Anda di halaman 1dari 5

NASAKH MANSUKH DALAM ALQURAN

NASAKH MANSUKH DALAM ALQURAN

A. Pengertian

Ulama berbeda pendapat tentang bagaimana cara menghadapi ayat-ayat yang sepintas
menunjukkan adanya gejala kontradiksi. Dari situlah munculnya pembahasan tentang nasakh
mansukh dalam Al- quran. Nasakh mansukh dalamAl quran diungkap sebanyak empat kali:
1. Al Baqarah ayat 106

Apa saja ayat yang Kami nasakhkan, atau kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami
datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Bukankah kamu
mengetahui bahwa Allah swt. berkuasa atas segala sesuatu.

2. A1-Araf ayat 154

Dan dalam tulisannya terdaprt petunjuk dan rahmat untuk orang-orang yang takut kepada
Tuhannya.

3. A1-Hajj ayat 52

Allah menghilangkan apa yang dinasakhkan oleh setan itu selanjutnya Allah menguatkan
ayat-ayat-Nva, Allah Maha Mengetahui dan Maha bijaksana.

4. Al Jatsiah ayat 29

Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan terhadapmu dengan benar, sesungguhnya Kami
tidak menyuruh mencatat apa yang tidak kamu kerjakan.Untuk mengetahui ada tidaknya
nasakh mansukh dalamAl-quran terlebih dahulu kita ketahui apa hakikat nasakh mansukh
tersebut.

Untuk mengetahui ada tidaknya nasakh mansukh dalam Al-quran terlebih dahulu kita
ketahui apa hakikat nasakh mansukh tersebut.

1. Pengertian Nasakh secara Etimologi (Bahasa)


Terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai makna nasakh secara
etimologi. Karena memang kata tersebut memiliki makna yang lbih dari satu. Nasakh dapat
berarti artinya menghilangkan atau meniadakan. Dalam Al quran
menyatakan

Kemudian Allah meniadakan atau menghilangkan apa yang dimasukkan oleh setan, lalu
Allah memperkuat ayat-ayat-Nya. Allah Maha Mengetahui dan Maha bijaksana.(QS.Al-Hajj:
52).

Dalam ungkapan orang Arab juga dikatakan: matahari menghilangkan bayangan


itu.

Kata nasakh juga berarti , artinya pengalihan. Seperti pengalihan bagian harta
warisan Maksudnya perpindahan harta warisan dan
seseorang kepada orang lain.
Kata nasakh juga berarti artinya mengganti atau menukar sesuatu
dengan yang lain. ini dapat kita lihat pada ayat

Dan jika Kami gantikan sebuah ayat dengan ayat yang lain.... (QS.Al-Nahl: 101)
Kata nasakh juga berarti , artinya menyalin, memindahkan atau mengutip
apa yang ada dalam buku, sebagai contoh:

Aku memindahkan atau mengutip isi buku persis menurut kata dan penulisannya.

2. Nasakh secara Terminologi (Istilah)


Secara terminologi nasakh dapat dikategorikan pada dua kategori, yaitu kategori
menurut ulama Mutaqaddimin dan ulama Mutaakhirin.
a. Mutaqaddimin
Menurut ulama mutaqaddimin, nasakh adalah

Mengangkat hukum syari (menghapuskan) hukum syara dengan dalil hukum (kitab)
syara yang lain.
Misalnya, dikeluarkannya hukum syari dengan berdasarkan kitab syaradari
seseorang karena dia mati atau gila. Contoh tentang waris, di mana hukum waris dinasakhkan
oleh hukum wasiat ibu bapak dan karib kerabat.
Ayat tersebut dinasakhkan oleh Surah Al Baqarah ayat 180 yang berbunyi:

Contoh lain, menurut ulama mutaqaddimin, adalah terdapat dalam Surah Al Baqarah
ayat 183 yang berbunyi:

ayat tersebut dinasakh oleh Surah Al Baqarah ayat 187 yang berbunyi:

Ayat-ayat seperti tersebut di atas kadang-kadang oleh ulama mutaqaddimin


disebutjuga dengan takhsis.

Dengan demikian tampak dengan gamblang bahwa ulama mutaqaddimin memberikan


batasan pengertian bahwa nasakh adalah sebagai dalil syar i yang ditetapkan kemudian. Jadi
tidak hanya bagi ketentuan hukum yang mencabut dan membatalkan ketentuan (hukum) yang
sudah berlaku sebelumnya atau merubah ketentuan hukum yang sudah dinyatakan pertama
berakhir masa berlakunya, sejauh hukum tersebut tidak dinyatakan berlaku terus-menerus.
Pengertian nasakh menurut kelompok ini mencakup pengertian pembatasan (qayyad)
terhadap pengertian bebas (muta allaq), pengkhususan terhadap yang umum, pengecualian,
syarat, dan sifat. ini berlaku mulai abad kesatu sampai abad ketiga Hijriah.
Ada di antara mereka yang beranggapan bahwa suatu ketetapan hukum yang
ditetapkan oleh suatu kondisi tertentu telah menjadi mansukh apabila ada ketentuan lain
akibat adanya kondisi lain, misalnyaperintah bersabaruntuk menahan diri pada periode
Mekah di saat kaum muslim lemah dianggap telah nasakh lh perintah atau izin berperang
pada periode Madinah, sebagaimana ayat yang beranggapan bahwa ketetapan hukum Islam
yang membatalkan hukum yang berlaku pada masa pra-Islam merupakan bagian dan
pengertian nasakh.Imam Zarqoni mengartikan :
Mengangkat (mengganti) hukum syara dengan dalil syara.
b. Mutaakhirin
Pengertian yang begitu luas kemudian dipersempit oleh ulama yang datang kemudian.
Pengertian nasakh menurut utma mutaakhirin di antaranya adalah sebagaimana diungkapkan
Quraish Shihab: Nasakh terbatas pada ketentuan hukum yang datang kemudian, guna
membatalkan, mencabut atau menyatakan berakhirnya pemberlakuan hukum yang terdahulu,
hingga ketentuan hukum yang ada yang ditetapkan terakhir.
Syarat-syarat Nasakh sebagai berikut.
Hukum yang mansukh adalah hukum syara.
Dalil penghapusan hukum tersebut adalah kitab syar i yang tentang lebih kemudian dari
kitab yang hukumnya mansukh.
Kitab yang mansukh hukumnya tidak dibatasi dengan waktu tertentu.
Adapun manfa at nasakh mansukh adalah agar pengetahuan tentang hukum tidak
menjadi kacau dan kabur.

B. Cara Mengetahui Nasakh dan Mansukh


Cara untuk mengetahui nasakh dan mansukh dapat dilihat dengan cara-cara sebagai
berikut.
1. Keterangan tegas dan nabi atau sahabat,
2. Kesepakatan umat tentang menentukan bahwa ayat mi nasakh dan ayat itu mansukh.
3. Mengetahui mana yang lebih dahulu dan kemudian tununnya dalam perspektif
sejarah.

C. Pendapat Ulama tentang Nasakh dan Mansukh


Ada tidaknya nasakh mansukh dalam Al-quran sejak dahulu diperdebatkan para
ulama. Adapun sumber perbedaan pendapat tersebut adalah berawal dan pemahaman mereka
tentang ayat:

Seandainya Aiquran mi datangnya bukan dan Allah, niscaya mereka akan menemukan
kontradiksi yang sangat banyak. (QS. An-Nisaa 82).
Kesimpulan dan ayat di atas mengandung prinsip yang diyakini kebenarannya oleh
setiap muslim namun mereka berbeda pendapat dalam menghadapi ayat-ayat Al-quran yang
secara zahir menunjukkan kontradiksi.
Ada dua pendapat ulama tentang Nasakh dan mansukh yaitu :
1. Nasakh secara Logika
2. Nasakh Secara Logika dan Syara

D. Pembagian Nasakh
Nasakh ada empat bagian:
1. Nasakh Al-quran dengan Al-quran.
2. Nasakh Al-quran dengan sunnah. Ini terbagi dua:
a) Nasakh Aiquran dengan hadis Ahad.
b) Nasakh Aiquran dengan hadis Mutawatir.
3. Nasakh Sunnah dengan Al-quran.
4. Nasakh Sunnah dengan Sunnah.
.
E. Macam-Macam Nasakh dalam Al-quran
1. Nasakh tilawah dan hukum.
2. Nasakh hukum, tilawahnya tetap.
3. Nasakh tilawah hukumnya tetap.

F. KESIMPULAN

- Nasakh adalah sesuatu yang membatalkan, menghapuskan atau memindahkan.


- Mansukh adalah yang dibatalkan, dihapus, dipindahkan
- Para ulama sepakat adanya nasikh berdasarkan nash Al Quran dan sunnah
- Syariat selalu memelihara kemaslahatan ummat, oleh karena itu nasikh itu mesti ada dan
terjadi pada sebagian hokum hokum.
- Nasikh itu terjadi pada berita berita, tetapi terjadi pada hukum hukum yang berhubungan
dengan halal dan haram
- Hukum hokum itu bersumber dari Allah yang disyariatkan demi kemaslahatan dan
kebahagiaan manusia
- Menyimpang dari jalan yang lurus dan mengikuti jejak orang orang yang sesat akan
menjadi penyebab kesengsaraan.
http://studi-al-quran.blogspot.com/p/nasakh-mansukh-dalam-alquran.html

Anda mungkin juga menyukai