Disusun Oleh :
Synaoo.com
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kepemimpinan dalam Islam?
2. Bagaimana kepemimpinan dalam prespektif Al Quran dan Hadits?p
3. Bagaimana kriteria pemimpin yang ideal menurut Islam?
4. Apa saja prinsip-prinsip kepemimpinan Islam?
C. Pembahasan
1. Pengertian Kepemimpinan Islam
Dalam Islam istilah kepemimpinan dikenal dengan istilah khilafah,
imamah, dan ulil amri juga ada istilah ra’in. Kata khalifah mengandung
makna ganda. Di satu pihak khalifah diartikan diartikan sebagai kepala negara
dalam pemerintahan dan kerajaan islam di masa lalu, yang dalam konteks
kerajaan pengertiannnya sama dengan sulthan. Selain itu dikenal pula istilah
khalifatur Rasul atau khalifatun nubuwwah yaitu pengganti Nabi sebagai
pembawa risalah atau syariat, memberantas kedhaliman dan menegakkan
keadilan. Firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 30 berikut :
Artinya :
ِ ُض َخ ِليفَةً قَالُوا أَتَجْ َع ُل فِي َها َم ْن يُ ْف ِس ُد فِي َها َويَ ْس ِفك
الد َما َء ِ َو ِإ ْذ قَا َل َربُّكَ ِل ْل َم ََلئِ َك ِة ِإنِي َجا ِع ٌل فِي األ َ ْر
30:ِس َلكَ َقا َل ِإنِي أ َ ْع َل ُم َما الَ تَ ْع َل ُمونَ (البقرة ُ س ِب ُح ِب َح ْمدِكَ َو ُن َقد
َ َُونَحْ نُ ن
Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.
Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui”. (Al Baqarah: 30)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa khalifah (pemimpin) adalah pemegang
mandat Allah SWT untuk mengemban amanah dan kepemimpinana langit
di muka bumi. Ingat komunitas malaikat pernah memprotes terhadap
kekhalifahan manusia dimuka bumi.
74:اجنَا َوذُ ِريَّاتِنَا قُ َّرةَ أَ ْعي ٍُن َواجْ عَ ْلنَا ِل ْل ُمتَّقِينَ ِإ َما ًما (الفرقان
ِ َوالَّذِينَ يَقُولُونَ َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن أ َ ْز َو
Artinya : “Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami,
anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa”.. (QS Al Furqan: 74)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa: Pada prinsipnya boleh-boleh saja
seorang memohon kepada Allah SWT agar dijadikan pemimpin. Dan
karena ia memohon kepada Allah SWT maka ia harus menjalankan
kepemimpinannya sesuai keinginan Allah SWT. Yang dilarang adalah
meminta kedudukan padahal ia tidak punya kompetensi dan kemampuan
dalam bidang itu.
Yahya (2004:16) menyatakan bahwa: Kalau masyarakat suatu negri
bertaqwa, maka insya Allah yang muncul adalah pemimpin yang bertaqwa
pula. Telah menjadi kaidah bahwa pemimpin adalah cerminan dari orang-
orang yang dipimpin secara umum. Jadi kalau mau pemimpin yang baik
maka perbaiki rakyat dan masyarakat. Disinilah perlu adanya pembinaan
dengan pendidikan agama yang dimulai dari keluarga.
ف الَّذِينَ ِم ْن قَ ْب ِل ِه ْم ِ ت لَيَ ْست َْخ ِلفَنَّ ُه ْم فِي األ َ ْر
َ َض َك َما ا ْست َْخل ِ صا ِل َحا َّ َّللاُ الَّذِينَ َءا َمنُوا ِم ْن ُك ْم َو َع ِملُوا ال
َّ َو َع َد
ضى لَ ُه ْم َولَيُبَ ِدلَنَّ ُه ْم ِم ْن َب ْع ِد خ َْوفِ ِه ْم أ َ ْمنًا يَ ْعبُدُونَنِي ال يُ ْش ِر ُكونَ بِي َش ْيئًا ْ َولَيُ َم ِكن ََّن لَ ُه ْم دِينَ ُه ُم الَّذِي
َ َ ارت
55:َو َم ْن َكفَ َر بَ ْع َد ذَلِكَ فَأُولَئِكَ ُه ُم ْالفَا ِسقُونَ (النور
Artinya : ” Dan Allah SWT telah berjanji kepada orang-orang yang
beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia
sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang
telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar
(keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman
sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan
sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah
(janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Qs An Nur: 55)s
Ayat ini mengisyaratkan bahwa: Al Khilafah atas dasar kebenaran
dan keadilan pada akhirnya akan kembali kepangkuan orang orang beriman
dan beramal shaleh. Karena salah satu sifat seorang pemimpin adalah
beriman dan beramal shaleh. Dan tugasnya utamanya ialah menciptakan
keamanan dan menghilangkan rasa takut serta mempasilitasi rakyatnya
untuk beribadah kepada Allah SWT swt secara total
َّ ض أَئِلَهٌ َم َع
ََّللاِ قَ ِليَلً َما تَذَ َّك ُرون ِ ف السُّو َء َو َيجْ َعلُ ُك ْم ُخلَفَا َء ْاأل َ ْر ْ أ َ َّم ْن ي ُِجيبُ ْال ُم
َ ض
ُ ط َّر ِإذَا َد َعاهُ َو َي ْك ِش
62:(النمل
Artinya : ” Atau siapakah yang memperkenankan (do`a) orang yang
dalam kesulitan apabila ia berdo`a kepada-Nya, dan yang menghilangkan
kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi?
Apakah di samping Allah SWT ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah
kamu mengingati (Nya)” (QS An Naml: 62)
عةُ فِي َما َّ سلَّ َم أَنَّه ُ قَا َل َعلَى ْال َم ْر ِء ْال ُم ْس ِل ِم الس َّْم ُع َو
َ الطا َّ صلَّى
َ َّللاُ َعلَ ْي ِه َو َ ِ ع َم َر َع ْن النَّبِي
ُ َع ْن اب ِْن
َطا َعة َ س ْم َع َو َال
َ صيَ ٍة فَ ََل ِ صيَ ٍة فَإ ِ ْن أ ُ ِم َر بِ َم ْع
ِ أ َ َحبَّ َوك َِرهَ ِإ َّال أ َ ْن يُؤْ َم َر بِ َم ْع
Artinya : Dari Ibn Umar ra., dari Nabi Saw., sesungguhnya bliau
bersabda : “Seorang Muslim wajib mendengar dan taat terhadap
perintah yang disukai maupun tidak disukainya. Kecuali bila
diperintahkan mengerjakan kemaksiatan, maka ia tidak wajib
mendengar dan taat”
Secara kontekstual hadits diatas dapat diartikan dalam berbagai
dimensi. Dalam sebuah komunitas, masyarakat dan agama setiap
manusia memiliki sistem yang mengatur mereka maka wajar sebagai
bagian dari sistem tersebut untuk mematuhi aturan-aturan yang
berlaku. Namun ketaatan tersebut tidak serta merta menjadi sikap yang
selalu taklid terhadap pemimpin. Dalam Islam diajarkan tidak
diperbolehkan taat atau memetuhi pemimpin kecuali dalam batas-batas
yang telah dijelaskan Allah dalam al-Qur’an dan Hadits bahwa tidak
wajib memetuhi seorang pemimpin melainkan karena Allah.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-
Ahzab:21)
Sebagai pemimpin teladan yang menjadi model ideal pemimpin,
Rasulullah dikaruniai empat sifat utama, yaitu: Sidiq, Amanah, Tablig dan
Fathonah. Sidiq berarti jujur dalam perkataan dan perbuatan, amanah berarti
dapat dipercaya dalam menjaga tanggung jawab, Tablig berarti
menyampaikan segala macam kebaikan kepada rakyatnya dan fathonah
berarti cerdas dalam mengelola masyarakat.
a. Sidiq/Jujur
b. Amanah/Terpercaya
Muhammad SAW bahkan sebelum diangkat menjadi rasul telah
menunjukkan kualitas pribadinya yang diakui oleh masyarakat Quraish.
Beliau dikenal dengan gelar Al-Amien, yang terpercaya. Oleh karena itu
ketika terjadi peristiwa sengketa antara para pemuka Quraish mengenai
siapa yang akan meletakkan kembali hajar aswad setelah renovasi Ka’bah,
meraka dengan senang hati menerima Muhammad sebagai arbitrer,
padahal waktu itu Muhammad belum termasuk pembesar.
c. Tablig/Komunikatif
d. Fathonah/Cerdas
D. Daftar Pustaka
1. (https://www.academia.edu/16909261/Kepemimpinan_Islam_di _Indonesia).
Diakses pada hari Senin 22 November 2018
2. (https://dimasyuniantoherbowo.blogspot.com/2011/05/makalah-kepemimpinan-
dalam-islam.html) Diakses pada hari Senin 22 November 2018
3. (http://muklasihaha.blogspot.com/2015/01/konsep-kepemimpinan-dalam-perspektif-
al.html) Diakses pada hari Senin 22 November 2018
4. (https://bambumoeda.wordpress.com/2012/05/29/karakteristik-pemimpin-ideal-
menurut-islam/) Diakses pada hari Senin 22 November 2018
5. (https://nazhroul.wordpress.com/2010/05/21/beberapa-hadits-tentang-
kepemimpinan-dalam-kitab-riyadhus-shalihin/) Diakses pada hari Senin 22 November
2018