Anda di halaman 1dari 8

TIPOLOGI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM

Kepemimpinan

Pemimpin hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk


memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan
kekuasaan.

Kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh


seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menunutun,
menggerakan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu
dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian tujuan-tujuan
tertentu. Menurut Nawawi kepemimpinan adalah proses menggerakkan,
mempengaruhi, memberikan motivasi, dan mengarahkan orang-orang di dalam
organisasi atau lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan sebelumnya. Sedangkan salah satu Asosiasi supervisi dan
pengembangan kurikulum di Amerika yakni Association for Supervision and
Curiculum Development (ASCD), menyatakan bahwa kepemimpinan adalah
tindakan atau tingkah laku di antara individu-individu dan kelompok-kelompok
yang menyebabkan mereka bergerak ke arah tercapainya tujuan-tujuan yang
menambahkan penerimaan bersama bagi mereka.

Dalam Islam, kepemimpinan begitu penting sehingga mendapat perhatian


yang sangat besar. Begitu pentingnya kepemimpinan ini, mengharuskan setiap
perkumpulan untuk memiliki pimpinan, bahkan perkumpulan dalam jumlah yang
kecil sekalipun. Nabi Muhammad SAW Bersabda:
‘Dari Abu Said dari Abu Hurairah bahwa keduanya berkata: Rasulullah
bersabda, “Apabila tiga orang keluar bepergian hendaklah menreka
menjadikan salah satu sebagai pemimpin’. (H.R. Abu Dawud).
Tipe kepemimpin

Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan


proseskepemimpinannya terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin
yangsatu dengan yang lainnya, hal sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutif
Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6,
yaitu :

1. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam


systemkepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan
denganmengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan
ataulangsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
2. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala
sesuatukebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau
medianon pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
3. Tipe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter
biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia
bekerjamenurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan
instruksi-instruksinya harus ditaati.
4. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin
yangdemokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya
dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab
tentangterlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut
bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala
kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian.
Setiap anggotadianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan
pencapaian tujuan.
5. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership).
Kepemimpinanini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan
dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk
melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak
kepada anaknya.
6. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership).
Biasanyatimbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana
mungkinmereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga
bisamenimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan
biasanyaakan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara
yang adadalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia
ikur berkecimpung.1

Dalam pandangan Islam seorang pemimpin harus mempunyai beberapa


sifat yang ada dalam ketauladan pada Nabi kita Muhammad SAW, seorang
pemimpin yang muslim dan mu’min harus mempunyai 4 (empat) sifat utama
kekuatan akhlaq Rasul dan Nabi kita Muhammad SAW yaitu : 1) Siddiq, 2)
Tabligh, 3) Amanah dan 4) Fathonah.

1. Siddiq
Seorang pemimpin dalam Islam harus mempunyai sifat Siddiq yang berarti
jujur, mempunyai integritas yang tinggi dan selalu berusaha untuk tidak
berbuat suatu kesalahan yang dapat menghilangkan rasa kepercayaan
ummat atau kaumnya terhadapnya.
2. Tabligh
Pemimpin harus selalu menyampaikan tentang kebenaran yang seharusnya
disampaikan kepada orang yang dipimpinnya. Dia harus komunikatif dan
tidak boleh menyembunyikan hal-hal yang seharusnya disampikan.
3. Amanah
Berarti dapat dipercaya. Dapat dipercaya dalam setiap perkataan atau pun
dalam setiap perbuatannya. Pemimpin yang baik dalam Islam harus selalu
‘Istiqomah dalam mengemban amanahnya’.
4. Fathonah
Berarti cerdas, mempunyai pengetahuan/intelektual yang tinggi dan selalu
bersikap professional dalam menghadapi setiap masalah.

1
Kepemimpinan Pendidikan dalam pandangan Islam
Istilah kepemimpinan memiliki berbagai macam sebutan seperti,
Imām, Ulil Amri, Khalīfah, hingga Amir al-Mukminin. Kepemimpinan atau
Imāmah menurut etimologi adalah bentuk mashdar dari kata kerja (amma),
(ammahum wa amma bihim) artinya mendahului mereka, yaitu Imāmah.
Sedangkan al Imam ialah setiap orang yang diikuti.
Hadari Nawawi mengungkapkan dalam bukunya bahwa dalam firman
Allah mengsyaratkan bahwa sebagai pemimpin setiap manusia di dalam
masyarakatnya dibedakan pula tingkatannya. Di antara manusia itu ada yang
tingkatannya sebagai penguasa melebihi penguasa melebihi manusia yang
lain. Dengan kekuasaan yang bertingkat-tingkat itu, setiap manusia diuji
keimanannya, meskipun sekedar menjadi pemimpin terhadap dirinya sendiri.
Para penguasa (pemimpin) itu dituntut untuk mewujudkan kepemimpinan
yang diridhai Allah serta bertanggung jawab dalam mewujudkan ketentraman,
kedamaian, ketertiban dan kesejahteraan hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Dalam firmanya Al-Baqoroh ayat 30 :
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata, mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman,
sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Ayat di atas menjelaskan tentang fungsi utama manusia sebagai
khalifah di muka bumi. Nabi Adam as sebagai manusia pertama di muka bumi
mendapat tugas dari Allah sebagai pemegang amanah kepemimpinan tersebut.
Dari Nabi Adam as, proses kepemimpinan terus berlanjut sampai kepada
keturunan dan cucu-cucu beliau, bahkan sampai saat ini. Dengan demikian,
kepemimpinan merupakan sunatullah yang terus berlaku di muka bumi ini.
Pada intinya pemimpin merupakan seseorang yang mampu menangani
dan bertanggung jawab kepada orang-orang yang dipmpin serta faham apa
saja yang hendaknya dimiliki seorang pemimpin. Adapun kopetensi yang
harus dimiliki oleh pemimpin diantaranya adalah pemimpin yang sesuai
dengan ajaran Islam yang bersifat amanah, memperolehnya dengan benar,
menunaikan dengan baik, kuat, dapat dipercaya (āmīn), pandai menjaga
(hafiḍ) amanahnya, dan berpengetahuan (ālim) tentang tugas
kepemimpinannya. Demikian pernyataan dari para ulama kontemporer bahwa
landasan agama menjadi prioritas utama meski tidak sampai setingkat ulama.
Karena tanpa landasan agama mekanisme politik yang sehat akan
dikapitalisasi untuk kepentingan pribadi, bukan untuk meraih niat dan cita-cita
hakiki.
Sebuah lembaga pendidikan merupakan sebuah lembaga dimana dalam
lingkup tersebut akan memunculkan pengetahuan baru dan mampu
memberikan pengetahuan baru terhadap peserta majlis. Pendidikan sendiri
tidak hanya sebatas formal namun juga pada non formal. Sedangkan
pendidikan Islam, merupakan sebuah majelis dimana didalamnya terdapat
pengetahuan-pengetahuan keagamaan kaitanya islam maupun norma-norma
serta etika Islam dalam proses pembelajaranya.
Pada sebuah lembaga sekolah pemimpin diduduki oleh kepala sekolah
yang bertanggung jawab serta membimbing dalam sebuah lembaga
pendidikan. Dalam kaitanya kepemimpinan islam seorang kepala sekolahn
bukan hanya mampu memimimpin namun wajib memiliki criteria
kepemimpinan dalam prespektif islam yakni melaksanakan tanggung
jawabnya dengan benar sebagaimana sikap amanah dalam mengemban
kepemimpinanya. Bertanggung jawab dalam segala hal yang diperbuat
maupun diperbuat bawahanya, serta melaksanakan tugasnya dengan menganut
syariat-syariat Islam.
Sebuah lembaga pendidikan yang dalam pembelajaranya mengajarkan
serta menanamkan etika-etika islam tentunya diproses menggunakan asas-asas
keislaman, dengan demikian perlu adanya seorang yang mampu dam
memahami kaidah-kaidah keislaman yang lebih untuk memimpin sebuah
lembaga pendidikan.
Simpulan
Pemimpin hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk
memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya denganmenggunakan
kekuasaan. Kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh
seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menunutun,
menggerakan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu
dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian tujuan-tujuan
tertentu.
Menurut G. R. Terry yang dikutif Maman Ukas, bahwa pendapatnya
membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu :Tipe kepemimpinan pribadi,
Tipe kepemimpinan non pribadi, Tipe kepemimpinan otoriter, Tipe
kepemimpinan demokratis, Tipe kepemimpinan paternalistis, Tipe kepemimpinan
menurut bakat. Sedangkan dalam pandangan Islam seorang pemimpin harus
mempunyai beberapa sifat yang ada dalam ketauladan pada Nabi kita Muhammad
SAW, seorang pemimpin yang muslim dan mu’min harus mempunyai 4 (empat)
sifat utama kekuatan akhlaq Rasul dan Nabi kita Muhammad SAW yaitu : 1)
Siddiq, 2) Tabligh, 3) Amanah dan 4) Fathonah.

Pada sebuah lembaga sekolah pemimpin diduduki oleh kepala sekolah


yang bertanggung jawab serta membimbing dalam sebuah lembaga pendidikan.
Dalam kaitanya kepemimpinan islam seorang kepala sekolahn bukan hanya
mampu memimimpin namun wajib memiliki criteria kepemimpinan dalam
prespektif islam yakni melaksanakan tanggung jawabnya dengan benar
sebagaimana sikap amanah dalam mengemban kepemimpinanya. Bertanggung
jawab dalam segala hal yang diperbuat maupun diperbuat bawahanya, serta
melaksanakan tugasnya dengan menganut syariat-syariat Islam.
Daftar Pustaka
Atabik Ali. 1998. Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, Yogyakarta: Multi Karya
Grafika,
Bramastyo Dhieka Anugerah, Kriteria Pemimpin Dalam Islam
Hadari Nawawi. 1993. Kepemimpinan Menurut Islam, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Maman Ukas. 1999. Konsep Pemimpin, Bandung : Ossa Promo
Nanang Fattah. 1996. Manajemen Pendidikan, Bandung : Rosdakarya,
Seokarto Indra Fachrudi dkk. 1983. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan 
Surabaya: Usana Offset Printing.
Wordpress (On-line), 23 Mei 2011, Kepemimpinan, Manajemen, Administrasi,
dan Organisasi Pendidikan, (On-line) (http://www.wordpress.com),
diakses pada Jum’at, 9 Oktober 2017.

Anda mungkin juga menyukai