TENTANG NASAKH
DISUSUN OLEH:
1.Khusnul Hotimah
2.Marwah Annisa
3.Najma Nihayah
4.Nurlaila Sari
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT,atas berkah dan inayah-Nya penulisan makalah ini
dengan judul Naskh ini dapat kami selesaikan dengan sebaik-baiknya.Shalawat dan
salam kita ucapkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW,yang telah
membawa kita dari zaman kebodohan menuju jalan yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Penulisan dari makalah tentang naskh ini merupakan tugas kelompok yang
harus diselesaikan.Diharapkan dengan selesainya makalah ini dapat mendorong dan
membantu para mahasiswa /I dalam memahami lebih tentang nasakh.
Pekanbaru,September 2022
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang………………………………………………………………………1
B.Rumusan Masalah…………………………………………………………………...1
C.Tujuan……………………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian Naskh……………………………………………………………………2
C.Macam-Macam Naskh……………………………………………………………...4
A.Kesimpulan…………………………………………………………………………8
B.Saran……………………………………………………………..............................8
DAFTAR PUSTAKA………………………………….……………………............9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nasakh
Kata nasakh Secara etimologi nasakh merupakan bentuk masdar dari kata
kerja nasakha-yansakhu-naskhan yang berarti menghapus. Dalam Al-Quran kata
Nasakh memiliki beberapa pengertian, yaitu penghilangan/penghapusan (al-
izalah),pengganti (tabdil), pengubahan (tahwil), dan pemindahan (naql).
1
DR.Misbahuddin,S.Ag.,M.Ag USHUL FIQH I (Makassar 2013)
2
tetap berlaku, sedangkan ayat kedua berkenaan dengan sholat fardhu lima waktu,ayat
kedua ini menasakh perintah menghadap Baitul Maqdis yang ditetapkan dalam
sunnah.Contoh lain peraturan islam berdasarkan nasakh termasuk larangan konsumsi
alkohol secara bertahap(semula alcohol tidak dilarang tetapi umat islam diberi tahu
bahwa yang buruk melebihi kebaikan dalam minum).
B. Rukun dan Syarat Nasakh
Hubungan antara ketentuan hukum satu dengan yang lainnya harus benar-benar
diperhatikan supaya tidak ada kontradiksi antara satu ayat dengan ayat lainnya.
Sejalan dengan hal tersebut, ada beberapa rukun dan syarat yang harus diterapkan :
1. Rukun Nasakh
a) Adat nasakh yaitu suatu pernyataan yang menunjukkan adanya pembatalan
hukum yang telah ada.
b) Nasikh yaitu dalil yang kemudian menghapus hukum yang telah ada. Pada
hakikatnya nasikh itu berasal dari Allah karena Allah lah pembuat hukum dan
Allah pula yang menghapuskannya. Adakalanya yang dimaksud nasikh hukum
syara’,akan tetapi hal ini dimaksudkan secara metaforis dari nasikh. Misalnya
dikatakan bahwa “Puasa Ramadhan itu me-nasakh-kan puasa asyura. 2
Adakalanya juga nasikh itu dimaksudkan adalah nash yang me-nasakh-kan.
Misalnya ayat tentang dakwah dengan menggunakan pedang telah di-nasakh-
kan dengan ayat tentang dakwah dengan cara bil hikmah wa almaudzah al
hasanah. Kedua pemaknaan nasikh dalam contoh tersebut adalah dari segi
makna metaforisnya bukan dari segi makna sebenarnya karena nasikh pada
hakekatnya Allah.
c) Mansukh yaitu hukum yang dihapus atau yang dibatalkan dan dipindahkan.
d) Mansuk’Anh yaitu orang yang dibebani hukum3.
2. Sebagaimana telah dibahas diatas, bahwa jumhur mengakui kebenaran nasakh
dalam Al-Qur’an, namun harus memenuhi beberapa persyaratan. Diantara syarat
syarat tersebut ialah:
a) Yang dibatalkan adalah hukum syara’ yang disebut dengan mansukh ( yang
dihapus)
2
Dr.Nurdin M.Ag Ulumul Qur’an (Banda Aceh: 2018)
3
DR.Misbahuddin,S.Ag.,M.Ag USHUL FIQH I (Makassar 2013)
3
b) Pembatalan harus dilakukan melalui tuntutan syara’ yang mengandung hukum
dari Allah dan Rasul-nya yang disebut dengan nasikh (yang menghapus).
Maka berakhirnya masa berlaku suatu hukum yang disebabkan dengan
wafatnya seseorang tidak dinamakan nasakh.
c) Nasikh harus datang belakangan dari mansukh. Dengan demikian, istisna’
3. Macam-macam Nasakh
Contoh: seperti berpuasa wajib pada hari Asy-syura,dalam firman Allah yang artinya
“maka barang siapa yang menyaksikan bulan Ramadhan hendaklah ia
berpuasa( QS.Al-Baqarah:185)4.
Maksudnya, semula berpuasa hari Asy-Syura itu wajib, tetapi setelah turun ayat yang
mewajibkan puasa pada bulan Ramadhan, maka puasa pada hari Asy-Syura itu tidak
wajib lagi,sehingga ada yang berpuasa ada juga yang tidak berpuasa.
4
Abdul Hamid,LC.,M.A Pengantar Sudi Al-Qur’an (Jakarta:2016)
4
d.Nasakh sunnah dengan sunnah
Adapun menasakh ijma’ dengan ijma’ dan qiyas dengan qiyas 5 atau
menasakh keduanya, maka pendapat yang shohih tidak membolehkannya.contoh
sabda Nabi Muhammad SAW “dahulu aku melarang kamu berziarah kubur, maka
sekarang hendaklah bkamu berziarah (HR MUSLIM)
Artinya: “ayat yang kami batalkan atau kami hilangkan dari ingatan, pasti kami ganti
dengan yang lebih baik atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu tahu bahwa
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Bagi jumhur ulama, teks ayat ini menunjukkan adanya ayat yang nasakhkan.
Sesuai dengan pernyataan ini Abdul Mu’in Al-Namr mengatakan bahwa
5
Abdul Hamid,LC.,M.A Pengantar Sudi Al-Qur’an (Jakarta:2016)
6
DR.Misbahuddin,S.Ag.,M.Ag USHUL FIQH I (Makassar 2013)
5
b. Imam as-Syafi’i
Disamping itu Syafi’i berpedoman kepada firman Allah dalam surah Al-
Baqarah ayat 106 sebagaimana yang telah disebutkan diatas. Dengan
memahami/memperhatikan dalil-dalil diatas jelaslah bahwa nasikh kitab memang
ada terjadi dan itu merupakan salah satu cara menyesuaikan syari’at islam dalam
menempuh perkembangannya untuk menyempurnakan pembinaan hukum islam
yang bertujuan mewujudkan kemaslahatan bagi manusia.
ِاَّن اَّلذْيَن َكَفُرْو ا ا لِّذْك َلَّم َج اَء ُهْم َو ِاَّنُه َلِكَتاٌب َع ْيٌٌز
ِز ِب ِر
7
Abdul Hamid,LC.,M.A Pengantar Sudi Al-Qur’an (Jakarta:2016)
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
7
Dari prmbahasan diatas dapat diketahui bahwa Nasakh dapat berarti
menghilangkan atau meniadakan.Sesuai dengan Q.S Al-Hajj:52,yang
artinya:”Kemudian Allah meniadakan atau menghilangkan apa yang dimasukan
oleh setan,lalau Allah memperkuat ayat-ayat Nya.Allah maha mengetahui dan
maha bijaksana”.Kata nasakh berarti mengganti atau menukar sesuatu dengan yang
lain,sesuai dengan Q.S.an- nahl:101.
Nasakh diperlukan syarat yaitu hokum yang mansukh adalah syara’ dalil
penghapusan hokum tersebut adalah kitab syar’I yang dating lebih kemudian dari
kitab yang di mansukh,dan kitab yang dihapus dan diangkat hukumnya tidak
terikat atau dibatasi dengan waktu tertentu.Dalam hal ini nasakh dalam Al-Quran
dibagi tiga bagian.nasakh Al-Quran dengan Al-Quran,nasakh Al-Quran dengan
sunnah dan nasakh Al-Quran dengan sunnah.
B. Saran
Dengan adanya materi ini sangat besar harapan kami kepada para pendidik
atau mahasiswa/i agar bisa mempelajari materi nasakh ini dengan baik, karena
pada dasarnya ilmu apapun itu sangat penting dan wajib dipelajari.Serta semoga
kita dapat menerapkan ilmu ini.
DAFTAR PUSTAKA
8
Dr.H.Nurdin,M.Ag 2018 Ulumul Qur’an Banda Aceh CV.BRAVO