Anda di halaman 1dari 7

Dosen Pengampu: Dr. M. Kholis Amrullah, M.Pd.

Kelompok 6:

Indah Agustina 2201010045


PENGERTIAN NASIKH MANSUKH, SYARAT, MACAM DAN
KEMUNGKINAN TERJADINYA

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pada dasarnya Al-quran adalah wahyu Allah Swt yang memiliki
maksud untuk dapat membuat manusia dapat mengingat dirinya bahwa ia
adalah hamba yang memiliki maksud yaitu, beribadah kepadanya. Namun,
untuk dapat mengetahui lebih lanjut mengenai akan hal itu maka perlu ada
sebuah pengetahuan juga untuk dapat memahaminya sehingga agar
terhindarnya kerancuan dalam memahami atau kesalah pahamanan yang
fatal.1
Maka dari itu dari beberapa ulama yang ada memberikan sebuah
pengtahuan yang berupa pemahaman yang biasa sekarang ini dapat disebut
dengan ilmu fiqih. Ilmu fiqih ini adalah hasil dari pemahaman para ilmuan
Islam atau ulama dalam memahami sumber ajaran Islam yaitu, Al-quran
sebagai sumber ajaran utama dan dikuti oleh pemahaman yang berupa
penjelasan yaitu, Hadits yang berasal dari Nabi Muhammad Saw.2
Para ulama dahulu untuk dapat memahami sumber itu maka
diperlukanya sebuah pengetahuan atau logika dalam memahami yang berupa
sebuah kaedah yang ada yang sehingga dapat membuat para ilmuan itu atau
para ulama dapat mudah memahami suber ajaran Islam yang ada itu. Dalam

1
Drajat, Amroeni. Ulumul Qur'an. (Medan: Kencana, 2017), 96
2
Mukarramah, Oom. Ulumul Quran. (Jakarta:Raja Grafindo, 2013), 52
kajian ilmu yang dimaksud tersebut adalah kajian ilmu ushul fiqih atau jika
diartikan adalah kaedah atau logika dalam memahami sesuatu.3
Sesuatu disini tentunya adalah sumber ajaran Islam. Lalu, dalam hal
ini salah satu kaedah yang menjadi ujukan untuk dapat memahami sumber
ajaran Islam adalah Nasikh Mansukh yang jika dibahas dan dikaji secara
detail serta rini ini dalam penjlasan pragmatisnya adalah sebuah penghapusan
hukum yang sudah tidak relevan dengan hukum yang lain yang lebih relevan
sehingga ajaran Islam yang ad aitu dapat terus relevan dengan yang konteks
zaman yang terbaru dan mutakhir.4

2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Nasik Mansukh?
b. Apa saja syarat dari Nasikh Mansukh?
c. Apa saja macam-macam dari Nasikh Mansukh?
d. Bagaimana kemungkinan terjadinya Nasikh Mansukh?

3. Tujuan Makalah
a. Dapat mengetahui yang dimaksud dengan Nasik Mansukh.
b. Dapat mengetahui syarat dari Nasikh Mansukh.
c. Dapat mengetahui macam-macam dari Nasikh Mansukh.
d. Dapat mengetahui kemungkinan terjadinya Nasikh Mansukh.

B. Pembahasan
1. Pengertian Nasikh Mansukh

3
Ajahari. Ulumul Qur'an (ilmu-ilmu Al-Qur'an). (Palangkaraya: Aswaja Pressindo, 2018), 112
4
Arief, Syaiful. Ulumul Quran untuk pemula. (Jakarta:Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas
Ushuluddin Institut PTIQ Jakarta, 2021), 120
Secara etiomologi, Nasikh memiliki bebrapa arti atau pengertian, yaitu
penghilang (ijazilah), penggantian (tabdil) pengubahan 9tahwil), dan
pemindahan (naql). Segala sesuatu yang menghilangkan, menggantikan,
emngubah dan meindahkan itu disebut dengan Nasikh, sedangkan sesuatu
yang dihilangkan, digantikan, diubah, dan dipindahkan itu adalah mansukh.
Dengan begitu maka dapat dimengerti bahwa Nasikh dan mansukh tu terjadi
karena al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan peristiwa
yang mengikutinya.
Lalu, secara terinologi, para ulama mengartikan nasikh pun dengan
sedikit pendapat yang berbeda, tetapi dalam pengertian sama dengan
menghapuskan hukum syara dengan syara yang baru juga. Atau juga
menghapuskan hukum syara dengan dalil-dalil yang lain. Antara mereka dalam
hal menetapkan adanya nasikh dalam Al-Quran, ulama-ulama mutaqaddimin
bahka memperluas arti nasikh higga dalam beberapa cakupan diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Pembatalan hukum yang dittapkan oleh hukum yang dtetapkan
kemudian.
b. Pengecualian huku yang bersifat umum olh hukum yang spesifik
yang datang kemudian.
c. Penjelasan susulan terhadap hukum yang bersifat ambigius.
d. Penetapan syarat bagi hukum yang datang lalu guna membatalkan
atau merebut atau menyatakan berkahirnya masa berlakunya
hukum terdahulu.5
Dengan begitu dari etentuan hukum yang kemudian guna mncabut atau
menyatakan berakhirnya masa pemberlakuan hukum tersebut.

2. Syarat-syarat Nasikh Mansukh


5
Dainori. "Nasikh Mansukh dalam studi ilmu Al-Quran".JPIK. Vol. II. (1, Maret 2019), 8
Mengenai Nasikh itu sendiri terdapat beberapa syarat yang harus
dipernuhi diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Hukum yang di Nasikh (mansukh) berupa hukm syar’I, baik yang
berbentuk perintah ataupun larangan.
b. Hukum dalil yang berfungsi sebagai nasikh harus berasal dari nash
syar’I, sesuai dengan hukum pada dalil mansukh.
c. Terdapat dua ayat hukum yang saling bertolak belakang dan tidak
dapat dikompromikan.
d. Hukum yang di nasikh tidak terbatas waktu tertantu, mesti berlaku
sepanjang waktu.
6

3. Macam-macam Nasikh Mansukh


Dalam macam-macam nasikh itu terdapat beberapa macam diantara
adalah sebagai berikut:
a. Nasikh Sharih, yaitu ayat yang secara jelas menghapus hukum yang ada
dalam ayat tersebut. Contohnya suarat al anfal ayat 65 dengan surah yang
sama ayat 66 yang bersikan tentang perang, yang dalam ayat ini semula
diharuskan dapat satu orang menghadap dua sepuluh orang maka satu
orang diharuskan melawan 2 orang saja.7
b. Nasikh Dzimmi, jika dua ayat nasikh yang saling bertentangan atau
kontradiktif dan tidak dikompromikan oleh keduanya turun untuk
sembuah masalah yang sama, serta ayat diketahui waktu turunnya, ayat
yang datang kemudian dihapus adalah ayat yang terdahulu. Contohnya ala
baqoroh ayat 180 ayat ini kemudian dinasikhkan dengan hadits

6
Sarwat, Ahmad. Nasikh dan Mansukh. (Jakarta: Rumah Fiqih Publishing, 2020), 16

7
Masrur, Imam. " Konsep Nasikh Mansukh jalaluddin Al-Sayutu dan Implikasi Metode
pengajarannga di Perguruan Tinggi". Realita. Vol. XVI. (1, April 2018), 4
“lawashiyah lil waris” yang artinya tidak boleh berwasiat untuk ahli waris,
berwasiat itu untuk selain ahl waris.8
c. Nasikh Kully, menghapus hukum sebelumnya secara keseluruhan.
Contohnya Al-baqoroh ayat 234 dengan ayat 240 mengenai masa iddah
perempuan yaitu empat puluh hari lalu, digantikan dengan ayat
selanjutnya dengan masanya menjadi setahun.9
d. Nasikh Juz’I, menghapus hukum yang berlaku untuk individu dengan
hukum yang berlaku untuk sebagian individu. Contoh annur ayat 4 dengan
annur ayat 6 yang berisikan cakupannya kepada selurh wanita maka
diagnti menjadi setiap perempuan yang telah beristri.10

4. Kemungkinan terjadinya Nasikh Mansukh


Para ulama yang dalam pemabahasan kajian terkait mengenai nasikh
dan masukh khususnya ulama ushul fiqh ini memberikan pandangan mengenai
kemungkinan terjadinya nasikh dan mansukh, yaitu:
a. Nasikh harus terpisah dari mansukh.
b. Nasikh harus lebih kuat atau sama dayanya dengan masnukh.
c. Nasikh harus berupa dalil-dlail syara.
d. mansukh tidak dibatasi dengan waktu.
e. mansukh harus berupa hukum syara.11
Disamping itu perlu diktahui bahwa ada nash-nash yang sudah pasti
yang tdak mungkin dibatalkan adalah sebagai berikut:
8
Masrur, Imam. " Konsep Nasikh Mansukh jalaluddin Al-Sayutu dan Implikasi Metode pengajarannga di
Perguruan Tinggi"., 5
9
Masrur, Imam. " Konsep Nasikh Mansukh jalaluddin Al-Sayutu dan Implikasi Metode pengajarannga di
Perguruan Tinggi"., 6
10
Masrur, Imam. " Konsep Nasikh Mansukh jalaluddin Al-Sayutu dan Implikasi Metode pengajarannga
di Perguruan Tinggi"., 7

11
Said, Muhammad Umar. "Nasikh Mansukh dalam Al-Quran: Teori dan Implikasi dalam Hukum Islam".
Jurnal Alquran dan Tafsir fakultas Ushuluddin adab dan Humaniora. Vol. V. (2, November 2020) , 210
a. Nash yang berisi poko ajaran, baik berupa aqidah atau poko-pokok
ibadah dan pokok-pokok akhlak, sepert keadilan, kejujuran, larangan
syirik, membunuh dan mencuri.
b. Nash yang berisi hukum abadi atau selamanya brdasarkan pernyataan
nash itu sendiri.
c. Nash yang berisik pemberitaan satu kejadian baik yang sudah lewat
atau yang akan datang.12

C. Penutup
Kesimpulan
Dari hasil uraian makalah diatas maka telah dapat ditarik kesimpulan adalah
sebagai berikut:
1. Nasikh memiliki bebrapa arti atau pengertian, yaitu penghilang (ijazilah),
penggantian (tabdil) pengubahan 9tahwil), dan pemindahan (naql). Segala
sesuatu yang menghilangkan, menggantikan, emngubah dan meindahkan
itu disebut dengan Nasikh, sedangkan sesuatu yang dihilangkan,
digantikan, diubah, dan dipindahkan itu adalah mansukh..
2. Lalu, syara dari nasikh yaitu, Hukum yang di Nasikh (mansukh) berupa
hukm syar’I, Hukum dalil yang berfungsi sebagai nasikh harus berasal
dari nash syar’I, Terdapat dua ayat hukum yang saling bertolak belakang
dan tidak dapat dikompromikan, Hukum yang di nasikh tidak terbatas
waktu tertantu, mesti berlaku sepanjang waktu.
Saran
Diharapkan dari makalah ini dapat memberikan dampak yang baik baik itu
pembaca maupu pendengar dari materi terkait terkhususnya dalam hal ini adalah
mahasiswa sebagai objek utama dari kajian ini. Sehingga akan dapat mengetahui

12
Ruslan. "Nasikh dan Mansukh Al-Quran menurut Dr. Hamka". Journal of Islamic and Law studies. Vol.
III. (2, Desember 2019), 151
dan memberikan pemahaman terkait ketentuan-letentuan yang dihapus dalam Al-
quran.

D. Referensi
Ajahari. Ulumul Qur'an (ilmu-ilmu Al-Qur'an). (Palangkaraya: Aswaja Pressindo,
2018)
Arief, Syaiful. Ulumul Quran untuk pemula. (Jakarta:Program Studi Ilmu Al-
Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Institut PTIQ Jakarta, 2021)
Dainori. "Nasikh Mansukh dalam studi ilmu Al-Quran".JPIK. Vol. II. (1, Maret
2019)
Drajat, Amroeni. Ulumul Qur'an. (Medan: Kencana, 2017)
Mukarramah, Oom. Ulumul Quran. (Jakarta:Raja Grafindo, 2013)
Masrur, Imam. " Konsep Nasikh Mansukh jalaluddin Al-Sayutu dan Implikasi
Metode pengajarannga di Perguruan Tinggi". Realita. Vol. XVI. (1, April
2018)
Ruslan. "Nasikh dan Mansukh Al-Quran menurut Dr. Hamka". Journal of Islamic
and Law studies. Vol. III. (2, Desember 2019)
Sarwat, Ahmad. Nasikh dan Mansukh. (Jakarta: Rumah Fiqih Publishing, 2020)
Said, Muhammad Umar. "Nasikh Mansukh dalam Al-Quran: Teori dan Implikasi
dalam Hukum Islam". Jurnal Alquran dan Tafsir fakultas Ushuluddin
adab dan Humaniora. Vol. V. (2, November 2020)

Anda mungkin juga menyukai