MATA KULIAH
Dosen Pengampu :
Nia Ekaliana, M.MA
OLEH:
YULASARI
NIM.103.2022.001
Semester : III
i
KATA PENGANTAR
Makalah ini dibuat dengan untuk memenuhi tugas akhir semester 3 (tiga)
program studi pendidikan islam anak usia dini dari ibu Nia Ekaliana, M.MA pada
mata kuliah neuro sains dalam pembelajaran anak usia dini. Selain itu,
penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Pengertian Diskalkulia..........................................................................3
B. Macam-macam diskalkulia...................................................................3
C. Karakteristik diskalkulia.......................................................................4
D. Faktor-faktor penyebab diskalkulia......................................................6
E. Pengaruh diskalkulia terhadap Pendidikan...........................................7
BAB III PENUTUP.........................................................................................10
A. Kesimpulan.........................................................................................10
B. Saran ..................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dalam pendidikan anak usia dini, pendekatan yang inklusif dan berbasis bukti
sangat penting dalam mengatasi gangguan seperti dyscalculia. Dalam konteks ini,
pengetahuan tentang neurosains dapat membantu pendidik dalam merancang
strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak dengan
dyscalculia. Misalnya, pendekatan yang menekankan penggunaan manipulatif
matematika, visualisasi, atau penggunaan strategi pengingatan yang kuat dapat
membantu anak-anak dengan dyscalculia memahami dan menguasai konsep
matematika dengan lebih baik.
Dengan demikian, pemahaman tentang neurosains dalam pendidikan anak
usia dini dapat memainkan peran penting dalam mengidentifikasi dan mendukung
anak-anak dengan dyscalculia. Dengan pendekatan yang tepat dan dukungan yang
memadai, anak-anak dengan dyscalculia dapat mengatasi kesulitan belajar
matematika mereka dan mencapai potensi penuh dalam perkembangan
matematika mereka.
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diskalkulia
Diskalkulia, juga dikenal sebagai dyscalculia, adalah gangguan
belajar yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam memahami dan
menggunakan angka serta konsep matematika dasar. Individu dengan
dyscalculia mengalami kesulitan dalam menghafal angka, menghitung,
mengelompokkan angka, dan memahami sistem penomoran. Gangguan ini
bukanlah gangguan mental, tetapi merupakan kondisi di mana otak tidak
memproses konsep matematika dengan efektif seperti orang yang tidak
memiliki gangguan ini. Dyscalculia dapat mempengaruhi perkembangan
akademik dan kepercayaan diri individu dalam hal matematika, dan sering
membutuhkan intervensi dan dukungan khusus untuk membantu individu
mengatasi kesulitan belajar matematika.1
B. Macam-macam diskalkulia
Diskalkulia atau dyscalculia adalah gangguan belajar berhitung
yang dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam memahami dan
menggunakan angka. Berikut adalah beberapa macam-macam dyscalculia:
1. Diskalkulia perkembangan
Merupakan jenis dyscalculia yang terjadi sejak usia dini dan
berhubungan dengan perkembangan anak. Anak dengan diskalkulia
perkembangan mengalami kesulitan dalam memahami konsep
matematika dasar, menghafal angka, mengorganisasi angka, dan
memahami sistem penomoran.
2. Diskalkulia verbal
1
M Fauzuddin, “Peran Kemampuan Akademik Dalam Pendidikan Dasar,” Antologi Neurosains
dalam Pendidikan vo. 1 no.2 (2022), hlm 55
3
Pada jenis dyscalculia ini, anak mengalami kesulitan dalam
memahami dan mengingat istilah matematika dan konsep matematika
yang diungkapkan secara lisan. Mereka mungkin mengerti konsep
matematika secara visual, tetapi kesulitan dalam mengartikulasikan atau
mengungkapkannya secara lisan.
3. Diskalkulia prosedural
Merupakan jenis dyscalculia yang menyebabkan anak kesulitan
dalam mengikuti langkah-langkah prosedur matematika. Mereka
mungkin mengerti konsep matematika secara umum, tetapi kesulitan
dalam mengaplikasikannya dalam langkah-langkah yang terstruktur.
4. Diskalkulia visual-spatial
Pada jenis dyscalculia ini, anak mengalami kesulitan dalam
memahami dan memanipulasi informasi visual-spatial yang terkait
dengan matematika. Mereka mungkin kesulitan dalam memahami
hubungan spasial antara angka dan simbol matematika.
Penting untuk diingat bahwa setiap individu dengan dyscalculia dapat
mengalami kombinasi dari beberapa jenis di atas. Diagnosis dan intervensi
yang tepat dapat membantu anak mengatasi kesulitan dalam belajar
matematika.
C. Karakteristik diskalkulia
Dyscalculia, juga dikenal sebagai gangguan belajar berhitung,
memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari individu lain
yang tidak mengalami gangguan ini. Berikut adalah penjelasan secara
detail tentang karakteristik dyscalculia: 2
1. Kesulitan dalam menghafal angka dan urutan angka
Individu dengan dyscalculia sering mengalami kesulitan dalam
menghafal angka dan urutan angka. Mereka mungkin kesulitan
mengingat urutan angka seperti tanggal, nomor telepon, atau nomor
2
Melisa, “HAKIKAT NEUROSAINS DALAM PEMBELAJARAN ANAK USIA
DINI,” Jurnal Academia.Edu, vol. 1 no. 1 (2020) hlm 44-57
4
rumah. Menghafal tabel perkalian atau rumus matematika juga bisa
menjadi tantangan bagi mereka.
2. Kesulitan dalam menghitung
Salah satu karakteristik utama dyscalculia adalah kesulitan dalam
melakukan operasi matematika dasar, seperti penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Mereka mungkin
memerlukan waktu lebih lama untuk memproses informasi
matematika dan menghitung dengan akurat.
3. Kesulitan dalam memahami konsep matematika
Individu dengan dyscalculia sering mengalami kesulitan dalam
memahami konsep matematika dasar. Mereka mungkin kesulitan
dalam memahami konsep perbandingan, pengukuran, geometri, atau
statistik. Misalnya, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam
memahami hubungan antara angka, membandingkan ukuran, atau
mengenali pola bilangan.
4. Kesulitan dalam mengelompokkan angka
Orang dengan dyscalculia mungkin mengalami kesulitan dalam
memahami hubungan antara angka dan mengelompokkannya dalam
pola atau kategori tertentu. Misalnya, mereka mungkin kesulitan
dalam mengenali pola bilangan, memahami konsep kelipatan, atau
mengelompokkan angka berdasarkan karakteristik tertentu. 3
5. Kesulitan dalam memahami sistem penomoran
Individu dengan dyscalculia sering mengalami kesulitan dalam
memahami sistem penomoran, seperti urutan angka, bilangan bulat,
atau pecahan. Mereka mungkin kesulitan dalam mengurutkan angka
secara tepat atau memahami hubungan antara bilangan bulat dan
pecahan.
6. Kesulitan dalam menerapkan strategi matematika
3
S Suyadi, “Integrasi Pendidikan Islam Dan Neurosains Dan Implikasinya Bagi
Pendidikan Dasar (PGMI),” Al-Bidayah: Jurnal Pendidikan Dasar Islam (2012), hlm 88-97
5
Orang dengan dyscalculia mungkin kesulitan dalam menerapkan
strategi matematika yang tepat untuk memecahkan masalah
matematika. Mereka mungkin kesulitan dalam memilih dan
menggunakan strategi yang efektif dalam menyelesaikan masalah
matematika.
Selain karakteristik utama di atas, individu dengan dyscalculia juga
mungkin mengalami kesulitan dalam mengingat fakta matematika,
memahami notasi matematika, atau menguasai keterampilan matematika
yang lebih kompleks seperti aljabar atau trigonometri.
4
U Kulsum, “PSIKOLOGI BELAJAR PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,”
JURNAL AN-NUR: Kajian Ilmu-Ilmu Pendidikan vol. 1 no.1 (2021), hlm 129.
6
penyebab dyscalculia. Pengalaman buruk terkait pembelajaran
matematika atau tekanan yang berlebihan dalam memahami konsep
matematika dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam belajar
dan menggunakan angka.
5
A WARTINI, “ENDIDIKAN MULTIKULTURAL PADA PENDIDIKAN ANAK
USIA DINI (STUDI KASUS DI SEKOLAH ALAM KAMULAN”vol. 1 no.2 (2017) hlm 66
7
Kesulitan belajar matematika yang terkait dengan dyscalculia
dapat menyebabkan individu merasa rendah diri dan mengalami
kecemasan. Mereka mungkin merasa inferior dibandingkan dengan
teman-teman sekelas mereka yang lebih mahir dalam matematika.
Rasa rendah diri dan kecemasan ini dapat mengganggu motivasi
belajar dan partisipasi aktif dalam pelajaran matematika.
4. Kesulitan dalam kehidupan sehari-hari
Dyscalculia juga dapat memiliki pengaruh terhadap kehidupan
sehari-hari individu. Kemampuan untuk menggunakan angka dalam
kehidupan sehari-hari, seperti menghitung uang, mengukur bahan
makanan, atau mengatur jadwal, dapat menjadi tantangan bagi
individu dengan dyscalculia. Hal ini dapat mempengaruhi
kemandirian mereka dan kemampuan untuk berfungsi dengan baik
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Dampak pada pilihan karir
Dyscalculia dapat mempengaruhi pilihan karir individu di masa
depan. Beberapa bidang pekerjaan membutuhkan pemahaman dan
penerapan matematika yang baik, seperti ilmu pengetahuan, teknologi,
teknik, atau bidang keuangan. Kesulitan dalam matematika dapat
membatasi pilihan karir individu dan mempengaruhi kemampuan
mereka untuk sukses dalam bidang yang melibatkan kompetensi
matematika. 6
6
N Mahyuddin, Permainan Board Game Berbasis Neurosains Dalam Pembelajaran
Anak Usia Dini (Jakarta: books.google.com, 2023), hlm 45
8
individu dengan dyscalculia mengatasi kesulitan belajar matematika
dan mencapai potensi akademik mereka.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
11