Ulumul Qur’an
OLEH:
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................2
C. Tujuan ..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................3
A. Pengertian Nasikh Dan Mansukh ................................................3
B. Pendapat Ulama Tentang Naskh Dalam Al-Qur’an.....................4
C. Macam-Macam Nasikh Mansukh ...............................................7
D. Manfaat Mempelajari Nasikh Mansukh.......................................8
BAB III KESIMPULAN.........................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Maka secara etimologi Mansukh artinya "suatu hal yang diganti". Sedang
secara istilah/terminologi, Mansukh diartikan sebagai "hukum syara' yang
menempati posisi awal, yang belum diubah dan belum diganti dengan hukum
syara' yang datang kemudian". Dari pengertian-pengertian diatas, selanjutnya
kita perlu memahami kata Nasakh. Yang dimaksud Nasakh adalah suatu
perbuatan pembatalan atau penghapusan pada hukum syara' dari hukum lama
menuju hukum baru yang bersumber dalil syara' yang datang kemudian.
Maka dalam menasakhkan diperlukan dua unsur penting yaitu Nasikh dan
Manshuk. Dimana Nasikh merupakan hukum/dalil syara' yang sifatnya
menghapus suatu hukum atau merupakan subjek penghapus, sedangkan
Mansukh merupakan hukum/dalil syara' yang nantinya dihapus atau diganti
atau juga merupakan objek penghapusannya.
َاَفاَل َيَتَد َّبُر ْو َن اْلُقْر ٰاَن ۗ َو َلْو َك اَن ِم ْن ِعْنِد َغِرْي الّٰلِه َلَو َج ُد ْو ا ِفْيِه اْخ ِتاَل ًفا َك ِثْيًر ا
4
Muslim dan kawan-kawan, Al-Qur'an adalah syariat yang muhkam tidak ada
yang Mansukh Jadi nasakh menurut yang lain, takhshish menurut Abu
Muslim al-Asfihani. Hal ini untuk menghindari pendirian pembatalan suatu
hukum yang telah diturunkan Allah.
Bagi ulama yang menolak nasakh beranggapan bahwa pembatalan hukum
yang telah diturunkan Allah adalah mustahil. Sebab jika ada pembatalan
hukum yang telah diturunkan-Nya berarti akan muncul 2 pemahaman paling
kurang, yaitu:
a. Allah tidak tahu kejadian yang akan datang, sehingga Dia perlu
mengganti/membatalkan suatu hukum dengan hukum yang lain.
b. Jika itu dilakukan Allah, berarti Dia melakukan kesia-siaan dan permainan
belaka. Tegasnya bahwa Abu Muslim al-Ashfahani tidak sependapat atau
tidak setuju dengan adanya nasakh, baik secara garis besar maupun
secara terperinci
2. Nasakh Secara Logika dan Syara
Sebagai alternatif dalam menghadapi ayat yang kelihatannya memiliki
kontradiksi, maka di antara ulama ada yang mengakui adanya nasikh dan
mansukh dalam Al-Qur'an. Pendapat ini dianut oleh jumhur ulama'. Menurut
mereka ayat nasikh dan mansukh tetap berlaku, akan tetapi segi hukum yang
berlaku menyeluruh hingga waktu tertentu tidak dapat dibatalkan,
kecuali oleh syar'i. Adapun dalil yang digunakan mereka adalah:
5
yang sesuai dengan waktu tersebut, sehingga dengan demikian hukum itu
akan jadi lebih baik dari hukum semula atau sama dari aspek manfaatnya
untuk hamba-hamba Allah", 2
Quraish Shihab mengompromikan pendapat pendapat keduanya,
sebab menurut kalangan yang mengaku adanya nasakh ditetapkan bahwa
nasakh baru dapat dilakukan bila:
a. Terdapat dua ayat hukum yang saling bertolak belakang, serta tidak dapat
lagi dikompromikan.
b. Harus diketahui secara meyakinkan urutan turunnya ayat tersebut. Yang
dahulu dikatakan mansukh oleh yang kemudian."
Namun dari masa ke masa makin banyak diduga bahwa ayat mansukh dapat
dikompromikan dengan al-jam'u atau al-talfiq ) (الجمع أو التلفيق. Quraish
Shihab menyarankan agar hendaknya para ulama (terutama mufassirin)
melakukan usaha rekonsiliasi antara kedua kelompok tersebut, seperti
meninjau kembali pengertian nasakh yang diungkapkan oleh para ulama
mutaakhirin.
Nasakh adakalanya dengan pengganti adakalanya tidak dengan pengganti.
Untuk lebih jelasnya, ikutilah pembahasan berikut ini:
a. Nasakh tanpa badal contoh penghapusan keharusan bersedekah sebelum
berbicara dengan rasul.
b. Nasakh dengan badal rin an contoh larangan bercampur pada bulan
Ramadan.
c. Nasakh dengan badal sebanding.
d. Nasakh dengan badal lebih berat contoh penghapusan tahanan rumah
bagi wanita pezina.
2
Abu anwar munzir hitami,ulumul qur’an sebuah pengantar,Rajawali Pers,Depok.
2023.hlm.61-64
6
ayat tentang keharaman kawin dengan saudara satu susuan karena
samasama menetek kepada seorang ibu dengan sepuluh kali susuan
dengan lima kali susuan saja.
2. Nasakh hukumnya tanpa menasakh bacaannya, yaitu tulisan dan
bacaannya tetap ada dan boleh dibaca sedangkan isi hukumnya sudah
dihapus atau tidak boleh diamalkan. Misalnya pada surat alBaqarah ayat
240 tentang istri-istri yang dicerai suaminya harus ber’iddah selama satu
tahun dan masih berhak mendapatkan nafkah dan tempat tinggal selama
‘iddah satu tahun.
3. Menasakh bacaan ayat tanpa menasakh hukumnya. Yaitu tulisan
ayatnya sudah dihapus sedangkan hukumnya masih tetap berlaku.
7
menjadi hukum yang semakin berat tentu akan ada penambahan
pahala didalamnya,
sedangkan ketika nasakh berubah menjadi hukum yang semakin
ringan tentu ada
keringanan didalamnya.
4. Bentuk perhatian dan kasih sayang Alloh pada kemaslahatan
hamba-Nya, dimana hal
tersebut merupakan tujuan pokok adanya syariat agama Islam
Rahmatan lil 'Alamin.
5. Dapat menaikkan tingkat iman kita kepada Allah SWT tentang
kejadian apapun yang telah berlalu atas seizin-Nya di dunia ini.3
BAB III
3
El-Mu'jam, Jurnal Kajian Al Qur'an dan Al-Hadis, Vol 2 No. 1, Juni 2022 E-ISSN
4
Agus Handoko, Kontroversi Nasikh Mansukh Dalam Alquran, Vol. 10 No. 4, Jurnal Sosial
dan Budaya Syar-I,2023,hlm 7-8
8
KESIMPULAN
Tulisan ini untuk membahas pengertian tentang Nasakh dan Mansukh karena
sehingga setelah mengetahui lebih dalam lagi maka kita makin kuat.
keimanan
kita dan kepercayaan kita bahwa Allah tidak akan menguji hambanya di luar
batas kemampuannya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Mu’jam,El . 2022. Nasikh wal Mansukh. Jurnal Kajian Al Qur'an dan Al-Hadis, Vol 2
No. 1, E-ISSN.
10