Dosen Pengampu
Nugroho Noto Diharjo, M.E.
Disusun oleh :
Kelompok 9
1.Fajar irfa'ul Kautsar (101220057)
2. Fajriyah Hidayati Insani (101220062)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita haturkan kepada Tuhan yang maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat
1
menyelesaikan makalah yang berjudul “Tarekat dan Sejarah perkembangan”. Makalah
ini dibuat sebagai penunjang kegiatan perkuliahan pada mata kuliah Akhlaq
Tasawuf.
Terimakasih yang sebesar-besarnya kami haturkan kepada Bapak Nugroho
Noto Diharjo, M.E. selaku dosen pembimbing mata kuliah Akhlaq Tasawuf yang
telah membimbing kami.
Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat diterima dan dapat memberi manfaat kepada
semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
Tarekat bermakna jalan yang ditempuh oleh seorang sufi untuk untuk mendekatkan
diri kepada Tuhan dan tarekat bermakna semacam organisasi atau perkumpulan yang
di dalamnya terdapat syekh, upacara ritual dan zikir-zikir tertentu. Tarekat dalam
pengertian pertama bersifat individual sementara yang kedua bersifat kolektif.
Selanjutnya penulis mengkaji sejarah perkembangan ilmu tarekat dari masa ke
masa.Berdasarkan berbagai literatur, sejarah perkembangan tarekat yang merupakan
dari bagian perkembangan dari ajaran tasawuf itu sendiri, dibagi kedalam empat
periode atau masa. Periode pertama, berlangsung pada abad kesatu dan du hijriyah.
Periode kedua, yaitu abad ketiga dan keempat hijriyah. Periode ketiga, abad ke lima
hijiriyah, dan periode keempat, abad ke enam hijriyah.
Dalam kesempatan kali ini, kami ingin membahas tentang pengertian
Tarekat tasawuf Dan sejarah Pekerbangannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Tarekat Tasawuf?
2. Bagaimana Sejarah dan Perkembangannya?
3. Bagaimana Periodesasi Perkembangan Tarekat?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengentahui Tarekat Tasawuf
2. Untuk mengetahui Sejarab dna Perkembangannya
3. Untuk mengetahui Periode Perkembangan Tarekat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tarekat
4
Secara etimologi tarekat berasal dari kata thariqah yang berarti jalan, keadaan,
aliran atau garis pada sesuatu. Sedangkan secara terminologi para pengkaji tarekat
mengemukakan beberapa definisi, di antaranya :
1. Menurut Aboebakar Atjeh, tarekat mempunyai arti jalan atau
petunjuk dalam melakukan suatu ibadat sesuai dengan ajaran yang
ditentukan dan dicontohkan Nabi dan dikerjakan oleh sahabat dan
tabi’in, turun-temurun sampai kepada guru-guru, secara berantai.
2. Menurut Al-Taftazani, tarekat diartikan sekumpulan sufi yang
terkumpul dengan seorang syaikh tertentu, tunduk dalam aturan aturan
yang terperinci dalam tindakan spiritual, hidup secara berkelompok di
dalam ruang-ruang peribadatan atau berkumpul secara berkeliling
dalam momen-momen tertentu, serta membentuk majelis-majelis ilmu
dan zikir secara organisasi.
3. Menurut Harun Nasution, tarekat berarti jalan yang harus ditempuh
seorang calon sufi agar ia berada sedekat mungkin dengan Allah.
Berdasarkan beberapa definisi secara istilah tersebut dapat disimpulkan
bahwa tarekat mempunyai dua pengertian: pertama, tarekat sebagai
pendidikan keruhanian yang dilakukan oleh orang-orang yang menjalani
kehidupan tasawuf, yang secara individu untuk mencapai suatu tingkat
keruhanian tertentu, dan kedua,tarekat sebagai sebuah perkumpulan atau
organisasi yang didirikan menurut aturan yang telah ditetapkan oleh seorang
syaikh yang menganut suatu aliran tarekat tertentu. 1
Ada 2 macam tarekat yaitu tarekat wajib dan tarekat sunah.
1. Tarekat wajib,yaitu amalan-amalan wajib, baik fardhu ain dan fardhu
kifayah yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. tarekat wajib yang
utama adalah mengamalkan rukun Islam.
2. Tarekat sunah, yaitu kumpulan amalan-amalan sunat dan mubah yang
diarahkan sesuai dengan 5 syarat ibadah untuk membuat pengamalnya
menjadi orang bertaqwa. tarekat wajib.
B. Sejarah dan Perkembangan Tarekat
1. Bani Umayyah
Perubahan sosio-ekonomi dan politik dalam pemerintahan Bani Umayyah
pada abad ke-3 dan ke-4 adalah titik tolak pelancaran suatu aliran zuhud
1
Luis Makluf, Al-Munjid fi Al-Lughat wa Al-A’lam (Bairut: Dar Al-Masyriq, 1986), hal.465.
5
dan mengutamakan pembinaan ruhani dalam islam oleh ulama-ulama
setempat. Sebenarnya aliran itu, tidak berniat untuk mengemukakan
sesuatu yang baru atau di luar lingkungan agama islam. Mereka
sebenarnya miris dengan perpecahan umat yang terjadi ketika itu dan
merindukan suasana kehidupan yang murni seperti zaman Rasulullah
SAW.2
2. Bani Abbasiyah
Pada akhir era pemerintahan Bani Umayyah, para zuhud tampil ke depan
terutama di Basrah dan Kufah. Di sanalah Hasan al-basri dikenal sebagai
penggerak sufi yang terulung. Pada masa pemerintahan Abbasiyah
bangkitlah golongan-golongan sufi yang menggerakkan konsep-konsep
keruhanian. Pada zaman inilah sufi mulai berkembang dari berlaku zuhud
ke peringkat ma’rifat yang lebih dalam.
C.Periodesasi Perkembangan Tasawuf
Dalam pembahasan sejarah perkembangan tarekat ini, penulis membahas
periodesasi perkembangan tasawuf. Dalam kajian ini,perkembangan –
tasawuf- tersebut dapat dibagi ke dalam empat periode.Yaitu periode
pertama, abad ke-1 dan ke-2 H. periode kedua, abad ke-3 dan ke-4 H.
periode ketiga, abad ke-5 H. dan periode keempat, abad ke-6 H dan
seterusnya.3Pembagian periode ini dilihat berdasarkan proses perubahan
masyarakat Islam dari generasi kegenerasi yang dipengaruhi oleh perbedaan-
perbedaan dan fenomena keberagamaan masyarakat Islam yang dari
generasi ke generasi. Proses tersebut itu jugalah yang menjadi cikal bakal
lahir dan munculnya tarekat dalam Islam (Muhammad Agus & Muhammad
Kamil, 23 April 2014).
2
Nasution, Harun. 1986, Perkembangan Tasawuf Di Dunia Islam. Jakarta: Depag RI
3
Asmaran As. Pengantar Studi Tasawuf. Jakarta. RajaGrafindo Persada.
1994.cet. I.
6
berbicara tentang teologi dan formulasi syariat 4Sri Mulyati, 2004: 6, sehingga mulai
melupakan persoalan-persoalan kerohanian. Kondisi ini ditandai dengan
berkembangnya budaya hedonism di tengah-tengah masyarakat.
2. Periode Kedua (abad ke-3 dan ke-4 H)
Pada periode ini ajaran tasauf memasuki babak baru. Ajaran tasawuf pada periode
ini tidak hanya terbatas pada pembinaan moral,sebagaimana yang diajarkan para
Zahid di masa periode pertama. Dalam pandangan Hamka, pada masa abad ke 3
dan ke-4, ilmu tasawuf telah berkembang dan telah memperlihatkan isinya yang
dapat dibagikan kepada tiga bagian, yaitu ilmu jiwa, ilmu akhlak dan ilmu ghaib
(metafisika).Kehalusan rasa yang diutamakan di abad pertama dan kedua telah
mempertinggi penyelidikan atas ketiga cabang ilmu itu, yang telah memenuhi
seluruh kehidupan sufi. Menurut Abubakar Atjeh, jika pada abad ke-2 ajaran tasawuf
menekankan pada kezuhudan (asceticism), maka pada abad ke-3 orangorang
sudah masuk pada pembicaraan tentang wusul dan ittihad dengan Tuhan
(mistikisme).
3. Periode ketiga (abad ke-5 H)
Memasuki abad ke 5, kedua bentuk ajaran tasawuf yakni tasawuf sunni dan
tasawuf falsafi yang berkembang pada periode kedua, maka pada periode ketiga ini
terjadi pembaharuan di dalamnya. Karena ternyata tasawuf sunni makin
berkembang, sementara tasawuf falsafi mulai tenggelam dan baru muncul kembali di
saat lahirnya para sufi yang sekaligus seorang filosof 5.Akan tetapi, kaitannya dengan
tarekat, pada abad kelima hijriah ini tarekat dalam pengertian kelompok zikir, baru
muncul yang menjadi kelanjutan kaum sufi sebelumnya. Hal itu ditandai dengan
setiap silsilah tarekat selalu dihubungkan dengan nama pendiri atau tokoh sufi yang
lahir pada masa itu.
4
Mulyati, Hj. Sri. dkk., Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat
Muktabarah di Indonesia. Jakarta. Kencana. 2004.cet. I
5
Asmaran As, 1994: 253Asmaran As. Pengantar Studi Tasawuf. Jakarta. RajaGrafindo Persada.
1994.cet. I.
7
ajaran tqasauwuf ini sudah cukup detail dan mendalam dalam segi praktek,
pengajaran dan ide. Hal tersebut dapat terilhat dari tulisan Ibnu Arabi dalam bukunya
al Futuhat al Makkiyah dan Fusus al Hikam.Perkembangan tasawuf pada periode ini
secara signifikan turut berpengaruh pada perkembangan tarekat itu sendiri. Dari
hasil kajian oleh sebagian penulis bahwa lahirnya gerakan tarekat sebenarnya
diawali pada abad keenam Hijriah 6. Berdasarkan kajian historis perkembangan
tasawuf di atas, maka dapat disimpulkan bahwa di awal perkembangannya,
utamanya pada abad ke-1 dan ke-2 Hijriah tarekat masih merupakan jalan spiritual
yang dilalui oleh seorang salik menuju hakikat, dengan kata lain tarekat dalam
pengertian yang pertama.
Penutup
Kesimpulan
1.Tarekat memiliki dua pengertian, yaitu: 1), tarekat bermakna jalan
yang ditempuh oleh seorang sufi untuk untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Dan
6
Ummu Kalsum, 2003: 117.Kalsum, Ummu. Ilmu Tasawuf. Makassar. Yayasan Fatiya. 2003.cet. I.
Mulyati, Hj. Sri. dkk., Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat
Muktabarah di Indonesia. Jakarta. Kencana. 2004.cet. I.
8
2) tarekat bermakna semacam organisasi atau perkumpulan yang di dalamnya
terdapat syekh, upacara ritual dan zikir-zikir tertentu. Tarekat dalam pengertian
pertama bersifat individual sementara yang kedua bersifat kolektif.
DAFTAR PUSTAKA
9
Depag RI
Asmaran As. Pengantar Studi Tasawuf. Jakarta. RajaGrafindo Persada.
1994.cet. I.
Mulyati, Hj. Sri. dkk., Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat
Muktabarah di Indonesia. Jakarta. Kencana. 2004.cet. I
Asmaran As, 1994: 253Asmaran As. Pengantar Studi Tasawuf. Jakarta.
RajaGrafindo Persada. 1994.cet. I.
Ummu Kalsum, 2003: 117.Kalsum, Ummu. Ilmu Tasawuf. Makassar.Yayasan Fatiya.
2003.cet. I.Mulyati, Hj. Sri. dkk., Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat
Muktabarah di Indonesia. Jakarta. Kencana. 2004.cet. I.
10