Anda di halaman 1dari 10

KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM

DAN KORELASINYA DENGAN PERAN PEMUDA

Oleh: Andika. ZR
E-Mail: zrandika7@gmail.com

ABSTRAK

Kepemimpinan adalah sebuah hal yang sangat menarik untuk diperbincangkan


bahkan dewasa ini serigkali terkait hal yang disebut dengan kepemimpinan ini banyak
menjadi perdebatan dan tak pernah memiliki titik ujung dalam pembahasannya. Karena
kepemimipinan ini adalah hal yang bersifat dinamis dan memiliki kompleksitas yang cukup
tinggi. Dalam Islam terkait perkara kepemimipinan ini juga menjadi salah satu perkara yang
fundamental, karena dalam pandangan Islam baik sebagai sebuah Agama atau pun sebagai
sebuah sistem kehidupan, kepemimpinan menjadi penentu baik buruknya suatu peradaban
dan oleh sebeb itu Islam menempatkan perkara kepemimpinan ini dalam sebuah hal yang
harus dipelajari, diamalkan oleh setiap manusia.
Hal ini juga tidak terlepas dari pemuda sebagai salah klasifikasi dari makhluk yang
namanya manusia, pemuda seperti yang kita ketahui sangat memiliki keterkaitan erat dengan
hal yang namanya kepemimpinan ini. Seperti hal yang sering digaungkan dipermukaan yaitu
pemuda itu adalah Agent Of Change (agen perubahan). Pemuda adalah nafas dari perubahan
dan perkembangan pada sebuah zaman dan penentu perubahan pada masa depan. Tidak bisa
di nafikan bahwa pemuda pemegang peran penting dalam hampir setiap transformasi social
dalam mewujudkan sebuah cita – cita. Begitu juga Islam mengaitkan antara kepemimpinan
yang merupakan hal yang diatur didalamnya juga menitik beratkan tumpuan masalah
kepemimpinan ini pada pemuda.

Kata kunci: Kepemimpinan, Pemuda, Dinamis, Kompleksitas

1
1. Pendahuluan
Islam merupakan sebuah agama yang bersifat global dan menyeluruh, karna memiliki
segalam macam aturan, mulai dari mengatur cara umat untuk menyembah Tuhan - Nya
hingga mengatur segala lini kehidupan yang telah diciptakannya. Seorang muslim tidak boleh
menolak satu perkara pun dari Al – Quran. Kewajiban menjalankan syariat Islam bagi umat
Islam bersifat mutlak. Segala sesuatu yang diperselisihkan, baik tentang ushuluddin (pokok –
pokok agama) maupun furu’ – nya (cabang – cabangnya), wajib merujuk pada Al – Qur’an
dan As – Sunnah, termasuk didalamnya perkara kepemimpinan.1
Sebagaimana pada umumnya kita ketahui bahwa dalam islam menyebut pemimpin
dangan kata Ulil Amri seperti yang tertera pada Q.S 4: 59

‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنٓو ۟ا َأِط يُعو۟ا ٱَهَّلل َو َأِط يُعو۟ا ٱلَّرُسوَل َو ُأ۟و ِلى ٱَأْلْم ِر ِم نُك ْم ۖ َفِإن َتَٰن َز ْعُتْم ِفى َش ْى ٍء َفُر ُّد وُه ِإَلى ٱِهَّلل َو ٱلَّرُسوِل ِإن ُك نُتْم‬
‫ُتْؤ ِم ُنوَن ِبٱِهَّلل َو ٱْلَيْو ِم ٱْل َء اِخ ِر ۚ َٰذ ِلَك َخْيٌر َو َأْح َس ُن َتْأِوياًل‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
Pemimpin di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya.
Pada ayat ini menegaskan bahwa pemimpin merupakan suatu jalan atau media yang
bisa mengantarkan umat Islam untuk bisa mencapai ketaantan kepada Allah SWT dan
Rasullulah SAW. Hal ini menunjukkan bahwa yang namanya kepemimpinan tidak lepas dari
yang namanya kekuasaan atau politik. Karena itulah kekuasaan atau politik dalam Islam
bertujuan agar seluruh ketaantan hanya tertuju kapada Allah SWT semata. Sehingga taat
kepada Ulil Amri sebagai pemimpin merupakan bentuk amal sholeh yang utama sebaga jalan
untuk ber – Taqorrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT.2
Maka dari itu Islam juga memberikan koridor – koridor terkait yang namanya masalah
kepemimpinan ini karena merupakan salah satu hal yang bersfiat fundamental dalam Islam
itu sendiri.
Mebahas soal kepemimpinan maka yang namanya unsur pemuda tidak pernah lepas
dari kepemimipinan, sebagaimana sejarah Islam mencatat banyak dari kalangan pemuda yang
menjadi poros dari perjuangan Islam seperti halnya para sahabat terdekat Rasulullah SAW
yang dijamin masuk surga sebagaimana dalam HR. Tirmidzi no. 3680
1
Rachmad Abdullah, “Sultan Fattah, Raja Pertama Penakluk Tanah Jawa (1482 – 1518 M), Al- Wafi, Solo, cet
ke VI, September 2020. Hal. 27.
2
Ibid., hal. 30.

2
‫َع ْن َع ْبِد الَّرْح َمِن ْبِن َعْو ٍف َقاَل َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َأُبو َبْك ٍر ِفي اْلَج َّنِة َو ُع َم ُر ِفي اْلَج َّنِة َو ُع ْثَم اُن ِفي اْلَج َّنِة َو َع ِلٌّي ِفي اْلَج َّنِة‬
‫َو َطْلَح ُة ِفي اْلَج َّنِة َو الُّز َبْيُر ِفي اْلَج َّنِة َو َع ْبُد الَّرْح َمِن ْبُن َعْو ٍف ِفي اْلَج َّنِة َو َس ْعٌد ِفي اْلَج َّنِة َوَسِع يٌد ِفي اْلَج َّنِة َو َأُبو ُع َبْيَد َة ْبُن اْلَج َّراِح ِفي اْلَج َّنِة‬

Artinya: dari Abdurrahman bin Humaid dari ayahnya dari Abdurrahman bin 'Auf dia berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Abu Bakar masuk surga, Umar masuk
surga, Utsman masuk surga, Ali masuk surga, Thalhah masuk surga, Zubair masuk surga,
Abdurrahman bin 'Auf masuk surga, Sa'ad masuk surga, Sa'id masuk surga dan Abu Ubaidah
bin Jarah masuk surga."
Nama – nama yang termaktub dalam hadis di atas hampir sebagian besarnya terdiri
dari kalangan pemuda. Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah juga melakukan pengkaderan
terhadap para sahabatnya dari usia muda untuk menggantikan beliau saat beliaua wafat dalam
mengemban tugas kepemimpinan.

2. Pembahasan

A. Karakteristik Kepemimpinan Dalam Islam


Secara bahasa kepemimpinan disebut Leadership (Inggris) dan Zi'amah atau
Imamah (Arab). Sedangkan secara terminologi, Marifield dan Hamzah menyatakan
bahwa kepemimpinan dikaitkan dengan merangsang, menggerakkan, mengarahkan
dan mengkoordinasikan motivasi dan loyalitas mereka yang terlibat dalam usaha
Bersama.3
Beberapa ahli mendefinisikan kepemimpinan sebagai: 1) Kootz donnel (1984),
mendefinisikan kepemimpinan sebagai fase yang mempengaruhi sekelompok orang
dan mendorong untuk melakukan pekerjaan yang serius untuk mencapai tujuan
kelompok. 2) Georger R. Terry (1960) mendefinisikan kepemimpinan sebagai
aktivitas yang mendorong orang untuk mencapai tujuan bersama. 3) Slamet (2002),
menurutnya, kepemimpinan adalah kemampuan umum, proses, atau fungsi yang
mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. 4)
Thoha (1983) mendefinisikan kepemimpinan sebagai aktivitas yang mempengaruhi
perilaku orang lain dan mengarahkan mereka pada pencapaian tujuan tertentu.4
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-
orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. 5 Kata-kata pemimpin

3
Khusna Haibati Lathif, Mutia Eka Putri, Muhammad Wildanul Haq, Sarifa Sintia Mahdalina, “Kepemimpinan
Dalam Islam”, ESHUM : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Humaniora Vol.1, No.1, Desember 2021, hlm. 16.
4
Ibid., hlm. 17.
5
R.B Khatib Pahlawan Kayo, “Kepemimpinan Islam dan Dakwah”, Jakarta, Amzah, 2005, hal. 25.

3
atau leadership merupakan muatan nilai. Kita biasanya memikirkan kata tersebut
dengan positif, yaitu seseorang yang mempunyai kapasitas khusus. Sebagian besar
dari kita akan menjadi seorang pemimpin dari pada seorang manajer, atau seorang
pemimpin dari pada seorang politikus. Sering kata leadership mengacu pada peran
daripada perilaku.6
Dalam Islam kepemimpinan identik dengan istilah khalifah. Kata dasar kahalifah
pada dasarnya bermakna pengganti atau wakil. Pemakaian khalifah setela nabi
Muhammad wafat terutama bagi keempat Khulafaurrasyidin menyentuh juga maksud
yang terkandung di dalam perkataan amir (jamaknya umara) yang berarti penguasa.
Imam dan khalifah adalah dua istilah yang digunakan Al-Qur’an untuk menunjuk
pemimpin. Kata imam terambil dari kata amma, yaummu, yang berarti menuju,
menumpu dan meneladani.
Jika kita perhatikan teori – teori terkait tentang kepemimpinan yang banyak
digagas oleh para ahli, kita hanya akan menemukan dalam kepemimpinan itu terdiri
dari aspek interaksi, relasi, proses otoritas, maupun kegiatan mempengaruhi,
mengarahkan dan megkoordinasi secara horizontal. Konsep Islam, kepemimpinan
sebagai sebuah konsep interaksi, relasi, proses otoritas, kegiatan mempengaruhi,
mengarahkan dan mengkoordinasi baik secara horizontal maupun vertikal. Kemudian,
dalam teori manajemen, fungsi pemimpin sebagai perencana dan pengambil
keputusan (planning and decision maker), pengorganisasian (organization),
kepemimpinan dan motivasi (leading and motivation), pengawasan (controlling), dan
lain lain.7
At-Tabary dalam tafsirnya mengemukakan bahwa kata imam mempunyai makna
yang sama dengan khalifah. Hanya saja kata imam digunakan untuk keteladanan.
Karena ia diperoleh dari kata yang mengandung arti depan, berbeda dengan khalifah
yang terambil dari kata belakang. Kita dapat simpulkan bahwa Al-Qur’an
menggunakan kedua istilah ini untuk menggambarkan ciri seorang pemimpin, sekali
di depan menjadi panutan atau Ing ngarso sun tulodo dan dalam arti lain di belakang
untuk mendorong sekaligus mengikuti kehendak dan arah yang dituju oleh yang
dipimpinnya, atau tut wuri handayani.8

6
Hadari Nawawi, “Kepemimpinan Menurut Islam”, Yogyakarta, Gajah Mada University Press, 1993, hal.273.
7
Zaini Muhtaram, “Dasar-Dasar Manajemen Dakwah”, Jakarta, Al-Amin dan IKFA, 1996, hal. 73
8
Sakdiah, “Diktat Manajemen Organisasi Islam”, Banda Aceh. 2010, hal .3.

4
Dalam Islam, suri teladan yang paling sempurna terdapat pada diri Nabi
Muhammad saw., seorang yang mempunyai sifat-sifat yang selalu terjaga dan dijaga
oleh Allah swt. Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 21, yang artinya “Sungguh
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah”. Sifat yang dimaksud dikenal dengan sebutan sifat wajib Rasul. Sifat
wajib Rasul merupakan pencerminan karakter Nabi Muhammad saw. dalam
menjalankan tugasnya sebagai pemimpin umat. Secara rinci sifat-sifat tersebut
sebagai berikut:9
a. Shiddiq
Shiddiq berarti jujur dalam perkataan dan perbuatan, Dalam hal
kejujuran pastinya ada khabar yang menjelaskan tentang seruan Nabi
Muhammad saw kepada umatnya untuk berlaku jujur di setiap keadaan,
dimanapun dan kapanpun itu. Ubaidillah Ibnush shamit r.a. menuturkan
bahwa, Rasulullah saw. bersabda, “Jamin untukku enam perkara dari kalian,
aku menjamin untuk kalian surga, enam perkara ini adalah: bila berbicara
jujurlah, tepatilah janji apaabila kalian berjanji, apabila kalian dipercayai,
tunaikanlah amanah, jagalah kemaluan kalian (dari kemaksiatan), palinglah
pandangan kalian (dari segala yang diharamkan melihatnya) dan tahanlah
tangan kalian (dari mengambil yang haram)”. (HR. Imam Ahmad)10
Berlandaskan hadits di atas, jika seseorang sudah menjabat maka ia
mesti melakukan upaya-upaya Good Governance seperti transparansi,
akuntabilitas, dan responsibilitas atas aktivitas operasional institusi yang
dipimpinnya. Pemerintah yang baik adalah sikap dimana kekuasaan dilakukan
oleh masyarakat yang diatur oleh berbagai tingkatan negara yang berkaitan
dengan sumber-sumber sosial, budaya, politik, serta ekonomi.
b. Amanah
Karakter yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin
sebagaimana karakter yang dimiliki Rasul yaitu sifat dapat dipercaya atau
bertanggung jawab. Beliau jauh sebelum menjadi Rasul pun sudah diberi gelar
al-Amin (yang dapat dipercaya). Pemimpin yang amanah yakni pemimpin
yang benar-benar bertanggungjawab pada amanah, tugas dan kepercayaan
9
Sakdiah, “Karakteristik Kepemimpinan Dalam Islam (Kajian Historis Filosofis ) Sifat-Sifat Rasulullah”, Jurnal
Al-Bayan, VOL. 22 NO. 33 JANUARI - JUNI 2016, hlm. 38.
10
Ibid., hlm. 39.

5
yang diberikan Allah swt. Yang dimaksud amanah dalam hal ini adalah apapun
yang dipercayakan kepada Rasulullah saw. meliputi segala aspek kehidupan,
baik politik, ekonomi, maupun agama.11
c. Tabligh
Tabligh merupakan sifat Rasul yang ketiga, sifat Ini adalah sebuah sifat
Rasul untuk tidak menyembunyi-kan informasi yang benar apalagi untuk
kepentingan umat dan agama. Beliau tidak pernah sekalipun menyimpan
informasi berharga hanya untuk dirinya sendiri. Akuntabilitas berkaitan
dengan sikap keterbukaan (transparansi) dalam kaitannya dengan cara kita
mempertanggungjawabkan sesuatu di hadapan orang lain.Salah satu ciri
kekuatan komunikasi seorang pemimpin adalah keberaniannya menyatakan
kebenaran meskipun konsekuensinya berat. Beliau sangat tegas pada orang
yang melanggar hukum Allah, namun sangat lembut dan memaafkan bila ada
kesalahan yang menyangkut dirinya sendiri. Dalam istilah Arab dikenal
ungkapan, “kul al-haq walau kaana murran”, katakanlah atau sampaikanlah
kebenaran meskipun pahit rasanya.
d. Fathanah
Fathanah merupakan sifat Rasul yang keempat, yaitu akalnya panjang
sangat cerdas sebagai pemimpin yang selalu berwibawa. Selain itu, seorang
pemimpin juga harus memiliki emosi yang stabil, tidak gampang berubah
dalam dua keadaan, baik itu dimasa keemasan dan dalam keadaan terpuruk
sekalipun. Menyelesaikan masalah dengan tangkas dan bijaksana. Sifat
pemimpin adalah cerdas dan mengetahui dengan jelas apa akar permasalahan
yang dia hadapi serta tindakan apa yang harus dia ambil untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi pada umat. Sang pemimpin harus mampu
memahami betul apa saja bagian-bagian dalam sistem suatu
organisasi/lembaga tersebut, kemudian ia menyelaraskan bagian-bagian
tersebut agar sesuai dengan strategi untuk mencapai sisi yang telah
digariskan.12
Keempat sifat Rasul tersebut menjadi karakteristik kepemimpinan dalam Islam, hal
tersbut diatas adalah bentuk pemimipin yang ideal yang hanya terdapat pada diri Rasulullah

11
Ibid., hlm. 41.
12
Ibid., hlm. 45.

6
SAW. Namun walau demikian kita sebagai umat Islam harus mampu mencontoh karakteristik
tersebut terutama dalam hal kepemimipinan.
B. Korelasi Peran Pemuda Dalam Kepemimpinan Islam
Kepemimpinan yang unggul tetntunya harus melalui suatu peroses yang amat panjang
baik itu dalam sebuah organisasi kecil atau setingkat ormas, bahkan di tingkat organisasi
besar seperti Negara. Karena pada dasarnya kepemimpinan itu tidak bisa didapat dengan cara
yang spontanitas atau instan. Maka dewasa ini sering kita mendengar istilah kaderisasi atau
suatu proses yang bertujuan untuk mempersiapkan penerus untuk keberlangsungan suatu
organisasi atau kelompok.
Karena soerang yang sudah menjabat sebagai pemimpin pasti tidak bisa menghindari
yang namanya penuaan dan kematian, oleh karenanya ia harus mempersiapkan para calon
penggantinya untuk keberlangsungan organisasi atau kelaompok yang dipimpinnya. Batas
usia diasumsikan sebagai saat kemampuan fisik dan psikisnya sudah tidak mampu berfungsi
secara maksimal. Oleh karena itu dianggap sebagai saat yang tepat untuk diganti, dengan
mengakhiri kepemimpinannya untuk diteruskan oleh orang yang lebih muda. Sedang batas
akhir yang tidak dapat dielakkan manusia disebut kematian. Untuk itu bagi setiap orang yang
menjadi pemimpin, perlu mempersiapkan kader sebagai penerus kepemimpinannya.13
Pemuda merupakan suatu wadah yang mampu mengawali dari pergerakan menuju
perubahan. Kaderisasi dan proses pematangan dalam sebuah organisasi banyak dilakukan
oleh seorang pemimpin yang cerdas. Hal ini menjadikan sebuah organisasi akan mampu eksis
walaupun terdapat pengaruh dari luar yang tidak bisa diprediksi akibat pengaruh
perkembangan. Dengan adanya organisasi yang menghimpun pemuda, maka segala potensi
yang dimiliki pemuda akan dikembangkan. Sikap kritis, idealis, inovatif, solider, dan
semangat juang yang tinggi merupakan potensi yang dimiliki pemuda, dan hal ini harus
disandingkan dengan karakteristik kepemiminan dalam Islam, sehingga sikap positif ini akan
mendorong dan menstimulus untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang sesuai dengan
karakteristik yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Sudariya, menyatakan bahwa pemuda memiliki keunggulan dalam rangka
mewujudkan kepemimpinan dalam sebuah organisasi yang biasanya dipedomani dalam
bentuk realisasi program kerja. Adapun keunggulan realisasi program kerja ini meliputi:

13
Nawawi dan Hadari, “Kepemimpinan yang Efektif”, Yogyakarta, Gadjah Mada University Pres, 1992, hlm
111.

7
1) Rasional, artinya dalam memecahkan masalah atau merespon sesuatu harus
berlandaskan pada pikiran dan timbangan yang logis, pikiran yang sehat atau cocok
dengan akal. Emosionalitas sedapat mungkin bisa dikendalikan oleh rasionalitas.
2) Objektif, artinya dalam mengemukakan sesuatu, terutama gagasan ilmiah harus
sesuai dengan keadaan sebenarnya, tanpa dipengaruhi atau dibelokkan untuk
kepentingan pribadi maupun kelompok tertentu.
3) Kritis, yakni tidak lekas percaya, selalu berusaha menemukan kesalahan atau
kekeliruan, dan tajam dalam penganalisaan, baik terhadap gagasan diri sendiri
maupun gagasan yang dikemukakan orang lain.
4) Jujur, artinya dalam bertindak tidak merekayasa sesuatu dengan cara melakukan
kebohongan guna menutupi suatu realitas dan atau dengan maksud mencari
keuntungan pribadi.
5) Kreatif-inovatif, yakni memiliki daya cipta atau kemampuan menciptakan dan atau
menemukan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun hasil gagasan,
teknologi baru dan/ atau seni
6) Terbuka, artinya sebagai cendikiawan, harus bisa menerima gagasan maupun
teknologi baru, kritik dari siapapun yang terlahir berdasarkan pikiran kritis.
7) Produktif, kaum intelektual yang dikenal sangat idealisme, tentunya tidak hanya
tampil sekerdar konsumen ilmu, atau hanya banyak bicara, tetapi harus pula mampu
berbuat dan berperan sebagai penghasil berbagai hasil karya nyata (karya tulis
ilmiah dalam bentuk artikel, hasil penelitian, hasil cipta seni dan teknologi)
sehingga mampu tampil sebagai produsen yang dapat mencerahkan umat manusia.
8) Berpandangan multidimensional, artinya mahasiswa sebagai masyarakat ilmiah,
intelektual muda dan tergolong cendikiawan, berkewajiban mengembangkan
wawasan keilmuan melalui perspektif global, suatu cara pandang dengan
mengedepankan kepentingan yang lebih luas dan kompleks, sehingga diperlukan
kajian-kajian yang bersifat multidimensional, lebih-lebih masalah sosiokultural
yang memang sangat complycatade.14
Beberapa point dari keunggulan pemuda yang sudah dipaparkan diatas menjadi alas an
bagi penulis untuk menyatakan bahwa pemuda memiliki korelasi yang sangat penting bagi
terciptanya pemimpin yang handal dalam segala bidang dan tentunya yang sesuai dengan
karakteristik kepemimpinan dalam Islam karana Rasulullah sendiri sudah memberikan uswah

14
Gusti Ngurah Agus Andi Mulya dan Ratna Artha Windari, “ORGANISASI PEMUDA SEBAGAI WAHANA
KADERISASI PEMIMPIN BANGSA BERJIWA PANCASILA”, hlm. 12.

8
baik dalam menjalankan kepemimpinan maupun dalam hal mempersiapkan para penerus
kepemimpinannya, sehingga kita wajib untuk mengikuti uswah yang sudah beliau lakukan
tersebut.

3. Penutup
Kesimpulan
Kepemimpinan adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa
sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality), kemampuan (ability), dan kesanggupan
(capability). Kepemimpinan dalam Islam merupakan Sunnatullah / ketetapan Allah SWT,
yang telah menjadikan manusia sebagai pemimpin. Pada prinsipnya menurut Islam setiap
orang adalah pemimpin. Ini sejalan dengan fungsi dan peran manusia di muka bumi sebagai
khalifahtullah, yang diberi tugas untuk senantiasa mengabdi dan beribadah kepada-Nya
sebagaimana tercantum dalam surah Al-baqarah: 30 Sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin
adalah Sidiq (jujur), Tablig (menyampaikan), amanah (dapat dipercaya), fatonah (cerdas).
Pemuda merupakan asset utama yang dimiliki oleh suatu bangsa. Organisasi Pemuda
selain menjadi tempat bercengkrama, mengasah kemampuan berinteraksi, organisasi pemuda
juga harus mampu menciptakan kaderisasi pemimpin. Untuk itulah pemimpin muda
diperlukan guna memberikan semangat juang serta meningkatkan intergritas kepemimpinan
suatu bangsa yang berdasarkan karakteristik kepemimpinas Islam sesuai dengan yang di
terapkan oleh Rasullulah SAW.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Rachmad, Sultan Fattah, Raja Pertama Penakluk Tanah Jawa (1482 – 1518 M), Al-
Wafi, Solo, cet ke VI, September 2020.
Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, Yogyakarta, Gajah Mada University Press,
1993.

Khusna Haibati Lathif, Mutia Eka Putri, Muhammad Wildanul Haq, Sarifa Sintia Mahdalina,
Kepemimpinan Dalam Islam, ESHUM : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Humaniora
Vol.1, No.1, Desember 2021.

Ngurah Gusti Agus Andi Mulya dan Windari Ratna Artha, ORGANISASI PEMUDA SEBAGAI
WAHANA KADERISASI PEMIMPIN BANGSA BERJIWA PANCASILA.

Nawawi dan Hadari, Kepemimpinan yang Efektif, Yogyakarta, Gadjah Mada University Pres,
1992.

R.B Khatib Pahlawan Kayo, Kepemimpinan Islam dan Dakwah, Jakarta, Amzah, 2005.

Sakdiah, Karakteristik Kepemimpinan Dalam Islam (Kajian Historis Filosofis ) Sifat-Sifat


Rasulullah, Jurnal Al-Bayan, VOL. 22 NO. 33 JANUARI - JUNI 2016.

______ , Diktat Manajemen Organisasi Islam, Banda Aceh. 2010.

Zaini Muhtaram, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, Jakarta, Al-Amin dan IKFA, 1996.

10

Anda mungkin juga menyukai