPS.
c. Generalisasi merupakan hubungan dari beberapa konsep yang
membentuknya.
d. Konsep yang membentuk generalisasi itu memiliki fakta yang cukup
representatif di lapangan.
e. Kalimat yang membentuk generalisasi memiliki makna yang universal.
Dalam menyusun, Mengembangkan dan menguji kebenaran generalisasi
harus dilatih melalui kemampuan menggunakan bahasa dan kemampuan membina
konsep. Ketekunan melatih diri, ketekunan memberikan latihan mengembangkan
generalisasi kepada anak didik merupakan dasar yang akan membina kemampuan
mengembangkan generalisasi. Generalisasi mengandung logika yang bersifat
universal yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.oleh karena itu untuk mampu
mengembangkan generalisasi baik bagi guru IPS maupun anak didiknya harus

12
Ibid, hlm 11

14
memiliki kemampuan untuk berfikir logis. Hal itu semua menuntut keterampilan
baik keterampilan fisik-biologis maupun keterampilan mental psikologis.
Langkah terakhir dalam menetapkan generalisasi ialah menguji kebenaran
generalisasi itu, agar terhindar dari penyusunan generalisasi yang keliru atau
salah. Secara umum dapat disimpulkan bahwa ada 3(tiga) langkah utama yang
harus ditempuh dalam menguji generalisasi yaitu:
a. Memiliki konsep-konsep yang membentuk generalisasi itu.
b. Membuktikan konsep-konsep itu apakah didukung oleh fakta-fakta.
c. Memeriksa fakta-fakta pendukung konsep apakah ada bukti nyata
dilapangan.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan dasar ilmu-ilmu sosial sangat penting untuk dimiliki,
terutama bagi calon tenaga pendidik yang mengajarkan ilmu sosial. Keterampilan
dasar sosial meliputi keterampilan bertanya, keterampilan memperoleh,
keterampilan menyajikan informasi, keterampilan memanfaatkan informasi,
keterampilan menganalisis informasi, keterampilan menyusun generalisasi, dan
keterampilan menguji generalisasi. Keberhasilan suatu proses pembelajaran
sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru, termasuk kemampuan guru
dalam mengajarkan ilmu sosial. Oleh karena itu, keterampilan dasar ilmu-ilmu
sosial sangat penting untuk dimiliki oleh calon tenaga pendidik agar dapat
mengajarkan ilmu sosial dengan baik dan efektif. Dalam bermasyarakat, manusia
membutuhkan sebuah interaksi sosial. Interaksi sosial disini bisa berupa individu-
individu, individu-kelompok, maupun sebaliknya. Keterampilan dasar ilmu-ilmu
sosial sangat penting untuk dimiliki oleh individu agar dapat berinteraksi sosial
dengan baik dan efektif.
B. Saran
Makalah ini saya buat pasti masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi
tulisan dan kata-kata yang kurang cocok dibaca, maka dengan terbuka saya
menerima masukan dari para pembaca yang budiman dan baik berupa saran, kritik
yang bersifat konstruktif karena dengan saran dan kritik saya dapat memperbaiki
lebih baik lagi dalam penyusunan makalah kami selanjutnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

A.F. Anshori, Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Jakarta: Erlangga, 2017.


Cheppy, Hakikat Dasar Studi Sosial Bandung: Sinar Baru, 2020
Dini Kristiana dan A. Muhibbin, "Keterampilan Dasar Mengajar dalam
Pembelajaran Matematika di SMP," Manajemen Pendidikan, Vol. 3, No. 1
2018
Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, Keterampilan Dasar Ilmu-Ilmu Sosial
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Hardani, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Bogor: Pustaka Ilmu, 2020.
Helmiati, Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar Yogyakarta:
Aswaja Pressindo, 2013.
Jurpriyanto dan Nuridin, "Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap
Aktivitas Belajar Siswa SD Negeri 04 Loning," Pendidikan Dasar
Indonesia, Vol. 9, No. 1 2019
M. Ishomuddin, Keterampilan Dasar IPS Yogyakarta: Yudhistira, 2014.
Muhammad Zoher Hilmi, Implementasi Pendidikan IPS dalam Pembelajaran IPS
di Sekolah Dasar Malang: Mandala Education, 2017.
Mulyatun, "Analisis Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa Calon Guru Kimia
Studi Pada Praktik Pengalaman Lapangan Mahasiswa Tadris Kimia,"
Phonomenon: Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 10, No. 2 2014
N. Daldjoeni, Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial Buku Pengantar Bagi
Mahasiswa dan Guru Bandung: Alumni, 1981.
Nurdin Mansur, "Penerapan Keterampilan Mengajar dalam Upaya Pencapaian
Hasil Belajar Mahasiswa," Lantanida Jurnal, Vol. 1, No. 1 2016: 34-42.
Pusat Pengembangan Kurikulum Instruksional dan Sumber Belajar, Lembaga
Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Keterampilan Dasar
Mengajar Jakarta: 2013.
Tim Penulis Widina, Konsep Dasar IPS Jakarta: Widina Media Utama,

17
Yani Achdiani dan Dwi Ayu Rusliyani, "Pengetahuan Keterampilan Dasar
Mengajar Dalam Menyiapkan Guru Sekolah," Jurnal Elektronik
Pembelajaran Matematika, Vol. 2, No. 1 2017

18

Anda mungkin juga menyukai