OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
SOPYAN, M. Ag.
Nasikh dan Mansukh adalah dari sudut pendekatan bahasa Nasikh berarti
menghilangkan sesuatu atau menyiadakannya.91 Pengertian ini sesuai dengan firman
Allah SWT surat al-Hajj, ayat 52 :
َح ِكي ٌم َوٱهَّلل ُ َءا ٰيَتِ ِهۦ ۗٱهَّلل ُ يُحْ ِك ُم ثُ َّم ٱل َّش ْي ٰطَنُ ي ُْلقِى َما ٱهَّلل ُ فَيَن َس ُخ أُ ْمنِيَّتِ ِهۦ فِ ٓىٱل َّش ْي ٰطَنُ أَ ْلقَى تَ َمنَّ ٰ ٓى إِ َذا إِٓاَّل نَبِ ٍّى َواَل َّرسُو ٍل ِمن قَ ْبلِكَ ِمن أَرْ َس ْلنَا َو َمٓا
artinya : Tiada kamu utus sebelum engkau seorang Rasul dan Nabi, melainkan apabila dia
bercipta-cipta (didalam hatinya), maka setan berusaha menghalangi cita-citanya itu, lalu
Allah menghapuskan usaha setan itu, kemudian Allah menetapkan ayat-ayatnya Allah
Maha mengetahui dan Maha bijaksana.
Disamping pengertian di atas, nasikh juga dapat di artikan pemindahan sesuatu
dari tempat yang satu ke tempat yang lain.1
Pengetian ini juga terdapat dalam al-Qur‟an pada surat al-Jaatsiyah ayat 29 :
ق ِك ٰتَبُنَا ٰهَ َذا ِّ تَ ْع َملُونَ ُكنتُ ْم َما نَ ْستَن ِس ُخ ُكنَّا ۚ إِنَّا بِ ْٱل َح
ُ ق َعلَ ْي ُكم يَن ِط
artinya : Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepadamu dengan sebenar-
benarnya. Sesungguhnya kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan.
Dengan demikian pengertian nasikh dapat dipahami sebagai pengangkatan hukum-
hukum syarak atau syar‟i bukan berarti hukumnya hilang akan tetapi tidak ada kewajiban
lagi untuk melaksanakannya atau meninggalkannya.
ِ ْقَ ِدي ٌر َش ْي ٍء ُك ِّل َعلَ ٰىاهَّلل َ أَ َّن تَ ْعلَ ْم ۗ أَلَ ْم ِم ْثلِهَا أَوْ ِم ْنهَا بِ َخي ٍْر نَأ
ت نُ ْن ِسهَا أَوْ آيَ ٍة ِم ْن نَ ْن َس ْخ َما
1
Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ulmu Al-Qur’an, Alih bahasa oleh Muzakkir, AS, Litera Antar Nusa, hal. 326.
Artinya : Ayat yang kami batalkan atau kami hilangkan dari ingatan, pasti kami ganti
dengan yang lebih baik atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu tahu bahwa
Allah Maha kuasa atas segala sesuatu?
Bagi Jumhur ulama, teks ayat ini menunjukkan adanya ayat yang nisakhkan.Sesuai
dengan pernyataan ini, Abdul Mu‟in al-Namr mengatakan bahwa perkembangan
pemikiran manusia dalam beberapa dimensi kehidupan sesuai dengan ruang dan
waktu.2
b. Imam as-Syafi’i
Imam as-Syafi‟i mengakui adanya nasikh beliau mengemukakah dalam kitabnya
sebagai berikut, Allah menurunkan atas mereka al- Kitab sebagai penjelasan atas
segala sesuatu, merupakan petunjukkan dan rahmat, di dalamnya Allah menyebutkan
beberapa kewajiban yang tetap dan yang lain Ia menasikhkan sebagai rahmat bagi
hamba-Nya untuk meringankan dan memberikan kelapangan bagi mereka, sebagai
penambahan atas nikmat yang Ia berikan kepada mereka. 3
Disamping itu Syafi‟i berpedoman kepada firman Allah dalam surat al-Baqarah, ayat
106 sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Dengan memahami/memperhatikan
dalil-dalil di atas jelaslah bahwa nasikh kitab / al-qur‟an memang ada terjadi dan itu
merupakan salah satu cara menyesuaikan syari‟at Islam dalam menumpuh
perkembangannya untuk menyempurnakan pembinaan hukum Islam yang bertujuan
mewujudkan kemaslahatan bagi manusia.
َز ۡي ۙ ٌز لَـ ِك ٰتبٌ ۚ َواِنَّهٗ َجٓا َءهُمۡ لَ َّما بِال ِّذ ۡك ِر الَّ ِذ ۡينَ اِ َّن
ِ ع
B. Syarat Nasakh
2
Abdul Mun’in al-Namr, Ulama Al-Qur’an al-Karim, Dar al-kutub al-Islamiyah, Mesir, Cet II, 1983 M, hal.184
3
Muhammad ibn idris al-Syafi.’I, ar-Risalah, Kubbah al-Kubra, Mesir, t.t hal. 106-107
2. Hukum dalil yang berfungsi sebagai nasikh harus berasal dari nash syar'i,
sebagaimana hukum pada dalil mansukh.
3. Terdapat dua ayat hukum yang saling bertolak belakang dan tidak dapat
dikompromikan.
Harus diketahui secara meyakinkan perurutan turunnya ayat- ayat tersebut, sehingga yang
lebih dahulu ditetapkan sebagai mansukh, dan yang kemudian sebagai nasikh.4
1. Dengan wahyu yang Menunjukkan bahwa syariat Islam diajarkan Rasulullah adalah
syariat yang paling sempurna, yang telah menghapus syariat-syariat dari agama
sebelumnya. Karena syariat Islam telahmencakup ajaran-ajaran sebelumnya.
2. Untuk kemaslahatan dan kebaikan umat Islam.
3. Untuk menguji umat Islam dengan perubahan hukum,apakah dengan perubahan ini
mereka masih taat atau sebaliknya.
4. Merupakan salah satu pra-kondisi yang amat penting bagi penafsiran al-Qur'an.
5. Merupakan salah satu pra-kondisi terpenting untuk memahami dan menerapkan
hukum Islam
6. Menyinari perkembangan hukum Islam dan membantu me mahami makna asasi dari
ayat-ayat yang bersangkutan5
4
Muhammad Gufron, Ulhumul Qur'an. Yogyakarta: PT. Teras,2013, hlm., 64
5
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy,/Imu-Imu AL-Qur 'an, Semarang, PT. Pustaka Rizki Putra, 2002,
hlm,72.
6
H. Ahmad Syadali.dkk. Ulumul Qur 'an I. Bandung: Pustaka Setia.1997, hlm 162.
3) Takhsis hanya masuk kepada dalil Amm (umum). Nasakh bisa masuk kepada dalil
amm maupun dalil khash (khusus).
4) Takhsis hanya masuk kepada hukum saja. Nasakh dapat masuk kepada hukum dan
membatalkan berita-berita dusta.
F. Pembagian Nasakh
7
Rahmawati, Ulumul Qur 'an. Yogyakarta:PT.Teras,2013. hlm., 65
8
Abu Anwar,Ulumul Qur 'an.Pekan Baru :AMZAH, 2002. hlm., 59
2. Makiyah – Madaniyah
a. Pengertian Makki dan Madani
Makki merupakan ayat Al-Qur’an atau surah yang diturunkan di kota Mekkah. Kandungan
dari ayat ini berupa kisah-kisah(meliputi kisah Nabi dan bangsa yang telah sirna). Ayat Makki
cenderung pendek dibandingkan dengan ayat Madani.
G. Kesimpulan
Nasikh ialah menghapuskan hukum syara' dengan dalil hukum syara' yang lain.
Disebutkan kata 'hukum' disini, menunjukkan bahwa prinsip segala sesuatu asalnya
9
Halimuddin, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an,Jakarta:PT Rineka Cipta,1993,cet ke-1,hlm:63. Dikutip oleh Ajahari
dalam bukunya yang berjudul Ulumul Qur’an.
10
Al Burhan I : 187,Al-itqan I: 1314
11
Ajahari,Ulumul Qur’an,cet.1,Aswajja Pressindo : 2018
boleh, sedangkan mansukh adalah hukum yang di angkatkan atau dihapuskan. Fungsi
memahami nasikh dan mansukh diantaranya :
a) Memelihara kepentingan hamba
b) Perkembangan tasyri'menuju tingkat sempurna sesuai dengan perkembangan dakwah
dan perkembangan kondisi umat manusia
c) Cobaan dan ujian bagi orang mukallaf untuk mengikutinya atau tidak
d) Menghendaki kebaikan dan
kemudahan bagi umat sebab jika nasakh itu beralih ke hal yang lebih berat maka di
dalamnya terdapat tambahan pahala,dan jika beralih ke hal yang kebihiringan maka ia
mengandung kemudahan dan keringan. Merupakan salah satu pra-kondisi yang amat
penting bagi penafsiran al-Qur'an.
e) Merupakan salah satu prakondisi terpenting untuk memahami dan menerapkan hukum
Islam; Menyinari perkembangan kode hukum Islam membantu memahami makna
asasi dari ayat-ayat yang bersangkutan.
REFERENSI
Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ulmu Al-Qur’an, Alih bahasa oleh Muzakkir, AS, Litera
Antar Nusa
Abdul Mun’in al-Namr, Ulama Al-Qur’an al-Karim, Dar al-kutub al-Islamiyah, Mesir, Cet II,
1983 M,
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy,/Imu-Imu AL-Qur 'an, Semarang, PT. Pustaka Rizki
Putra, 2002