Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MATA KULIAH

ILMU FALAK

PERBANDINGAN TARIKH

Dosen pengampu:

Hatoli,S.Sy,M.H.

Disusun oleh:

MUHAMMAD FARHAN ARBI

NIM. 301.2021.001

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
SAMBAS
2022 M / 1443 H
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kesempatan kepada saya dalam penulisan makalah ini sehingga dapat berjalan
dengan lancar. Makalah ini berjudul “Perbandingan tarikh”. Kedudukan Ilmu
Falak Sebagai lanjutan tentang ilmu pengetahuan dari bidang agama.

Sedangkan kedudukan dalam kurikulum fakultas Syariah atau jurusan


Syariah adalah sebagai mata kuliah keahlian dan keilmuan. Selain itu juga Ilmu
Falak juga berfungsi peda logis, yakni menumbuhkan sikap dan membangkitkan
minat untuk dengan penuh kesungguhan mempelajarinya. Karena Ilmu Falak juga
menjadi pedoman bagi setiap aspek dalam pengembangan pengetahuan agama
maupun social di Indonesia.

Semoga ilmu dalam makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi diri
saya pribadi dan orang lain. Demi kesempurnaan makalah ini saya mengharapkan
kritik dan saran kepada Bapak Hatoli,S.Sy,M.H. selaku dosen pengampu yang
mengajarkan mata kuliah ini saya ucapkan terima kasih.

Sambas, 1 oktober 2022

M.Farhan Arbi

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar belakang...........................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................3

A. Tarikh Dalam Lintasan Sejarah.................................................................3


B. Tarikh Masehi............................................................................................4
C. Tarikh Hijriyah..........................................................................................7
D. Konversi Antar Tarikh...............................................................................9

BAB III PENUTUP ............................................................................................12

A. Kesimpulan……………………………………………………………...12
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tarikh secara bahasa berarti ketentuan waktu. Secara pengertian tarikh adalah
ilmu yang menggali peristiwa-peristiwa masa lampau agar tidak dilupakan. Ilmu
tarikh sepadan dengan pengertian ilmu sejarah pada umumnya.Awalnya, tarikh
bermakna penetapan bulan kemudian meluas menjadi kalender dalam pengertian
umum. Dalam perkembangan selanjutnya, tarikh bermakna pencatatan peristiwa.
Semakin maju, ilmu tarikh menjadi lebih luas dan beragam sesuai dengan
perkembangan teknologi pencatatan itu sendiri.Beberapa pembagian ilmu tarikh,
di antaranya peristiwa sejarah secara umum, seperti Tarikh at-Tabari, Tarikh Ibn
Asr, kemudian biografi seperti Mu’jam Ibnu Khallikan, pembukuan peristiwa
tahun demi tahun (hauliyyat), pembukuan berita-berita secara kronologis (khabar),
dan silsilah.

Kedudukan ilmu tarikh pada awalnya bukan menjadi perhatian utama para
ulama. Baru antara tahun 170-194 H, saat ulama dan pemikir Islam mengenal
klasifikasi ilmu, ilmu tarikh mulai dimasukkan sebagai salah satu cabang ilmu.
Meskipun saat itu ilmu tarikh tidak berdiri sendiri namun masih menjadi bagian
dari ilmu lain.Para ulama juga tidak sama memandang klasifikasi ilmu tarikh.
Misalny, Ibnu Nadim dalam al-Fihrist menempatkan ilmu tarikh di antara bab-bab
mengenai bahasa Arab dan sastra. Al-Khawarizmi menempatkan ilmu tarikh
sebagai bagian dari enam pengetahuan ilmu agama, yakni fikih, akidah, bahasa
Arab, menulis, sastra, dan khabar.

Dalam kitab Rasail Ikhwani as-Safa ilmu biografi dan tarikh dipandang
sebagai ilmu dasar sederajat dengan menulis, membaca, bahasa Arab, dan puisi.
Ilmu yang lebih tinggi dari itu merupakan ilmu agama. Ibnu Hazm dalam Maratib
al-Ulim wa Kaifiyyah Talabuha bahkan memasukkan tarikh ke kurikulum
persiapan dari ilmu fisika, matematika, dan linguistik.Ilmu tarikh yang terus

1
berkembang tidak lepas dari beberapa dorongan. Alquran banyak menyajikan
kisah-kisah yang bertujuan dijadikan teladan bagi manusia. Selain itu, ada
perintah untuk memperhatikan tarikh sebagai pelajaran. Seperti, dalam surah ar-
Ruum ayat 9. “Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi
dan memperhatikan bagaimana akibat oleh orang-orang sebelum mereka...”

Kemudian, adanya kebutuhan untuk menghimpun hadis karena ajaran Islam


yang terkandung di dalam Alquran mengenai ibdah dan muamalat masih bersifat
umum. Penulisan hadis merupakan perintis jalan menuju perkembangan ilmu
tarikh. Setelah muncul ilmu hadis, muncul juga metode kritik hadis untuk
menyeleksi hadis yang benar dan salah.Metode kritik ini juga menjadi metode
kritik tarikh paling awal. Kemudian, adanya kitab-kitab as-Sirah (biografi Nabi
Muhammad SAW) oleh para ulama hadis agar keteladanan Nabi bisa diikuti oleh
umat Islam. Sejak itu, penulisan tarikh semakin berkembang.Pada masa sebelum
Islam dan awal kebangkitan Islam, para sahabat belum menulis tarikh. Semua
peristiwa sejarah dan hadis disimpan dalam ingatan dan disebutkan berulang
karena mereka menganggap kemampuan mengingat lebih terhormat.

Hadis Nabi, biografi, dan keadaan tertentu untuk tujuan agama baru ditulis
pada akhir abad ke-1 H dan awal abad ke-2 H setelah wilayah kekuasaan Islam
meluas. Masa itu disebut sebagai awal penulisan tarikh Islam. Perkembangan ilmu
tarikh mencapai puncaknya pada abad ke 9 dan 10 pada Dinasti Abbasiyah.Pada
awal abad ke-3 H, penulisan tarikh di dunia Islam berkembang pesat didorong
oleh penggunaan kertas yang diprodukasi di Baghdad pada 795 M. Pada masa itu
sejarawan Muslim mulai menulis tarikh umum. Memasuki abad ke-4 perhatian
sejarah lebih diarahkan pada tarikh politik daripada agama. Tarikh politik menjadi
alat propaganda dan objektivitasnya mulai berkurang karena kebanyakan ditulis
dari kalangan istana.

B. Rumusan Masalah

2
BAB I

PEMBAHASAN

A. Tarikh Dalam Lintasan Sejarah

Pengetahuan yang dapat digunakan untuk menyusun ilmu tarikh ada banyak
jenisnya. Namun, yang perlu diketahui hanya tiga, yakni Takhthithul-Ardh (ilmu
batas-batas bumi atau ilmu bumi), Thabaqatul-Ardh (ilmu isi bumi), dan
Taqwimul-Buldan (ilmu batas-batas negara). sejatinya, jenis-jenis ilmu tersebut
sudah berkembang sejak dulu kala. Umat manusia dengan kemampuan
naluriahnya selalu memperhatikan kejadian atau peristiwa besar yang ada di
sekitarnya.

Kemudian, mereka merekam dan mencatatnya ulang untuk dijadikan


sebagai bahan bacaan. Mulai dari sini lah, ilmu tarikh dapat tumbuh dan
berkembang pesat hingga saat ini.Para ulama membagi ilmu tarikh manusia
menjadi dua bagian, yakni tarikh aam dan tarikh khash. Tarikh aam adalah tarikh
yang menerangkan urusan manusia secara umum. Sedangkan tarikh khash adalah
tarikh yang menerangkan urusan suatu umat, bangsa, dan kerajaan.Adapun
tentang zaman tarikh, para ulama membaginya menjadi tiga bagian. 1

Pertama, zaman dahulu yang dimulai sejak zaman permulaan dunia sampai
masa runtuhnya Kerajaan Romawi Barat.Kedua, zaman pertengahan yang dimulai
sejak runtuhnya Kerajaan Romawi Barat sampai masa binasanya Kerajaan
Romawi Timur. Ketiga, zaman sekarang yang dimulai sejak perebutan Istanbul
oleh bangsa Turki hingga saat ini.Dijelaskan dalam buku Kelengkapan Tarikh
Jilid 1 karya K.H. Moenawar Chalil, tarikh tidak hanya bicara soal sejarah dan
waktu, melainkan juga perihal tahun. Pada tarikh hijriyah, permulaannya dimulai
ketika Umar bin Khathab diangkat menjadi khalifah.

1
Amir abyan, Tarikh Islam, (Jakarta: Depag RI 1986),hlm.89.

3
Saat itu, Umar menerima sepucuk surat dari sahabatnya, Abu Musa al-
Asy'ari. Kemudian, Abu Musa mengadu kepada beliau bahwa ia merasa
kebingungan karena banyak surat Sayyidina Umar yang datang tanpa disertai
tanggalnya.Sehingga ia bingung menentukan antara surat yang baru dan surat
lama. Karena itu, ia menyarankan Sayyidina Umar untuk membuat sistem
penanggalan pada kalender hijriyah.

Akhirnya, Umar pun memanggil semua staf dan orang penting yang ada di
pemerintahannya. Ia mengajak mereka untuk berdiskusi merumuskan sistem
penanggalan sekaligus menentukan kapan tahun pertama itu akan dimulai.Dikutip
dari buku Sejarah Pembentukan Kalender Hijriyah oleh Ahmad Zarkasih, Lc., ada
yang mengusulkan tahun pertama dimulai pada tahun Gajah. Ada juga yang
mengusulkan di tahun wafatnya Nabi Muhammad, di tahun Nabi diangkat
menjadi Rasul, dan di tahun hijrahnya Nabi dari Mekkah ke Madinah.Dari semua
opsi tersebut, akhirnya Khalifah Umar memutuskan untuk memulainya di tahun
hijrah Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah. Keputusan ini tidak terlepas
dari usulan sayyidina Utsman dan Ali bin Abi Thalib.

B. Tarikh Masehi

Kalender Masehi perhitungannya didasarkan pada peredaran bumi


mengelilingi matahari atau peredaran semu matahari dimulai pada saat matahari
berada pada titik Aries. Hal ini terjadi pada setiap tanggal 21 Maret hingga
kembali lagi ke tempat semula.untuk sekali putaran membutuhkan waktu
sebanyak 365,2425 hari. Karena kalender Masehi perhitungannya didasarkan pada
peredaran matahari maka dikenal dengan tahun ”Syamsiyah/Solar System/Tahun
Surya”.2
Pencipta hitungan ini adalah Numa Pompilus. Tahun pertama disesuaikan
dengan berdirinya kerajaan Roma Yaitu 753 sebelum kelahiran nabi Isa AS, bulan
pertama bukan Januari tetapi bulan Maret. Secara lengkap urutannya adalah

2
Maskufa ,Ilmu Falaq, (Jakarta:Gaung persada 2005),hlm.186
4
Martinus, Aprilis, Majus, Junius, Quintilis, Sextilis, September, Oktoober,
Nopember, Desember, Januarius dan Pebruarius. Jumlah hari dalam 1 tahun 355
hari.
Pada tahun 45 SM, sistem penanggalan ini mengalami beberapa perubahan
yang dilakukan oleh Julius Ceasar atas nasehat Sosigenes (astronom
Iskandariyah), yaitu jumlah hari rata-rata dalam satu tahun syamsiyah bukan 355
tapi 365,25 hari, bulan kelima (Quntilis) dan ke enam (Sextilis) namanya dirubah
Juli dan Agustus yang jumlah harinya sama 31 hari. Permulaan matahari berada
pada titik aries ditetapkan tanggal 24 Maret dan permulaan hari Tarikh/kalender
Julian ditetapkan 1 Januari bukan bulan Maret.
Pada tahun 325 M (370 tahun setelah tarikh Julian) diadakan rapat gereja di
Nicea untuk mengeroksi ketetapan tarikh Julian. Satu tahun dalam tarikh Julian
365,25 hari padahal sebenarnya peredaran matahari pertahun adalah 365,2422
hari. Hal ini berarti ada selisih 0,0078 hari atau 1/128 hari 11,23 menit dalam satu
tahun. Perbedaan tersebut akan menjadi 1hari dalam 128 tahun. Oleh karena itu,
pada saat diadakan rapat gereja itu perbedaan sudah mencapai 3 hari, yaitu
370:128X1 hari=2,8906 hari. Dengan demikian permulaan peredaran matahari
yang semula ditetapkan tanggal 24 Maret dimajukan 3 hari menjadi tanggal 21
Maret.3
Perubahan dan koreksi terhadap tarikh Julian kemudian juga dilakukan
setelah lama berselang oleh Paus Gregorius XII pada tahun 1582 M atas saran
astronom Klavius setelah muncul keraguan akan saat-saat penentuan wafatnya Isa
al-Masih. Maka pada tanggal 4 oktober 1582 Ia memrintahkan agar keesokan
harinya tidak lagi tanggal 5 oktober 1582 tetapi loncat menjadi tanggal 15 oktober
1582. Hal ini dilakukan agar tidak ada keraguan bahwa peringatan wafanya Isa al-
Masih dilakukan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.
Selain itu, koreksi juga dilakukan terhadap tahun-tahun abadi yang
sebelumnya disamakan dengan tahun-tahun biasa yaitu 1700, 1800 dan 1900 bila
habis dibagi 400. Karena tahun-tahun tersebut tidak habis dibagi 400, maka

3
Raharto Moedji ,Sistem Penanggalan Syamsiyah/Masehi,(Bandung:Penerbit ITB
2001),hlm.23.
5
termasuk tahun basithoh. Untuk itu, dalam perhitungan tarikh Masehi ini akan
dikurangi 13 hari. (10 didapat dari lompat 10 hari dan angka 3 didapat dari tahun-
tahun abadi. Semula apabila setiap tahun yang habis dibagi 4 termasuk kabisat,
oleh Gregorius dirubah menjadi tahun basithoh karena tidak habis dibagi 400
bukan 4. Hal ini dikenal dengan istilah koreksi Gregorius.
Ketentuan tarikh/kalender Gregorian adalah;
1. Permulaan tarikh dimulai sejak kelahiran nabi Isa yaitu 1 Januari tahun 1
jam 0:0 (saat matahari ada dititik kulminasi bawah)
2. Tahun-tahun yang habis dibagi 4 termasuk tahun kabisat (kecuali tahun
abadi), apabial tidak termasuk tahun basithoh. Dengan ketentuan 1 hari
keelebihan dalam tahun kabisat dimasukan dalam bulan Februari. Oleh
karena itu bulan februari kadang 28 hari (basithah), 29 hari kabisat.
3. Jumlah hari tahun kabisat 366 hari dan 365 hari untuk tahun basithoh.
4. Jumlah hari-hari dalam setiap bulan berubah-ubah antara 30 dan 31 kecuali
Februari. Bulan Januari, Maret, Mei, Juli, Agustus, Oktober dan Desember
berjumlah 31 hari. Sedangkan untuk bulan April, Juni, September dan
Nopember berjumlah 30 hari. Oleh karena dalam tarikh masehi ditetapkan
ada 1 tahun kabisat dalam setiap 4 tahun (daur), maka jumlah hari dalam 1
daur adalah 365 hari X 3 + 366 = 1461 hari.
Langkah perhitungan :
1. Angka tahun berjalan dikurangi 1 kemudian dibagi 4.
2. Menghitung jumlah hari dari tanggal 1 Januari bulan 1 sampai dengan
tanggal dan tahun yang dicari.4
3. Dikurangi koreksi gregorian yaitu 13,
4. Jumlah hari yang telah diketahui dibagi 7 apabila sisa 1=sabtu, 2=Minggu,
3=senin, 4=selasa, 5=Rabu, 6=Kamis dan 7/0=Jum’at

Contoh :
Tanggal 26 September 2003 jatuh pada hari apa ??

4
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falaq dalam teori dan praktek,(Yogyakarta:Buana Pustaka
2007),hlm.105.
6
Langka perhitungan :
 2003 - 1 = 2002 : 4= 500 (daur) (500x4=2000)
 2002-2000=2 tahun.
 1/1 s.d 26/9 = 269
 (500 x 1461) + (2 tahun X 365 hari) + 269 hari – 13 hari
 730500 + 730 + 269 – 13 = 731486
 731486 : 7 = 104498 (104498X7=731486)
 731486-731486= 0 (sisa)
Kesimpulan : Tanggal 26 September 2003 jatuh pada hari Jum’at

C. Tarikh Hijriyah

Tarikh Hijriyah dikenal juga dengan nama tahun Qamariyah karena


perhitungannya didasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi. Dinamakan
tarikh Hijriyah atau tahun hijriyah karena permulaan tahun tarikh ini dimulai saat
hijrahnya nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Nama bulan dalam
tarikh ini, yaitu; Muharram (bulan yang disucikan), Safar (bulan yang
dikosongkan), Rabi’ul Awwal (musim semi pertama), Rabi’ul Tsani (musim semi
kedua), Jumadil Ula(kusim kering pertama), Jumadil Tsani (musim kering kedua),
Rajab (bulan Pujian), Sya’ban(bulan pembagian), Ramadhan(bulan yang sangat
panas), Syawwal (bulan berburu), Dzul qaidah(bulan Istirahat) dan Dzul
Hijjar(bulan ziarah).
Tarikh Hijriyah pertama kali dikeenalkan pada masa khalifah Umar bin
Khattab sudah berlangsung selama 2,5 tahun yaitu bertepatan dengan tahun ke-17
setelah Hijrahnya Rasululllah. Bermula dari pertemuan yang diadakan oleh
khalifah Umar bin Khattab dengan para sahabatnya guna membahasa masalah
yang menyangkut sebuah dokumen yaitu surat yang dikirim oleh abu Musa Al-
Asy’ari kepada khalifah Umar bin Khattab yang tidak ditulis tanggal bulan dan
tahunnya. Disinyalir ada yang mengatakaan bulan sya’ban, tapi bulan sya’ban
yang mana sehingga muncul kebingungan.

7
Persoalan tersebut tidak dapat diselesaikan oleh khalifah Umar bin Khattab
sehingga beliau perlu bermusyaarah kepada para sahabatnya. Solusi yang didapat
perlu menciptakan anggaran untuk penentuan tarikh tersendiri. Namun muncul
perbedaan kapan standar penentuan Tarikh dimulai. Ada yang mengusulkan
dimulai saat kelahiran nabi, sedangkan yang lain berpendapat saat wafatnya nabi.
Sedangkan Ali bin Abi Thalib mengusulkandimulai dari Hijrahnya Nabi
Muhammad SAWdengan alasan hijrah inilah titik pemisah antara periode Mekkah
dan perioden Madinah dan dianggap sebagai keberhasilan perjuangan Rasulullah
dalam menegakkan risalah agama Islam. Akhirnya, usulan ali ini disepakati
sebagai standar penentuan Tarikh itu dimulai.
Hijrah nabi Muhammad SAW, terjadi pada tanggal 2 Raabiul Awwal (14
September 622 M) bila dihitung dari mulai ditetapkannya tarikh Hijriyah mundur
17 Tahun. Bila dimulai dari bulan Muharram, maka 1 muharram tahun 1 ternyata
berteptan (15 Juli 622 M) berdasarkaan hisab. Sebab, pada hari Rabu petang
tanggal 15 Juli 622 M hilai sudah berkedudukan 5 57’ diatas ufuk, maka keesokan
harinya yaitu hari kamis 15 Juli 622 M bertepatan dengan 1 Muharram 1 H.
Sedangkan menurut ulama yang berpegang pada rukyah tanggal 1Muharram 1 H
jatuh pada hari jum’at 16 Juli 622, dengan alasan hilal belum bisa dirukyah.
Ketentuan tarikh/kalender Hijriyah adalah;
1. Permulaan tarikh dimulai sejak Hijrahnya nabi uhammmad SAW 2 Rabiul
Awwal 622 M
2. Sistem perhitungan bedasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi.
3. Dinuatlah tahun kabisat dan basit dalam rentang waktu 30 tahun (daur) 11
tahun kabisat dan 19 basithah.
4. Tahun kabusat berjumlah 355 hari sedangkan basithah 354 hari. Kelebihan
satu hari pada tahun kabisat diletakan pada bulan Dzulhijjah.
5. Ke-11 tahun kabisat adalah 2, 5, 7, 10, 13, 16, 18, 21, 24, 26 dan 29. 1 daur
30 tahun terdapat 11 tahun panjang dan 19 tahun pendek
6. 1 Daur adalah 30 X 354 hari + 11 hari = 10.631 hari.
Langkah perhitungan :
1. Angka tahun berjalan dikurangi 1 kemudian dibagi 30.
8
2. Menghitung jumlah tahun kabisat selama sisa
3. Menghitung jumlah hari dari tanggal 1 muharram tahun 1 sampai dengan
tanggal dan tahun yang dicari.
4. Jumlah hari yang telah diketahui dibagi 7 apabila sisa 1=Jum’at, 2=Saabtu,
3=Ahad, 4=senin, 5=Selasa, 6=Rabu dan 7/0=Kamis.

Contoh :
Jatuh pada hari apa tanggal 29 Rajab 1424 H ????
Langkah perhitungan :
 1424-1=1423:30=47 (47X30=1410)
 1423-1410=13
 Kabisat dalam 13 tahun = 5
 1/1 s.d 29/7 = 206
 (47X10.631)+(13X354)+5+206
 499657+4602+5+206 = 504470
 504470 : 7 = 72067 (7X72067=504469)
 504470-504469=1 (sisa)
Kesimpulan : tanggal 29 Rajab 1424 H jatuh pada hari Jum’at.

D. Konversi Antar Tarikh

Sebelum menghitung konversi dari Tarikh Masehi ke tarikh Hijriyah atau


sebaliknya maka harus mengetahui perbedaan jumlah hari antara kedua sistem itu
adalah 227016, diperoleh dari tahun nabi Muhammad Hijrah -1 : 4 = daur + sisa
(tahun) keemudian daur X 1461 hari + sisa X 365+jumlah hari dari 1 Januari s.d
15 juli yaitu : 622 – 1 : 4 = 155 daur + 1 (tahun)
Jumlah hari = (155x1461 hari )+ (1 X365 hari) + 196 hari
227016 (beda Tarikh)

1. Konversi Tarikh Masehi ke Tarikh Hijriyah


Contoh :

9
Bertepatan dengan tanggal, bulan dan tahun berapa Hijriyah tanggal 26
September 2003 ???
Langkah perhitungan :
 2003-1=2002:4=500 (4X500=2000)
 2002-2000=2 tahun
 (500X1461 hari)+(2x365 hari)+296 hari – 13 hari
 731486 hari
 731486-227016=504470 hari
 504470:10.631=47 daur (47 X 10631=499657)
 504470-499657=4813
 47X 30 tahun = 1410 tahun
 4813 : 354 hari = 13 tahun ( 354X13=4602)
 4813-4602=211 hari
 211 hari – 5 hari = 206 hari
 206 hari = 6 bulan 29 hari
 504470 hari = (1410 th + 13 th), 6 bulan, 29 hari
 1423 tahun, 6 bulan, 29 hari
Kesimpulan : tanggal 26 September 2003 bertepetan dengan tanggal 29
Rajab 1424.

2. Konversi Tarikh Hijriyah ke Tarikh Masehi


Bertepatan dengan tanggal, bulan dan tahun berapa Masehikah tanggal 29
Rajab 1424 H ????
Langkah perhitungan :
 1424-1=1423:30=47 (47X30=1410)
 1423-1410=13
 Kabisat dalam 13 tahun = 5
 1/1 s.d 29/7 = 206
 (47X10.631)+(13X354)+5+206
 499657+4602+5+206 = 504470
 5004470+227016+13 = 731499

10
 731499:1461=500 daur (1461X500=730500)
 731499-730500= 999 hari
 500X4=2000tahun
 999:365=2 tahun (2X365=730)
 999-730=269 hari
 269 hari = 8 bulan 26 hari.
 731499=(2000+2=2002 tahun), 8 bulan, 26 hari.
Kesimpulan : tanggal 29 Rajab 1424 H bertepatan dengan
tanggal 26 September 2003 M.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Tarikh secara bahasa berarti ketentuan waktu. Secara pengertian tarikh


adalah ilmu yang menggali peristiwa-peristiwa masa lampau agar tidak dilupakan.
Ilmu tarikh sepadan dengan pengertian ilmu sejarah pada umumnya.Awalnya,
tarikh bermakna penetapan bulan kemudian meluas menjadi kalender dalam
pengertian umum. Dalam perkembangan selanjutnya, tarikh bermakna pencatatan
peristiwa. Semakin maju, ilmu tarikh menjadi lebih luas dan beragam sesuai
dengan perkembangan teknologi pencatatan itu sendiri.

Kalender Masehi perhitungannya didasarkan pada peredaran bumi


mengelilingi matahari atau peredaran semu matahari dimulai pada saat matahari
berada pada titik Aries. Hal ini terjadi pada setiap tanggal 21 Maret hingga
kembali lagi ke tempat semula.untuk sekali putaran membutuhkan waktu
sebanyak 365,2425 hari. Karena kalender Masehi perhitungannya didasarkan pada
peredaran matahari maka dikenal dengan tahun ”Syamsiyah/Solar System/Tahun
Surya”.

Tarikh Hijriyah dikenal juga dengan nama tahun Qamariyah karena


perhitungannya didasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi. Dinamakan
tarikh Hijriyah atau tahun hijriyah karena permulaan tahun tarikh ini dimulai saat
hijrahnya nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Nama bulan dalam
tarikh ini, yaitu; Muharram (bulan yang disucikan), Safar (bulan yang
dikosongkan), Rabi’ul Awwal (musim semi pertama), Rabi’ul Tsani (musim semi
kedua), Jumadil Ula(kusim kering pertama), Jumadil Tsani (musim kering kedua),
Rajab (bulan Pujian), Sya’ban(bulan pembagian), Ramadhan(bulan yang sangat
panas), Syawwal (bulan berburu), Dzul qaidah(bulan Istirahat) dan Dzul
Hijjar(bulan ziarah).
12
DAFTAR PUSTAKA

abyan, Amir, Tarikh Islam, Jakarta: Depag RI, 1986.

Khazin, Muhyiddin, Ilmu Falaq dalam teori dan praktek,Yogyakarta:Buana


Pustaka 2007.
Maskufa ,Ilmu Falaq, Jakarta:Gaung persada 2005.
Moedji ,Raharto ,Sistem Penanggalan Syamsiyah/Masehi,Bandung:Penerbit ITB
2001.

13

Anda mungkin juga menyukai