DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. PERMASALAHAN
Dari paparan singkat diatas, terdapat banyak persoalan yang mendasar tentang
kehidupan bernegara dewasa ini. Dimana banyak diantara para Pemimpin pemerintahan
yang bertindak bak orang suci, laksana tuhan, berlaku seenaknya sendiri, selalu
mementingkan pribadi dan kelompoknya diatas kepentingn umum, kebijakan yang
menyengsarakan rakyat walaupun berdalih atas nama berpihak kepada rakyat.
Kepemimpinan yang sudah keluar dari prinsip-prinsip yang sudah di gariskan Syariat
Islam. Dalam makalah ini akan mengangkat persoalan persoalan yang mendasar tentang
Kepemimpinan dalam Islam, yaitu tentang:
1. Apa itu Kepemimpinan Islam?
2. Apa Yang Menjadi Dasar Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Islam?
3. Apa Tujuan Dibentuknya Suatu Kepemimpinan Islam?
4. Bagaimana Hubungan Islam dan Negara di Indonesia?
BAB II
TINJAUAN TEORI
فان تنازعتم فى شيئ فردوه الى هللا والرسول.ياايهاالذين امنوااطيعواهللا واطيعواالرسول واول االمر منكم
ذالك خير واحسن تاْويال.ان كنتم امنتم باهلل واليوم االخر
“ hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul Nya, dan Ulil
Amri diantar kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentag sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasul(Nya). Jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya”
2. Dasar Persamaan Derajat Sesama Umat manusia.
Pada prinsip ini bahwa manusia memiliki derajat yang sama dimata hukum dan
dalam kehidupan sesama warga Negara, hanya saja yang membedakan adalah
ketaqwaan kepada Allah swt. Hal ini sesuai dalam ajaran al-qur’an surat al-
Hujura~at ayat 13
ْ ياايهاالناس اناخلقنكم من ذكر
ان هللا.اكمxرمكم عندهللا اتقx ان اك.ارفواxل لتعxعوبا وقبائxثى وجعلنكم شxوان
عليم حكيم
“ Hai manusia! Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulai disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha mengenal.”
Islam tidak pernah mengistimewakan ataupun mendiskriminasikan individu
atau golongan warga Negara, baik dimata hokum, ekonomi, dan Syariah,
semua sama tidak ada yang berbeda. Islam juga melindungi hak-hak
kemanusiaan siapapun dia, muslim atau non muslim, selama mau hidup
bersama dan taat terhadap pemimpin dan menjaga kesatuan dan persatuan.
3. Dasar Persatuan Islamiyyah (Ukhuwah Islamiyah) atau prinsip persatuan dan
kesatuan. Prinsip ini untuk menggalang dan mengukuhkan semangat persatuan
dan kesatuan umat Islam. Hal ini didasarkan pada ajaran Islam dalam al-
Qur’an Surat Ali Imran ayat 103
واعتصموا بحبل هللا خميعا وال تفرقوا
“ Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (Agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai”
4. Dasar Musyawarah Untuk Mufakat atau Kedaulatan Rakyat
Islam selalu menganjurkan ada kesepakatan dari orang-orang terkait dalam
memutuskan suatu perkara yang berhungan dengan kemanusiaan baik dalam
kehidupan keluarga, lebih-lebih kehidupan bernegara untuk menciptakan
lingkungan yang damai dan tentram dalam suatu masyarakat tersebut.
Dalam al-Qur’an surat Ali Imran Allah menegaskan tentang pentingnya
bermusyawarah dalam memutuskan suatu perkara
ان هللا يحب المتوكلين. فاذا عزمت فتوكل على هللا.وشاورهم فى االمر
“ Dan bermusyawarhlah dengan mereka dalam urusan-urusan itu. Kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya”
Dan dalam surat al-Syu~ra ayat 38
وامرهم شورى بينهم وممارزقناهم ينفقون
“ ….. Sedang urusan mereka (diputuskan ) dengan Musyawarah antara mereka;
dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang kami berikan kepada
mereka.” Assyuro atau musyawarah diartikan sebagai meminta pendapat kepada
orang yang berkompeten dalam urusannya, atau meminta pendapat umat atau
orang-orang yang diwakilinya dalam urusan-urusan umum yang berhubungan
dengannya. Dengan pengertian demikian maka umat Islam menjadikan
musyawarah sebagai dasar pijakan dalam mengambil keputusan dan menetapkan
kaidah-kaidahnya. Dengamn musyawarah juga umat islam dapat memilih dan
mencalonkan kandidat yang memiliki sikap keadilan dan dianggap memiliki
kompetensi dalam kepemimpinan untuk mengurus kepentingan mereka.
5. Dasar Keadilan dan Kesejahteraan Bagi Seluruh Umat.
Atas dasar prinsip ini khalifah atau pemimpin Negara harus menegakkan
persamaan hak segenap warganya; maksudnya seorang pemmpin Negara
memiliki kewajiban menjaga hak-hak rakyat dan harus dapat merealisasikan
keadilan diantara mereka secar keseluruhan tanpa terkecuali.
Prinsip ini didasari firman Allah swt. Pada Suarat an-Nahl ayat 90
ان هللا يامر بالعدل واالحسان وايتائ ذى القربى وينهى عن الفخشاء والمنكر والبغى.
“ Sesungguhnya Allah memrintahkan (kamu0 berlaku adil dan berbuat
kebajikan, member kepada kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan.”
Kelima prinsip tersebut harus senantiasa dijadikan landasan dalam menetapka
setiap kebijakan pemerintahan sehinggan tujuan khilafah (kepemimpinan
dalam Islam) akan dapat terwujud dengan sebaik-baiknya.
Tim Icce Uin Jakarta, Demokrasi & Hak Asasi Manusia Masyarakat Madani,
Fauzan, M.A. Islam Dan Kemodernan Politik Berbasis Pemuda, Binamuda Ciptakreasi
Tanggerang. Cetakan Pertama, Juni 2008
Farid Abdul Khaliq, Fikih Politik Islam. Penerbit Amzah Jakarta, Cetakan Pertama,
Agustus 2005
Abdullah Abbas, Al Ghazali Menjawab 100 Soal Keislaman. Pt. Lentera Hati,
Tanggerang. Cetakan Ii, Mei 2012
Prof.Dr. Raghib As Sirjani, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia. Pustaka Al Kautsar
Jakarta, Cetakan Pertama Desember 2012
Anang Zamroni, Suratno. Fikih Madrasah Aliyah Keagamaan . Pt. Wangsa Jatra Lestari,
Solo. Cetakan Pertama 2012
Http//:Referensi Kepemimpinan .Blogspot.Com