Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MATA KULIAH

ULUMUL QURAN

AYAT-AYAT YANG MENHAPUS NASIKH DAN AYAT-AYAT


YANG MENGHAPUS MANSUKH

Dosen Pengampu :
Dr. Nilhakim, M.Ag

OLEH:

ZAHRA APRILIANTI
NIM. 301.2022.011

Semester : II
Kelompok : 8

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD
SYAFIUDDIN SAMBAS
2023 M/ 1444 H
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat


rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul berakhirnya
peraturan perundang undangan.

Makalah ini dibuat dengan untuk memenuhi tugas harian semester 2 (dua)
program Studi Hukum Ekonomi Syariah dari bapak Dr. Nilhakim, M.Agpada
mata kuliah Ulumul Quran. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan
menambah wawasan kepada pembaca.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak Dr. Nilhakim,


M.Ag selaku dosen bidang Ulumul Quran. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu
dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih


melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Sambas, 21 Mei 2023

Zahra Aprilianti

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
A. Dalil-dalil tentang naskh.......................................................................2
B. Pendapat ulama tentang naskh..............................................................5
C. Contoh ayat-ayat tentang nask dan Mansukh.......................................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................10
A. Kesimpulan...........................................................................................10
B. Saran ....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ayat-ayat yang menhapus nasikh (ayat yang dihapuskan) dan ayat-ayat yang
menghapus mansukh (ayat yang dihapus) dapat ditemukan dalam bidang studi
ilmu Qur'an dan tafsir. Dalam konteks ini, "nasikh" merujuk pada ayat atau
hukum dalam Al-Qur'an yang menggantikan atau membatalkan ayat atau hukum
sebelumnya yang disebut sebagai "mansukh". Ayat-ayat nasikh dan mansukh
sering kali ditemukan dalam studi tafsir Al-Qur'an untuk memahami
perkembangan hukum dan pemahaman agama dalam sejarah Islam. Penentuan
nasikh dan mansukh sering kali melibatkan analisis konteks sejarah, teks, dan
pemahaman ayat-ayat Al-Qur'an. Tafsir klasik dan ilmu ulum al-Qur'an (ilmu-
ilmu terkait Al-Qur'an) seperti ulum al-naskh (ilmu tentang nasikh dan mansukh)
memberikan kerangka kerja dalam mengidentifikasi dan memahami perubahan
hukum dan penafsiran dalam Al-Qur'an. Namun, penting untuk dicatat bahwa
interpretasi tentang ayat-ayat nasikh dan mansukh dapat bervariasi antara para
cendekiawan dan mazhab tafsir yang berbeda. Oleh karena itu, studi ini
memerlukan pemahaman yang mendalam tentang bahasa Arab, konteks sejarah,
serta interpretasi kitab suci Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Dalil-dali tentang naskh?
2. Bagaimana Pendapat ulama tentang naskh?
3. Apa Contoh ayat-ayat tentang nask dan Mansukh?

1
2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dalil-dalil tentang naskh

Naskh secara harfiah berarti "membatalkan" atau "menghapuskan". Dalam


konteks hukum Islam, naskh merujuk pada pembatalan atau penggantian hukum
syariat yang lebih awal dengan hukum yang lebih baru. Ini berarti bahwa ketika
ada konflik antara dua hukum dalam Al-Qur'an atau Sunnah, hukum yang lebih
baru dianggap menggantikan atau membatalkan hukum yang lebih awal. 1
Mansukh adalah kata kerja dari akar kata "naskh" yang berarti "dibatalkan" atau
"dihapuskan". Dalam konteks hukum Islam, mansukh merujuk pada hukum yang
telah dibatalkan atau dihapuskan oleh hukum yang lebih baru. Dengan kata lain,
mansukh adalah hukum yang sudah tidak berlaku lagi karena adanya naskh.

Pada mata kuliah Ulumul Quran, yang merupakan studi tentang ilmu-ilmu
terkait Al-Qur'an, terdapat beberapa dalil yang dikaji terkait dengan konsep naskh.
Berikut adalah penjelasan lengkap tentang dalil-dalil tersebut:

1. Dalil Umum tentang Naskh: Salah satu dalil umum yang digunakan dalam
konteks naskh adalah ayat Al-Qur'an yang berbunyi:

‫َم ا َنْنَس ْخ ِم ْن ٰا َيٍة َاْو ُنْنِسَها َنْأِت ِبَخْيٍر ِّم ْنَهٓا َاْو ِم ْثِلَهاۗ َاَلْم َتْع َلْم َاَّن َهّٰللا َع ٰل ى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد ْيٌر‬

Artinya: "Kami tidak menghapuskan suatu ayatpun atau membiarkannya


terlupakan, melainkan Kami menggantinya dengan yang lebih baik atau
yang sebanding dengannya" (QS. Al-Baqarah: 106).

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah memiliki kebebasan untuk


menggantikan atau mengubah hukum-hukum-Nya dengan yang lebih baik
atau sebanding.

1
Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Qur’an. (Bandung: PT Mizan Pustaka 1994.) hlm
88

3
2. Dalil Naskh dalam Al-Qur'an: Terdapat beberapa ayat dalam Al-Qur'an
yang menunjukkan adanya naskh.2 Misalnya, dalam Surah Al-Baqarah:
240:

‫َو اَّلِذ يَن ُيَتَو َّفْو َن ِم ْنُك ْم َو َيَذ ُروَن َأْز َو اًجا َوِص َّيًة َأِلْز َو اِجِهْم َم َتاًعا ِإَلى اْلَح ْو ِل َغْيَر ِإْخ َر اٍجۚ َفِإْن َخ َر ْج َن‬
‫َفاَل ُجَناَح َع َلْيُك ْم ِفي َم ا َفَع ْلَن ِفي َأْنُفِس ِهَّن ِم ْن َم ْعُروٍف ۗ َو ُهَّللا َع ِزيٌز َحِكيٌم‬

Artinya: “Dan orang-orang yang akan meninggal dunia di antara kamu


dan meninggalkan isteri, hendaklah berwasiat untuk isteri-isterinya,
(yaitu) diberi nafkah hingga setahun lamanya dan tidak disuruh pindah
(dari rumahnya). Akan tetapi jika mereka pindah (sendiri), maka tidak
ada dosa bagimu (wali atau waris dari yang meninggal) membiarkan
mereka berbuat yang ma'ruf terhadap diri mereka. Dan Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana”

Allah berfirman tentang perubahan dalam hukum waris setelah


perkawinan baru. Awalnya, istri yang ditinggalkan oleh suami yang
meninggal tidak mendapatkan bagian dari warisannya, tetapi dengan
datangnya hukum yang baru, mereka diberikan hak waris. Ayat ini
merupakan contoh konkret dari naskh dalam Al-Qur'an.

3. Dalil Naskh dalam Sunnah (Hadis) Hadis juga menjadi sumber dalil yang
penting dalam studi naskh. Contoh dari dalil hadis tentang naskh adalah
riwayat yang melaporkan bahwa Rasulullah saw. mengubah beberapa
hukum syariat dalam periode hidupnya. Misalnya, dalam masalah
minuman keras, awalnya konsumsinya diperbolehkan secara bertahap,
kemudian diharamkan sepenuhnya. Perubahan ini menunjukkan adanya
naskh dalam hukum tentang minuman keras.

4. Dalil Naskh melalui Ijma (Kesepakatan Umat) Kesepakatan ulama dalam


konteks naskh juga merupakan dalil yang digunakan. Misalnya, terdapat
kesepakatan bahwa hukum tentang penggantian puasa pada bulan

2
Usman. Ulumul Qur’an. (Yogyakarta: TERAS 2009) hlm 32

4
Ramadhan yang terlewat harus dilakukan dengan membayar fidyah.
Sebelumnya, penggantian dilakukan dengan berpuasa pada hari-hari lain.
Kesepakatan ini menunjukkan adanya perubahan hukum yang dihasilkan
oleh naskh.

Dalam mata kuliah Ulumul Quran, dalil-dalil ini dipelajari dengan


mendalam, termasuk konteks historis dan metodologi untuk memahami konsep
naskh. Penting juga untuk memahami bahwa interpretasi naskh merupakan isu
yang kompleks dan membutuhkan pengetahuan yang luas tentang ilmu Al-Qur'an
dan metodologi tafsir.

B. Pendapat ulama tentang naskh

Ulama memiliki pendapat yang beragam tentang konsep naskh dalam


hukum Islam. Meskipun ada persetujuan umum tentang adanya naskh, terdapat
perbedaan dalam pendekatan dan interpretasi terkait aplikasinya. Berikut ini
adalah beberapa pendapat ulama terkemuka tentang naskh:3

1. Imam Abu Hanifah (699-767 M): Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa
naskh terjadi hanya dalam Al-Qur'an dan tidak dalam hadis. Dia
menganggap hadis-hadis yang terkait dengan naskh sebagai perintah atau
larangan baru yang bertentangan dengan hadis-hadis sebelumnya, bukan
pembatalan langsung.

2. Imam Malik (715-795 M): Imam Malik berpendapat bahwa naskh terjadi
dalam Al-Qur'an dan juga dalam hadis. Namun, dia membatasi naskh pada
beberapa kasus khusus, seperti hukum waris dan perubahan dalam praktik
ibadah, dan tidak menerima naskh dalam masalah hukum sosial dan
perdata.

3. Imam Al-Shafi'i (767-820 M): Imam Al-Shafi'i berpendapat bahwa naskh


terjadi dalam Al-Qur'an dan juga dalam hadis. Dia mengakui bahwa naskh

3
Wahhab, Khallaf, Abdul. Alih bahasa oleh Helmy, Masdar. Ilmu Ushul Fiqh. (Bandung:
Gema Risalah Press. 1997) hlm 65

5
adalah bagian dari hukum syariat dan menerima perubahan hukum
berdasarkan dalil yang sahih.

4. Imam Ahmad bin Hanbal (780-855 M): Imam Ahmad bin Hanbal
menerima konsep naskh secara luas dan menganggapnya sebagai bagian
integral dari hukum syariat. Dia mengakui bahwa Allah memiliki
kebebasan untuk mengganti hukum-hukum sebelumnya dengan hukum
yang lebih baru berdasarkan hikmah dan kebijaksanaan-Nya.

5. Ibn Taymiyyah (1263-1328 M): Ibn Taymiyyah berpendapat bahwa naskh


adalah prinsip penting dalam hukum Islam dan terjadi dalam Al-Qur'an
dan hadis. Dia menerima perubahan hukum yang didasarkan pada dalil-
dalil yang kuat dan jelas, serta menganggap naskh sebagai bagian dari
kebijaksanaan Allah.

Pendapat ulama tentang naskh dapat beragam dan bervariasi tergantung


pada interpretasi mereka terhadap teks-teks agama dan pendekatan metodologis
yang mereka anut. Penting untuk menyadari bahwa daftar ini hanya mencakup
beberapa nama ulama terkemuka, dan masih ada banyak ulama lainnya dengan
pendapat-pendapat yang berbeda mengenai naskh.

C. Contoh ayat-ayat tentang nask dan Mansukh

Berikut adalah contoh-contoh ayat-ayat Al-Qur'an yang dikaitkan dengan


konsep naskh (pembatalan) dan mansukh (dibatalkan):4

1. Naskh

a. Surah Al-Baqarah ayat 106:


‫َم ا َنْنَس ْخ ِم ْن ٰا َيٍة َاْو ُنْنِسَها َنْأِت ِبَخْيٍر ِّم ْنَهٓا َاْو ِم ْثِلَهاۗ َاَلْم َتْع َلْم َاَّن َهّٰللا َع ٰل ى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد ْيٌر‬

4
Academia.edu, “Hadis Nasikh Mansukh”, diakses dari
https://www.academia.edu/10078808/hadis_nasikh_mansukh (Pukul 22.10 wib. 21 Mei 2023)

6
Artinya: "Maka jika Kami mengganti suatu ayat dengan ayat yang lebih
baik lagi atau sebanding dengannya, Maka Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang diwahyukan-Nya..."
b. Surah Al-Nahl ayat 101:
‫َو ِاَذ ا َبَّد ْلَنٓا ٰا َيًة َّم َك اَن ٰا َيٍةۙ َّوُهّٰللا َاْعَلُم ِبَم ا ُيَنِّز ُل َقاُلْٓو ا ِاَّنَم ٓا َاْنَت ُم ْفَتٍۗر َبْل َاْكَثُر ُهْم اَل َيْع َلُم ْو َن‬
Artinya: "Apabila Kami menggantikan suatu ayat dengan ayat yang lain..."
Surah Al-An'am ayat 34: "Tidak ada pembatalan bagi kalimat-kalimat
Allah..."

2. Mansukh5

a. Surah Al-Baqarah ayat 240:


‫َو اَّلِذ ْيَن ُيَتَو َّفْو َن ِم ْنُك ْم َو َيَذ ُرْو َن َاْز َو اًج ۖا َّو ِص َّيًة َاِّلْز َو اِجِهْم َّم َتاًعا ِاَلى اْلَح ْو ِل َغْيَر ِاْخ َر اٍجۚ َفِاْن َخ َر ْج َن‬
‫َفاَل ُجَناَح َع َلْيُك ْم ِفْي َم ا َفَع ْلَن ِفْٓي َاْنُفِس ِهَّن ِم ْن َّم ْع ُرْو ٍۗف َو ُهّٰللا َع ِزْيٌز َحِكْيٌم‬
Artinya:"Dan orang-orang yang meninggal di antara kamu dan
meninggalkan isteri-isteri, maka isteri-isteri itu tidak usah menikah selain
dari pada suaminya..."
b. Surah Al-Ma'idah ayat 90:
artinya:"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan
panah..."
c. Surah Al-Ahzab ayat 50:
‫ٰٓيَاُّيَها الَّنِبُّي ِاَّنٓا َاْح َلْلَنا َلَك َاْز َو اَج َك اّٰل ِتْٓي ٰا َتْيَت ُاُجْو َر ُهَّن َو َم ا َم َلَك ْت َيِم ْيُنَك ِمَّم ٓا َاَفۤا َء ُهّٰللا َع َلْيَك َو َبٰن ِت َع ِّم َك‬
‫َو َبٰن ِت َع ّٰم ِتَك َو َبٰن ِت َخ اِلَك َو َبٰن ِت ٰخ ٰل ِتَك اّٰل ِتْي َهاَج ْر َن َم َع َۗك َو اْمَر َاًة ُّم ْؤ ِم َنًة ِاْن َّوَهَبْت َنْفَسَها ِللَّنِبِّي ِاْن‬
‫َاَر اَد الَّنِبُّي َاْن َّيْسَتْنِكَحَها َخ اِلَص ًة َّلَك ِم ْن ُد ْو ِن اْلُم ْؤ ِمِنْيَۗن َقْد َع ِلْم َنا َم ا َفَر ْض َنا َع َلْيِه ْم ِفْٓي َاْز َو اِجِهْم َو َم ا‬
‫َم َلَك ْت َاْيَم اُنُهْم ِلَكْياَل َيُك ْو َن َع َلْيَك َحَر ٌۗج َو َك اَن ُهّٰللا َغ ُفْو ًرا َّر ِح ْيًم ا‬
Artinya:"Hai Nabi, sesungguhnya Kami menghalalkan bagimu isteri-
isterimu..."

5
Referensi Makalah ,” Diskursus Pendapat Ulama Tentang Nasikh” diakses dari
http://www.referensimakalah.com/2013/04/diskursus-pendapat-ulama-tentang-nasikh.html/ (Pukul
22.15 wib. 21 Mei 2023)

7
Perlu dicatat bahwa interpretasi dan penafsiran terhadap ayat-ayat ini dapat
beragam di antara ulama dan cendekiawan Islam. Beberapa ayat dianggap sebagai
contoh naskh, sedangkan yang lain dianggap sebagai contoh hukum yang
dibatalkan (mansukh). Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam dan referensi
kepada ulama terpercaya diperlukan untuk mengkaji dan memahami konsep naskh
dan mansukh secara menyeluruh.6

6
Ibid,….

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari materi yang dicari adalah bahwa dalam studi tafsir Al-
Qur'an, terdapat ayat-ayat yang dihapuskan (nasikh) dan ayat-ayat yang dihapus
(mansukh). Ayat-ayat nasikh menggantikan atau membatalkan ayat atau hukum
sebelumnya, sedangkan ayat-ayat mansukh menjadi tidak berlaku. Penentuan
ayat-ayat nasikh dan mansukh melibatkan analisis konteks sejarah, teks, dan
pemahaman ayat-ayat Al-Qur'an. Ini melibatkan kajian tafsir klasik dan ilmu ulum
al-Qur'an seperti ulum al-naskh. Namun, perlu diperhatikan bahwa penafsiran
tentang ayat-ayat nasikh dan mansukh dapat berbeda antara para cendekiawan dan
mazhab tafsir yang berbeda. Oleh karena itu, studi ini memerlukan pemahaman
yang mendalam tentang bahasa Arab, konteks sejarah, dan interpretasi kitab suci
Islam.
B. Saran
Makalah ini saya buat pasti masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi
tulisan dan kata-kata yang kurang cocok dibaca, maka dengan terbuka saya
menerima masukan dari para pembaca yang budiman dan baik berupa saran, kritik
yang bersifat konstruktif karena dengan saran dan kritik saya dapat memperbaiki
lebih baik lagi dalam penyusunan makalah kami selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Shihab, M. Quraish. 1994. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: PT Mizan


Pustaka.

Usman. 2009. Ulumul Qur’an. Yogyakarta: TERAS.

Wahhab, Khallaf, Abdul. 1997. Alih bahasa oleh Helmy, Masdar. Ilmu Ushul
Fiqh. Bandung: Gema Risalah Press.

Academia.edu, “Hadis Nasikh Mansukh”, diakses dari


https://www.academia.edu/10078808/hadis_nasikh_mansukh/ (24 Oktober
2018)

Referensi Makalah ,” Diskursus Pendapat Ulama Tentang Nasikh” diakses dari


http://www.referensimakalah.com/2013/04/diskursus-pendapat-ulama-
tentang-nasikh.html/ (24 Oktober 2018)

11

Anda mungkin juga menyukai