Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Kepemimpinan islam
Tentang
Kepemimpinan ideal

O l e h:
Kelompok 11

Rinta Tri maylova : 1812040020


Serli Guniarti : 1812040034

Dosen Pengampu:

Thaheransyah ,S. Sos I.M

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM (PMI-A)

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

1441 H / 2020 M
KATA PENGANTAR

‫ِبْس ِم ِهَّللا الَّرْح َمِن الَّر ِح يِم‬

Assalamu’laikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang mana


telah memberi kita taufiq dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tanpa
suatu halangan dan rintangan yang cukup berarti. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah
membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan Islami.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurna karena
keterbatasan pengetahuan dan pengamatan penulis. Penulisan makalah ini diupayakan
semaksimal mungkin namun disadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan disebabkan
keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki, karena itu diharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis berikutnya yang
memerlukannya... Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar isi

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

Bab II Pembahasan

1. Pengertian kepemimpinan

2. Tipe –Tipe kepemimpinan ideal

Bab III Penutup

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pandangan Islam, kepemimpinan merupakan amanah dan tanggung jawab


yang tidak hanya dipertanggung jawabkan kepada anggota-anggota yang dipimpinnya, tetapi
juga akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT.

Berkaitan dengan kepemimpinan, tidak ada batasan antara laki-laki dan perempuan,
keduanya sama-sama memiliki hak untuk menjadi pemimpin. Perempuan dituntut untuk terus
belajar dan meningkatkan kualitas diri sehingga dapat mempengaruhi orang lain dengan
argumentasi-argumentasi ilmiah dan logis. Kalau hal tersebut dapat diraih perempuan, maka
perempuan memiliki dua “senjata” yang sangat ampuh, yakni pertama perasaan halus yang
dapat menyentuh kalbu, dan kedua argument kuat yang menyentuh nalar. Kemampuan
menyentuh rasa tanpa sentuhan nalar tidak cukup untuk mewujudkan kepemimpinan yang
sehat(Quraish Shihab, 2005 : 337).

Seorang pemimpin ideal harus memiliki kriteria kemampuan memimpin, dapat


dipercaya dan mempercayai orang lain, mencintai kebenaran dan mampu menegakkan
hukum.Setidaknya ada dua pendapat mengenai kepemimpinan wanita dalam Islam. Pendapat
pertama mangatakan bahwa wanita dalam islam tidak bisa menjadi pemimpin dalam
kehidupan publik, Sementara pendapat kedua menyatakan sebaliknya bahwa sejalan dengan
konsep kemitrasejajaran yang diajarkan Islam maka wanita boleh menjadi pemimpin dalam
masyarakat atau dalam kehidupan publik.

Alasan lain yang sering dijadikan sandaran bagi inferioritas perempuan adalah Al-
Qur’an surat An-Nisa ayat 34 yang artinya : :”Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum
wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian
yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta
mereka. sebab itu Maka wanita yangsaleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri
ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah memelihara (mereka). wanita-wanita
yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di
tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, Maka
janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.Sesungguhnya Allah Maha Tinggi
lagi Maha besar.

Al-Hibri mengatakan bahwa kalau kita cermati lebih lanjut dari segi bahasa Arab
maka akan tampak bahwa pertama, kata “qawwamun” tidak harus berarti “pemimpin” tetapi
arti-arti lain seperti “pelindung” atau “penanggung jawab”; dan kedua, bahwa “qiwam” atau
“qawwamun” itu sebagian memang ascribed (menganggap berasal)tetapi sebagian lainnya
adalah acquired(yang diperoleh). Kenapa demikian? Karena kepemimpinan atau tanggung
jawab itu juga lahir sebagai akibat pria membelanjakan harta bendanya untuk perempuan. Hal
yang harus diingat adalah peranan menafkahkan harta itu sesuatu yang acquired,bukan
ascribed. Biarpun laki-laki, kalau tidak memiliki harta, tentu tidak dapat berperan sebagai
pemimpin. Sebaliknya, biarpun wanita, kalau ia memiliki harta untuk dibelanjakan bagi
keluarganya, maka ia bisa juga menjadi pemimpin

Ini berarti bahwa kepemimpinan adalah sesuatu yang harus dilatih dan diupayakan,
bukan sesuatu yang telah melekat sejak lahir. Ini juga berarti bahwa baik laki-laki maupun
perempuan sama-sama mempunyai hak kepemimpinan dalam kehidupan, tergantung siapa
yang berhasil memperoleh kualitas itu.

B. Rmusan Masalah
1. Bagaimana kepemimpinan yang ideal tersebuat ...?
2. Apa saja bentuk ideal kepemimpinan itu....?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan yang ideal
2. Mengetahui apa saja bentuk atau tipe-tipe kepemimpinan yang ideal
BAB II

PEMBAHASAN

Kepemimpinan berasal dari kata leadership dari asal kata to lead. Dan kata ini
menjadi bahasa Inggris yang diindonesiakan karena sering digunakan dan terdapat di
berbagai bidang kehidupan manusia. Dalam kata kerja to lead terkandung beberapa
makna yang saling berhubungan erat, yaitu: bergerak lebih cepat, berjalan di depan,
mengambil langkah pertama, berbuat lebih dulu, mempelopori, mengarahkan pikiran
orang lain, membimbing, menuntun dan menggerakkan orang lain melalui
pengaruhnya.

Islam diartikan damai, tenteram, atau agama yang dibawa oleh nabi
Muhammad SAW dengan kitab suci al-Quran. Arti utama dari Islam adalah tenang,
diam, telah menunaikan kewajiban dan memenuhi kedamaian yang sempurna.
Adapun arti lainnya adalah berserah diri kepada Tuhan pencipta alam
semesta.Adapun kepemimpinan Islam menurut Muhadi Zainuddin kategori
kepemimpinan Islam itu lebih tepat jika didasarkan kepada system yang dipraktekkan
dalam memimpin. Jadi kepemimpinan Islam adalah sebuah kepemimpinanyang
mempraktekkan nilai-nilai ajaran Islam, terlepas pelakunya seorang muslim atau tidak
(Mahdi Zainudin, 2002). Dengan demikian kepemimpinan Islam adalah kemampuan
untuk menggerakkan orang lain secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dengan
standard al-Quran dan Hadits.

Selain itu para ulama Islam juga telah memberikanperhatian yang serius dan
khusus terhadap masalah kepemimpinan, karena memimpin urusan manusiatermasuk
kewajiban terbesar agama, karena tidak akan tegak agama kecuali dengan
kepemimpinan. Sesungguhnya kebutuhan anak Adam tidak akan tercapai secara
sempurna kecuali dengan berjama`ah, karena mereka saling membutuhkan satu sama
lain. Dalam jama`ah itusudah barang tentu harus ada seorang pemimpin.Bukti lain
urgensi kepemimpinan dalam Islam adalah bahwa para sahabat Rasulullah SAW.
lebih memperioritaskanmengurusmasalah suksesi kepemimpinan Rasulullah SAW.
dibanding mengurus pemakaman Rasulullah SAW. Artinya bahwa dalam berjama`ah
tidak boleh ada kevakuman pemimpin.

Tipe kepemimpinanDalam model kepemimpinan ada beberapa tipe


kepemimpinan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1.Tipe KarismatisTipe pemimpin karismatis ini memiliki kekuatan energy,


daya tarik dan wibawa yang luar biasauntuk mempengaruhi orang lain, sehingga
pemimpin seperti ini mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnyadan
pengawal-pengawal yang dapat dipercaya.

Tipe kepemimpinan seperti ini dapat diartikan sebagai kepemimpinan yang


menggunakan keistimewaan atau kelebihan sifat pribadi dalam mempengaruhi
pikiran, perasaan dan tingkah laku pada orang lain, sehingga orang lain akan
mengagumi dan mengagungkan serta bersedia berbuat sesuatu yang dikehendaki
pemimpin(Hadari Nawai, 1993).

2.Tipe PaternalistisYaitu tipe kepemimpinan yang kebapakan atau yang


memposisikan sebagai bapak dan anggota dalam lembaganya dan bawahan dianggap
sebagai anak dan manusia yang belum dewasa. Pemimpin paternalistis selalu serba
merasa tahu sehingga anak buah jarang diberikan kesempatan untuk berinisiatif dan
inovatif. Tipe paternalistis memang lebih mengedepankan asas kekelargaan. Tipe
kepemimpinan kebapakan ini mempunyai sifat tidak memberi atau tidak pernah
memberikan kesempatan pada bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya
kreativitas mereka sendiri dan selalu bersikap maha tahu dan maha benar (Kartini
kartanto, 2002).

3.Tipe MiliteristikTipe kepemimpinan ini mempunyai sifat kemiliter-


militeran, hanya gaya luarnya saja yang mencontoh militer. Tetapi jika dilihat dengan
seksama, tipe ini mirip sekali dengan tipe kepemimpinan otoriter (Kartini kartanto,
2002). Sifat kepemimpinan militeristik ini memiliki ciri ciri diantaranya: lebih banyak
menggunakan perintah komando kepada bawahannya, menghendaki kepatuhan
mutlak dari bawahannya, menyenangi formalitas (upacara-upacara), menuntut disiplin
kerja, tidak menghendaki saran, usul dan kritik dari bawahan, dan komunikasi hanya
berlangsung satu arah.
4.Tipe OtokratisOtokrat berasal dari kata autos yang artinya sendiri dan kratos
berarti kekuasaan, kekuatan. Jadi otokrat adalah penguasa penuh. Kepemimpinan ini
mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipenuhi. Sikap dan
prinsipnya sangat konservatif, selalu berperan sebagai pemai tunggal, sebab setiap
perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa komunikasi dengan bawahan.

5.Tipe PopulistisKepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat


yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar
negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap
nasionalisme. Diantara pemimpin model ini adalah, Ir Soekarno dan Gus Dur.6.Tipe
DemokratisKepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan
bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada
semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri
sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak
pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga
kelompok. Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau
mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para
spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap
anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang Tepat.

Pada dasarnya Tipekepemimpinanini bukan suatu hal yang mutlak untuk


diterapkan, karena pada dasarnya semua jenis gaya kepemimpinan itu memiliki
keunggulan masing-masing. Pada situasi atau keadaan tertentu dibutuhkan gaya
kepemimpinan yang otoriter, walaupun pada umumnya gaya kepemimpinan yang
demokratis lebih bermanfaat. Oleh karena itu dalam aplikasinya, tinggal bagaimana
kita menyesuaikan gaya kepemimpinan yang akan diterapkan dalam keluarga,
organisasi/perusahan sesuai dengan situasi dan kondisi yang menuntut diterapkannnya
gaya kepemimpinan tertentu untuk mendapatkan manfaat.

Kepemimpinan Ideal Dalam IslamPemimpin dan kepemimpinan merupakan


tonggak keberhasilan dalam sebuah organisasi maupun negara. Pemimpin adalah
bentuk pengabdian dan pertanggung jawaban perinsip-prinsip keimanan. Banyak
bermunculan corak/ tipe pemimpin diberbagai aspek kehidupan, baik pemimpin
spiritual, pemimpin agama, maupun pemimpin negara, yang mayoritas pemimpin
tersebut meninggalkan dan memisahkan esensi terpenting yang melekatpada seorang
pemimpin. Kepemimpinan dalam islam adalah hal yang sangat penting sebagaimana
hadits yang disampaikan melalui Umar bin Khatab, “Tidak ada Islam tanpa jamaah,
tidak ada jamaah tanpa pemimpin, tidak ada pemimpin tanpa ketaatan. Jadi berislam,
berjamaah, kepemimpinan, dan ketaatan pada pemimpin itu satu paket, satu kesatuan,
tidak bisa hanya berislam saja tanpa adanya kepemimpinan atau sebaliknya, ini
menunjukkan pentingnya adanya pemimpin.Konsep kepemimpinan dalam Islam
memiliki dasar-dasar yang sangat kuat dan kokoh yang bukan saja dibangun dari nilai
-nilai ajaran Islam, namun telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu oleh nabi
Muhammad SAW, para Shahabat dan al-Khulafa' al-Rasyidin, yang bersumber dari
al-Qur'an dan al-Sunnah, serta berkembang dinamis karena dipengaruhi oleh kondisi
sosial, politik dan budaya.

Pemimpin yang ideal adalah yangmemenuhi kriteria seorang pemimpin, baik dari segi
intelektual, keagamaan, pengalaman, kepribadian, kecakapan dan lain sebagainya,
sehingga mempengaruhi kinerja kepemimpinannya. Dalam Islam pemimpin ideal
telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad, sosok pemimpin yang bergerak dalam
berbagai aspek, pemimpin yang dijadikan sari tauladan bagi semua, akan tetapi
banyak dari pemimpin-pemimpin saat ini menjauh dari apa yang dicontohkan Nabi
Muhammad SAW.Tipe pemimpin ideal adalah pemimpin yang mempunyai akhlak,
yang disebut sebagai pemimpin sejati. Pemimpin yang adil, serta memiliki integritas,
penguasaan dalam bidang ilmu negara dan agama. Intelektualitas, agama, dan akhlak
memiliki pengaruh dan peranan besar pemimpin, serta mampu mengobati kehancuran
dan kerusakan dalam diri bangsaIndonesia dan membawa masyarakat yang adil
makmur dengan ditopang moral yang bersendikan agama.Dalam keterangan sebuah
hadits yang artinya “sesungguhnya aku (nabi Muhammad SAW) diutus untuk
mnyempurnakan akhlak yang mulia”.

Sebagai pemimpin teladan yang menjadi model ideal pemimpin, Rasulullah


dikaruniai empat sifat utama, yaitu: Sidiq, Amanah, Tablig dan Fathonah. Sidiq
berarti jujur dalam perkataan dan perbuatan, amanah berarti dapat dipercaya dalam
menjaga tanggung jawab, Tablig berarti menyampaikan segala macam kebaikan
kepada rakyatnya dan fathonah berarti cerdas dalam mengelola masyarakat. Inilah
model kepemimpinan idealdalam Islam, yang semuanya itu (Sidiq, Amanah, Tablig
dan Fathonah) tercerminkan dalam tingkah laku dan akhlak dari pemimpin tersebut.
Daftar Pustaka

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: Rajawali Pers. 2003

http//www.goegle kepemimpinan ideal

Anda mungkin juga menyukai