Anda di halaman 1dari 30

BAB II

PEMBAHASAN

NASKH MENURUT ULAMA USHUL



Naskh adalah : menghapuskan sebuah hukum syara yang telah
lalu dengan sesuatu naskh yang datang kemudian yang ada
perselangan antara keduanya.
Maksudnya antara yang menasakh kan dengan yang di nasakh
kan ada suatu masa itu berlaku hukum yang di naskh
kan,dengan arti sekiranya naskh yang menasakhkan tidak
datang tentulah hukum yang ada itu tetap berlaku.1
NASKH DALAM ALQURAN
Firman Allah swt

Apa saja ayat yang kami melupakannya niscaya kami datangkan
yang lebih baik dari padanya atau yang sepertinya. (QS
Albaqoroh 106 )
Dan juga terdapat pada surat Annisa ayat 16 yang artinya :
Dan apabila kami ganti sesuatu ayat di tempat sesuatu ayat,dan
Allah mengetahui apa yang di turunkan .
Menurut Assyafii ,mengetahui naskh ayat-ayat itu adalah dengan
sunnah yang di terima oleh segenap ulama.
Abu Muslim menentang hujjah hujjah yang di sebut diatas ini :
1

Prof. Dr. T.M.Hasbi Assidiqi,Pengantar Hukum Islam.hal 12


2

a. Sekiranya ada dalam Al quran sesuatu yang telah di


naskhkan berartilah yang demikian membatalkan isi
sebagian Al quran.membatalkan isi nya maknanya
menetapkan,bahwa ada di dalam Al quran hukum yang
batal
b. Padahal Allah berfirman :

Al quran itu tidak di datangi oleh yang batal,baik dari
hadapannya maupun dari belakangnya.

c. Al quran itu adalah syariat yang kekal yang abadi hingga


hari kiamat.Hal ini menghendaki supaya segala hukum
hukumnya berlaku sepanjang zaman,tidak ada di dalamnya
yang sudah di naskhkan.
Didalam Assunah terdapat lapangan yang luas untuk hukum
hukum yang sementara yang akan di hapuskan.
d. Kebanyakan hukum Al quran bersifat kulli yang
umum,bukan juzzi yang khusus.Penjelasan penjelasan di
dalam Al Quran bersipat ijmal,bukan tafshil.Hal ini
semuanya menghendaki supaya hukum hukum Al Quran
itu tidak ada yang di mansukhkan.
Firman Allah yang di kemukakan oleh golongan pertama,tidak
otomatis menunjuk kepada naskh yang mereka maksudkan,yaitu
menasakhkan ayat Al Quran ,karena kita akan mengatakan
bahwa ayat yang di maksudkan itu ialah mujizat atau ayat ayat
kitab kitab yang telah lalu yang telah di nasakhkan oleh Al
Quran.
2 Quran Suroh Fushilat,ayat 42
3

Dan apabila di katakan juga bahwa ayat dalam firman tersebut


ialah ayat Al Quran dan naskh yang terdapat dalam ayat itu
bermakna menghapuskan hukum,maka paling tinggi ayat itu
menunjukkan kepada yang mungkin terjadi,bukan kepada yang
mesti terjadi.
Dalil yang kedua yaitu adanya dalam kenyataan sebagian ayat di
nasakhkan

oleh

sebagiannya,itupun

tidak

otomatis

demikian,karena ayat ayat yang dikatakan sebagai penasakh kita


dapat mengumpulkan dengan ayat ayat yang di katakan telah di
mansukhkan.

Dalil yang ke tiga juga sama dengan dalil yang pertama


dengannya ,yaitu tidak tegas bahwa ayat yang dikehendaki
didalamnya,ayat Al Quran.Kita dapat mengatakan bahwa yang
di kehendaki dengannya yaitu mujizat,seperi mujizat nabi
Luth,Ibrahim,Musa dan lain lain.
Abu Muslim telah mentaufiqkan ayat Washiyat dengan
ayat Mawarits .Cara mentaufiqkan itu telah di terangkan oleh
Al

Fahrurrazi

dalam

tafsirnya,di

waktu

mentafsirkan

ayat

washiyat itu.Ringkas nya ayat washiyat itu di tunjukkan kepada


Qarib yang tidak mendapat pusaka ,sebagai ibu bapaknya yang
karena berlainan agama tidak mendapat pusaka dari anaknya.

NASKH DALAM ASSUNAH


Telah terjdi naskh dalam hukum hukum yang di tetapkan oleh
assunah.Hal ini di sepakati oleh segenap ulama.
Assyafii

menetapkan

bahwa

naskh

itu

terjadi

dalam

Assunah.Beliau menetapkan pula bahwa assunah itu hanya di


naskhkan oleh assunah sendiri,tidak oleh Al Quran,sebagaimana
Assunah itu tidak oleh Al Quran,sebagaimana Assunah itu tidak
dapat menaskhkan Al Quran,demikinlah beliau menetapkan di
dalam risalahnya,dengan tegas dalam kitab ini beliau berkata
Sunnah Rosullullah itu hanya di naskhkan oleh sunnah Rasul itu
sendiri
Didalam Al Ihkam,Al imam Al Amidi mengatakan bahwa nukilan
yang

di

nukilkan

pendapatnya,ialah
dengan

Al

dari

tidak

Assyafii

boleh

Quran.Jumhur

kita

Assyafii

dalam

salah

menasakhkan
dalam

satu

Assunah

salah

satu

pendapatnya,ialah tidak boleh kita mensakhkan Assunah dengan

Al Quran.Jumhur AsyAriyah dan Mutazilah,demikian pula para


fukoha,membolehkan yang demikian itu menurut akal dan
menurut syara
Ahli

ahli

ushul

yang

sesudah

Assyafii

menetapkan,bahwa

menasakhkan Assunah dengan Al Quran,walaupun tidak ada


sunnah sendiri,boleh pada akal dan sudah terjadi pada syara3

PENGERTIAN NASKH DAN MANSUKH DI DALAM AL QURAN


Didalam AlQuran ada ayat ayat mengenai perintah atau
larangan tertentu yang kaidah hukumnya telah di ganti atau di
pindahkan ke ayat yang lainnya,yang notabene merupakan
kesimpulan hukum dari perintah atau larangan tersebut.ilmu
yang berkaitan dengan masalah semacam itu di kenal dengan
istilah NASAKH.
Nasakh menurut bahasa pengertiannya menunjukkan kepada
suatu ungkapan yang berarti membatalkan sesuatu kemudian
menempatkan hal yang lainnya sebagai pengganti,dengan cara
menghapus sama sekali atau memindahkan .

3 DR.TM.Hasbi Assidiqi,Pengantar Hukum Islam,hal 16

Pengertian

Nasakh

meliputi

dua

hal.yakni

Nasikh

artinya

pengganti ( yang menghapus),sementara Mansukh adalah yang


di ganti (yang di hapus).
Bab Nasakh merupakan salah satu pilar penyangga yang paling
penting /besar dalam ijtihad,karena untuk memahami pengertian
perintah perintah amatlah mudah,yaitu hanya dengan melalui
makna lahiriah (tersurat)dan berita berita yang ada,demikian
juga

untuk

mengetahui

bebannya

tidaklah

sulit

pelaksanannya,hanya saja yang menjadi kesulitan itu ialah


bagaimana cara nya mengambil kesimpulan hukum dari makna
yang tersirat di balik naskh.Para imam berkata seseorang tidak
boleh menafsirkan Al Quran sebelum mengetahui Naslkh dan
Mansukhnya.

1. Nasakh di masa sahabat
Abu Hurairah Ra telah menceritakan bahwa hudzaifah Ra di
tanya oleh murid nya tentang suatu masalah,lalu ia menjawab
sesungguhnya orang yang boleh memberikan fatwa itu hanya
tiga

macam,salah

satu

diantaranta

yaitu

seseorang

yang

mengetahui tentang masalah nasakh dan mansukh.Lalu mereka


(murid murid)bertanya siapakah yang mengetahui nasakh dan
mansukh? Huzaifah
menjawab

Umar,atau

Sultan

yang

terpaksa

harus

mengeluarkan faktanya,atau seorang lelaki yang di bebani untuk


memberi fatwa.
6
Abu Dhahak Ibnu Muzahim telah menceritakan ,bahwa pada
suatu hari Ibnu Abbas bersua dengan seorang qadhi yang sedang
memutuskan suatu perkara,lalu dia menendang dengan kakinya

apakah kamu telah mengetahui mana yang nasikh dan mana


yang mansukh? Ibnu Abbas bertanya kembali jadi kamu
belum mengetahui ?
tidak .lalu Ibnu Abbas berkata kamu ini adalah orang yang
celaka dan mencelakakan .
Betapa pentingnya kedudukan nasakh dan mansukh didalam
Kitabullah dan Sunnah Rosul.
Sabda Nabi Ingatlah sesungguhnya telah di turunkan kepada Al
Kitab (Al Quran) dan Assunah sebanyak tiga kali,ingatlah,hampir
tiba saatnya ada ada seorang lelaki yang mengatakan seraya
bersandar pada singasana nya kamu sekalian harus berpegang
teguh pada Al Quran ini,maka apa saja yang di halalkan maka
halalkanlah,dan apa yang di haramkan,maka haramkanlah4
Diantara makna Nasikh adalah :
Firman Allah Taala
_

Dan kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rosul pun dan
tidak pula seorang nabi ,melainkan apabila ia mempunyai suatu
keinginan syaiton pun memaasukkan godaan godaan tehadap
keinginan itu,Allah menghilangkan apa yang di masukkan oleh
syeitan itu dan Allah menguatkan ayat ayatnya,Dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana (Q.S. AlHajj ;52 )

4 Imam Assuyuthi,Apa itu Al Quran,hal 103


7

2. Mengganti ( Tabdil )
Firman Allah SWT :

Artinya : Dan apabila kami letakkan suatu ayat di tempat ayat


yang lain sebagai pengganti nya padahal Allah lebih mengetahui
apa yang di turunkan Nya,mereka berkata : sesungguhnya
kamu adalah orang yang mengada ngada saja ,bahkan
kebanyakan mereka tiada mengetahui.( Q.S.Annahl.Ayat 101 )
3. Mengalihkan / Mengubah ( Tahwil ) seperti mengalihkan
warisan seseorang kepada orang lain.
4. Memindahkan dari suatu tempat ketempat lain,diantaranya
memindahkan satu kitab,dalam pengertian ini tidak mungkin
terjadi di dalam Al Quran.
LINGKUP NASAKH
1. Nasakh termasuk hal yang di khususkan Allah kepada
ummatnya

ini

karena

memudahkan,para

beberapa

ulama

sepakat

hikmah,diantaranya
tentang

adanya

untuk
adanya

nasakh,diantaranya untuk memudahkan.para ulama sepakat


tentang adanya nasakh tetapi orang yahudi mengingkarinya
karena di anggap sebagai bada( sesuatu yang sebelumnya tidak
diketahui Allah) seperti orang yang mengemukakan pendapat
kemudian baru tampak baginya kesalahnnya.Anggapan ini jelas
salah,karena nasakh itu berarti penjelasan tentang batas waktu
suatu hukum seperti halnya menghidupkan setelah mematikan
atau sebaliknyaatau sakit sesudah sehatdan sebaliknya,atau
miskin sesudah kaya dan sebaliknya,kesemuanya ini bukan
bada.

8
2. Sebagian pendapat mengatakan,bahwa Al Quran tidak dapat
di nasakh kecuali dengan Al Quran,karena firman Allah SWT :

Artinya : Ayat mana yang kami nasakh kan ,atau kami jadikan
( manusia ) lupa kepadanya,kami datangkan yang lebih baik dari
padanya

atau

yang

sebanding

dengannya,tiadakah

kamu

mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala


sesuatunya.( Q.S. Albaqoroh 106 )
3. Pendapat lain yang mengatakan, bahkan Al Quran dapat di
nasakh oleh Assunah karena kedua duanya sama sama dari
Allah.sebagaimana firmanNya ;

Artinya ; Dan tiadalah yang di ucapkannya itu ( Al Quran )
menurut kemauan hawa nafsunya ( Q.S. Annajm : 3 )
Contoh lain yaitu ayat Wasiyat,Allah berfirman :


Artinya : Diwajibkan atas kamu apabila seorang di antara kamu
kedatangan ( tanda tanda) maut,jika ia meninggalkan harta yang
banyak,berwasiat untuk ibu bapak dan karib kerabatnya secara
maruf,ini adalah kewajiban atas orang orang yang bertaqwa.
(Q.S. Albaqoroh: 180 )

Ayat ini di hapuskan oleh hadits Nabi SAW : Ketahuilah bahwa


tidak ada wasiat bagi ahli waris .
Dikatakan ; Apabila Assunah menasakhkan ,maka harus perintah
Allah melalui wahyu.Jika denagn ijtihad maka tidak dapat
menasakhkan.Imam Syafii berkata apabila ada ayat Al Quran
yang di nasakh oleh Assunah,maka pasti ada ayat lain yang
menguatkannya,dan apabila Assunah yang di nasakhkan Al
Quran pada ada Assunah lain yang menguatkan penasakh itu.
9
Nasakh tidak terjadi kecuali menyangkut perintah dan larangan
kendatipun
thalab(

lafadz

perintah

kabar

atau

beruta,kabar

larangan)

tidak

tidak

dapat

berarti

kemasukan

nasakh,diantaranya adalah ayat ancaman dan janji.


Beberapa bentuk Nasakh
1. Menasakh apa yang di perintahkan sebelum
pelaksanaannya,seperti Ayat Najwa :


Hai orang orang yang beriman,apabila kamu mengadakan
pembicaraan

khusus

dengan

mengeluarkan

sedekah

kepeda

Rosul,hendaklah
orang

miskin

kamu
sebelum

pembicaraan itu,yang demikian itu adalah lebih baik bagimu dan


lebih

bersih,jika

kamu

tidak

memperoleh

yang

akan

disedekahkan maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi


Maha Penyayang.( Q.S. Al Mujadillah : 12 ).
2. Menasahkan apa yang pernah di perintahkan secara
umum.Seperti menasakhkan menghadap Baitul Maqdis
dengan Kabah ( Q.S. Albaqoroh : 142 145 ).Dan puasa
Asyuro dengan Ramadhan ( Q.S. AL Baqoroh : 183-185 ).

3. Apa yang di perintahkan dengan sebab ada kemudian


sebab

itu

tidak

ada,seperti

perintah

bersabar

dan

memaafkan ketika dalam keadaan lemah dan sedikit


,kemudian di nasakhkan dengan kewajiban perang,pada
hakikatnya ini tidak termasuk nasakh ,tetapi termasuk
Mansa( penundaan) sebagaimana firman Allah ; Au na
sauha ( atau kami mengakhirkannya)
Ayat mana saja yang kami nasakhkan atau kami jadikan
( manusia ) lupa kepadanya,kami datangkan yang lebih
baik

dari

padanya

dengannya,tiadalah

atau

kamu

yang

sebanding

mengetahui

bahwa

sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu ( Q.S.


Al Baqoroh: 106 ).Dalam qiroah Hafas dari Ashim di baca
Nunshiha.Jadi sesuai prinsip Mansaperintah berperang di
tunda sampai kaum muslimin menjadi kuat,selama dalam
keadaan

lemah

mereka

wajib

bersabar

menghadapi

gangguan.
10
Dengan demikian maka nyatalah kesalahan orang orang
yang

menyatakan

bahwa

ayat

tersebut

perintah

bersabar ) di nasakhkan oleh ayat pedang (perintah perang


) masing masing dari ayat tersebut harus di laksanakan
pada suatu waktu karena sebab yang mengharuskan
hukumnya.

TIGA MACAM NASAKH DALAM AL QURAN.


1. Ayat yang di nasakhkan tilawah dan hukumnya,seperti
riwayat dari Aisyah yang mengatakan : diantara ayat
yang pernah di turunkan ialah sepuluh susuan yang di
kenal,kemudian di khususkan dengan lima susuan ,ketika
Rasulullah Saw nash tersebut ( sepuluh susuan ) termasuk
apa yang di baca dari Al Quran(HR Bukhori dan Muslim ).

Ayat yang di Nasakhkan hukumnya tetapi tilawahnya tetap.


Bentuk Nasakh inilah yang banyak di bahas oleh berbagai ulama
di dalam kitabnya,tetapi Nasakh inipun pada hakikatnya sangat
sedikit.
Jika di tanyakan apa hikmah penghapusan hukumnya dan
membiarkan bacannya ?
Jawabnya bahwa Al Quran di baca untuk di ketahui
hukumnya dan di amalkan, juga di baca karena Ia Kalam
Allah. Dan dengan membacanya akan mendapat pahala. 5

NASAKH MENURUT ISTILAH ULAMA


Menurut pendapat Imam Syafii ,AlQuran tidak di nasakh dengan
Hadits Mutawatir ( Hadits yang jumlah riwayatnya lebih dari
sepuluh ),Beliau beralasan dengan alasan surao Al Baqoroh ayat
106,dengan pengertian bahwa jenis Al Quran maka nasakhnya
adalah Al Quran,alasan Imam Syafii Al Quran tidak di nasakh
dengan hadits.
Mayoritas ulama boleh Al Quran dengan hadits,seperti contoh
ayat :

5 Jalaludin Al Mahali dan Jalaludin Assuyuthi.Tafsir Jalalain.jilid 4.hal


2815
11


Di Nasakh dengan hadits Nabi :

Contoh Nasakh di dalam Al Quran ada beberapa jalan :
1. Hukum nya di hilangkan dan bacaanya di hilangkan,
sebagai riwayat Abu Imamah Bin Sahal,sahabat pernah
bangun malam,mereka tidak membaca Bismillah ,lalu di
adukan kepada Nabi,maka Nabi bersabda : Suroh itu di
angkat bacaanya dan hukumnya ( Di tahrijkan oleh Imam
Bukhori ).
Pendapat ulama Suroh Al Ahzab seperti Suroh Al Baqoroh .
2. Tidak di hilangkan bacaannya tapi hukumnya ada,seperti
ayat Rojam,dalil Ibnu Abbas berkata : berkata Umar bin
Khotob dan dia sedang duduk di atas mimbar Rosul.Allah
mengutus Nabi Muhammad dengan benar dan menurunkan
Al Quran,maka di turunkan ayat Rajam. Kami takut
manusia yang akan datang berkata Kami tidak mendapat
ayat tersebut di Kitab Allah,maka mereka menjadi
sesat.Rojam itu ada pada kitab Allah ,yaitu di atas orang
yang berzina yang sudah kawin jika apabila ada
saksi,hamil,atau mengakui.6

AYAT AYAT TENTANG ADANYA NASAKH DI DALAM AL QURAN

6 Hasanudin Ali bin Muhammad bin Ibrohim Al Baghdadi.Tafsir


Khozin.jilid 1.hal 93-94
12



Terjemah :106 Ayat mana saja yang Kami nasakhkan atau kami
jadikan manusia lupa kepadanya,Kami datangkan yang lebih baik
dari padanya atau yang sebanding dengannya,tiadalah kamu
mengetahui bahwa sesungguhnya Allah kuasa atas segala
sesuatu.
107 Tiadalah kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan
bumi adalah kepunyaan Allah?.Dan tiada bagimu selain Allah
seorang pelindung maupun seorang penolong
108 Apakah kamu menghendaki seperti Bani Israil meminta
kepada Musa pada zaman dahulu? Dan barang siapa yang
menukar iman dengan kekafiran,maka sungguh orang itu telah
sesat dari jalan yang lurus
Dalam ayat ayat yang lalu Allah SWT menerangkan sikap dan
perbuatan orang orang Yahudi dan Nasrani dan kedengkian
mereka kepada Nabi,karena Al Quran itu tidak di turunkan
kepada orang orang dari kalangan mereka.Dalam ayat ini Allah
SWT menerangkan hal hal yang menyangkut masalah agama
yaitu mengenai rahasia di nasakhkannya ayat yang di turunkan
terlebih dahulu dengan ayat ayat baru yang lebih baik,lebih
sempurna atau yang sama nilainya dengan ayat yang telah lalu.
(106) Allah SWT menjelaskan bahwa ayat manapun juga yang di
nasakhkan atau di ganti dengan ayat yang lain,atau ayat yang di
tinggalkan,akan menggantinya dengan ayat yang lebih baik,yang

lebih

sesuai

dengan

kemaslahatan

hamba

hambaNya,atau

menggantinya dengan ayat yang sama nilainya denagn hukum


yang lalu.
13
Adapun hikmah diadakannya pergantian atau perubahan ayat
ialah karena nilai kemanfaatannya berbeda beda menurut waktu
dan tempat,kemudian di hapuskan,atau di ganti dengan hukum
yang lebih baik,atau dengan ayat yang sama nilainya,adalah
karena ayat di ubah atau di ganti itu tidak sesuai lagi dengan
kepentingan masyarakat,sehingga apabila diadakan perubahan
atau pergantian termasuk suatu tindakan yang bijaksana.
Bagi yang berpendapat bahwa ayat ini ialah tanda kenabian
(mujizat) yang di jadikan penguat ke nabian,maka ayat ini di
artikan bahwa Allah SWT tidak akan menghapuskan sesuatu
tanpa kenabian salah seirang nabi,yang di gunakan untuk
penguat kenabiannya,atau tidak akan mengubah tanda kenabian
yang terdahulu,dengan tanda kenabian yang datang kemudian
atau meninggalkan tanda tanda kenabian itu,karena telah
berselang beberapa abad lamanya.
Terkecuali

Allah

yang

mempunyai

kekuasaan

yang

tidak

terbatas ,memberikan tanda kenabian itu yang lebih baik,baik di


tinjau dari segi kemantapannya ataupun dari tetapnya kenabian
itu,dan karena kekuasaannya yang tidak terbatas,maka hak
untuk memberikan tanda kenabian kepada para Nabi Nya tidak
dapat di halang halangi.
Penasakhan ayat adakalanya terjadi dengan ayat yang lebih
ringan hukumnya,seperti di hapuskannya iddah wanita yang
ditinggal mati suaminya,dari setahun menjadi 4 bulan 10
hari,atau dengan ayat yang sama hukumnya seperti perintah
untuk menghadapkan muka ke Baitul Maqdis pada waktu

mendirikan shalat di ubah menjadi menghaapkan muka ke


Kabah.Atau dengan hukum yang lebih berat,seperti perang yang
tadinya tidak di wajibkan pada orang islam,menjadi di wajibkan.
Ayat ini tidak hanya ditunjukkan kepada Nabi Muhammad saw
akan tetapi juga ditujukan kepada orang orang islam,yang karena
sakit hatinya mendengar cemoohan orang orang Yahudi kepada
Nabi Muhammad saw.

14
Orang

orang

yang

tipis

imannya

tentu

mudah

di

pengaruhi,sehingga hatinya mudah menjadi ragu ragu.Itulah


sebabnya maka Allah SWT menegaskan bahwa Allah SWT Maha
Kuasa atas segala sesuatu,dan apabila berkehendak untuk
menasakhkan hukum tidak dapat di cegah,karena masalah
hukum itu termasuk dalam kekuasaan Nya.
(107) Allah SWT menjelaskan bahwa Dia mempunyai kerajaan
langit dan bumi,dengan kata lain bahwa langit dan bumi dengan
seluruh isinya tunduk di bawah kekuasaanNya,di bawah perintah
dan laranganNya,oleh sebab itu Allah SWT berkuasa pula untuk
menasakhkan hukum dan menetapkan hukum yang lain menurut
kehendak Nya,apabila menurut pertimbanganNya ada manfaat
bagi seluruh manusia karena hukum yang lama sudah di
pandang

tidak

sesuai

lagi,maka

Allah

SWT

memberikan

penegasan kepada orang orang islam bahwa Allah lah yang


memberikan pertolongan dan bantuan kepada mereka.
Oleh sebab itu orang orang mukmin dilarang memperdulikan
orang

orang

Yahudi

yang

mengingkari

perubahan

hukum

itu,sedikitpun tidak akan memberikan mudarat kepada orang


orang mukmin.

(108) Allah SWT mencela sikap orang orang Yahudi yang


menghina orang orang Islam,karena adanya penasakhan hukum
karena

perintah

mereka,apakah
moyang

Allah,dalam
mereka

mereka,yaitu

ingin

hal

ini

Allah

mengulang

mengemukakan

SWT

menyindir

perbuatan
persoalan

nenek
kepada

Rosul,sebagaimna nenek moyang mereka menanyakan kepada


Nabi Muhammad saw,agar supaya beliau mendatangkan hukum
yang lain dari hukum yang telah di tetapkan,seperti halnya
nenek moyang mereka itu mengajukan yang tidak semestinya
kepada Nabi Musa.AS.Firman Allah SWT :


Artinya : Ahli kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan
kepada mereka sebuah Kitab dari langit,maka sesungguhnya
mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari
itu.Mereka berkata perintahkanlah Allah kepada kami dengan
nyata (Albaqoroh 108).
15
Kemudaian Allah SWT memberikan ancaman kepada orang orang
Yahudi,bahwa orang orang yang tidak memegang ayat ayat Allah
dengan alasan ingin mencari hukum yang lain,yang menurut
pertimbangannya lebih baik,berarti ia telah mengganti imannya
dengan

kekafiran.Lebih

mencintai

kesesatan

dari

pada

hidayah,serta ia telah jauh dari kebenaran,dan barang siapa


yang telah melampui hukum hukum Allah,berarti ia telah jatuh ke
dalam lembah kesesatan.
Dalam ayat terdapat petunjuk dari orang orang islam,yaitu agar
mereka mengerjakan apa yang di perintahkan Rasul saw dan
menjauhi segala larangannya,juga terdapat larangan meminta
sesuatu yang diluar ketentuan hukum yang sudah ada.

Dalam ayat ayat yang lalu Allah SWT menerangkan sifat orang
orang yahudi yang terlalu rewel,banyak mengajukan pertanyaan
kepada Rosul,yang akibatnya memberatkan diri mereka sendiri
dan melarang orang orang Islam menerima pendapat orang
orang Yahudi dalam hal hal yang berpautan dengan urusan
agama.
Disamping orang yahudi selalu menghina Nabi,mereka juga
selalu menebarkan kedengkian,kedengkian mereka bukanlah
karena keragu raguan mereka terhadap isi kandungan Al Quran
atau bukan karena di dorong oleh kebenaran yang terdapat pada
kitab Taurot,akan tetapi di sebabkan karena dorongan hawa
nafsu ,kemerosotan mental dan kedongkolan hati mereka,itulah
sebabnya mereka terjerumus dalam lembah kesesatan dan
kebatilan.
Allah SWT menerangkan bahwa sebagian besar ahli Al Kitab
selalu berangan angan agar dapat membelokkan orang orang
islam dari agama Tauhid menjadi kafir seperti mereka,setelah
mereka mengetahui dengan nyata bahwa apa yang di bawa Nabi
Muhammad saw itu benar dan sesuai dengan prinsip yang
terkandung dalam kitab Taurat.7

NASAKH DAN MANSUKH DALAM AL QURAN


Nasakh mansukh dalam Al quran sebanyak 4 kali
1. Dalam suroh Al Baqoroh ayat 106
2. Dalam Suroh Al Araf ayat 154
3. Dalam suroh AL Hajj ayat 52
7 Al Quran dan Tafsir nya.jilid 1-2-3.hal 189
16

4. Dalam suroh Al Jatsiah ayat 29


Syarat syarat Nasakh sebagai berikut :
1. Hukum yang mansukh adalah hukum syara
2. Dalil penghapusan hukum tersebut adalah kitab syari yang
tentang lebih kenudian dari kitab yang hukumnya
mansukh.
3. Kitab yang mansukh hukumnya tidak di batasi dengan
waktu tertentu.
Cara mengetahui Nasakh dan Mansukh :
1. Keterangan tegas dari Nabi dan Sahabat
2. Kesepakatan ummat tentang menentukan bahwa ayat ini
Nasakh dan ayat itu Mansukh
3. Mengetahui mana yang lebih dahulu dan kemudian
turunnya dalam prespektif sejarah.
Pendapat ulama tentang Nasakh dan Mansukh terbagi dua :
1. Nasakh secara logika
2. Nasakh secara logika dan Syara
Pembagian Nasakh terbagi 4 :
1. Nasakh Al Quran dengan AL Quran
2. Nasakh Al Quran dengan sunnah.ini terbagi dua :
a. Nasakh Al Quran dengan hadits Ahad
b. Nasakh Al Qur;an dengan hadits Mutawatir
3. Nasakh Sunnah dengan Al Quran
4. Nasakh sunnah dengan sunnah.8

MACAM MACAM NASAKH DALAM Al QURAN :


1. Nasakh Tilawah dan hukum
2. Nasakh hukum,tilawahnya tetap
3. Nasakh tilawah,hukumnya tetap
8 Prof.Dr.Quraish Shihab.Membumikan Al Quran.Hal 143
17

Hikmah adanya Nasakh dengan menyatakan bahwa : hukum


hukum tidak di undangkan ,kecuali untuk kemaslahatan manusia
dan hal ini berubah dan berbeda akibat perbedaan waktu dan
tempat,sehingga apabila ada stu hukum yang di undangkan pada
suwaktu waktu karena adanya kebutuhan yang mendesak,lalu
kebutuhan berakhir maka di nasakh dan dengan yang lebih baik.
Macam macam nasakh dalam Al Quran memiliki tiga
pola,pertama ayat yang teks nya di nasakh,namun hukumnya
tetap berlaku.kedua ayat yang hukumnya di nasakh namun teks
nya masih tetap,dan inilah pola yang di sepakati.Ketiga ayat
yang teks dan hukumnya sekaligus di nasakh.
Adapun manfaat nasakh mansukh adalah agar pengetahuan
tentang hukum hukum tidak menjadi kacau dan kabur.
Al Maraghi menyatakan bahwa nasakh dan mansukh itu ada
hikmah hikmahnya hukum hukum tidak akan di undangkan
kecuali untuk kemaslahatan manusia dan hal ini berubah atau
berbeda akibat perbedaan waktu dan tempat,sehingga apabila
ada hukum yang di undangkan tersebut di nasakh(di
batalkan)dan di ganti dengan hukum yang sesuai dengan waktu
tersebut,sehingga hukum itu akan jadi lebih baik dari hukum
semula atau sama dari aspek manfaatnya untuk hamba hamba
Alloh.
Untuk mengetahui ketentuan dalil yang yang turun terdahulu
atau yang turun kemudian antara lain : dalam satu dalil harus
ada yang menentukan turunnya lebih belakang dari dalil yang
lain.
Harus ada kesepakatan para imam dalam suatu masa yang
menetapkan bahwa salah satu dari dalil itu datang lebih dulu dan
yang datang kemudian.
Harus ada riwayat shahih dari salah seorang sahabat yang
menentukan mana yang lebih dahulu dari kedua dalil nash yang
saling bertentangan.9

9 Ahmad Mustofa Al Marighi.Tafsir Al Marighi.jilid 1.hal 187


18

AL QURAN SEBAGAI KONSULTAN KEHIDUPAN


Terdapat dua perbedaan mencolok cara umat Islam berinteraksi
dan memosisikan AL Quran semasa hidup Rosulullah dan di
masa kita hari ini.
Pertama pada masa Rosulullah ,Al Quran turun secara berangsur
angsur .Hal tersebut membuat dimensi teks,spirit,dan konteks
sosial sedemikian menyatu,sehingga setiap ayat yang turun akan
menimbulkan

wacana

dan

perubahan

prilakusosial

secara

langsung.
Al Quran waktu itu bagaikan buku terbuka yang langsung
berdialog dan berinteraksi dengan realitas sosial.
Kedua jikalau umat Islam menemui kesulitan dalam memahami
pesan wahyu,merekapun langsung bertanya kepada Rosulullah
untuk memperoleh penjelasan final.Ketika Rosulullah belum
menemukan jawabannya maka malaikat Jibril atas perintah Allah
yang kemudian memberikan penjelasan dengan membawa
wahyu yang baru.
Posisi sentral Nabi Muhammad dan interaksi wahyu dengan
realitas sosial yang sedemikian langsung tidak lagi kita jumpai
pada saat ini.Baik Nabi Muhammad maupun Al Quran sangat
berwibawa dan efektif dalam membentuk ptilaku umat Islam
pada saat itu,saat ini peran Nabi di ambil oleh para Ulama tetapi
mereka tidak memiliki wibawa dan otoritas mutlak dalam
menafsirkan ayat ALQuran ketika muncul pertanyaan baru yang
datang dari umatnya.
Namun hal ini tidak berarti martabat dan kemujizatan serta
kelengkapan AL Quran menjadi turun.Hal ini di sebabkan karena

Al Quran sebagai kitab suci ummat Islam ini di yakini telah


sempurna dan mengandung prinsip prinsip dan ajaran dasar
yang di perlukan oleh ummat Islam.
Pengertian bahwa AlQuran adalah kitab yang lengkap janganlah
di artikan sebagai buku ensiklopedia ilmu pengetahuan yang
menyediakan

semua

jawaban

secara

sistematik

dan

detail,banyak persoalan teknis hidup yang jawabannya mesti kita


cari di luar Al Quran.
19
Pesan dasar yang sangat menonjol dari Al Quran adalah ajaran
tauhid ,akhlak,keabadian jiwa,pertanggung jawaban moral di
dunia dan akhirat,serta pedoman ritual.Meskipun Al Quran
merupakan kitab suci yang di wahyukan ,sangatlah menarik
mengikuti

gaya

dan

pembacanya,adakalanya

metode
dalam

Al

Quran
bentuk

dalam

menyapa

dialog,adakalanya

berupa ajakan untuk membaca alam semesta,membaca prilaku


masyarakat,dan ada pula yang menghentak tiba tiba melakukan
introgasi terhadap diri kita sendiri sebagai pembaca.Seseorang
yang mau berdialog secara cerdas tentang kualitas pribadinya
sehingga Al Qur;an konsultan bagi kehidupan untuk membuat
agenda perbaikan di masa depan.
Semakin cerdas pula jawaban dari Al Quran ,namun adapula
yang cukup menghafalkan dan melagukan ayat ayatnya tanpa
mendalami maknanya.
Al Quran juga menyuruh kita untuk menafsirkan ayat ayatnya
melalui riset ilmiah,banyak istilah konseptual Al Quran yang sulit
di tangkap maksudnya tanpa dukungan ilmu pengetahuan
moderen ,misalnya tentang proses pertumbuhan janin dalam
perut.Pernyataan tersebut menjadi jelas setelah berkembang
ilmu

kedokteran

moderen,begitupun

sekian

ayat

yang

menyinggung

seputar

lautan,angkasa

luar,dan

kejiwaan

manusia.Semuanya baru menjadi jelas,maksudnya ketika ilmu


pengetahuan moderen berkembang.Kenyataan ini menunjukkan
bahwa baik Al Quran maupun alamsemesta,semuanya memang
merupakan ayat ayat Allah yang saling menafsirkan dan
menjelaskan,keduanya datang dari sumber yang sama.
Semua ayat Allah yang bertebaran di alam semesta tak akan
terbaca kalau seorang tidak mampu menggunakan nalarnya
untuk

menganalisis

dan

merenungkan

asal

usulnya

dan

kehebatan Pencipta nya.Maka berkembanglah dalam tradisi


pemikiran Islam apa yang di sebut ilmu mantiq,ilmu kalam,ilmu
filsafat,ilmu

tafsir

dan

ushul

fiqh

yang

dalam

penalaran

sistematis ingin menangkap keberadaan dan kehendak Tuhan


melalui jejak jejak karya dan kalam Nya.

20

Metode penalaran yang lazim di pakai oleh para filsuf di sebut


metode Burhani,yaitu membangun Hujjah setapak demi setapak
sehingga pada akhirnya ssampai pada kesimpulan yang tidak
bisa di bantah lagi kebenarannya menurut hukum logika.
Kembali kepada persoalan penafsiran atas kitab suci Al Quran
.oleh karena itu antara pembaca dan pengarang tidak pernah
bertemu untuk meminta klarifikasi jika terdapat hal hal yang di
anggap kurang jelas,lalu bagaimana kita mesti menyelesaikan
persoalan semacam itu?.
Pertama,pembaca

yang

baik

mestinya

memahami

kaidah

bahasanya,orang yang mendalami bahasa Arab tentu jauh lebih

baik

pemahamannya,oleh

karena

itu,usahakanlah

untuk

mendalami bahasa Arab menkipun hanya istilah istilah kunci.


Kedua, pembaca sebaiknya memiliki pengetahuan dasar
keilmuan karena kandungan Al Quran banyak isyarat isyarat
ilmiah,dengan demikian seseorang mesti memahami Al Quran .
Ketiga,hendaknyalah
umat
Islam
wajib
membaca
dan
mengamalkan Al Quran sebagai dasar hukum bagi apa pun yang
akan di laksanakan dan di jalankan, dan sebagai pedoman bagi
ummat Islam yang kesemuanya akan di pertanggungjawabkan
nanti,dan Al Quran menjadi tuntunan kita sebagai mahluk Allah
di muka bumi ini.10

BAB III
KESIMPULAN
Dalam AL Quran ada ayat ayat mengenai perintah atau larangan
tertentu yang kaidah hukumnya telah di ganti atau di pindahkan
ke ayat yang lainnya,yang nota bene merupakan kesimpulan
hukum dari perintah atau larangan tersebut.
Ilmu yang berkaitan dengan permasalahan tersebut semacam ini
di kenal dengan istilah Nasakh.
10 Komarudin Hidayat.Psikhologi Beragama Menjadikan Hidup Lebih
Ramah dan Santun.hal 115-119

21

Nasakh adalah hal yang di perbolehkan keberadaannya dalam


agama Islam,hal ini sesuai dengan dalil yang telah datang dari Al
Quran dan sunnah Rosul.
1. Demi

menjaga

kemaslahatan

hambaNYA

,Allah

telah

menghapus sebagian hukum Islam,bila ternyata hukum


penggantinya itu lebih ringan,maka itu adalah kemiddahan
yang di berikan Allah di dunia ini secara langsung,namun
apabila penggantinya lebih berat,maka tidak lain hal ini
akan melipat gandakan pahala pe;aksananya sebagai
balasan atas ketaatannya pada aturan Allah Taala.
2. Penasakhan oleh Allah SWT tidak dapat di

ingkari

terjadinya,karena hal itu termasuk kekuasaan Allah.


3. Segala sesuatu yang di perintahkan kepada Rosul pasti ada
manfaatnya,oleh sebab itu haruslah di lakukan.Dan segala
sesuatu

yang

di

larang,tentu

mengandung

kemudaratan,oleh karenanya harus di jauhi.


4. Oleh karena itu orang Islam di larang memprsoalkan
sesuatu,yang akan memberatkan diri mereka sendiri.
5. Bahwa Allah Taala adalah raja segala raja yang hanya Dia
lah

yang

berkuasa

membuat

peraturan

bagi

hamba

hambaNya .Maka dari itu hendaknya kita selalu tunduk


pada aturan aturan yang datang dari Nya,yang berupa
perintah maupun larangan.
22

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Secara umum Maqasid Al Tasri adalah untuk kemaslahatan


manusia,maka dalam pembentukan kemaslahatan manusia
tidak dapat di elakkan adanya Nasikh dan Mansukh
terhadap beberapa hukum terdahulu dan di ganti dengan
hukum

yang

zaman,waktu,dan

sesuai

dengan

kemaslahatan

tuntutan

manusia,proses

realitas
ini

di

sebut Nasikh dan Mansukh.


Dengan demikian dapat di fahami bahwa Nasikh Mansukh
terjadi karena Al Quran di turunkan secara berangsur
angsur sesuai dengan peristiwa yang mengiringinya.Oleh
karena itu untuk mengetahui Al Quran dengan baik harus
mengetahui ilmu Nasikh dan Mansukh dalam Al Quran.
B. Rumusan Masalah.
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas berkaitan
dengan Nasikh dan Mansukh adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kedudukan Nasakh dan Mansukh dalam
2.
3.
4.
5.

Al Quran
Apakah penasakhan oleh Allah SWT dapat di ingkari
Apakah manfaat nasakh dan mansukh
Apakah urgensi mempelajari Nasikh dan Mansukh
Apakah hikmah AL Quran dalam kehidupan manusia.

1
DAFTAR PUSTAKA

1. Assidiqi,TM Hasbi Prof.DR.Pengatur Hukum


Islam.Jakarta:Bulan Bintang
2. Assuyuthi,Imam.Apa Itu Al Quran.Gama Insan Pers

3. Assuyuthi,Jalaluddin dan Al Mahali,Jalaluddin.Tafsir Jalalain


jilid 4 hal 2815-2817:Sinar Baru Al Gesindo
4. Laalaauddin Ali bin Muhammad bin Ibrohim AL
Baghdadi.Tafsir Khozin jilid 1 hal 93-94.
5. Tim Tashih Departemen Agama dan Universitas Islam
Indonesia.Al Quran dan Tafsirnya jilid 1 juzz 1-2-3 hal 189192.Yogyakarta:PT.Verisia Yogya Grafika Badan Wakaf
Universitas Islam Indonesia.
6. Anwar,Abu. Drs.M.Ag. Ulumul Quran.
7. Chirzin,Muhammad.Drs.M.Ag.Al Quran dan Ulumul Quran.
8. Shihab,Quraish.DR.Membumikan Al Quran hal
143.1999.Bandung:Mizan.
9. Ahmad Mustofa Al Maraghi.Tafsir Al Maraghi.Mesir:Al
Halaby,1946.jilid 1 hal 187.
10.
Hidayat,Komarudin.Psikologi Beragama menjadikan
hidup lebih ramah dan santun:Hikmah Populer.

23

DAFTAR ISI

BAB I
Pendahuluan...........................................................................
1

A. Latar
Belakang............................................................................
1
B. Rumusan
Masalah........................................................................
1
BAB II
Pembahasan...........................................................................
2
Nasakh menurut ulama
Ushul............................................................. 2
Nasakh dalam Al
Quran.................................................................... 2
Nasakh dalam
Assunah.......................................................................

Pengertian Nasakh dan Mansukh dalam Al


Quran............................

Lingkup
Nasakh...................................................................................
8
Bentuk
Nasakh......................................................................................
9
Tiga macam dalam AL
Quran.............................................................

11

Nasakh menurut istilah


ulama..............................................................

12

Ayat ayat tentang adanya Nasakh dalam Al


Quran............................

13

Tafsir tentang adanya Nasakh dalam AL


Quran.................................

13

Nasakh dan Mansukh dalam Al


Quran................................................ 17
Macam macam Nasakh dalam Al
Quran..............................................

18

Al Quran sebagai konsultan


kehidupan................................................

19

BAB III
KESIMPULAN........................................................................
20
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................
23

Anda mungkin juga menyukai