ILMU TASAWUF
Dosen Pengampu :
Oleh :
39.2018.233.0711
FAKULTAS USHULUDDIN
2019 M/1440 H
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tarekat?
2. Bagaimana sejarah munculnya tarekat?
3. Apa saja macam-macam tarekat?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami maksud dari tarekat
2. Mengetahui sejarah munculnya tarekat
3. Mengetahui macam-macam tarekat
BAB II
PEMBAHASAAN
A. PENGERTIAN TAREKAT
2
Departemen Pendidikan Nasional, Ensiklopedia Islam, (Jakarta: Bagian Proyek
Pengembangan Sistem dan Standar, 2003), jilid 5, hal. 66.
ini menunjukkan bahwa menurut anggapan para sufi, pendidikan mistik
merupakan cabang dari jalan utama yang terdiri dari ajaran Ilahi, tempat
berpijak setiap muslim.3 Dalam konteks ini syariat mengacu pada aspek
lahiriah dan tarekat pada laku batiniah atau sufisme.4 Dapat diketahui dari
definisi ini tarekat merupakan sebuah jalan yang berbeda atau dapat
dikatakan jalan yang tidak umum ditempuh oleh sebagian umat muslim.
Selanjutnya dijelaskan bahwa tariq atau jalan itu lebih sempit dan
lebih sulit dijalani serta membawa santri disebut salik, atau pengembara
dalam suluk atau pengembaraannya melalui berbagai persinggahan
(maqam), sampai cepat atau lambat akhirnya ia mencapai tujuannya, yaitu
tauhid sempurna; yaitu pengakuan berdasarkan pengalaman bahwa Tuhan
adalah Esa.5 Penjelasan lebih lanjut sebelumnya mengenai tarekat,
sebenarnya sedikit membingungkan dalam membedakan antara tarekat dan
tasawuf itu sendiri.
4
Mustari Mustafa, Agama dan Bayang-Bayang Etis Syaikh Yusuf Al-Makassari,
(Yogyakarta: PT. LKIS Printing Cemerlang, 2011), Cet. I, hal. 53.
5
Ibid, hal. 55
6
Sri Mulyati, Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005), Cet.
II, hal. 8.
dan tarekat itu sendiri. Sebagai gambaran sederhana, tasawuf adalah
konsep yang dianut seorang sufi dalam mendekatkan diri kepada Tuhan,
sedangkan tarekat adalah konsep tasawuf yang melembaga.
B. SEJARAH MUNCULNYA TAREKAT
Jika ditela’ah secara sosiologis dengan lebih mendalam, tampak
ada hubungan antara latar belakang lahirnya tren dan pola hidup sufistik
dengan perubahan dan dinamika kehidupan masyarakat. Sebagai contoh
adalah munculnya gerakan kehidupan zuhud dan ‘uzlah yang dipelopori
oleh Hasan al-Bashri (110 H) dan Ibrahim Ibn Adham (159 H). Gerakan
ini muncul sebagai reaksi terhadap pola hidup hedonistik (berfoya-foya),
yang dipraktekkan oleh para pejabat Bani Umayyah.7Demikian juga
berkembangnya tasawuf filosofis yang dipelopori oleh Abu Mansur Al-
Hallaj (309 H). dan Ibn Arabi (637 H), tampaknya tidak bisa terlepas dari
adanya pengaruh gejala global masyarakat Islam, yang cenderung
tersilaukan oleh berkembangnya pola hidup rasional. Hal ini merupakan
pengaruh berkembangnya filsafat dan kejayaan para filosof peripatetik,
seperti Al-Kindi, Ibn Sina, Al-Farabi, dan lain-lain.8
7
Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973),
hal. 64.
8
Ibrahim Madkour, Fi al-Falsafat al-Islamiyah: Manhaj wa Tathiquhu, diterjemahkan
oleh Yudian Wahyudi Asmin dengan judul; Aliran Teologi dan Filsafat Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1995), hal. 101.
9
Ibid, hal. 103.
Adapun tarekat, sebagai gerakan kesufian populer (massal),
sebagai bentuk terakhir gerakan tasawuf, tampaknya juga tidak begitu saja
muncul. Kemunculannya tampaknya lebih dari sebagai tuntutan sejarah,
dan latar belakang yang cukup beralasan, baik secara sosiologis, maupun
politis pada waktu itu. Setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan
lahirnya gerakan tarekat pada masa itu, yaitu faktor kultural dan struktur. 10
Dari segi politik, dunia Islam sedang mengalami krisis hebat. Di bagian
barat dunia Islam, seperti : wilayah Palestina, Syiria, dan Mesir
menghadapi serangan orang-orang Kristen Eropa, yang terkenal dengan
Perang Salib. Selama lebih kurang dua abad (490-656 H. / 1096-1258 M.)
telah terjadi delapan kali peperangan yang dahsyat.11
C. MACAM-MACAM TAREKAT
a) Tarekat Naqsyabandiyah
10
Ahmad Tafsir, Tarekat dan Hubungannya dengan Tasawuf, (Tasikmalaya: IAIIM,
1990), hal. 28.
11
K. Ali, A Study of Islamic History, (Delhi: Idarat Adabi, 1990), hal. 273.
1. Tobat.
4. Taqwa.
12
H. A. Fuad Said, Hakikat Tarekat Naqsabandiyah, (Jakarta: Al-Husna Zikra, 1996),
hal. 23.
maksiat. Ia memang lahir dan dididik dalam keluarga yang taat karena
ibunya yang bernama Fatimah dan kakeknya Abdullah Sum’i adalah
wali Allah SWT.13
c) Tarekat Syadziliyah
13
M. Hilman Ansyahry, Resonansi Spiritual Wali Quthub Syekh Abdul Qadir al-jailani,
d) Tarekat Khalawatiyah
14
Sri Mulyati, Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005), Cet
II, hal. 15
khalawatiyah samman. Pengikut dua cabang tarekat ini secara
keseluruhan mencakup 5% dari penduduk provinsi yang berumur
diatas 15 tahun.
15
Yulita Mansur , Tarekat Kholwatiyah Yusuf dan Tarekat Kholwatiyah Samman di Desa
Kassa Maros, Ujung Pandang, (Jakarta: Skripsi Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1995), hal.
20.
BAB III
PENUTUP
Menurut Al-jurjain Ali bin Muhammad bin Ali (740-816 M). Tarekat
adalah metode khusus yang dipakai oleh salik (para penempuh jalan) menuju allah
Ta’ala melalui tahapan-tahapan atau maqamat.
Dan juga macam-macam tarekat yang terdapat didalam sebuah makalah ini
yang saling berhubungan diantaranya yaitu: Tarekat naqsyabandiyah, Tarekat
qadariyah, Tarekat syadziliyah, Tarekat khalawatiyah.
semua macam-macam tarekat ini tujuan hanyalah semata-mata
mendekatkan diri kepada Allah SWT dan yang berbeda hanya cara-cara
pelaksanaannya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, karena berbedanya
pendapat para pendirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat Uraian tentang Mistik, (Jakarta: Fa H.
M Tawi & Son, 1966).
Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,
1973).
M. Hilman Ansyahry, Resonansi Spiritual Wali Quthub Syekh Abdul Qadir al-
jailani, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004).