Disusun oleh :
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini tepat pada waktunya meskipun dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Harapan kami semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman, juga membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga untuk kedepannya kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini dengan lebih baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersijat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah Yang Maha Kuasa senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Tim Penyusun
ii
3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Ldtdr Bbidgdne
Al-Qur‘an adalah kalamullah yang merupakan mu‘jizat bagi Nabi Muhammad
SAW. Al-Qur‘an merupakan petunjuk bagi umat manusia untuk mencapai
kebahagiaannya di dunia dan di akhirat. Dari awal hingga akhir Al-Qur'an merupakan
kesatuan utuh. Tak ada pertentangan satu dengan lainnya. Dalam Al-Qur‘an terkandung
banyak hikmah dan pelajaran. Al-Qur‘an memuat ayat yang mengandung hal-hal yang
berhubungan dengan keimanan, Ilmu pengetahuan, tentang cerita-cerita, seruan kepada
umat manusia untuk beriman dan bertaqwa, memuat tentang ibadah, muamalah, dan lain
lain.
Al Qur‘an diturunkan secara berangsur-angsur, dalam penjelasan Al Qur‘an ada yang
dikemukakan secara terperinci, ada pula yang garis besarnya saja, Ada yang khusus, ada
yang masih bersijat umum dan global. Ada ayat-ayat yang sepintas lalu menunjukkan
adanya gejala kontradiksi yang menurut Dr. KH. Quraish Shihab para ulama berbeda
pendapat tentang bagaimana menghadapi ayat-ayat tersebut. Sehingga timbul
pembahasan tentang Nasikh dan Mansukh. 1
B. Rufusdn Mdsdidl
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu :
1) Apa pengertian Nasih dan Mansukh
2) Apa saja syarat-syarat Nasakh
3) Apa saja pembagian Nasakh?
4) Bagaimana ruang lingkup Nasakh?
5) Apa hikmah adanya Nasakh dalam Al-Quran?
O. Tujudn Pbnuiisdn
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah:
1) Untuk mengetahui Nasih dan Mansukh.
2) Untuk mengetahui syarat-syarat Nasakh.
3) Untuk mengetahui pembagian Nasakh.
4) Untuk mengetahui ruang lingkup Nasakh.
5) Untuk mengetahui hikmah adanya Nasakh dalam Al-Quran.
1
M. Quraish Shihab. Membumikan AI-Qur‘an (Bandung: PT Mizan Pustaka, 1994), haI.143
4
BAB II
PEMBAHASAN
“Mengangkat atau menghapus hukum syara‘ dengan khithab (dalil) syara‘ yang
lain”
“Mengangkat / menghapus hukum syara‘ dengan dalil syara‘ yang lain yang
datang kemudian”.4
Para ulama mutaqaddimin (abad I hingga abad III H) memperluas arti Nasikh
sehingga mencakup beberapa hal sebagai berikut:
1) Pembatalan hukum yang ditetapkan terlebih dahulu terjadi oleh hukum yang
ditetapkan kemudian.
2) Pengecualian hukum yang bersijat oleh hukum yang bersijat khusus yang
datang kemudian.
2
Usman. UIumuI Qur‘an (Yogyakarta: TERAS, 2009), haI. 256
3
AbduI Wahhab KhaIIaf, lImu UshuI Fiqh, aIih bahasa Masdar HeImy, ( Bandung: Gema RisaIah Press, 1997 ),
hIm. 391
4
Academia.edu, “ Hadis Nasikh Mansukh” haI. 3, diakses dari
https://www.academia.edu/10078808/hadis_nasikh_mansukh/ pada tanggaI 24 Oktober 2018
5
3) Penjelasan yang datang kemudian terhadap hukum yang bersijat samar.
4) Penetapan syarat terhadap hukum terdahulu yang belum bersyarat.5
Hal yang demikian luas dipersempit oleh ulama‘ yang datang kemudian
(mutaakhkhirin). Menurut mereka nasakh terbatas pada ketentuan hukum yang datang
kemudian guna membatalkan atau mencabut atau menyatakan berakhirnya masa
pemberlakuan hukum yang terdahulu sehingga ketentuan hukum yang berlaku adalah
yang ditetapkan terakhir.6
Pengertian mansukh menurut bahasa berarti sesuatu yang
dihapus/dihilangkan/dipindah ataupun disalin/dinukil. Sedangkan menurut istilah para
ulama‘, mansukh ialah hukum syara‘ yang diambil dari dalil syara‘ yang pertama, yang
belum diubah dengan dibatalkan dan diganti dengan hukum dari dalil syara‘ baru yang
datang kemudian.
Tegasnya, dalam mansukh itu adalah berupa ketentuan hukum syara‘ pertama yang
telah diubah dan diganti dengan yang baru, karena adanya situasi dan kondisi yang
menghendaki perubahan dan penggantian hukum. 7
5
Referensi MakaIah ,” Diskursus Pendapat UIama Tentang Nasikh” diakses dari
http://www.referensimakaIah.com/2013/04/diskursus-pendapat-uIama-tentang-nasikh.htmI/ pada tanggaI 24
Oktober 2018
6
Muhammad Chirzin. AI Qur‘an dan UIumuI Qur‘an (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1998), haI. 40
7
AbduI DjaIaI. UIumuI Qur‘an (Surabaya: Dunia lImu, 2012), haI. 122
6
menyampaikan wahyu dari Allah. Sebab penghapusan sesuatu hukum tidak dapat
dilakukan dengan menggunakan ijma‘ (konsensus) ataupun qiyas (analogi).
3. Adanya nasikh (yang berhak menghapus), yaitu Allah. Kadang-kadang ketentuan
hukum yang dihapus itu berupa al-Qur‘an dan kadang-kadang pula berupa sunnah.
4. Adanya mansukh ‘anhu (arah hukum yang dihapus itu ialah orang-orang yang sudah
aqil-baligh atau mukallaj), karena yang menjadi sasaran hukum yang menghapus dan
atau yang dihapus itu adalah tertuju kepada mereka. 8
C. Pembagian Nasakh
Umumnya para ulama‘ membagi Nasakh menjadi empat macam:10
1. Nasakh Al-Qur‘an dengan Al-Qur‘an
Ulama-ulama sepakat mengatakan ini diperbolehkan dan telah terjadi dalam
pandangan mereka yang mendukung adanya naskh dalam Alquran. Misalnya ada ayat
tentang iddah empat bulan sepuluh hari yakni Q.S. al- Baqarah ayat 240:
- - -
Yang artinya:
"Dan orang-orang yang akan meninggal dunia di antara kamu dan meninggalkan
isteri, hendaklah berwasiat untuk isteri-isterinya, (yaitu) diberi nafkah hingga setahun
lamanya dan tidak disuruh pindah (dari rumahnya). akan tetapi jika mereka pindah
8
Usman. UIumuI Qur‘an….., haI. 262
9
Academia.edu, “ Hadis Nasikh Mansukh” haI. 5, diakses dari
https://www.academia.edu/10078808/hadis_nasikh_mansukh/ pada tanggaI 24 Oktober 2018
10
Manna‘ KhaIiI aI-Qhaththan. Studi lImu-iImu Qur‘an (Bogor: PT. Litera AntarNusa. HaIim laya, 2009),haI. 334