Oleh
NIM. 2312130033
Regita Cahyani
NIM. 2312130023
Puji dan Syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
pembuatan Makalah mata kuliah Pengantar Ilmu Fikih yang berjudul Tasyri
serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
Dibuatnya makalah ini adalah guna untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Pengantar Ilmu Fikih. Terlepas dari semua itu penyusun menyadari
dari segi penulisan maupun yang lainnya. Akhir kata, penulis berharap semoga
makalah mata kuliah Pengantar Ilmu Fikih yang berjudul Tasyri Pada awal
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Muhammad adalah seorang revolusioner sejati, keberhasilannya
merubah pola kehidupan masyarakat Arab hingga seluruh belahan dunia
dalam berbagai aspek kehidupan, menjadikannya layak mendapat julukan
ini. Setidaknya pendapat ini diyakini oleh semua umat Islam dan sebagian
orientalis. Michael H. Hart dalam bukunya yang berjudul 100 Tokoh yang
Paling Bepengaruh di Dunia menempatkan Nabi Muhammad dalam urutan
pertama. Ia mengatakan bahwa Muhammad adalah sosok manusia yang
berhasil memimpin dan menyebarkan Agama Islam hingga seluruh dunia.
Namun, setelah terjadinya perang salib akibat gerakan ekspansi kekuasaan
dan keagamaan yang dilakukan oleh pasukan Islam sejak masa Khulafa’
ar-Rasyidun menimbulkan kebencian dikalangan umat Kristen terhadap
sosok Nabi Muhammad Saw. Kebencian ini diwujudkan melalui berbagai
cara, misalnya saja melalui propaganda melalui pendapat, tulisan-tulisan,
buku yang semuanya bertujuan menjatuhkan pamor Muhammad dihadapan
umatnya dan umat manusia lainnya.
1
Sejarah penetapan hukum Islam (tarikh Tasyri) tidak terlepas dari
fenomena di atas. Proses penurunan ayat-ayat al-Quran hingga masa
wafatnya Nabi Saw. Maka pada makalah kali ini penulis akan membahas
tentang tasyri pada masa awal abad 2 H sampai pertengahan 4 H
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Tarikh dan tasyri ?
2. Bagaimana fase-fase Tarikh dan tasyri ?
3. Bagaimana masa awal abad ke 2 hingga 4 H?
4. Apa faktor pendorong perkembangan tasyri?
5. Bagaimana Sejarah berdirinya Mazhab?
6. Apa saja tokoh-tokoh dari mazhab?
7. Sebutkan mazhab-mazhab yang berkembang hingga sekarang?
C. Tujuan Penulisan
Dari penulisan makalah ini diharapkan agar mahasiswa mampu
menjelaskan dan memahami:
1. Untuk mengetahui pengertian Tarikh dan tasyri.
2. Untuk mengetahui bagaimana fase-fase Tarikh dan tasyri.
3. Untuk mengetahui bagaimana masa awal abad ke 2 hingga 4 H.
4. Untuk mengetahui faktor pendorong perkembangan tasyri.
5. Untuk mengetahui bagaimana Sejarah berdirinya mazhab.
6. Untuk mengetahui tokoh-tokoh dari mazhab.
7. Untuk mengetahui mazhab-mazhab yang berkembang hingga sekarang
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode
library research (studi pustaka) karena pengumpulan literature (pustaka)
diambil dari sumber seperti buku dan artikel jurnal dari internet.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tarikh dan Tasyri
Tarikh artinya catatan tentang perhitungan tanggal, hari, bulan dan
tahun. Lebih populer dan sederhana diartikan sebagai sejarah atau riwayat.
Sedangkan syariah adalah peraturan atau ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan (diwahyukan) oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw untuk
manusia yang mencakup tiga bidang, yaitu keyakinan (aturan-aturan yang
berkaitan dengan aqidah), perbuatan (ketentuan-ketentuan yang berkaitan
dengan tindakan hukum seseorang) dan akhlak (tentang nilai baik dan
buruk).
1
1
Supiana, Materi Pendidikan Agama Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), h.299)
2
Ngainum Naim, diktat Sejarah pemikiran hukum islam, (Tulungagung STAIN Tulungagung
2005)h.51
3
dalam surat al-Jatsiah ayat 18 di atas. Juga firman Allah SWT dalam surat
3al-Syura ayat 13. Dia Telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa
yang Telah diwasiatkan- Nya kepada Nuh. Dan firman Allah SWT dalam
surat al-Maidah ayat 48. .untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami
berikan aturan dan jalan yang terang. Syariah adalah law statute artinya
hukum yang telah ditetapkan dalam agama Islam. Syariat menurut fuqaha
berarti hukum yang ditetapkan oleh Allah SWT melalui Rasul untuk
hamba-Nya agar mereka mentaati hukum ini atas dasar iman, baik yang
berkaitan dengan aqidah, amaliah atau disebut ibadah dan muamalah atau
yang berkaitan dengan akhlak. Menurut Muhammad Ali al-Tahanuwi,
syariat adalah hukum-hukum Allah yang ditetapkan untuk hamba-Nya
yang disampaikan melalui para Nabi atau Rasul, baik hukum yang
berhubungan dengan amaliah atau aqidah. Syariat disebut juga din
(agama) dan millah. Syariah Islamiyah didefinisikan dengan “ apa yang
telah ditetapkan Allah Taala untuk hamba-hamba-Nya berupa aqidah,
ibadah, akhlaq, muamalat, dan sistem kehidupan yang mengatur hubungan
mereka dengan Tuhan dan hubungan dengan sesama makhluk agar
terwujud kebahagiaan dunia dan akhirat.
4
c. Fase Perkembangan Fiqh Kedua: Masa Sahabat Yunior atau Tabiin
Senior sampai Permulaan Abad 2 H.
d. Fase Perkembangan Fiqh Ketiga: dari Permulaan Abad ke-2 hingga
Pertengahan Abad ke-4 Hijriyah.
e. Fase Perkembangan Fiqh Keempat: dari Pertengahan Abad ke-4
hingga Jatuhnya Baghdad tahun 656 H.
Terdapat beberapa macam cara. Dua diantaranya yang terkenal adalah cara
menurut Syekh Muhammad Khudari Bek (mantan dosen Universitas Cairo) dan
cara Mustafa Ahmad az-Zarqa (guru besar fiqh Islam Universitas Amman,
Yordania).
Cara pertama, periodisasi pembentukan hukum (fiqh) Islam oleh Syekh
Muhammad Khudari Bek dalam bukunya, Tarikh at-Tasyri al-Islamy (Sejarah
Pembentukan Hukum Islam). Ia membagi masa pembentukan hukum (fiqh) Islam
dalam enam periode, yaitu: 5
1. Periode awal, sejak Muhammad bin Abdullah diangkat menjadi rasul;
2. Periode para sahabat besar;
3. Periode sahabat kecil dan tabiin;
4. Periode awal abad ke-2 H sampai pertengahan abad ke-4 H;
5. Periode berkembangnya mazhab dan munculnya taklid mazhab; dan
6. Periode jatuhnya Baghdad (pertengahan abad ke-7 H oleh
Cara kedua, pembentukan hukum (fiqh) Islam oleh Mustafa Ahmad az-Zarqa
dalam bukunya, al-Madkhal al-Fiqhi al-Amm (Pengantar Umum fiqh Islam). Ia
membagi periodisasi pembentukan dan pembinaan hukum Islam dalam tujuh
periode. Ia setuju dengan pembagian Syekh Khudari Bek sampai periode kelima,
tetapi ia membagi periode keenam menjadi dua bagian, yaitu:
5
Muhammad Mustofa Syalabi, Al-Madkhal Fi at-Ta’ rif bil-Fiqh al Islam, (Beirut : Daman Nahdah
Al Arabiyyah,1969), h.171-172
5
1. Periode sejak pertengahan abad ke-7 H sampai munculnya Majallah
al-Ahkam al-Adliyyah (Hukum Perdata Kerajaan Turki Usmani) pada
tahun 1286 H; dan
2. Periode sejak munculnya Majallah al-Ahkam al-Adliyyah sampai
sekarang. Periodisasi sejarah pembentukan hukum Islam menurut
yang akan dibahas berikut ini adalah Periode awal abad ke-2 H sampai
pertengahan abad ke 4 H.
6
kitab-kitab fiqh banyak berisi rayu dan hadits. Hal ini menunjukkan
adanya titik temu antara masing-masing kelompok.6
Kitab-kitab fiqh pun mulai disusun pada periode ini, dan pemerintah
pun mulai menganut salah satu mazhab fiqh resmi negara, seperti dalam
pemerintahan Daulah Abbasiyah yang menjadikan fiqh Mazhab Hanafi
sebagai pegangan para hakim di pengadilan. Disamping sempurnanya
penyusunan kitab fiqh dalam berbagai mazhab, dalam periode ini juga
disusun kitab-kitab ushul fiqh, seperti kitab ar-Risalah yang disusun oleh
Imam Syafii. Sebagaimana pada periode ketiga, pada periode ini fiqh
iftirâdî semakin berkembang karena pendekatan yang dilakukan dalam
fiqh tidak lagi pendekatan aktual di kala itu, tetapi mulai bergeser pada
pendekatan teoritis. Oleh sebab itu, hukum untuk permasalahan yang
mungkin akan terjadi pun sudah ditentukan.
6
Abdul Wahab Khallaf, ikhtisar Sejarah pembentukan hukum islam, (Terj.) Imron Am ( Surabaya
tp , tt), h.57
7
islam. Selain itu, saat terjadi pula pertarungan pemikiran antara
mutakallimin, muhaditsin, dan fuqoha.
8
lama, karena ternyata kemudian masing-masing kelompok saling
mempelajari kitab fiqh kelompok lain.7
Kitab-kitab fiqh pun mulai disusun pada periode ini, dan pemerintah
pun mulai menganut salah satu mazhab fiqh resmi negara, seperti dalam
pemerintahan Daulah Abbasiyah yang menjadikan fiqh Mazhab Hanafi
sebagai pegangan para hakim di pengadilan. Di samping sempurnanya
penyusunan kitab-kitab fiqh dalam berbagai mazhab, dalam periode ini
juga disusun kitab-kitab usul fiqh, seperti kitab ar-Risalah yang disusun
oleh Imam asy-Syafi'i. Sebagaimana pada periode ketiga, pada periode ini
fiqh iftirâdî semakin berkembang karena pendekatan yang dilakukan
dalam fiqh tidak lagi pendekatan aktual di kala itu, tetapi mulai bergeser
pada pendekatan teoretis. Oleh sebab itu, hukum untuk permasalahan yang
mungkin akan terjadi pun sudah ditentukan.
F. Tokoh-Tokoh Mazhab
Dengan berkembang luasnya mujtahid dan banyaknya permasalahan
baru yang bermunculan di berbagai negeri-negri islam pada priode
Abbasiah yang terkenal dengan masa Pembangunan dan kesempurnaan
atau disebut dengan masa kegemilangan, yang melahirkan para iman-iman
7
Philipis, Asal-Usul, h. 96-99.. lihat juga hasbie, pengantar, h. 116-117
9
mujtahid, iman mazhab, dan para fuqoha yang mengabdikan ilmunya
untuk agama dan Masyarakat. Sedangkan mazhab itu sendiri terbagi
menjadi tiga yaitu:
a. Majhab Ahlu Sunnah:
1. Abu Hanifa An Nu'man bin Tsabit bin Zauthi Al-tamimi atau
dikenal dengan mazhab Imam Hanafi tahun 80-50H
2. Imam Malik bin Anas bin Amir Al-Asbahi tahun 93-179H.
3. Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin Al Abbas bin Syafi'
tahun 150-204H yang dikenal dengan Imam Syafi'i
4. Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin
Asad Al Syaibani atau Imam Hanbali tahun 164-241H
5. Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin
Asad Al Syaibani atau Imam Hanbali tahun 164-241H.
6. Abu Muhammad Ali bin Ahmad bin Sa'id bin Hazm bin Ghalib
bin Sholeh bin Abi Sufyan bin zaid yang terkenal dengan Ibn
Hazm tahun 384-456H.
b. Mazhab Al Auza'i
c. Mazhab sofyan Al Tsauri
d. Mazhab al laits bin saad
e. Mazhab hasan al bashri
f. Mazhab ishak bin rohawiyah
g. Mazhab Sufyan bin uyainah
h. Mazhab ibn jurair al thabari
i. Mazhab abu tsaur
j. Mazhab syiah:
1. Syiah Zaidiah: Zaid bin Ali bin Zaid Al Abidin bin Husain bin
Ali bin Abi Thalib tahun 80-122H.
2. Syiah Ja'fari: Imam Ja'far bin Shadiq bin Muhammad Al Bagin
bin Ali bin Zaid Al Abidin bin Husain bin Ali bin Thalib tahun
80-148H.
3. Syiah Imamiah.
4. Syiah Itsna 'asyar (Imam yang dua belas).
10
5. Syiah Ismailiyah.
k. Mazhab Khawarij:
1. Syiah Zaidiah: Zaid bin Ali bin Zaid Al Abidin bin Husain bin
Ali bin Abi Thalib tahun 80-122H.
2. Syiah Ja'fari: Imam Ja'far bin Shadiq bin Muhammad Al Bagin
bin Ali bin Zaid Al Abidin.
3. Syiah Imamiah.
4. Syiah Itsna 'asyar (Imam yang dua belas).
5. Syiah Ismailiyah.
A. Faktor Generasi
Tidak adanya pengikut atau muridnya yang meneruskan ajaran-
ajaran imamnya sehingga ajaran tersebut hilang dengan meninggalnya
para murid-murid imam mazhab.
B. Penyusunan kitab-kitab
Tidak semua imam mujtahid mengumpulkan dan menyusun hasil
ijthihad atau pemikirannya dalam sebuah buku. Sehingga hasil
pemikirannya tidak bisa dibaca dan dinikmati oleh orang lain.
11
mazhab tersebut. Diantara imam-imam mazhab yang masih
berkembang sampai saat, diantaranya:
a. Mazhab Hanafi
b. Mazhab Maliki
c. Mazhab Syafi'i
d. Mazhab Hanbali
Keempat imam mazhab ini masih tetap berkembang diseluruh penjuru
dunia dengan ajaran-ajarannya dan buku-bukunya, baik yang ditulis
oleh mereka sendiri ataupun ditulis atau disyarahkan oleh para murid
dan pengikut imam mazhab tersebut baik itu mujtahid tarjih imam
mazhabnya. Serta ada juga mazhab lainya yang berkembang seperti
syiah Al Zhahiri dan lain-lain tetapi tidak seperti imam mazhab yang
empat yang begitu lengkap dan banyaknya kitab-kitab mereka
sehingga mazhab yang lainya tertutupi dan tidak begitu terkenal.
1. Mazhab Ahlussunnah
Mazhab ini terdiri atas 4 mazhab populer yang masih utuh
sampai sekarang, yaitu sebagai berikut:
a. Mazhab Hanafi
Pendiri Mazhab Hanafi ialah Imam Abu Hanifah.
Dilahirkan pada tahun 80 H = 699 M. Beliau wafat pada
tahun 150 H dengan lahirnya Imam Syafii R.A. Abu Hanifah
adalah seorang mujtahid yang ahli ibadah. Ia dikenal sebagai
imam Ahlurrayi. Mazhab Hanafi dikenal banyak
menggunakan rayu, qiyas, dan istihsan. Dalam memperoleh
suatu hukum yang tidak ada dalam nash, kadang-kadang
ulama mazhab ini meninggalkan qaidah qiyas dan
menggunakan qaidah istihsan. Alasannya, qaidah umum
12
(qiyas) tidak bisa diterapkan dalam menghadapi kasus
tertentu. Mereka dapat mendahulukan qiyas apabila suatu
hadits mereka nilai sebagai hadits ahad.
Dasar-dasar Mazhab Hanafi dalam menerapkan hukum fiqh
antara lain:
1) Al Quran
2) As Sunnah
3) Perkataan para sahabat
4) Al Qiyas o Al Istihsan
5) Ijma
6) Uruf
Berbagai pendapat Abu Hanifah telah dibukukan oleh
muridnya, antara lain Muhammad bin Hasan asy-Syaibani
dengan judul Zahir ar-Riwayah. Buku ini terdiri dari 6
bagian, yaitu: bagian pertama diberi nama al-Mabsut, bagian
kedua al-Jami, al-Kabir, bagian ketiga al-Jami as-Sagir,
bagian keempat as-Siyar al-Kabir, bagian kelima as-Siyar as-
Sagir, bagian keenam az-Ziyadah. Keenam bagian ini
ditemukan secara utuh dalam kitab al-Kafi hingga ada yang
mensyarahnya dan diberi judul al-Mabsut. Al-Mabsut inilah
yang dianggap sebagai kitab induk dalam Mazhab Hanafi.
2. Mazhab Maliki
Pendiri mazhab ini adalah Malik bin Anas bin Abu Amir.
Yang terkenal dengan sebutan Imam Malik. Lahir pada tahun 93 H
= 712 M di Madinah. Beliau terkenal sebagai seorang Ahlulhadits.
Mazhab Maliki adalah kumpulan dari beberapa pendapat yang
berasal dari Imam Malik dan para penerusnya di masa sesudah
beliau meninggal dunia. Pemikiran fiqh dan ushul fiqh Imam
Malik dapat dilihat dalam kitabnya al-Muwaththa.
Dasar Mazhab Maliki dapat dijumpai dalam kitab al-Furuq
oleh Imam al-Qarafi yaitu al-Quran, sunnah Nabi SAW, Ijma,
13
Tradisi penduduk madinah, Qiyas, Fatwa sahabat, al-Maslahah al-
Mursalah, Urf, Istihsan, Istishab, Sadd az-Zariah, dan Syaru Man
Qablana. Dalam Mazhab Maliki qiyas jarang digunakan karena
mereka lebih mendahulukan tradisi penduduk Madinah daripada
qiyas.
Para murid Imam Malik yang besar andilnya dalam
menyebarluaskan Mazhab Maliki diantaranya Abu Abdillah
Abdurrahman bin Qasim, Abu Muhammad Abdullah bin Wahab
bin Muslim dan masih banyak lagi lainnya.
3. Mazhab Syafii
Mazhab ini dibangun oleh Imam asy-Syafii. Beliau lahir di Gaza
(Palestina) tahun 150 H bersamaan dengan tahun wafatnya Imam
Abu Hanifah yang menjadi mazhab pertama. Guru Imam Syafii
yang pertama ialah Muslim bin Khalid, seorang mufti di Mekah.
Imam Syafii sanggup hafal Al-Quran pada usia tujuh tahun.
Mazhab Syafii terdiri dari dua macam:
14
Fiqh dengan kitabnya Ar-Risaalah. Dan kitab dalam bidang Fiqh
yang menjadi induk dari mazhabnya yaitu Al-Umm.
Pokok pikiran dan prinsip dasar ini kemudian disebarluaskan dan
dikembangkan oleh ketiga muridnya yang terkemuka seperti
Yusuf bin Yahya al-Buwaiti, Abi Ibrahim Ismail bin Yahya al-
Muzani, dan ar-Rabi bin Sulaiman al-Marawi.
4. Mazhab Hanbali
Pemikiran Mazhab Hanbali diawali oleh Imam Ahmad bin
Hanbal. Beliau lahir di Bagdad pada tahun 164 H, wafat tahun 241
H. Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziah dalam kitab Ilaamul
Muwaaqiin, prinsip dasar Mazhab Hanbali adalah sebagai berikut:
a. Nash Al-Quran dan atau nash hadits,
b. Fatwa sebagian sahabat,
c. Pendapat sebagian sahabat,
d. Hadits Mursal atau hadits daif,
e. Qiyas.
Para pengembang Mazhab Hanbali diantaranya: al-Atsram Abu
Bakar Ahmad bin Muhammad bin Hani, Ahmad bin Muhammad
bin al-Hajjaj, Abu Ishaq Ibrahim al-Harbi, dan lain-lainnya.
b. Mazhab Syiah
Mazhab fiqh Syiah yang terkenal adalah Syiah Zaidiyah dan Syiah
Imamiyah.
1. Mazhab Syiah Zaidiyah
Mazhab ini dikaitkan kepada Zaid bin Ali Zainal Abidin seorang
mufasir, muhaddits, dan faqih di zamannya. Ia menyusun kitab al-
Majmu yang menjadi rujukan utama fiqh Zaidiyah. Kitab ini
kemudian disyarah oleh Syarifuddin al-Husein bin Haimi al-
Yamami dengan judul ar-Raud an-Nadir Syarh Majmu, al-Fiqh al-
Kabir.
Para pengembang Mazhab Zaidiyah diantaranya Imam al-Hadi
Yahya bin Husein bin Qasim yang kemudian dikenal sebagai
15
pendiri Mazhab Hadawiyah. Beliau menulis kitab al-Jami’ fi al-
Fiqh, ar-Risalah fi al-Qiyas, dan al-Ahkam fi al-Halal wa al-
Haram.
2. Mazhab Syiah Imamiyah
Menurut Muhammad Yusuf Musa, fiqh Syiah Imamiyah lebih
dekat dengan fiqh Mazhab Syafii dengan beberapa perbedaan
yang mendasar. Dalam berijtihad, apabila mereka tidak
menemukan hukum suatu kasus dalam Al-Quran, mereka merujuk
pada sunnah yang diriwayatkan para imam mereka sendiri.
Kitab fiqh pertama yang disusun oleh imam mereka, Musa al-
Kazim diberi judul al-Halal wa al-Haram. Kemudian disusul oleh
Fiqh ar-Righa yang disusun oleh Ali ar-Ridla. Perbedaan
mendasar fiqh Syiah Imamiyah dengan jumhur Ahlussunnah
antara lain:
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tarikh artinya catatan tentang perhitungan tanggal, hari, bulan
dan tahun. Lebih populer dan sederhana diartikan sebagai sejarah atau
riwayat. Sedangkan syariah adalah peraturan atau ketentuan-ketentuan
yang ditetapkan (diwahyukan) oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw
untuk manusia yang mencakup tiga bidang, yaitu keyakinan (aturan-aturan
yang berkaitan dengan aqidah), perbuatan (ketentuan-ketentuan yang
berkaitan dengan tindakan hukum seseorang) dan akhlak (tentang nilai
baik dan buruk).
terdapat beberapa macam cara. Dua diantaranya yang terkenal adalah cara
menurut Syekh Muhammad Khudari Bek (mantan dosen Universitas
Cairo) dan cara Mustafa Ahmad az-Zarqa (guru besar fiqh Islam
Universitas Amman, Yordania). Cara pertama, periodisasi pembentukan
hukum (fiqh) Islam oleh Syekh Muhammad Khudari Bek dalam bukunya,
Tarikh at-Tasyri al-Islamy (Sejarah Pembentukan Hukum Islam).
Faktor pendorong perkembangan tasyri
1. Luasnya wilayah
2. Luas ilmu pengetahuan
3. Adanya Upaya melestarikan al-quran
Pada masa Tabi' Tabi'in pada awal abad ke-2 sampai pertengahan abad ke-
4 hijriah terkenal dengan masa keaktifan dalam bidang Fiqih, penyusunan
ilmu pengetahuan, banyaknya para mujtahid, timbul dan berkembangnya
mazhab-mazhab Fiqih dan timbulnya istilah-istilah Fiqih.
Pada periode Abbasiah lebih menekankan fiqih dan fuqoha sehinga
memberikan perhatian yang besar pada keduanya. Semua itu disebabkan
dekatnya para khalifah pada saat itu dengan ulama, serta khalifah selalu
meminta fatwa atau pengarahan tentang fiqih kepada para fuqoha.
Sehingga berkembanglah para mujtahid sampai ke negara-negara Islam,
ditambah lagi dengan bebasnya berfikir dan berijtihad sehingga semakin
17
banyaknya masalah-masalah baru yang disebabkan berbedanya tempat dan
kondisi negara-negara Islam lainnya.
B. Saran
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sepenuhnya jauh dari
kata kesempurnaan, maka dari itu semoga pembaca dapat memahami
maksud dari makalah yang penulis buat, maka dari itu penulis mengharap
kritik dan saran dari para pembaca dan dosen pembimbing untuk
kesempurnaan makalah.
18
DAFTAR PUSTAKA
Muusthofa Syalabi, Muhammad, al-madkhal Fi at-Ta rif bil fiqh al-islam, Beirut,
Damam Nahdhah al-Arabiyah, 1969
Wahab khallaf, Abdul, ikhtisar Sejarah pembentukan hukum islam, (Tesis) imron
Am, Surabaya, Toha Putra
19