Anda di halaman 1dari 20

ILMU NASIKH DAN MANSUKH

(MAKALAH)

Disusun untuk menulis tugas mata kuliah Ulumul Qur‟an

Dosen Pengampu : Ahmad Dawam M.Ag

Disusun oleh :

Ely mugi rahayu

Sabila husnah

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) DARUL ISHLAH

TULANG BAWANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatnya dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini
adalah “ Ilmu nasikh dan mansukh”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen pengampu mata Ulumul qur‟an Bpk. Ahmad Dawam M.Ag yang telah memberikan tugas
terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu
dalam pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dan studi yang
sesungguhnya. Oleh karna itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran
yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Banjar Margo, 30 Agustus 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................. 2

A. Pengertian nasikh dan mansukh ............................................................................ 2


B. Rukun dan syarat nasikh dan mansukh ................................................................. 2
C. Klasifikasi nasikh dan mansukh............................................................................ 3
D. Perbedaan antara nasikh dan mansukh ................................................................. 5
E. Perbedaan pendapat tentang ayat mansukh` ......................................................... 6

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 8

A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAK

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Nasikh mansukh (abrogasi) merupakan salah satu cabang ilmu-ilmu Al-


Qur'an yang controversial sepanjang sejarah. Ini disebabkan dengan adanya
setidaknya dua pandangan yang bertentangan mengenai apakah Al-Qur'an
mengandung ayat-ayat yang nasikh dan ayat-ayat yang manuskh.

B. Rumusan Masalah
1) Pengertian Nasikh dan Mansukh
2) Rukun nasikh dan syarat
3) Klasifikasi Nasikh dan Mansukh
4) Perbedaan antara Nasikh dan Takhsis
5) Perbedaan pendapat tentang ayat” Mansukh

C. Tujuan

Pengetahuan tentang nasikh dan mansukh mempunyai fungsi dan manfaat


yang besar bagi para ahli ilmu, terutama fuqaha, mufasir dan para ahli
ushul, agar pengetahuan tentang hukum tidak menjadi kacau atau kabur.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Nasikh dan Mansukh


Pengertian nasikh secara umum ialah menghilangkan atau
menghapus, sedangkan bagian yang dihapus dinamakan
mansukh. Menurut Manna‟ Khalil Al Qattan dalam bukunya
“Ulumul Qur‟an” bahwa nasakh adalah mengangkat atau
menghapus hukum syara‟ dengan dalil syara‟ yang lain yang
datang kemudian. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa
pengertian dari nasikh adalah menghilangkan atau menghapuskan
hukum dalil syari atau lafadznya dengan dalil dari Al-Quran
dan Al-Hadits. Sementara itu pengertian dari mansukh adalah yang
dihapuskan yaitu hukum dalil syari atau lafadznya yang
dihapuskan.

2. Rukun dan Syarat Nasikh

a. Rukun Nasikh.

Rukun nasikh itu ada empat, diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Adah al-nasakh, yaitu pernyataan yang menunjukkan


pembatalan (penghapusan) berlakunya hukum yang telah ada.

2 Nasikh, yaitu Allah ta‟ala, karena Dia-lah yang membuat hukum


dan Dia pula yang membatalkannya, sesuai dengan kehendak-Nya.
Oleh sebab itu, nasikh itu pada hakikatnya adalah Allah.

2
3) Mansukh, yaitu hokum yang dibatalkan, dihapuskan, atau
dipindahkan.

4) Mansukh „anhu, yaitu orang yang dibebani hukum.

b. Syarat Nasikh

Syarat nasikh ada yang telah disepakati dan ada yang masih
diperselisihkan. Adapun yang sudah disepakati adalah sebagai
berikut :

1) Nasikh harus terpisah dari mansukh.

2) Nasikh harus lebih kuat atau sama kuatnya dengan


mansukh.

3) Nasikh harus berupa dalil-dalil syara‟

4) Mansukh tidak dibatasi pada suatu waktu

5) Mansukh harus hukum-hukum syara‟

Sedangkan yang belum disepakati diantaranya adalah :

1) Nasikh dan mansukh tidak satu jenis.

2) Adanya hokum baru sebagai pengganti yang dinasakhkan.

3) Hukum pengganti lebih berat dari pada hukum yang


dinasakhkan.

3. Klasifikasi Nasikh dan mansukh

Nasikh itu terbagi empat, yaitu :

Pertama, Al-Quran dinasikhkan dengan Al-Quran pula. Ulama-


ulama sepakat mengatakan ini diperbolehkan. Demikian juga
mengenai jatuhnya. Umpamanya menurut ayat masa iddah bagi

3
perempuan itu lamanya satu tahun. Ayat iddah ini dinasikhkan oleh
ayat lain. Masa iddah itu cukupempatbulansepuluhhari.
Kedua, Al-Quran itu dinasikhkan dengan sunnah (hadis), yang
termasuk ini ada dua macam, yaitu :

1) Al-Quran itu dinasikhkan dengan hadis uhad. Jumhur, hal ini


tidak diperbolehkan. Karena Al-Quran itu adalah mutawatir, harus
diyakini, sedangkan uhad itu masih diragukan. Tidak sah
membuang yang sudah diketahui itu dengan zhan (yang masih
diragukan).

2) Al-Quran itu dinasikhkan dengan sunnah mutawatir.


Diperbolehkan oleh Imam Malik, Abu Hanifah dan Ahmad bin
Hambal. Karena seluruh Al-Quran itu adalah wahyu.

Nasikh itu adalah semacam pernyataan. Dalam suatu riwayat


dikatakan bahwa Imam Syafi‟I, Ahli Zahir dan Ahmad merasa
enggan menerima nasikh ini. Karena ada firman Allah yang
berbunyi :

٢:١٠٦

Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan


(manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik
daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tiadakah
kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu? (QS. Al-Baqarah, 2:106)

Sunah itu bukan lebih baik dari Al-Quran, dan bukan pula
sebanding dengannya.

Ketiga, sunnah dinasikhkan dengan Al-Quran. Ini diperbolehkan


menurut Jumhur. Menghadap sembahyang ke Baitul Muqaddas itu
ditetapkan oleh sunnah. Sedangkan di dalam Al-Quran tidak ada

4
yang menunjukkan demikian itu. Di sini dinasikhkan oleh Al-
Quran yang berbunyi :

٢:١٤٤

Palingkanlah mukamu ke arah masjid al-haram (QS. Al-Baqarah,


2:144)

Menasikhkan sunnah dengan Al-Quran ini dilarang oleh Imam


Syafi‟i dalam salah satu riwayatnya. Sebab bila diperbolehkan
menasikhkannya dengan sunnah di samping itu diperbolehkan pula
dengan Al-Quran maka jelaslah di sini bahwa Al-Quran itu setara
dengan sunnah.

Keempat, sunnah itu dinasikhkan dengan sunnah pula. Yang


termasuk golongan ini ada empat macam, yaitu :

1) Mutawatir dinasikhkan dengan mutawatir pula.

2) Uhad dinasikhkan pula dengan uhad pula.

3) Uhad dinasikhkan dengan mutawatir

4) Mutawatir dinasikhkan dengan

4. Perbedaan antara Nasikh dan Takhsis

Takhsis menjelaskan bahwa apa yang keluar dari keumuman suatu


lafaz tidak dimaksudkan untuk memberi petunjuk dengan lafaz itu.

Sedangkan naskh menjelaskan bahwa apa yang keluar dari


keumuman suatu lafaz tidak bermaksud menciptakan beban hukum
meskipun dari segi lafaznya menunjukkan demikian

5
5. Perbedaan pendapat tentang ayat” Mansukh

Maka secara etimologi Mansukh artinya “suatu hal yang diganti”.


Sedang secara istilah/terminologi, Mansukh diartikan sebagai “hukum syara' yang
menempati posisi awal, yang belum diubah dan belum diganti dengan hukum
syara' yang datang kemudian” Contoh Pertama :

٩:٤١

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan atau pun merasa
berat (QS. At-Taubah, 9:41)

Ayat ini menasikhkan ayat yang berbunyi :

٩:٩١

Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah,
atas orang-orang yang sakit (QS. At-Taubah, 9:91)

٩:١٢٢

Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke
medan perang) (QS. At-Taubah, 9:122)

Ada yang mengatakan bahwa ayat ini termasuk Bab Takhsis, bukan
nasikh.

Contoh Kedua :

٨:٦٥

Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka
dapat mengalahkan dua ratus orang musuh (QS. Al-Anfal, 8:65)

6
Ayat ini menasikhkan ayat yang berbunyi :

( ٨:٦٦

Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui


bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada di antaramu seratus orang
yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang (QS. Al-
Anfal, 8:66)

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Secara bahasa nasakh adalah menghapus, sedangkan mansukh adalah yang


dihapus. Dengan demikian ada dua hal yang terkait yakni Nasikh dan Mansukh.
Sedangkan menurut istilah yang dimksud dengan Nasaikh adalah meñghapuskan
suatu ketentuan hukum syara' dengan dalil syara' yang datangnya kemudian.

B. SARAN

Ilmu Nasikh wa Mansukh merupakan bagian penting dalam ilmu Alquran


yang wajib diketahui oleh mujtahid, karenanya akan berakibat fatal apabila salah
dalam memahaminya pada konteks kekinian, karena itu mengatahui Nasikh wa
Mansukh dalam Alquran dijadikan syarat yang harus dipenuhi mujtahid dalam
menentukan hukum.

8
DAFTAR PUSAKA

https://kumparan.com/berita-update/contoh-nasikh-dan-mansukh-beserta-
pengertiannya-dalam-ajaran-islam-1yMdeWVJfmz/2

https://almasoem.sch.id/saling-doa/pengertian-nasikh-wal-mansukh/

https://mtsnsatukotabandung.sch.id/nasikh-dan-mansukh-dalam-al-quran/

https://www.google.com/search?q=saran+nasikh+dan+mansukh

9
10
11
12
1

13
14
15
16
17

Anda mungkin juga menyukai