DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Muhammad Taufiq M. Ag
Disusun Oleh:
Kelompok 1
BUKITTINGGI
PEMBAHASAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Nasikh wa Mansukh.?
2. Apa syarat Nasikh wa Mansukh.?
3. Apa Rukun Nasikh wa mansukh.?
4. Bagaimana sejarah nasikh wa Mansukh.?
1
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Nasikh wa mansukh
2. Mengetahui Syarat nasikh wa mansukh
3. Mengetahui Rukun Nasikh wa Mansukh
4. Mengetahui Sejarah Nasikh wa mansukh
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1
1
Quraish Shihab, Membumikan al-Qur‟an, hlm. 147
4
2
hukumnya, maka tidak bisa digantikan (dinasakhan) melainkan oleh hukum
yang juga secara pasti sudah terbukti.
2
Manna‟ Khalil al-Qaththan, Mabahis…,hlm. 227.
5
3
berlaku sebagai manskh bisa dilihat dengan beberapa cara, yaitu :
Melalui penjelasan dari nash atau syari' itu sendiri, yakni Rasulullah
SAW, Melalui penjelasan para Sahabat, Melalui tarikh keluarnya hadis
serta sebab turun hadis.
3
Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-Manar, Jilid I (Mesir: Dar al-Manar, 1367), hlm. 415-416.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nasakh adalah menghilangkan, menghapuskan, membatalkan ayat dengan
ayat yang lain karena adanya dalil yang menunjukkannya. Nasakh terjadi pada
ayat yang berlawanan atau kontradiksi dengan ayat yang lain yang sulit untuk
dikompromikan. Nasakh dan mansukh hanya berlaku terhadap ayat-ayat yang
berkaitan dengan hukum syar‟i yaitu terjadi pada perintah dan larangan.
Nasakh tidak terdapat dalam akhlak, ibadah, akidah, dan juga janji dan
ancaman Allah Berkaitan dengan nasakh dan mansukh dikalangan ulama
terdapat dua kelompok yang berseberangan. Pertama, golongan ulama yang
menerima dan mendukung terjadinya nasakh dan mansukh. Kedua, golongan
ulama yang menolak terjadinya nasakh dan mansukh. Terhadap kedua
kelompok yang berbeda pendapat ini, diperlukan kompromi karena perbedaan
kedua golongan ini memiliki implikasi terhadap ketetapan hukum yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Kompromi tersebut dilakukan dengan meninjau
kembali istilah nasakh dan mansukh yang digunakan oleh ulama. Pemikiran
Muhammad Abduh, mungkin dapat dijadikan jalan tengah terhadap perbedaan
pendapat tersebut, meskipun Muhammad Abduh termasuk golongan yang
menolak nasakh mansukh. Pemikiran tersebut adalah mengubah istilah nasakh
mansukh sebagai penggantian/pengalihan/pemindahan ayat hukum di tempat
ayat hukum yang lain.
B. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
pokok pembahasan dalam makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini
7
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
8
DAFTAR KEPUSTAKAAN