Anda di halaman 1dari 11

Isu pemilihan pemimpin di daerah mayoritas Muslim

:Untuk Memenuhi Tugas

Isu-Isu Global Dunia Islam


:Dosen Pengampu

Al-Ustadz Dedy Irawan, M.Ag

:Disusun oleh

Ismatul Maula

Fauziah Nurul Azizah

Ade Yayah Rahmawati

FAKULTAS USHULUDDIN

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR

MANTINGAN NGAWI JAWA TIMUR INDONESIA

2021/1442
PENDALUHUAN

A. Definisi Pemimpin

Pemimpin merupakan inti dari suatu kepemimpinan, dalam setiap


organisasi atau system sosial seorang pemimpin mempunyai sebutan atau
predikat yang berbeda dalam kepemimpinan politik pemimpin disebut
sebagai presiden, raja, ratu, perdana mentri, ketua dpr, ketua partai, dan
sebagainya. Pemimpin merupakan tokoh atau elit anggota system sosial
yang dikenal oleh dan berupaya mempenruhi para pengikutnya secara
langsung atau tidak langsung.1 Suksesnya suatu kepemimpinan ditentukan
kualitas pemimpinnya, namun pendapat lain menyatakan bahwa dalam
kesuksesan kepemimpinan pemimpin hanya memiliki pengaruh kecil dan
factor pendukung besar lainnya ialah kualitas anggotanya, situasi
lingkungan eksternal dan internal system sosial.

B. Fungsi Pemimpin

Seorang pemimpin memiliki beberapa fungsi tertentu yang berbeda,


baik pada sistem sosial yang satu dengan yang lain:

1. Menciptakan Visi Persyaratan untuk menjadi seorang pemimpin adalah


memiliki sebuah visi dan mampu menciptakan visi. Visi merupakan
tujuan atau target yang harus dicapai oleh seorang pemimpin dan
anggotanya.
2. Mengembangkan Budaya Organisasi Visi seorang pemimpin hanya
dapat direalisasikan jika seluruh anggota mampu berfikir, bersikap, dan
berperilaku tertentu, serta mempunyai kemampuan dan kemauan untuk
bergerak mencapai tujuan utama atau visi. Budaya organisasi
merupakan norma, nilai, asumsi, filsafat organisasi, dan sebagainya
yang dikembangkan oleh pemimpin dan diterapkan oleh anggotanya.
3. Menciptakan Sinergi Tugas penting bagi seorang pemimpin adalah
mempersatuakan anggota untuk mencapai tujuan bersama, karena pada
dasarnya setiap anggota yang berada pada suatu organisasi memiliki
1
Wirawan, Kepemimpinan Teori Psikologi Perilaku Organisasi Aplikasi dan Penelitian,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), h. 6.
tugas dan fungsi yang berbeda namun tetap memiliki tujuan yang sama,
maka seorang pemimpin diharapkan mampu menggerakan anggotanya
dan menciptakan sinergi untuk mencapai tujuan tersebut.
4. Menciptakan Perubahan Seorang pemimpin merupakan agen
perubahan, maka untuk menjadi seorang pemimpin ia diharuskan untuk
dapat menjadi seorang yang cerdik dan mampu menciptakan terobosan-
terobosan terbaru menuju masa depan yang lebih baik.
5. Memotivasi Anggota Memotivasi anggota merupakan upaya yang
memerlukan pemikiran sistematis mengenai keadaan anggota dan
teknik motivasi yang digunakan agar dapat memberikan semangat
anggota dalam mencapai tujuan bersama.
6. seorang pemimpin harus dapat memahami berbagai konflik dan
penyebabnya agar dapat memecahkan konflik.
C. Ciri-ciri Pemimpin

Pemimpin yang baik yaitu pemimpin yang dapat mengikat,


mendorong sumber daya organisasi dan menumbuhkan keharmonisan pada
organisasi agar dapat bersaing secara baik atau bisa disebut gaya pemimpin.
Menurut Maxwell dalam memberikan pandangan pada seorang pemimpin,
pemimpin yang baik harus memiliki ciri:2

1. Dapat menciptakan lingkungan yang tepat seperti memperhatikan


anggota atau bahawannya.
2. Mengetahui kebutuhan anggotanya.
3. Dapat menggendalikan keuangan, personalia, dan perencanaan.
4. Tidak menerima keritik namun tetap konstruktif.
5. Tidak mengembangkan rasa tanggungjawab dalam diri orang lain.
6. Memperlakukan setiap anggota dengan cara yang sama.
7. Tidak membuat orang selalu mendapatkan informasi
D. Memilih Pemimpin Dalam Islam

2
Madani,”Telaah Kapasitas Perempuan Sebagai Pemimpin”.Jurnal Politik dan Sosial
Kemasyarakatan, vol.10 no2 (2018), h. 17.
Pemimpin dalam Islam yaitu, suatu usaha menyerukan amar ma’ruf
nahi munkar kepada manusia,3 yaitu agar manusia melakukan hal yang
menuju kepada kebaikan dan mencegah kepada hal keburukan. Dalam Islam
kepemimpinan yaitu suatu wujud dari amal shaleh dan keimanan. Oleh
sebab itu seorang pemimpin yang hanya mementingkan kepentingan diri
sendiri, kelompok, keluarganya dan kedudukan dengan tujuan untuk harta
bukanlah pemimpin yang sesuai dengan Islam yang sesungguhnya
meskipun pemimpin tersebut memeluk agama Islam.

Menurut Ibnu Khaldun dalam kitabnya yaitu Muqaddinmah secara


kontekstual hadist tersebut dapat dipahami bahwa hak seorang pemimpin
bukan hanya kepada etnis Quraisy saja, melaikan kepada kewibawaan dan
kemampuannya saja, melainkan pada masa Nabi seseorang yang memenuhi
syarat untuk menjadi seorang pemimpin ialah memimpin dan dipatuhi oleh
umatnya dan yang dipimpinnya adalah dari kalangan Quraisy. Demikian
apabila terdapat seorang yang mampu memimpin dan memiliki jiwa
kewibawaan namun bukan dari suku Quraisy, maka dapat ditetapkan untuk
menjadi seorang pemimpin atau kepala Negara4

Dalam suatu pandangan berdasarkan etimologi, pemimpin yang


memiliki makna sebagai khalifah (pemimpin)5. Seperti yang telah dijelaskan
didalam Al-Qur‟an surah Al-Baqarah ayat 30, yaitu :

ۖ ٰٓ ۡ
‫ض َخلِيفَ ٗة قَالُ ٓو ْا َأتَ ۡج َع ُل فِيهَ@@ا‬ ِ ‫ر‬ۡ ‫َأۡل‬ ‫ٱ‬ ‫ي‬ ِ ‫ف‬ ٞ
‫ل‬ ‫اع‬
ِ ‫ج‬َ ‫ي‬ ِّ ‫ن‬‫ِإ‬ ‫ة‬
ِ َ
‫ك‬ ‫ِئ‬َ ‫ك لِل َمل‬ َ َ‫َوِإ ۡذ ق‬
َ ُّ‫ال َرب‬
َ ۖ َ‫ك َونُقَ ِّدسُ ل‬
‫ك قَا َل ِإنِّ ٓي‬ َ ‫ك ٱل ِّد َمٓا َء َونَ ۡح ُن نُ َسبِّ ُح بِ َحمۡ ِد‬ ُ ِ‫َمن ي ُۡف ِس ُد فِيهَا َويَ ۡسف‬
َ ‫َأ ۡعلَ ُم َما اَل تَ ۡعلَ ُم‬
٣٠ ‫ون‬
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi

3
Khatib Pahlawan Kayo, Kepemimpinan Islam Dan Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2005), h. 8.
4
Muhadi Zainuddin, Studi Kepemimpinan Islam Konsep, Teori, dan Praktiknya dalam
Sejarah, (Yogyakarta: SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga, 2012), h. 34.
5
Ridwan Yahya, Kepemimpinan Dalam Al-Qur’an, (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2009), h. 62.
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui"

Sesuai dengan penjelasan kedua ayat diatas dapat dipahami bahwa


memilih seorang pemimpin itu hukumnya adalah wajib. Kepemimpinan
merupakan suatu amanah dan tanggungjawab yang amat besar dikarenakan
hal tersebut bukalah hanya sebatas urusan didunia namun akan
dipertanggungjawabkan pula diakhirat, pada umumnya masyarakat zaman
dahulu enggan untuk dijadikan seorang pemimpin karena memiliki beban
dan tanggungjawab yang harus ditanggungkan, meskipun akhirnya mereka
mau menerima penawaran tersebut namun mereka merasa seperti menerima
suatu musibah. Seperti yang telah dijelaskan didalam Al-Qur‟an surah Shad
ayat ke-26 yaitu:

ِ @ِ‫ق َواَل تَتَّب‬


‫@ع‬ ِّ ‫اس بِ ۡٱل َح‬
ِ َّ‫ٱح ُكم بَ ۡي َن ٱلن‬
ۡ َ‫ض ف‬ ِ ‫ك َخلِيفَ ٗة فِي ٱَأۡل ۡر‬ َ َ‫ٰيَ َدا ُوۥ ُد ِإنَّا َج َع ۡل ٰن‬
ۡ‫يل ٱهَّلل ِ لَهُم‬
ِ ِ‫ون َعن َس @ب‬ َ ُّ‫ض @ل‬ِ َ‫ين ي‬ َ ‫يل ٱهَّلل ۚ ِ ِإ َّن ٱلَّ ِذ‬
ِ ِ‫ك َعن َس @ب‬َ َّ‫ُض @ل‬ ِ ‫@و ٰى فَي‬ َ @َ‫ۡٱله‬
٢٦ ‫ب‬ ِ ‫ُوا يَ ۡو َم ۡٱل ِح َسا‬ ْ ‫اب َش ِدي ۢ ُد بِ َما نَس‬ ٞ ‫َع َذ‬
" Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa)
di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan
adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan
menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat
darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka
melupakan hari perhitungan".

Sebagaimana dapat dipahami dari ayat tersebut bahwa Allah


memerintahkan kepada Nabi Daud a.s, untuk menjadi seorang khalifah,
untuk menjadi seorang hakim diantara manusia, dikarenakan beliau
memiliki kekuasaan, dan manusia wajib mendengarkan serta menaatinya.
Serta kemudian Allah memberikan penjelasan kepada Nabi Daud a.s
mengenai kaidah-kaidah suatu hukum agar diajarkan kepada manusia.6

E. Syarat-syarat Pemimpin Dalam Islam

Menurut Al Ghazali seorang pemimpin memiliki tugas dan tanggung


jawab yang berat dan mulia. 7
Oleh karenanya seorang pemimpin harus
memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

1. Tanggung jawab merupakan suatu hal yang harus dipahami oleh seorang
pemimpin dimana batas dan kadar atas kekuasaan serta mampu
menyadari kemungkinan
2. Dalam keadaan kekuasaan yang buruh seorang pemimpin harus segera
melakukan evaluasi.
3. Mampu menerima nasehat para ulama, seorang pemimpin disarankan
bisa bergaul dengan para ulama agar mampu menerima nasehat mereka,
namun seorang pemimpin jugaharus waspada terhadap seorang ulama
yang culas yang dimana hanya mementingkan kekayaan didunia.
4. Mampu berlaku baik kepada seluruh bawahannya, secara garis besar
seorang pemimpin harus bisa menegakan keadilan dalam mengatur dan
mengerahkan pegawainya.
5. Seorang pemimpin tidak mengalahkan agama dan rasionalitasnya, tidak
tunduk terhadap emosi serta amarahnya.
6. Penyantun dan rendah hati, seorang pemimpin hendaknya jauh dari sifat
takabur
7. Tidak hanya mementingkan kepentingan diri sendiri melaikan
mengutamakan kepentingan rakyatnya.
8. Memiliki loyalitas yang tinggi terhadap apa yang telah diamanahkan
kepadanya.
9. Memiliki sifat yang sederhana, seorang pemimpin harus mampu
mengendalikan hawa nafsunya dalam bermewahmewahan. Dan harus

6
Syarif, Munjar Ibnu, Khamami Zada, Fiqih Siyasah: Doktrin dan Pemikiran Politik Islam,
(Jakarta: Erlangga,2008), h. 33.
7
Al Gazali, Etika Berkuasa Nasehat-nasehat Imam Al-Ghazali, terj. Arif D. Iskandar dari
al-Tibr al-Masbuk fi Nasihah al-Mulk, (Bandung: Pustaka Hidayat, 1998), h. 23.
bersifat qonaah menerima apa adanya dalam hal apapun, karena tidak
aka nada keadilan tanpa adanya sifat qonaah.
10. Bijaksana, lemah lembut namun memiliki ketegasan.
11. Mencintai rakyatnya, hendaklah seorang pemimpin mampu membuat
senang rakyatnya sesuai dengan kehendak agama. Memiliki rasa tulus
dan ikhlas dalam melaksanakan amanah yang telah diemban.

F. Isu-isu pemimpin di negara mayoritas muslim


1. Sebagian besar negara-negara mayoritas Muslim yang ada di dunia saat
ini, seperti Tunisia, al-Jaza’ir, Mesir, Suriah, Pakistan, Bangladesh, Iran,
Yordania, dan Malaysia, sama-sama menetapkan presiden atau kepala
negaranya mestilah seorang yang beragama Islam.8
2. Sebagian kecil saja di antara negara-negara mayoritas Muslim yang ada
di dunia saat ini, yang di samping membolehkan, juga pernah dipimpin
seorang presiden non-Muslim. Hingga detik ini, baru ada tiga negara
yang dapat ditunjuk sebagai contohnya, yaitu: Nigeria, Senegal, dan
Libanon.
a) Nigeria yang 76 persen penduduknya beragama Islam, pernah
dipimpin seorang presiden yang beragama Kristen, yakni Olusegun
Obasanjo. Satu hal yang sangat menaraik dari Olusegun adalah,
sekalipun beragama Kristen, ternyata ia berhasil menjadi presiden
Nigeria yang mayoritas Muslim itu selama tiga periode, yakni
periode 1976-1979, periode 1999-2004, dan periode 2004- 2007.
Pada periode ketiga, Olusegun Obasanjo terpilih kembali sebagai
presiden Nigeria dengan mengalahkan rival terdekatnya,
Muhammad Buhari. Ia unggul dalam pemilu presiden Nigeria tahun
2004 dengan memenangkan 62 % suara.
b) Sama seperti Nigeria, Senegal yang 91 % penduduknya beragama
Islam juga pernah dipimpin seorang presiden yang beragama Kristen
Katolik, yakni Leopold Sedar Senghor (1980- 1988).

8
John L. Esposito, Islam dan Politik, terj. Joesoef Sou’yb dari Islam and Politics, (Jakarta :
Bulan Bintang, 1990), cet. ke-1, hlm. 132
c) Yang lebih unik lagi adalah Libanon.9 Libanon yang 75 persen
penduduknya beragama Islam, sejak tahun 1943 sampai sekarang,
selalu dipimpin seorang presiden yang beragama Kristen. Yang
menyebabkan mengapa Libanon selalu dipimpin seorang presiden
Kristen adalah karena pada tahun 1943 Libanon menyetujui Pakta
Nasional (al-Mitsaq al-Wathani) yang berisi ketetapan presiden
Libanon harus dari Kristen Maronite, Perdana Menteri Muslim
Sunny, Juru Bicara Parlemen Muslim Syi’ah, Menteri Pertahanan
Muslim Druze, dan Menteri Luar Negeri Kristen Ortodok Yunani.4
Karena Pakta Nasional tersebut masih diberlakukan, maka hingga
detik ini yang bisa menjadi presiden Libanon hanyalah seseorang
yang beragama Kristen Maronite.
3. Sepanjang penyelenggaraan pilkada serentak 2015-2018 di 541 daerah,
baik di level provinsi maupun kabupaten/kota, isu agama ditemukan di 7
pilkada. Berikut ini penjelasan soal isu agama atau pesan (konten) apa
saja yang muncul selama penyelenggara pilkada 2015-2018.
a) Beberapa isu yang muncul pada 2015: pada pilgub Sulawesi
Utara yaitu ajakan kepada umat agama tertentu untuk tidak
memilih kandidat yang berbeda agama,10 kemudian pada pilwali
kota Depok yaitu spanduk-spanduk yang memuat pernyataan
bahwa Dimas-Babai akan memujudkan program “satu
keseluruhan satu gereja”,11 dan pada pilwali kota Surakarta
adanya spanduk dan selebaran yang berisi ajakan untuk tidak
memilih pemimpin non-muslim atau ajakan memilih pemimpin
yang seagama.12

9
Iwan Gayo (ed.), Buku Pintar Seri Senior, (Jakarta : Pustaka Warga Negara, 2003), cet.
ke-34, hlm. 558, Wawancara dengan Said Aqiel Siradj, Jakarta, 9 Mei 2005
10
Beritasatu.com. “Isu SARA Diduga Kotori Pilgub Sulawesi Utara,”
http://www.beritasatu.com/nasional/326205-isu-saradiduga-kotori-pilgub-sulawesi-utara.html,
diakses pada 07 Agustus 2018.
11
Kompas.com. “Pilkada Depok, Dimas-Babai Diserang Isu SARA Lewat Spanduk,” 10
September 2015, https:// megapolitan.kompas.com/read/2015/11/10/12373471/Pilkada.
Depok.Dimas-Babai.Diserang.Isu.SARA.lewat.Spanduk, diakses pada 07 Agustus 2018.
12
Kompas.com. “Akhirnya, FX Rudy Komentari Isu SARA yang Sempat Menerpanya,” 10
Desember 2015, https:// regional.kompas.com/read/2015/12/10/12421661/Akhirnya.
FX.Rudy.Komentari.Isu.SARA.yang.Sempat.Menerpanya, diakses pada 07 Agustus 2018.
b) Pada tahun 2017 dalam pilgub DKI Jakarta muncul larangan
dengan berbagai media untuk memilih pemimpin kafir, larangan
memilih pemimpin penista agama, dan disertai kecaman, seperti
tidak akan ada dishalatkan jenazahnya. Mobilisasi sentiment
agama juga disampaikan dalam bentuk aksi “bela Islam” di
Jakarta.13
c) Pada tahun 2018 dalam pilgub Sumatera Utara muncul himbauan
yang dikeluarkan oleh KUI yang meminta kepada warga Sumut
agar memilih pasangan muslim-muslim,14 kemudian pada pilgub
Jawa Barat Ridwan Kamil dianggap tidak merepresentasika`n
sebagai pemimpin yang berasal dari muslim karena pro LGBT 15
dan Dedy Mulyadi dianggap bertentangan dengan Islam karena
selama menjadi bupati Purwakarta banyak membangun patung.
Muncul anjuran tidak memilih duet dua Dedy,16 dan Pilwali Kota
Bekasi Beredar surat perjanjian antara Rahmad Effendi (Calon
Incumbent) dengan pastor-pastor bahwa menjanjikan pendirian
500 gereja, asalkan dia didukung dalam ajang pilkada oleh
kalangan Nasrani.17

PENUTUP

Pemimpin merupakan inti dari suatu kepemimpinan, dalam setiap organisasi


atau system sosial seorang pemimpin mempunyai sebutan atau predikat yang
13
Kompas.com. “Survei CSIS: Waga DKI Menyukai Kepribadian Ahok, Setelah Itu
Prestasinya,” 25 Januari 2016, https://megapolitan.kompas.com/read/2016/01/25/13105041/
Survei.CSIS.Warga.DKI.Menyukai.Kepribadian.Ahok.Setelah. Itu.Prestasinya, diakses pada 09
Agustus 2018.
14
Tirto.id. “Faktor yang Membuat Djarot Kalah dari Edy di Pilgub Sumut 2018,”
https://tirto.id/faktor-yang-membuatdjarot-kalah-dari-edy-di-pilgub-sumut-2018-cM7n, diakses pada
09 Agustus 2018.
15
Liputan.6.com. “Ridwan Kamil: Isu Dukungan Kaum LGBT Bentuk Kampanye Hitam,”
https://www.liputan6.com/pilkada/ read/3299863/ridwan-kamil-isu-dukungan-kaum-lgbt-
bentukkampanye-hitam, diakses pada 07 Agustus 2018.
16
Jppn.com. “Sosok Dedy Mulyadi dan Isu Agama di Pilgub Jabar,”
https://www.jpnn.com/news/sosok-dedy-mulyadidan-isu-agama-di-pilgub-jabar, diakses pada 07
Agustus 2018.
17
Kompas.com. “Hasil Rekapitulasi KPU Bekasi: Pepen-Tri Menang dari Nur-Adhy,” 6
Juli 2018, https://megapolitan. kompas.com/read/2018/07/06/18525211/hasil-rekapitulasikpu-
bekasi-pepen-tri-menang-dari-nur-adhy, diakses pada 07 Agustus 2018.
berbeda dalam kepemimpinan politik pemimpin disebut sebagai presiden, raja, ratu,
perdana mentri, ketua dpr, ketua partai, dan sebagainya. Pemimpin yang baik yaitu
pemimpin yang dapat mengikat, mendorong sumber daya organisasi dan
menumbuhkan keharmonisan pada organisasi agar dapat bersaing secara baik atau
bisa disebut gaya pemimpin.

Sepanjang penyelenggaraan pilkada serentak pada tahun 2015 hingga 2018,


dari 901 pilkada yang diselenggarakan, terdapat 7 pilkada yang diwarnai isu agama.
Dalam strategi marketing politik, ada dua jenis isu agama (konten) yang muncul,
yakni: pertama, ajakan untuk memilih kandidat yang seagama, atau tidak memilih
kandidat yang tidak seagama. Kedua, adalah black campaign (hujatan, fitnah atau
informasi yang belum jelas kebenarannya).

DAFTAR PUSTAKA
Al Gazali, Etika Berkuasa Nasehat-nasehat Imam Al-Ghazali, terj. Arif D. Iskandar
dari al-Tibr al-Masbuk fi Nasihah al-Mulk, (Bandung: Pustaka Hidayat,
1998)

John L. Esposito, Islam dan Politik, terj. Joesoef Sou’yb dari Islam and Politics, (Jakarta :
Bulan Bintang, 1990)

Kayo, Khatib Pahlawan, Kepemimpinan Islam Dan Dakwah, (Jakarta: Amzah,


2005)

Madani, Telaah Kapasitas Perempuan Sebagai Pemimpi. Jurnal Politik dan Sosial
Kemasyarakatan, vol.10 no2 (2018)

Syarif, Munjar Ibnu, Khamami Zada, Fiqih Siyasah: Doktrin dan Pemikiran Politik
Islam, (Jakarta: Erlangga, 2008)

Wirawan, Kepemimpinan Teori Psikologi Perilaku Organisasi Aplikasi dan


Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013)

Yahya, Ridwan, Kepemimpinan Dalam Al-Qur’an, (Bandung : Remaja


Rosdakarya, 2009)

Zainuddin, Muhadi, Studi Kepemimpinan Islam Konsep, Teori, dan Praktiknya


dalam Sejarah, (Yogyakarta: SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga, 2012)

Anda mungkin juga menyukai