Anda di halaman 1dari 4

Nama: Muhammad Adil Rifahi Fakultas: Ushuluddin dan studi agama

Kelas/Semester: B/4 Prodi: Ilmu Alquran dan tafsir


NPM:2231030060

“Mengenal Isu Kontemporer mengenai kepimpinan dalam Islam”

1. Mengenal Kriteria sosok Pemimpin dari teladan Nabi Muhammad S.A.W


2. Memperdalam isu Kepimpinan islam di zaman modern/kontemporer
3. Bolehkah Wanita Menjadi Pemimpin dalam Suatu Kepimpinan atau Organisasi?

1. Mengenal Kriteria Sosok pemimpin seperti Nabi Muhammad S.A.W

‫ٰٓي َاُّي َه ا اَّلِذْي َن ٰا َم ُنْٓو ا َاِط ْيُعوا َهّٰللا َو َاِط ْيُعوا الَّر ُسْو َل َو ُاوِلى اَاْلْم ِر ِم ْن ُك ْۚم َف ِاْن َتَن اَز ْع ُتْم ِفْي َش ْي ٍء َفُرُّدْو ُه ِاَلى ِهّٰللا‬
‫َو الَّر ُسْو ِل ِاْن ُكْنُتْم ُتْؤ ِم ُنْو َن ِباِهّٰلل َو اْلَي ْو اٰاْل ِخ ِۗر ٰذ ِلَك َخ ْيٌر َّو َاْح َس ُن َت ْأِو ْي اًل‬
‫ِم‬ ࣖ
Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri
(pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya

Dalam Suatu Kenegaraan, Himpunan atau organisasi tak sepatutnya didalamnya tidak ada sosok yang
mengatur dan menjalankan serta memerintah sistem peraturan. Tak lain ialah seorang pemimpin. Kita
sebagai warga negara Indonesia berada dibawah pemerintahan yang dipimpin oleh seorang pemimpin
yaitu Presiden. Sosok-nya lah yang memimpin negara dengan peraturan yang talah diterapkan oleh
undang undang. Tugas kita sebagai rakyatnya mentaati perintah dan peraturan yang diterapkan.
Sesuai dengan dalil diatas kita sebagai orang beriman diperantahkan oleh Allah S.W.T untuk
mentaatinya.

Lalu bagaiaman jika Presidennya tidak taat atau bertentangan dengan hukum islam. dan bagaiamana
memilih sosok pemimpin yang sesuai dengan sifat sifat Nabi Muhammad S.A.W. berikut Penulis
akan memaparkan kriteria kriteria sifat tersebut.

Rasulullah Saw., bersabda dalam riwayat Imam Bukhari dari Ibnu Umar Ra:

‫ُك ُّلُك ْم َر اٍع َو ُك ُّلُك ْم َم ْس ُئوٌل َع ْن َرِع َّيِتِه‬

Setiap dari kalian adalah pemimpin dan tiap tiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban

Dalam memaknai sabda Rasuulullah Saw., tersebut, jelas bahwa setiap personal kita adalah
pemimpin, dan pasti setiap kita akan dimintai pertanggungjawabannya. Begitu juga dalam struktur
kemasyarakatan, terdapat pemimpin dan kepemimpinan formal, dimulai tingkat RT sampai pemimpin
tertinggi. Mereka semua adalah pemimpin dan tentu harus mempunyai jiwa kepimpinan.
Nabi Muhammad SAW memilki teladan sempurna yang dimilkinya.Ia memilki sifat-sifat yang
menjadikannya sukses baik sebagai pemimpin maupun sebagai individu. Sifat-sifat tersebut adalah:

1) shiddiq,
2) amanah,
3) tabligh, dan
4) Fathanah.

Secara rinci sifat-sifat Rasulullah tersebut dapat di uraikan sebagai berikut:

1. Shiddiq berarti benar, lurus, dan jujur. Jujur meliputi jujur kepada Tuhan, diri sendiri atau
nurani, orang lain, dan jujur terhadap tugas dan tanggung jawab.Sabar dan konsisten juga
termasuk shidiq
2. Amanah memiliki makna profesional, bisa dipercaya, loyal committed terhadap nurani,
terhadap Tuhan, terhadap pemimpin, pengikut, dan rekan kerjanya, selama pimpinan,
pengikut, dan rekan kerja loyal kepada Tuhannya.
3. Tabligh berasal dari kata balagha yang berarti sampai, maksudnya menyampaikan informasi
seperti adanya. Tabligh dalam kepemimpinan juga bermakna open management, serta ber-
amar ma’ruf nahi munkar (mengajak melakukan kebaikan dan menjauhi kejahatan). Perilaku
pemimpin tabligh antara lain ialah berani menyatakan kebenaran dan bersedia mengakui
kekeliruan. Apa yang benar dikatakan benar, apa yang salah dikemukakan salah. Jika tidak
tahu menyatakan tidak tahu.
4. Fathonah berarti cerdas yang dibangun dari ketakwaan kepada Tuhan dan memiliki
ketrampilan yang teruji. Perilaku pemimpin yang fathonah terekspresi pada etos kerja dan
kinerja pemimpin yang memiliki skill yang teruji dan terampil, serta mampu untuk
memecahkan masalah secara cepat dan tepat.i
i
Journal of Educational Management and Islamic Leadership Volume 01 No. 01, Agustus 2022
Iskandar. 2018. Pelaksanaan Syariat Islam di Aceh. Serambi Akademica, Volume VI Nomor 1 Mei 2018.
Hlm. 78.

2. Kepimpinan islam di Zaman Modern dan Undang undang dasar 1945

Dalam sebuah negara demokrasi, peraturan, undang-undang dan hukum selalunya tidak sesuai dengan
peraturan yang ada dalam syariat Islam. Kalaupun ada maka tidak sepenuhnya diambil dan digunakan. Sebut
saja Indonesia atau Malaysia, kedua negara ini menganut asas demokrasi, segala jenis peraturan lebih kepada
hukum yang telah di atur oleh Peraturan Pemerintah dan Undang-undang. Sedangkan hukum Islam hanya
pada beberapa bagian saja, diantaranya: Hukum Perkawinan, Waris, Perceraian, Hibah dan Wakaf. Berbeda
halnya dengan negara yang berbentuk kerajaan Islam, seperti Kerajaan Saudi. Hampir seluruh peraturan dan
undang-undang yang berlaku, berdasar kepada syariat Islam yang bersumber dari Al Quran,
Sunnah, Ijma’ para ulama serta qiyas. Jika dilihat dari jenis hukuman yang dijatuhkan oleh syariat Islam,
pada hakikatnya bertujuan memberikan efek jera terhadap setiap orang yang melihat atau bahkan hanya
mendengarnya, sehingga untuk melakukan sebuah tindakan kejahatan, seseorang harus berpikir panjang
untuk memulai. Di Indonesia sendiri, satu-satunya prospinsi yang menerapkan syariat Islam adalah Propinsi
Aceh Darussalam, Syariat
Islam di Aceh telah berlaku sejak sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu sejak memerintahnya
Raja Iskandar Muda. Kemudian dilanjutkan masa setelah Kemerdekaan, masa Orde baru, revormasi dan
sampai dengan masa sekarang ini. Dasar hukum pelaksanaan syariat Islam di Aceh adalah UU no 44 tahun
1999 dan UU no 18 tahun 2001, dan juga qanun yang mengatur tentang syariat Islam.

3. Bolehkah Wanita Menjadi Pemimpin dalam Suatu Kepimpinan atau Organisasi?

Kepemimpinan perempuan menjadi isu yang diperdebatkan karena fisik perempuan yang
dianggap identik dengan kelemahan, ketidakmampuan intelektual, sensasi emosional, kelembutan
dan keibuan. Dalam dunia kontemporer, kepemimpinan perempuan berkembang menjadi hal yang
positif. Kesan sebagai pemimpin yang cakap dan kualitatif yang memerintah negara sebagai
perdana menteri atau presiden dalam kepemimpinan perempuan. Kepemimpinan perempuan
diperbolehkan dalam Islam tetapi juga ada yang berpendapat dilarang sebagai kepala negara
meskipun tidak ada perintah konkret untuk mengizinkan atau menolaknya.

Sebagian ulama berpendapat bahwa wanita tidak boleh menjadi pemimpin, hal tersebut seperti yang terdapat
dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 34

‫َالِّر َج اُل َقَّواُم ْو َن َع َلى الِّنَس ۤا ِء ِبَم ا َفَّض َل ُهّٰللا َبْع َض ُهْم َع ٰل ى َبْع َّو ِبَم ٓا َاْنَفُقْو ا ِم ْن َاْم َو اِلِهْۗم َفالّٰص ِلٰح ُت ٰق ِنٰت ٌت ٰح ِفٰظ ٌت ِّلْلَغْيِب ِبَم ا َح ِفَظ ُۗهّٰللا‬
‫ٍض‬
‫َو اّٰل ِتْي َتَخ اُفْو َن ُنُش ْو َزُهَّن َفِع ُظْو ُهَّن َو اْهُجُرْو ُهَّن ِفى اْلَم َض اِج ِع َو اْض ِرُبْو ُهَّۚن َفِاْن َاَطْعَنُك ْم َفاَل َتْبُغ ْو ا َع َلْيِهَّن َس ِبْيۗاًل ِاَّن َهّٰللا َك اَن َع ِلًّيا َك ِبْيًرا‬
Laki-laki (suami) adalah penanggung jawab atas para perempuan (istri) karena Allah telah
melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka
(laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari hartanya. Perempuan-perempuan saleh adalah mereka
yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada karena Allah telah menjaga
(mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, berilah mereka nasihat,
tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu,) pukullah mereka (dengan
cara yang tidak menyakitkan). Akan tetapi, jika mereka menaatimu, janganlah kamu mencari-cari
jalan untuk menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.

Meskipun demikian, kebanyakan ulama kontemporer membolehkan seorang wanita untuk menjadi
pemimpin Hal ini disebabkan perbedaan tafsir dalam memahami ayat tersebut. pada umumnya ulama-ulama
kontemporer, membolehkan wanita menjadi pemimpin selama tidak melanggar batasan-batasan yang telah di
tetapkan oleh syariat. Mereka mempertimbangkan bahwa kepemimpinan kepala negara dimasa sekarang ini
kekuasaannya tidak sama dengan seorang ratu atau khalifah di masa lalu yang dapat mengambil keputusan
secara langsung, beda dengan sekarang yang harus musyawarah dengan para menteri ataupun staf ahlinya.
Dan pendapat mereka tersebut di dasari oleh dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an sura An-Naml ayat 23

‫ِاِّنْي َو َج ْد ُّت اْمَر َاًة َتْمِلُك ُهْم َو ُاْو ِتَيْت ِم ْن ُك ِّل َش ْي ٍء َّو َلَها َع ْر ٌش َع ِظ ْيٌم‬

Sungguh, kudapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu
serta memiliki singgasana yang besar.
Wallahua’lam.

Anda mungkin juga menyukai